Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Pendampingan Wirausaha

Kursus Menjahit

Meskipun saat ini bisnis jasa menjahit (taylor) kurang menggembirakan karena persaingan dengan industri
konveksi yang membuat baju secara besat besaran, namun menjalankan Wirausaha Kursus Menjahit masih
memiliki peluang bagus dan ternyata banyak peminatnya. Hal ini terkait terkait dengan kebutuhan tenaga
kerja untuk industri konveksi yang bergerak dalam pembuatan baju untuk melayani berbagai pesanan baju
seragam; misalnya : baju seragam sekolah, baju seragam karyawan, baju seragam militer, baju seragam
polisi, baju seragam olahraga, dan baju seragam lainnya. Secara umum industri konveksi mencari tenaga
kerja yang terampil, berpengalaman, dan bersertifikat. Kondisi ini mendorong para pencari kerja dibidang
industri konveksi terutama wanita meluangkan waktu dan biaya untuk mengikuti kursus menjahit.

Pembuatan baju di industri konveksi sudah menggunakan mesin canggih dan beberapa menggunakan
sistem otomasi, namun ternyata tetap masih mebutuhkan tenaga kerja terampil dibidang menjahit untuk
menjalankan mesin mesin tersebut. Selain itu dibeberapa daerah binis jasa menjahit (taylor) masih memilki
pasar, masih ada masyarakat yang membutuhkan jasa tukang jahit; misalnya : untuk membuat baju untuk
acara acara khusus (pernikahan, wisuda, dll.), juga untuk perbaikan baju, mengecilkan ukuran, memasang
kancing, memasang atribut, dll. Bahkan beberapa factory oulet dan butik juga membutuhkan tukang jahit
terampil untuk memenuhi permintaan pelanggan dalam hal menyesuaikan baju yang dibelinya.

Dengan memilki pengalaman dan pengetahuan tentang jahit menjahit atau kita pernah mengikuti kursus
menjahit sampai lulus dan bersertifikat, maka kita sudah bisa menjalankan Wirausaha Kursus Menjahit dan
keadaan akan lebih baik apabila ditambah dengan pengetahuan tentang proses pembelajaran, pendidikan
dan pelatihan termasuk tentang kompetensi dan standard kompetensi. Cara yang lainnya adalah dengan
bergabung atau menggandeng LPK Menjahit yang sudah establish dan kita mengajukan proposal untuk
membuka cabang didaerah yang baru.

1. TEMPAT USAHA
Tempat usaha bisa dilakukan di rumah sendiri misalnya dengan memodifikasi garasi atau membangun
khusus disamping rumah. Namun beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain : mudah dijangkau, ada
akses kendaraan umum, tidak menggangu lingkungan dan sebaliknya lingkungan mendukung proses
pembelajaran.
1.1. RUANG KELAS
Ruang Kelas dibutuhkan untuk proses pembelajaran teori, beberapa Keterampilan Menjahit tidak
dilengkapi dengan Ruang Kelas, sebenarnya Ruang Kelas selain berfungsi untuk pembelajaran juga untuk
mengisolasi siswa dari perlatan dan material praktikum sehingga lebih konsentrasi dalam pembelajaran
konsep dan teori. Pembelajaran teori dan konsep tidak akan berjalan efektif apabila dilakukan di ruangan
praktikum, karena konsentrasi siswa akan terbagi. Sediakanlah Ruang Kelas yang memadi dapat
menampung sejumlah siswa (misalnya 10 orang) dilengkapi tempat duduk, meja, dan perlatan
pembelajaran. Ruang Kelas akan digunakan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang jahit
menjahit, teknik dan metoda menjahit, tata-busana, jenis kain, ragam produk jahitan yang baik, jenis jenis
mesin, dll.
1.2. RUANG PRAKTEK
Ruang Praktek akan dilengkapi dengan peralatan jahit menjahit; seperti : mesin jahit, mesin obras, mesin
neci, meja pembuatan pola, meja potong bahan, dll. Ruangan ini diperuntukan pembelajaran praktikum
jahit menjahit, mulai dari pembuatan pola, memotong bahan, menjahit, mengobras, bordir, neci,
pembuatan baju dan produk jahitan lainnya. Ruang Praktek sebaiknya didesain agak luas sehingga jarak
antar siswa memadai karena umumnya di ruangan ini terjadi perbincangan antar siswa yang cukup rame,
bahkan mungkin akan timbul beberapa siswa bergosip. Ada baiknya pabila ruangan ini dirancang dengan
lay out industri konveksi sehingga menjadi pembelajaran lain untuk siswa ketika mereka nantinya bekerja
d industri konveksi.
1.3. ETALASE-TOKO
Etalase-Toko akan digunakan sebagai tempat untuk memajang dan menjual produk jahitan yang dibut oleh
siswa peserta kursus menjahit. Setiap produk jahitan yang dibuat oleh siswa diperiksa kualitasnya dan
apabila cukup memenuhi syarat maka bisa dipajang dan dijual. Apabila ada produk jahitan buatan
seseorang siswa maka diinformasikan kepada siswa yang bersangkutan kemudian diupayakan agar dia
mendapat insentif. Kondisi seperti ini akan memberikan motivasi kepada siswa peserta kursus untuk
belajar dan praktek dengan lebih serius dan lebih keras lagi untuk menghasilkan produk yang layak dijual.

2. PERALATAN
2.1. PERALATAN MENJAHIT
Perlatan Menjahit adalah semua jenis peralatan yang akan dibutuhkan untuk pembelajaran praktikum jahit
menjahit yang akan mengisi Ruang Praktek; antara lain : mesin jahit, mesin obras, mesin neci, mesin
bordir, perlatan pembuatan pola, peralatan pemotongan bahan, gunting, penanda, dll. Pilihlah mesin jahit
yang sudah menggunakan motor listri namun bukan mesin jahit yang otomatis karena untuk pembelajaran
ternyata lebih baik menggunakan yang manual. Di sekitar mesin jahit juga sebaiknya disediakan beberapa
laci atau lemari kecil untuk penyimpanan bahan, peralatan atau produk masing masing peserta kursus.
2.2. PERALATAN PEMBELAJARAN
Peralatan Pembelajaran yang dimaksud adalah perlatan yang akan melengkapi Ruang Kelas; seperti
misalnya : Papan Tulis dan perlengkapannya, Flipchart, dan bila perlu LCD Overhead Projector, namun
alat yang satu ini harganya masih mahal. Pada jaman sekarang ini video juga dijadikan media
pembelajaran, maka alangkah baiknya bila Ruang Kelas dilengkapi dengan perangkat video yang sekarang
ini harganya tidak terlalu mahal. Pebelajaran teori dari modul kemudian dilanjut dengan turial video
ternyata cukup efektif dan efisien.
2.3. PERALATAN LAINNYA
Peralatan lainnya misalnya adalah peralatan yang terkait dengan promosi dan pemasaran, spanduk,
kendaraan, dll. Juga perlatan yang terkait dengan penjualan produk jahitan di Etalase-Toko; seperti
misalnya : Hanger Baju, Lemari Pajangan Baju, Peralatan Packaging Produk Jahitan, dll. Peralatan lainnya
yang harus disiapkan antara lain adalah tempat benang, jarum mesin jahit, jarum jahit manual, tempat
jarum, gulungan benang, selongsong jari pelindung dari jarum, alat untuk memasukan benang ke lubang
jarum, penisik, jarum pentul, meteran, tempat penyimpanan pola, dll.

3. BAHAN BAHAN
3.1. BAHAN BAKU
Bahan baku yang dimaksud adalah bahan baku yang akan digunakan untuk pembelajaran kursus menjahit
baik itu dalam hal teori maupun praktikum. Bahan baku yang dibutuhkan untuk pembelajaran adalah
Kurikulum Silabus dan Modul Kursus. Modul Kursus umumnya terdiri dari Teori, Soal, Jobsheet untuk
Praktikum. Modul Kursus bisa dibuat dengan bantuan Instruktur dan berpanduan pada Kurikulum dan
Silabus. Bahan baku lainnya yang mutlak adalah material yang akan digunakan untuk praktikum dan ini
biasanya dicantumkan dalam Jobsheet Praktikum; misalnya : Kain berbagai jenis dan motif, Benang
berbagai warna dan ukuran, Kertas Pola, dll. Hal penting yang harus diperhatikan adalah tentang jumlah
bahan baku untuk praktikum dihitung per siswa yang mengikuti praktikum.
3.2. BAHAN TAMBAHAN
Bahan tambahan yang akan dibutuhkan adalah bahan selain bahan baku utama; misalnya seperti : kancing;
resleting, asesories baju, renda, dll. Beberapa bahan tambahan lain yang akan dibutuhkan dalam
pembelajaran praktek bisa saja dibebankan kepada masing masing siswa peserta kursus. Namun perlu
diingat bahwa peserta kursus juga diminta pembayaran biaya kursus, sehingga pembebanan bahan
tambahan jangan sampai memberatkan kepada peserta.
3.3. ATK
ATK adalah singkatan dari Alat Tulis dan Kamtor, umumnya adalah kertas, alat tulis seperti : spidol,
ballpoint. pensil, pensil atau kapur khusus untuk kain, tinta printer, dll. ATK akan dibutuhkan karena inti
bisnis ini adalah pembelajaran. Bila kita akan menerbitkan sertifikat untuk kelulusan siswa, maka akan
dibutuhkan kertas khusus untuk sertifikat, demikian juga dengan pembuatan modul kursu dan jobsheet
akan dibutuhkan kertas.

4. KARYAWAN-SDM
4.1. INSTRUKTUR
Instruktur merupakan tenaga kerja atau karyawan unggulan dan harus diupayakan memilki talenta,
pengalaman dan pengetahuan yang memadai tentang menjahit, modeling, industri konveksi. Tugas dan
tanggung jawab Instruktur adalah menjalankan dan memimpin proses pembelajaran baik teori maupun
praktek. Bersama sama dengan Organizer menyusun Modul Kursus dengan berpatokan pada Kurikulum
dan Silabus yang telah ditentukan. Instruktur akan memilki waktu terbanyak untuk interaksi dengan siswa
peserta kursus, sehingga mereka harus memilki interpersonal dan communication skill yang memadai.
4.2. ADMINISTRASI
Petugas administrasi akan bertugas dan bertanggung jawab terhadap administrasi dibidang jahitan;
pengadaan bahan, penyimpanan, pencatatan penggunaan, pemeliharaan mesin, administrasi mesin,
memeriksa kesiapan mesin jahit, dll. Petugas administrasi juga akan memilki tanggung jawab terhadap
produk jahitan, misalnya dalam hal memeriksa produk jahitan, mengirimkan produk jahitan yang
memenuhi syarat ke etalase-toko, dll.
4.3. ORGANIZER
Organizer akan bertugas dan bertanggung jawab terhadap administrasi pembelajaran dan melayani
kebutuhan Instruktur dalam proses pembelajaran. Berkomunikasi dengan Instruktur dan Petugas
Administrasi dalam hal pembelajaran praktikum tentang kesiapan bahan, mesin, dan jobsheet, dll.
Organizer juga bertanggung jawab tentang pembuatan jadwal pembelajaran, jadwal instruktur, kurikulum
silabus, dan beberapa hal yang terkait dengan proses pembelajaran. Dia juga mungkin akan diberi tugas
untuk mengatur program On The Job Training para siswa peserta kursus di industri atau di tempat
konveksi.

5. MODAL, PEMASARAN. IZIN


5.1. MODAL
Modal untuk investasi aktiva tetap harus disediakan karena kursus tidak bisa berjalan bila tempatnya atau
peralatannya tidak tersedia. Sedangkan modal untuk operasional bisa menggunakan dana yang berasal dari
pembayaran biaya kursus dari siswa peserta. Biaya operasional yang cukup dominan antara lain : honor
instruktur, biaya material, dan biaya overhead.
5.2. PEMASARAN
Pemasaran dapat dilakukan dengan penyebaran pamflet dan brosur serta memasang baliho ditempat
strategis, namun hati hati beberapa lokasi menuntut pajak periklanan. Di lokasi dimana orang mencari
lowongan kerja; misalnya di kantor Depnaker juga cukup efektif untuk dipasang pamflet iklan Kursus
Menjahit. Pemasaran juga dapat dilakukan dengan kerjasama melalui ibu ibu PKK dan organisasi
kepemudaan seperti Karang Taruna. Kita juga sebaiknya melakukan pemasaran tentang produk jahitan
yang dihasilkan oleh siswa siswa peserta kursus secara terpisah.
5.3. PERIZINAN
Perizinan untuk LPK (Lembaga Pelatihan Kerja atau Kursus) dapat diurus ke Dinas Pendidikan atau ke
Dinas Tenaga Kerja. Namun apabila tujuannya adalah menyediakan tenaga kerja terampil dibidang
menjahit dan industri konveksi maka akan lebih baik bila perizinan diurus ke Depnaker karena
kelanjutannya akan terkait dengan Sistem Sertifikasi dan Standard Kompetensi Kerja. Bahkan beberapa
LPK akhirnya berkembang menjadi TUK (Tempat Uji Kompetensi) untuk program sertifikasi dari LSP
(Lembaga Sertifikasi dan Profesi) dan BNSP. Akan menjadi nilai tambah tersendiri apabila lulusan
lembaga kursus dilanjutkan dengan uji kompetensi dan sertifikasi dari LSP dan BNSP. Namun apabila
tujuannya adalah pendidikan dan mencerdaskan bangsa maka perizinan dapat diurus ke Dinas Pendidikan,
masing masing memilki kelebihan dan kekurangan; antara lain : dalam hal bantuan pembimbingan,
pembinaan, dll.

6. SISTEM MANAJEMEN
6.1. BISNIS PROSES
Bisnis Proses harus ditetapkan terlebih dahulu disertai dengan timeframe atau durasi waktunya dan dibuat
secara tertulis dengan jelas sehingga dipahami oleh karyawan dan siswa peserta kursus. Misalnya saja :
urusan dimulai dari pendaftaran siswa, dilanjutkan dengan penjelasan kurikulum, pembelajaran teori yang
dikombinasikan dengan praktek, on the job training di luar area (industri konveksi, dll.), masa produksi,
dan ujian kelulusan, wisuda, dst.
6.2. SISTEM PEMBELAJARAN
Sistem Pembelajaran dibuat dengan orientasi pencapaian tujuan peningkatan keterampilan dan kompetensi
siswa peserta kursus dengan kelulusan yang siap bekerja atau brwirausaha sendiri. Pembelajaran meliputi
teori, praktek, on the job training, dan praktikum masa produksi, serta ujian kelulusan.
6.3. SISTEM JAHITAN
Sistem pendidikan, baik itu kursus maupun pelatihan akan menjadi mahal biayanya dan hal ini akan
ditanggung oleh siswa peserta apabila tidak disiasati. Di sisi lain disamping sistem pembelajaran kita harus
membangun sistem produksi dengan tujuan bahwa keuntungan yang diperoleh dikembalikan untuk
membantu biaya pendidikan kursus. Pada saat siswa sudah mulai masuk kedalam tingkatan kompeten
maka mereka diberikan kesempatan untuk praktikum memproduksi jahitan yang terarah dan dikelola
dengan baik; misalnya : produksi seragam sekolah, dll. Dengan cara seperti ini akan diperoleh beberapa
manfaat sekaligus, manfaat peningkatan keterampilan peserta kurus serta manfaat dari sisi produksi.

Anda mungkin juga menyukai