Anda di halaman 1dari 10

BAB.

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika kita membahas tentang suhu suatu benda, tentu terkait erat dengan panas
atau dinginnya benda tersebut. Dengan alat perasa, kita dapat membedakan benda
yang panas, hangat atau dingin. Benda yang panas kita katakan suhunya lebih tinggi
dari benda yang hangat atau benda yang dingin. Benda yang hangat suhunya lebih
tinggi dari benda yang dingin. Dengan alat perasa kita hanya dapat membedakan suhu
suatu benda secara kualitatif.
Akan tetapi di dalam fisika kita akan menyatakan panas, hangat, dingin dan
sebagainya secara eksak yaitu secara kuantitatif (dengan angka-angka). Sangatlah
sulit untuk memberikan definisi temperatur berdasarkan konsep yang umum
digunakan, seperti pada besaran lain. Secara sederhana suhu didefinisikan sebagai
derajad panas dinginnya suatu benda. Namun demikian, Anda dapat menggunakan
adanya kesepadanan (equality) perubahan temperatur terhadap perubahan sifat lain
dari suatu benda.
Temperatur dapat didefinisikan sebagai sifat fisik suatu benda untuk
menentukan apakah keduanya berada dalam kesetimbangan termal. Dua buah benda
akan berada dalam kesetimbangan termal jika keduanya memiliki temperatur yang
sama. Ada beberapa sifat benda yang berubah apabila benda itu dipanaskan, antara
lain adalah warnanya, volumnya, tekanannya dan daya hantar listriknya. Sifat-sifat
benda yang berubah karena dipanaskan disebut sifat termometrik. Suhu termasuk
besaran pokok dalam fisika yang dalam S.I. bersatuan Kelvin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian temperature ?
2. Apa yang dimaksud pemuaian termal ?
3. Apa yang dimaksud hukum gas ideal ?

1
4. Apa yang dimaksud teori kinetik gas?
5. Apa yang dimaksud diagram fasa ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian temperature.
2. Untuk mengetahui apa itu Pemuaian Termal.
3. Untuk mengetahui Apa itu Hukum Gas Ideal.
4. Untuk Mengetahui Teori Kinetik Gas.
5. Untuk Mengetahui Diagram Fasa.

2
BAB. II
PEMBAHASAN

2.1 Skala Temperatur


_Termometer dapat dikalibrasi dengan menempatkannya dalam kontak termal dengan
suhu lingkungan yang dijjaga konstan.
 Lingkungan bisa berupa campuran es dan air dalam kesetimbangan termal.
 Juga bisa digunakan air dan uap dalam kesetimbangan termal.

1. Alat Ukur Suhu


Apabila dua benda berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga
maka keduanya berada dalam kesetimbangan termal. Pernyataan seperti ini dikenal
sebagai hukum ke nol termodinamika, yang sering mendasari pengukuran temperatur.
Materi mengenai termodinamika akan Anda pelajari lebih mendalam di Kelas XI.
Berdasarkan prinsip ini, jika Anda ingin mengetahui apakah dua benda memiliki
temperatur yang sama maka kedua benda tersebut tidak perlu disentuh dan diamati
perubahan sifatnya terhadap waktu, yang perlu dilakukan adalah mengamati apakah
kedua benda tersebut, masing-masing berada dalam kesetimbangan termal dengan
benda ketiga? Benda ketiga tersebut adalah termometer.
Benda apapun yang memiliki sedikitnya satu sifat yang berubah terhadap
perubahan temperatur dapat digunakan sebagai termometer. Sifat semacam ini
disebut sebagai sifat termometrik (thermometric property). Senyawa yang memiliki
sifat termometrik disebut senyawa termometrik. Temperatur zat yang diukur sama
besarnya dengan skala yang ditunjukkan oleh termometer saat terjadi kesetimbangan
termal antara zat dengan termometer. Jadi, temperatur yang ditunjukkan oleh
termometer sama dengan temperatur zat yang diukur. Zat cair yang umum digunakan
dalam termometer adalah air raksa. Hal ini dikarenakan air raksa memiliki
keunggulan dibandingkan zat cair lainnya. Keunggulan air raksa dari zat cair lainnya,
yaitu dapat menyerap panas suatu benda yang akan diukur sehingga temperatur air

3
raksa sama dengan temperatur benda yang diukur, dapat digunakan untuk mengukur
temperatur yang rendah hingga temperatur yang lebih tinggi karena air raksa
memiliki titik beku pada temperatur –39°C dan titik didihnya pada temperatur 357°C,
tidak membasahi dinding tabung sehingga pengukurannya menjadi lebih teliti,
pemuaian air raksa teratur atau linear terhadap kenaikan temperatur, kecuali pada
temperatur yang sangat tinggi, dan mudah dilihat karena air raksa dapat memantulkan
cahaya.
Selain air raksa, dapat juga digunakan alkohol untuk mengisi tabung termometer.
Akan tetapi, alkohol tidak dapat mengukur temperatur yang tinggi karena titik
didihnya 78°C, namun alkohol dapat mengukur temperatur yang lebih rendah karena
titik bekunya pada temperatur –144°C.
Jadi, termometer yang berisi alkohol baik untuk mengukur temperatur yang rendah,
tetapi tidak dapat mengukur temperatur yang lebih tinggi.

2. Skala pada Beberapa Termometer


Ketika mengukur temperatur dengan menggunakan termometer, terdapat
beberapa skala yang digunakan, di antaranya skala Celsius, skala Reamur,
skala Fahrenheit, dan skala Kelvin. Keempat skala tersebut memiliki perbedaan
dalam pengukuran suhunya. Berikut rentang temperatur yang dimiliki setiap skala.
a. Termometer skala Celsius
Memiliki titik didih air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang temperaturnya
berada pada temperatur 0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala.
b. Temometer skala Reamur
Memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang temperaturnya
berada pada temperatur 0°R – 80°R dan dibagi dalam 80 skala.
c. Termometer skala Fahrenheit
Memiliki titik didih air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang temperaturnya
berada pada temperatur 32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.

4
d. Termometer skala Kelvin
Memiliki titik didih air 373,15 K dan titik bekunya 273,15 K. Rentang
temperaturnya berada pada temperatur 273,15 K – 373,15 K dan dibagi dalam 100
skala.
Jadi, jika diperhatikan pembagian skala tersebut, satu skala dalam
derajat Celsius sama dengan satu skala dalam derajat Kelvin, sementara satu
skala Celsius kurang dari satu skala Reamur dan satu skala Celsius lebih dari satu
skala Fahrenheit.
Contoh:
1. 40℃ = °𝐾
Penyelesaian: T℃ + 273 °𝐾 = 40 + 273 = 313°𝐾
2. 350 °𝐾 = ℃
Penyelesaian: T°𝐾 - 2730= 350- 273 = 77℃

2.2 Pemuaian Termal


 Pemuaian termal sebuah benda adalah konsekuensi dari perubahan jarak rata-
rata antara atom atau molekul
 Pada suhu kamar, molekul bervibrasi dengan amplitudo yang kecil
 Dengan pertambahan suhu, amplitudo pun bertambah
 Hal ini menyebabkan seluruh bagian benda memuai
Koefisien muai linier adalah rasio fraksi perubahan panjang terhadap perubahan
temperatur:

Koefisien muai volume, yang merupakan rasio fraksi perubahan volume terhadap
perubahan temperatur, adalah tiga kali koefisien muai linier:

2.3 Hukum Gas Ideal


 Riingkasan Hukum Boylle,, Hukum Charlles, dan Hukum Guy-Lussac
 PV = n R T
 R adalah konstanta gas umum

5
 R = 8.31 J / mol K
 R = 0.0821 L atm / mol K
 P V = N kB T
 kB adalah konstanta Boltzmann
 kB = R / NA = 1.38 x 10-23 J/ K
Pada kerapatan rendah, semua gas memenuhi hukum gas ideal:
РV = nRT. dengan R = 8,314 J/mol·K

adalah konstanta universal gas, yang dihubungkan dengan bilangan Avogadro NA,
dan konstanta Boltzmann k oleh
R = kNA
Bilangan Avogardo adalah
NA = 6,022 X 1023 molekul/mol
Bentuk hukum gas ideal yang berguna untuk memecahkan soal yang melibatkan
sejumlah gas yang tetap adalah:
𝑃 2 𝑉2
=
𝑇2

Contoh Soal:

1. Berapa Volume yang ditempati 2 mol gas pada temperature 0℃ dan tekanan 1
atm?
Penyelesaian:
nRT (2)(0.0821)(273)
V= = = 44.82 L
𝑝 1 𝑎𝑡𝑚

2. Suatu gas mempunyai volume 3L, temperature 40℃, dan tekanan 1 atm. Gas ini
dipanaskan sampai 70℃ dan ditekan sampai volume 2L. Carilah tekanan yang baru.
Penyelesaian:
Tekanan gas ideal hanya berlaku dengan temperature absolut. Dengan menggunakan
T1 = 273 + 40 = 313°𝐾 dan T2 = 273 + 70 = 343°𝐾
(343)(3)
P2 = (313)(1.5)(1atm) = 2.19 atm

6
2.4 Teori Kinetik Gas
 Jumlah molekul dalam gas sangat banyak
 Jarak rata-rata antar molekul lebih besar dibandingkan ukuran moloekul
 Gerak molekul memenuhi hukum Newton, tetapi semuanya bergerak acak
 Interaksi molekul hanya terjadi selama tumbukan elastic
 Molekul mengalami tumbukan elastik dengan dinding
 Semua molekulnya identik

Interpretasi Molekular dari Temperatur

 Temperatur sebanding dengan energi kinetik rata-rata dari molekul

 Total energi kinetik sebanding dengan temperatur mutlak

Kecepatan dari Molekul

 Dinyatakan sebagai laju root-mean-square (rms)

Pada suhu tertentu, molekul yang lebih ringan bergerak lebih cepat dari pada molekul
yang lebih berat.

2.5 Perubahan Fasa


 Perubahan fasa terjadi ketika sifat fisik dari zat berubah dari bentuk yang satu
ke bentuk yang lain
 Perubahan fasa diantaranya: Padat ke cair – mencair, Cair ke gas – menguap

7
 Perubahan fasa termasuk perubahan energy internal, tapi suhu tidak berubah
Diagram Fasa

8
BAB. III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu sekala temperatur dapat dibentuk dalam memilih suatu sifat
termometrik dan mendefinisikan bahwa temperatur itu berubah secara linear dengan
sifat itu dengan menggunakan dua titik tetap seperti titik es dan titik uap air.
Termometer yang berbeda tidak selalu sesuai satu sama lain pada pengukuran
temperature kecuali pada titik yag tetap. Temperatur absolut T adalah energy
molekuler rata-rata.

9
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com

www.google.co.id

10

Anda mungkin juga menyukai