PENDAHULUAN
1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di
kalangan remaja.
1.3.2. Untuk mengetahui penyebab generasi muda kurang bangga
menggunakan bahasa Indonesia baku dalam berkomunikasi.
1
1.4.Manfaat
1.4.1 Membuat Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat digunakan
dalam berkomunikasi sehari-hari.
1.4.2. Mendorong serta menggalakkan pembinaan terhadap kaum muda
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1.4.3. Meningkatkan rasa kebanggaan memiliki dan menggunakan bahasa
Indonesia dalam berbagai keperluan dan manfaatannya yang
menjangkau seluruh lapisan, kelompok, dan golongan dalam
masyarakat Indonesia.
1.4.4. Menghindari penggunaan bahasa asing secara berlebihan atau di luar
garis ketentuan dan kebijakan yang telah ditentukan.
1.4.5. Meningkatkan frekuensi membiasakan penggunaan bahasa Indonesia
dalam segala kegiatan, baik resmi maupun tidak resmi.
1.4.6. Melestarikan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan cara
menggunakan nya dalam percakapan sehari-hari, sehingga orang-
orang di sekitar kita dapat ikut serta dalam berbicara dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sering dan senang menggunakan bahasa gaul daripada bahasa resmi. Menurut
mereka bahasa gaullebih nyaman, dan cocok digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, remaja masa kini menganggap penggunaan bahasa resmi terlalu
kaku dan monoton.
Bahasa berperan meliputi segala aspek kehidupan manusia, salah satunya
adalah untuk memperlancar proses sosial manusia. Seperti yang
dikatakanNababan (2000:34) “Bahasa adalah bagian dari kebudayaan, dan
bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana yang
kita kenal sekarang ini.” Bahasa tidak hanya berperan sebagai alat untuk
bersatu. Tetapi juga sebagai alat adaptasi sosial dimana Indonesia memiliki
bahasa yang majemuk. Kemajemukan ini membutuhkan satu alat sebagai
pemersatu keberseragaman tersebut yaitu bahasa Indonesia.
Masa muda adalah suatu fase dalam siklus kehidupan manusia yang
berproses menuju perkembangan dan perubahan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Koentjaraningrat (1997:120) yang menyebutnya sebagai “daur hidup”
yang memiliki makna sebagai beberapa bentuk kehidupan yang akan dilalui
oleh setiap individu. Contohnya masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja,
masa pubertas, masa sesudah menikah, masa kehamilan, masa lanjut usia dan
lain-lain. Sebagaimana dikatakan oleh Taufik Abdullah (1974) bahwa
“kehadiran generasi muda bukan semata-mata gejala demografis, tetapi juga
gejala sosiologis dan histories yang memandang generasi muda tidak hanya
mengisi sebuah episode generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat,
tetapi merupakan subjek potensial bagi sebuah perubahan pada komunitas itu
sendiri.” Generasi muda yang sangat berpengaruh bagi perkembangan dan
perubahan bangsa Indonesia seharusnya dapat menjadi generasi yang ikut dalam
melestarikan budaya bangsa. Salah satunya budaya berbahasa yang baik dan
benar. Tidak hanya dalam berkomunikasi sehari-hari, melainkan juga dalam
berkomunikasi di dalam dunia maya.
4
2.2 Hilangnya Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Wacana tentang menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa
internasional ternyata tidak diikuti dengan semangat masyarakat Indonesia
terutama generasi muda sebagai penerus untuk menggunakan bahasa
Indonesia. Selain itu, tidak adanya semangat masyarakat Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia dapat dilihat dengan hilangnya fungsi Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas
nasional, alat pemersatu bangsa, dan alat perhubungan antardaerah,
antarwarga dan antarbudaya.
Hilangnya fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, juga
dipengaruhi oleh masyarakat Indonesia yang terlalu meremehkan bahasa
Indonesia terutama kalangan remaja. Para remaja yang meremehkan bahasa
Indonesia, dapat dilihat dari jarangnya orang tua yang mau memberikan
pelajaran tambahan bahasa Indonesia pada anaknya. Mereka lebih memilih
mengeluarkan uang untuk pelajaran bahasa asing, atau orang tua lebih
membiasakan anak-anaknya untuk berbahasa asing dalm kehidupan sehari-
hari.
5
benar membutuhkannya demi kelancaran pekerjaan mereka. Namun, seiring
perkembangan zaman, handphone telah dimiliki oleh semua kalangan baik
yang benar-benar membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan tak
terkecuali para remaja. Kini handphone bukan lagi sekadar alat
berkomunikasi, tetapi handphone juga merupakan alat untuk mencipta dan
menghibur dengan suara, tulisan, gambar, dan video. Para remaja sekarang
berlomba-lomba untuk memiliki handphone karena handphone bukan hanya
merupakan alat berkomunikasi, namun juga di kalangan remaja handphone
sekaligus sebagai gaya hidup, hal yang membuming, dan praktis. Selain itu,
perkembangan pesat beberapa teknologi komunikasi lainnya seperti Internet
berhasil memengaruhi para remaja. Sekarang internet tidak hanya sekadar
teknologi untuk berbagi data pengirimane-mail,g-mail, dan lain-lain. Namun,
internet juga menawarkan berbagai situs yang menyediakan berbagai hal
seperti jejaring sosial yang sangat populer di kalangan remaja. Jejaring social
ini memungkinkan remaja untuk berkomunikasi dengan orang lain di daerah
lain atau di negara lain. Bahasa yang digunakan oleh para remaja sangatlah
beragam. Mulai dari bahasa gaul dan bahasa asing yang dipadukan dengan
bahasa Indonesia sehingga, dalam berbahasa, remaja cenderung
mengguanakan bahasa yang informal.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat
dapat membuat pergeseran pada bahasa Indonesia. Dilihat dari kenyataan ini,
menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
beberapa dampak yang negatif.Dampak Negatif perkembangan bahasa
Indonesia yang ditimbulkan akibat dari perkembangan teknologi yaitu :
a. Mempengaruhi Pola Berpikir
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan
memiliki rasa ingin tahhu yang tinggi, serta menyukaihal-hal baru.
Terutama dengan berbagai perubahan pada berbagai peralatan
6
elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola berpikir
masyarakat. Misalnya pada kalangan remaja dengan adanya
internet,anak-anak sekarang ini senang bermain jejaring sosial seperti
facebook, twitter, blogger, instagram, dan lain-lain. Dengan adanya
jejaring sosial tersebut, terkadang melalui jejaring sosial tersebut para
remaja banyak mengggunakan bahasa gaul sehingga tidak lagi
memperhatikan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
b. Hilangnya Budaya Tradisional
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan tradisional.
Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis
online daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari
sering membuat anak lupa waktu dan tidak tertarik pada pelajaran
sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya
tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif. Dan
seharusnya orangtua ikut mengawasi anak-anaknya dalam segala
pergaulan.
7
benar. Padahal sebaiknya sebagai generasi muda, kita yang seharusnya bangga
menggunakan bahasa tersebut. Selain itu, dengan menunjukkan bahwa kita
bangga menggunakan bahasa Indonesia, kita dapat menjadi generasi muda
yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Walaupun kita tidak akan
menggunakannya dengan sangat baik dan selalu menggunakan kaiddah yang
ada, tidak ada salahnya jika kita sering menggunakan bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam kegiatan perkuliahan, terkadang
dalam forum resmi seperti diskusi kita menggabungkan bahasa Indonesia
dengan dialog bahasa daerah atau bahasa gaul yang seharusnya menggunakan
bahasa Indonesia seutuhnya.
Perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap
eksistensi bahasa Indonesia. Disinilah perlunya menyikapi penggunaan bahasa
Indonesia lewat pengajaran di setiap tingkat pendidikan.
8
internasional karena kecendikiawan dan kemahiran penuturnya berbahasa.
Tetapi bagaimana bahasa Indonesia bisa berpeluang menjadi bahasa
Internasional, bahasanya saja amburadul. Bahasa di Kamus Besar Bahasa
Indonesia dengan bahasa yang dipakai generasi muda sudah sangat jauh
berbeda.
Kesalahan dalam berbahasa ini sudah seharusnya menjadi
permasalahan yang harus cepat diselesaikan. Jika tidak, lalu bagaimana
dengan nasib bahasa Indonesia ini di masa depan? Maka dari itu, semestinya
pemerintah harus mulai bergerak untuk menyelesaikan masalah yg dianggap
sepele namun sangat penting ini.
Solusi yang bisa diambil misalnya, dengan lebih memperdalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar sejak pendidikan usia dini dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Harus ada kegiatan yang
terus menerus dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia baku di
kelompok-kelompok besar seperti birokrasi atau partai-partai politik,
ekonomi, militer, maupun dunia akademik atau pendidikan
Dengan itu, masyarakat akan belajar dan memakai bahasa Indonesia
sesuai dengan EYD secara efektif. Meminimalisir adanya kata yang jelas-jelas
salah namun masih terus dipakai. Terus-menerus mempromosikan dan
membenarkan bahasa yang salah melalui media masa seperti koran, majalah,
maupun televisi. Walaupun media masa memerlukan bahasa yang santai agar
mudah diserap oleh masyarakat, namun penggunaan bahasa Indonesia yang
baku tidak boleh dikesampingkan. Membuat program bahasa Indonesia di
sekolah-sekolah, program ini harus dibuat sedemikian rupa agar siswa tertarik
untuk mengikuti program itu seperti dengan hiburan, lelucon yang seru yang
dapat membuat siswa bersemangat menggunakan bahasa Indonesia baku
sebagai bahasa kesehariannya. Bukan hanya para siswa, para guru pun harus
bisa mengajar dengan bahasa Indonesia yang baku. Karena sudah sering
melihat dan merasakan sendiri bahwa guru-guru sekarang sudah jarang ada
9
yang menggunakan bahasa yang baku dalam mengajar. Dengan alasan ‘agar
lebih santai’, para guru lebih memilih bahasa informal pada setiap ia mengajar
daripada bahasa baku yang lebih formal. Padahal, pendidikan merupakan
faktor utama dalam pengembangan bahasa dan pengembangan pola pikir
siswa sebagai generasi penerus.
Dengan begini, masyarakat Indonesia tidak akan ketinggalan zaman
hanya karena terus berbahasa Indonesia. Mereka memang dituntut untuk
mengikuti perkembangan zaman, namun tidak untuk sekedar ikut-ikutan dan
dengan mudah mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari. Kalau bangsa
Indonesia terus-menerus hanya menjadi penerima apa yang negara lain buat,
maka negara ini akan susah untuk maju. Oleh karena itu, kita harus bangga
karena mempunyai bahasa sendiri yang dapat menjadikan negara Indonesia
sebagai negara yang kreatif dalam memunculkan bahasa baru daripada hanya
mengambil bahasa asing lalu memakainya begitu saja tanpa menyaringnya
terlebih dahulu. Dengan mempunyai bahasa sendiri, maka rahasia-rahasia
negara tidak akan bocor oleh negara lain.
Walaupun bahasa daerah juga sangat penting dipertahankan, tetapi
bahasa Indonesia juga sangat penting untuk terus dipelajari demi menyatukan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak akan terpuruk di negara Indonesia
apabila masyarakatnya dapat menempatkan kapan ia harus berbahasa daerah
atau berbahasa asing. Dewan pusat bahasa pun harus berperan aktif dalam
pembentukkan istilah baru atau mencari padanan kata istilah asing ke dalam
bahasa Indonesia dibidang kedokteran, teknologi, ekonomi maupun media
masa.
Jika kita menginginkan penggunaan bahasa Indonesia tidak
dikesempingkan, maka bangsa Indonesia harus mempertahankannya dan
belajar dari bangsa lain. Fakta nyata, membludaknya warga Mesir untuk
mengikuti kursus bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dianggap penting di
Mesir, lalu bagaimana dengan masyarakat Indonesia?. Dikalangan pelajar
10
yakni di kalangan remaja cenderung bangga dengan berbahasa gaul. Contoh
lainnnya yakni Ho Chi Minh yang merupakan ibukota negara Vietnam.
Mereka secara resmi menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua
dinegara Vietnam dan menilai “Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa
Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan,”
Bangsa Indonesia seharusnya berbenah diri dan generasi muda harus bangga
dengan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sebenarnya bukan hanya dipengaruhi bahasa asing
saja, tetapi munculnya kata-kata baru dikalangan masyarakat kota yang
dianggap ‘bahasa gaul’ juga dapat menghambat perkembangan bahasa
Indonesia pada generasi muda yang akan datang. Seperti kata alay yang
mempunyai arti berlebihan, bingit yang artinya sekali,bokap-nyokap yang
artinya orang tua, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Mereka menganggap
orang yang memakai bahasa baku adalah orang yang kaku, tidak gaul ataupun
ketinggalan zaman. Kita dapat merasakan bahasa orang-orang daerah asli
dengan orang perkotaan jauh berbeda. Orang daerah masih memakai bahasa
Indonesia asli saat ia tidak menggunakan bahasa daerahnya. Jelas, ini akan
menunjukan kesenjangan antara masyarakat kota dengan masyarakat daerah.
Padahal kalau hal ini terus terjadi, lama-kelamaan tentu saja bahasa Indonesia
yang sesuai dengan EYD akan punah karena masyarakat daerah tidak mau
kalah dengan masyarakat kota.
Padahal bahasa Indonesia dahulu mempunyai kedudukan yang baik
bukan hanya di Indonesia atau di negara-negara tetangga saja, di lingkup
internasional pun bahasa Indonesia mendapat kedudukan yang baik. Sekitar
44 negara mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah maupun di
perguruan tingginya. Dengan semakin banyaknya orang yang belajar bahasa
Indonesia semestinya hal ini dapat memicu bahasa Indonesia menjadi bahasa
wajib minimal di wilayah Asia. Tapi pada kenyataannya sekarang bahasa
Indonesia tidak lebih populer dibandingkan dengan bahasa Jerman, bahasa
11
Jepang, bahasa Mandarin maupun bahasa Arab.
Dahulu, banyak negara-negara yang membuka departemen bahasa
Indonesia di Perguruan Tingginya. Namun sejak beberapa tahun yang lalu
banyak sekali departemen bahasa Indonesia yang tepaksa dihentikan bahkan
ditutup karena tidak ada mahasiswa yang berminat dengan bahasa Indonesia.
Banyak yang mengatakan bahasa Indonesia itu mudah. Padahal, bahasa
Indonesia sama saja sulitnya dengan bahasa-bahasa lain seperti bahasa
Jepang, Mandarin atau bahasa Spanyol. Hal ini yang menjadikan promosi
bahasa Indonesia menurun drastis. Mereka berfikir karena bahasa Indonesia
mudah, jadi tidak penting untuk dipelajari.
Berita tentang orang Australia yang belajar didepartemen bahasa
Indonesia di Universitasnya datang ke Indonesia dengan berbahasa Indonesia
baku. Lama-kelamaan ia menyadari bahwa bahasa Indonesia yang ia pelajari
di Universitas jauh berbeda dengan bahasa yang dipakai oleh bangsa
Indonesia itu sendiri. Dan ia merasa apa yang sudah ia pelajari itu tidak begitu
berguna saat ia berada ditengah masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia
khususnya generasi muda sudah jarang ada yang berbicara bahasa Indonesia
baku dikesehariannya. Banyak bahasa atau kata-kata gaulyang mereka
gunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dengan begitu, masyarakat Indonesia
sendiri lah yang menyebabkan bahasa Indonesia turun pamor di lingkup
internasional.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan fakta yang kami dapatkan dari hasil kiesioner maupun media
sosial, dapat kita sampulkan bahwa remaja Indonesia saat ini kurang berperan
aktif terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kebanyakan pemuda-pemudi berbahasa Indonesia dengn tata cara yang
menyimpang dari EYD dan KBBI. Banyak faktor yang meyebabkan hal
tersebut terjadi, antara lain dampak dari era globalisasi yang sulit dibendung
dan disaring dengan baik oleh remaja-remaja Indonesia. Selain itu
penggunaan bahasa asing yang lebih praktis lebih sering digunakan dengan
memadukannya terhadap bahasa Indonesia itu sendiri. Bahasa gaul juga sering
dijadikan alat komunikasi yang dianggap efektif oleh para remaja. Oleh
karena itu, para generasi muda harus diberi pedoman akan pengetahuan
bahasa Indonesia yang baik dan benar agar dapat menjadi remaja yang tidak
mudah terpengaruh dengan penggunaan kata-kata gaul dan bahasa asing yang
digunakan secara berlebihan dan tidak tepat. Dengan demikian, para generasi
muda dapat menyaring dan tidak serta- merta menerima secara langsung
budaya dan bahasa yang tidak baik masuk ke dalam kehidupan kita.
3.2. Saran
Sebaiknya sebagai generasi muda lebih berperan aktif dalam
melestarikan budaya berbahasa yang baik dan benar. Kita sebagai senerasi
muda harus dapat engan cerdas menggunakan bahasa pada fungsi dan
tempatnya. Jangan sampai kita memandang rendah bahasa Indonesia yang
menjadi jati diri bangsa Indonesia. Dengan memulai dari diri kita sendiri, kita
dapat memberi contoh kepada orang lain cara menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
13
DAFTAR PUSTAKA
14