Tulisan ini merupakan penyempurnaan dari makalah penulis yang pernah dipresentasikan
dalam Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 yang diselenggarakan oleh
Laboratorium Administrasi Negara FISIP Untirta, 24-26 Mei 2011
Jurnal Administrasi Negara (JAN)
51
PENDAHULUAN
Saat ini upaya pengembangan egovernment semakin luas dan nyata di
lakukan kalangan birokrasi publik.
Kecenderungan birokrasi publik seperti
departemen, lembaga pemerintah non
departemen,
pemerintah
daerah
propinsi,
kota
dan
kabupaten,
menerapkan
e-government
dalam
sistem tata pemerintahan
sangat
menarik untuk disimak dan dikaji.
Meningkatnya kualitas maupun
kuantitas
instansi
pemerintah
menerapkan e-government dapat dilihat
sebagai bentuk komitmen pemerintah
(pusat atau daerah) dalam upaya
mengantisipasi
perubahan
dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terjadi saat ini serta
untuk mempercepat pembangunan
telematika di Indonesia di masa
mendatang, khususnya pemanfatan
teknologi informasi guna mendukung
reformasi birokrasi dan peningkatan
kualitas pelayanan publik. Kondisi ini
tentu sangat besar pengaruhnya bagi
perbaikan citra birokrasi pemerintah
ditengah maraknya praktek korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang
dilakukan oleh para birokrat serta
pejabat negara. Sebab nilai utama yang
ingin dikejar dari
kehadiran e-
TAHUN
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
Juara I
DIY
Jawa
Timur
DKI
Jakarta
DIY
Jawa
Timur
DIY
DIY
DKI
Jakarta
Juara II
Jawa Barat
Jawa
Barat
Jawa
Barat
Jawa
Timur
DIY
Jawa
Timur
Sulawes
i Utara
Jawa
Timur
Kepula
uan
Riau
DI
Yogyak
arta
DKI
Jakarta
Jawa
Barat
Sulawe
si
Utara
Kalima
ntan
Timur
Riau
Propinsi
Juara II
52
Kabupaten / Kota
Kabupa
ten
Kabupa
ten
Kabup
aten
Jembra
na
Sragen
Sragen
Kota
Surabaya
Kota
Malang
Kota
Surabay
a
Kota
Malang
Juara II
Kota Bogor
Kota
Suraba
ya
Kota
Malang
Website terbaik
KotaYogya
karta
Juara I
Juara II
Kabupaten
Jembrana
Kabup
aten
Jomba
ng
Kota
Jogjaka
rta
Kabupa
ten
Bantul
Kabupa
ten
Sleman
Kabupa
ten
Kebum
en
Kota
Bogor
Kabupa
ten
Kutai
Timur
Kota
Tarakan
Kab.
Kutai
Timur
Kota
Denpas
ar
Kabupa
ten
Berau
Kabupa
ten
Garut
Kabupa
ten
Bontan
g
Prop. DIY,
e-Leadership
Kota
Surabaya
Kabupaten
Jembrana
Kabupa
ten
Sragen
Tulisan
ini
mencoba
mendiskripsikan
beberapa
hal.
Pertama,
Potret
dari
beberapa
Pemerintah daerah baik propinsi
maupun kabupaten atau kota yang
dianggap
berhasil
meningkatkan
kualitas pelayanan publik melalui
pemanfaatan teknologi informasi atau
e-government. Pemda tersebut antara
lain
Propinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta, Kabupaten Jembrana, Kota
Surabaya, Kabupaten Sragen dan Kota
Yogyakarta. Kedua, Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Keberhasilan
Pengembangan e-government dalam
mendukung
Peningkatan
Kualitas
Pelayanan Publik
KONSEPSI PENGEMBANGAN EGOVERNMENT
Di
lingkungan
pemerintahan
Tehnologi Informasi atau TI sudah
lama digunakan untuk mendukung tata
laksana pemerintahan. Pemanfataan TI
dimaksud
pada
awalnya
hanya
Jurnal Administrasi Negara (JAN)
digunakan
sebagai
otomatisasi
manajemen perkantoran. Hal ini terus
berkembang seiring dengan kemajuan
TI, sehingga dikenal Sistem Informasi
Manajemen Pemerintahan yang tidak
hanya melakukan otomatisasi namun
sudah mampu memberikan masukan
bagi eksekutif dalam pembuatan
keputusan. Pada tahap ini berkembang
Jaringan Komputer Lokal (Local Are
Network/LAN) dan basis data (database)
yang dimiliki oleh unit-unit organisasi
pemerintahan. Setidaknya ada dua
kelemahan yang menjadi ciri dari
pemanfatan TI oleh instansi pemerintah
pada masa ini. Pertama, munculnya
pulau-pulau informasi (islands of
information) yang satu dengan lainnya
tidak saling terhubung, meski semuanya
berada pada saetu departemen yang
sama. Dampak negatif dari pulau-pulau
informasi adalah adanya duplikasi data
dan
aplikasi
yang
sebetulnya
merupakan pemborosan belanja negara.
Kedua, fokus perhatian dari Sistem
53
penyedian
untuk
pengguna
(misal.berita )
informasi
Kompleksitas
57
Antar warga
masyarakat
(C2C)
Warga
Warga
Business to
Customers
(B2C) : terasa
lebih dekat
Pemerintah
Pemerinta
Government
to Business
(G2B)
Bisnis
Business to
business
(B2B): trankasi
antar
bisnis lebih
efisien
Bisnis
Sumber :Djunaedi, Achmad, 2003. Beberapa Pemikiran Penerapan EGovernment dalam Pemerintahan Daerah di Indonesia, hal.2)
58
5.
sebagainya)
untuk
saling
berkomunikasi
dan
berkontribusi
terhadap
peningkatan
kualitas
pendidikan
di
DIY.
Gerbang
Pembelajaran
ini
diintegrasikan
dengan DIY Regional Library
Network yang sudah dikembangkan
dan akan diintegrasikan dengan
national and international learning
exchange.
Kedua, Layanan Unggulan Bidang
Perindustrian
dan
Perdagangan.
Pemerintah memberdayakan UKMK
(Usaha Kecil Menengah dan Koperasi)
dengan bertindak sebagai mediator atau
konsultan bisnis yang menggerakan
sendi-sendi
bidang
industri,
perdagangan dan jasa di DIY. Fungsi
mediator ini direpresentasikan melalui
layanan DIY Small and Medium
Business Development Center, yang
diharapkan mampu menarik dunia
usaha (investor, pembeli, distributor,
retailer, dan lain-lain) serta mampu
mendorong UKMK agar cepat tanggap
terhadap dinamika bisnis.
Tahun 2008 pengembangan DGS
diorientasikan pada Bidang Kesehatan
dan Bidang Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. DGS bidang kesehatan
yang dihasilkan saat ini bersifat
informatif kepada masyarakat dan
layanan interaktif untuk layanan
registrasi online tenaga kesehatan.
Layanan unggulan bidang kesehatan
dapat dipahami bahwa Dinkes Propinsi
DIY berperan sebagai pusat informasi
kesehatan (Health Information Center);
sebagai penyedia informasi yang
terpercaya (reliable) dan capable untuk
memetakan
kondisi
kesehatan
masyarakat;
melakukan
analisa
kesehatan berdasarkan data yang
komprehensif dari semua unit-unit
kesehatan; melakukan pemantauan dan
pengendalian
masalah
kesehatan
melalui Health Monitoring System dan
Konsultan kesehatan bagi masyarakat,
Jurnal Administrasi Negara (JAN)
63
No.
Peringkat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
September
2007
Mei 2007
Dinas Dituju
Jumlah
Dinas Dituju
Jumlah
Kimpraswil
Humas & Info
Pendidikan
Perijinan
Lain-lain
Ketertiban
Naker/Kepegawaian
Sosial
Perhubungan
Pariwisata
15
12
9
7
5
3
3
3
2
2
11
10
10
7
6
4
3
2
2
1
62
56
69
implementasi
e-Government
di
Indonesia. Menurut Prasojo (2008)
beberapa program yang telah berhasil
dilakukan antara lain Pemerintah
Kabupaten
Sragen
melaksanakan
berbagai program seperti pembangunan
jaringan pemerintahan secara online
dengan
perangkat
wireless,
pengoperasian sampai ke tingkat
desa/kelurahan
dalam
rangka
memperlancar hubungan komunikasi di
lingkungan pemerintah kabupaten;
pembangunan data kependudukan sipil
secara elektronik dengan menggunakan
single identity number, serta dengan
mengembangkan mekanisme pemilihan
kepala desa secara elektronik.
Penerapan
e-government
di
Kabupaten Sragen didukung adanya eLeadership yang kuat, inovasi dan
upaya terus menerus dilakukan untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan
melalui
teknologi
informasi.
Perkembangan
pesat
teknologi
informasi di Kabupaten ini terlihat dari
maraknya dunia virtual di lingkungan
masyarakat melalui aplikasi remote
Jaringan Global se Kabupaten Sragen
(NAGIOS), siaganya Internet dan
intranet online 24 jam di semua satker,
dan Website Kabupaten Sragen yang
interaktif.
Simangunsong (2010) berpendapat
bahwa
Kabupaten
Sragen
mengembangkan One Stop Service
(OSS). OSS Center adalah sebuah
institusi yang memberikan dukungan
pengembangan satuan kerja layanan
perijinan terpadu atau lebih dikenal
dengan istilah One Stop Services
disingkat OSS. OSS Center mendukung
terwujudnya inovasi layanan perijinan
terpadu
didaerah
yang
pada
kenyataannya
masih
memiliki
keterbatasan untuk mengembangkan
pelayanan perijinan terpadu secara
prima.
72
Propinsi
Yogyakarta
Pemkot
Yogya
Pemkot
Surabaya
Kabupaten
Jembrana
Kabupaten
Sragen
73
PENUTUP: FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN
PENGEMBANGAN
PENINGKATAN KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK MELALUI
E-GOVERMENT
Belajar dari keberhasilan beberapa
Pemda di atas, maka paling tidak ada 4
faktor
dominan
yang
menjadi
pendukung keberhasilannya yaitu :
Adanya political will Kepala Daerah
Political will dan Komitmen dari
kepala daerah sebagai pimpian tertinggi
birokasi di daerah untuk melaksanakan
program. Di mulai dengan membangun
kesamaan visi, misi dan tujuan dengan
aparat birokrasi, kepercayaan dan
keterlibatan
birokrasi
dalam
pelaksanaan
program
sangat
menentukan. Artinya komitmen politik
kepala daerah saja tidak cukup tanpa
dukungan dan motivasi aparat biokrasi
untuk melaksanakan program tersebut.
Apalagi jika terdapat sejumlah orang
dalam
internal
birokrasi
yang
kontraproduktif terhadap gagasan dan
pelaksanaan program.
Belajar
dari
Kota
Surabaya
menerapkan aplikasi e-procurement,
program ini lahir berkat kemauan yang
keras dari Walikota Surabaya Bambang
Dwi Hartono. Meskipun awalnya
mendapat tentangan yang keras dari
sejumlah kalangan, termasuk sebagian
pimpinan
di
pemerintah
pusat,
Bambang Dwi Hartono jalan terus. Kini
aplikasi yang dikembangkan Kota
Surabaya itu ditiru oleh banyak
lembaga pemerintahan daerah lainnya.
Adanya blue print atau master plan
pengembangan e-government.
Kaitan antara tata kelola proyek egovernment dengan perencanaan. Ini
setidaknya tercermin dari blue print
Jurnal Administrasi Negara (JAN)
atau master plan pengembangan egovernment. Artinya proyek-proyek egovernment yang dikembangkan tidak
asal-asalan, tapi memang sesuai
tahapan dan merujuk pada master
plannya. Propinsi DIY punya Pergub
Nomor 42 Tahun 2006 tentang
Blueprint Jogja Cyber Province, Kota
Surabaya Perwako Nomor 30 Tahun
2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Pemerintah
dengan
Sistem
Eprocurement, Kota Yogyakarta punya
Perwako Nomor 78 Tahun 2007 tentang
e-Government. Dengan adanya blue
print tersebut berbagai program
pengembangan e-gevernment dilakukan
secara lebih terarah, dapat diukur
tingkat keberhasilannya
sehingga
program tersebut sustainability lebih
terjamin.
Manajemen Perubahan
Memang tidak mudah melakukan
perubahan, sebab acapkali upaya
perbaikan yang dibuat bukannnya
mendapat dukungan tapi malah
memperoleh perlawanan baik dari luar
maupun dalam organisasi. Belajar dari
cara Bupati Jembrana I Gede Winasa
dalam
menerapkan
manajemen
perubahan, ia terpaksa menerapkan
tangan besinya. Bupati menuntut agar
setiap
karyawan
di
Kabupaten
Jembrana mampu mengoperasikan
komputer. Jika tidak ia meminta
karyawannya mundur.
Sementara dalam implementasi eProcurement di Kota Surabaya
misalnya
dilakukan
melalui
pemaksaan
agar
semua
unit
organisasi menggunakan aplikasi ini
untuk urusan pemerintahan. Pemaksaan
dalam tanda kutip ini juga mencakup
perlindungan dari top management jika
jajaran middle management di internal
pemkot ternyata saling bergesekan
atau digesek dengan sengaja dari luar
74
75
DAFTAR PUSTAKA
Anwaruddin, Awang (2008). Best Practices Keberhasilan e-leadership. Diakses
pada
29
April
2011
dari
http://www.e-capacitybuilding.info/ecb5/index.php?option=com_content&task=view&id=46&Ite
mid=53.
Darmawan, Ikhsan. 2011. E-government : Studi Pendahuluan di Kabupaten
Sragen. Proseding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE
FISIP Untirta, Serang Banten, 24-25 Mei 2011.
Djunaedi, Achmad. (2006). Pengalaman Pengembangan Digital Government
Services di Pemerintah Propinsi DIY, Prosiding Konferensi Nasional
Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia, ITB, Mei 2006,
Bandung.
-----------------------, 2003. Beberapa Pemikiran Penerapan e-Government dalam
Pemerintahan Daerah di Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional E-Government dan Workshop Linux, diselenggarakan oleh FMIPA
UGM, Yogyakarta, 30 Okober 2002.
Dwiyanto, Agus. Revitalisasi Pemerintahan Melalui E-Government. Makalah
disampaikan pada Lokakarya Nasional Strategi dan Tahapan Implementasi
E-Government Untuk Pemda, yang diselenggarakan oleh Gama Technocamp
UGM, Yogyakarta, 9 - 11 Oktober 2003.
Erizal, Roswiani, Ani (2009). Pemanfaatan Model Strategic Alignment untuk
Penentuan Layanan Unggulan Digital Government Service Bidang
Kesehatan Pada Pemerintah Daerah Propinsi DIY,Makalah Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Juni 2009, Yogyakarta. Diakses
pada
5
Juni
2010
dari
http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1215/1012
Erizal. (2008). Digital Government Service Bidang Kesehatan, Executive
Summary.Diakses
pada
10
Mei
2011
dari
http://www.pilarsolusi.com/files/Executive_Summary_DGS_Bid_Kesehatan
.pdf
HM, Jogiyanto. Kesuksesan Penerapan E-Government, Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Peluang dan Tantangan e-Government di Era Otonomi
Daerah, Yang diselenggarakan oleh Dalam Rangka Dies Natalis 48 FE
UGM, Yogyakarta, 18 September 2003.
Indrajit, Richardus Eko, 2002. Electronic Government, Strategi Pembangunan dan
Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Tehnologi Digital.
Yogyakarta : Andi.
Kumorotomo, Wahyudi. (2008). Pengembangan E-government untuk Peningkatan
Transparansi Pelayanan Publik : Studi Kasus UPIK di Pemkot Jogyakarta
dan E-procurement di Pemkot Surabaya. Makalah KAN Juni 2008 , UGM,
Jogjakarta.
Diakses
pada
4
Agustus
2009
darihttp://kumoro.staff.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/2008/06/pengembanga
n-e-government dalam-peningkatan-transparansi-pelayanan-publik.pdf
Koswara, Engkos. E-government berbasis Open Source dan Kisah Keberhasilan
Jembrana, Diakses pada 29 April 2011 dari http://www.untan.ac.id/?p=223
76
77