Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuanganu mumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari
bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-
undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,
yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupaka kegiatan pokok bank
sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang
menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan
menghimpun dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. perbankan
lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
Dari pemaparan di atas kita bisa mengambil beberapa hal yang perlu dibahas
seperti :
1. sejarah bank
2. Pengertian bank sentral
3. tujuan perbankan
4. pengertian bank umum

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas hal yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Bagimanakah sejarah Bank ?
2. Apakah pengertian dari Bank Umum ?
3. Apakah pengertian dari Bank Sentral ?
4. Bagimanakah Undang-Undang tentang Bank ?
5. Apakah perbedaan Bank Umum dan Bank Sentral ?
6. Apakah yang menjadi tujuan Jasa Perbankan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui sejarah Bank.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Bank Umum.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Bank Sentral.
4. Untuk mengetahui Undang-Undang tentang Bank.
5. Untuk mengetahui perbedaan Bank Umum dan Bank Sentral.
6. Untuk mengetahui tujuan dari Jasa Perbankan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bank


Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada
umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan
membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan
armada laut Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai
kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang
kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah
lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan
tersebut hanya dalam waktu dua belas hari.
Kemudian sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman
penjajahan Hindia Belanda.[Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di
Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche
Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang
monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta
terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda.
Bank-bank yang ada itu antara lain:
1. De Javasce NV.
2. De Post Poar Bank.
3. Hulp en Spaar Bank.
4. De Algemenevolks Crediet Bank.
5. Nederland Handles Maatscappi (NHM).
6. Nationale Handles Bank (NHB).
7. De Escompto Bank NV.
8. Nederlansche Indische Handelsbank.
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6 Januari 1961
yang melarang pengumuman dan penerbitan angka-angka statistik
moneter/perbankan, maka
antara tahun 1960-1965, Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan,
termasuk data statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.

3
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk mempermudah komando
di bidang perbankan untuk menunjang Pembangunan Semesta Berencana,
selanjutnya pada tahun 1965 pemerintah menetapkan kebijakan untuk
mengintegrasikan seluruh bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama
Bank Negara Indonesia, prakarsa pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari
ide Jusuf Muda Dalam, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Bank
Sentral/Gubernur Bank Indonesia - yang baru diangkat dari jabatan semula
Presiden Direktur BNI - dan disetujui oleh Presiden Soekarno. Ide dasarnya
adalah menjadikan perbankan sebagai alat revolusi dengan motto Bank Berdjoang
di bawah pimpinan Pemimpin Besar Revolusi. Nama Bank Negara Indonesia
(BNI) sebagai bank tunggal, diusulkan oleh Jusuf Muda Dalam sendiri. Hasilnya
adalah lahirnya struktur baru Bank Berdjoang ini menjadikan;
1. Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I;
2. Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksim Indonesia menjadi
Bank Negara Indonesia Unit II;
3. Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III;
4. Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
5. Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke dalam
Bank Berdjoang yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan Bapindo. Luputnya BDN
dari proses pengintegrasian ini terutama karena Presiden Direktur BDN J.D.
Massie saat itu menjabat sebagai Menteri Penertiban Bank-bank Swasta Nasional
yang tentu mempunyai cukup punya pengaruh untuk berkeberatan atas penyatuan
BDN dengan bank-bank lainnya. Massie beralasan bahwa kebijakan ini akan
membingungkan koresponden bank di luar negeri untuk penyelesaian L/C ekspor
maupun impor karena nama bank yang sama. Sementara, Bapindo tidak
terintegrasi ke dalam Bank Berjuang karena bank ini dibawah Dewan
Pembangunan yang diketuai Menteri Pertama Urusan Pembangunan dengan
anggota-anggota Menteri Keuangan, yang juga Ketua Dewan Pengawas Bapindo,
dan Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota. Dengan demikian, melalui
kedudukannya itu, pengaruh Bapindo cukup kuat untuk menghalangi terintegrasi
ke dalam BNI.

4
Dewasa ini, perkembangan industri perbankan mengalami kemajuan pesat dengan
banyaknya muncul bank – bank baru yang menawarkan berbagai macam produk
perbankan yang memberikan kemudahan bagi masyarakat.

2.2 Pengertian Bank Umum


Kehidupan modern sekarang ini, bank merupakan mitra kerja masyarakat
yang membantu di sektor keuangan. Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998,
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Definisi bank umum secara singkat adalah bank yang dapat memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum
pemerintah, bank-bank umum swasta nasional devisa, bank-bank swasta nasional
non - devisa dan bank-bank asing dan campuran. Kegiatan utama bank-bank
umum adalah menghimpun dana masyarakat antara lain dalam bentuk giro,
deposito berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit. (Pohan, 2008).
Bank juga mempunyai tugas sebagai pengaturan dan pengawasan, bank
diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia, antara lain: (1)
lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun
dan penyalur dana, (2) pelaksana kebijakan moneter, (3) lembaga yang ikut
berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan; agar tercipta
sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan secara menyeluruh maupun
individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik,
berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Fungsi dan peran bank umum dalam perekonomian sangat penting dan
strategis. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan
kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter. Fungsi-fungsi

5
bank umum seperti yang diuraikan di bawah ini menunjukkan pentingnya
keberadaan bank umum dalam perekonomian modern: (1) penciptaan uang, (2)
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran, (3) penghimpunan dana
simpanan, (4) mendukung kelancaran transaksi internasional, (5) penyimpanan
barang barang dan surat-surat berharga, (6) pemberian jasa-jasa lainnya
(Manurung dan Rahardja, 2004).
Bank Umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa – jasa
perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan
maupun lembaga – lembaga lainnya.
Fungsi Bank-Umum secara lengkap adalah :
1. Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan pada
pihak lain atau membeli surat berharga.
2. Mempermudah dalam lalu lintas pembayaran uang.
3. Menjamin keamanan uang sementara tidak digunakan, misalnya menghindari
risiko hilang, kebakaran, dll.
4. Menciptakan kredit, yaitu dengan cara menciptakan demand deposit dari
kelebihan cadangannya.

2.3 Pengertian Bank Sentral


Bank sentral adalah bank yang mendapat monopoli untuk menciptakan alat
pembayaran dan fungsi sebagai bank sirkulasi serta induk dari bank- bank lain.
Tugas pokok bank sentral sebagai berikut:
 mengatur peredaran uang
Bank sentral inilah yang mempunyai wewenag dan mengedarkan uang.Oleh
karena itu disebut juga bank peredaran atau bank sirkulasi
 menjaga kesetabilan mata uang
Dibank sentral disimpan sejumlah emas sbagai jaminan uang yang
beredar.Emas yang disimpan di bank sentral di sebut jaminan emas
 Membri kredit kepada bank bank diseluruh Indonesia. Kemudian oleh bank
bank diseluruh Indonesia dipinjamkan kepada orang-orang atau badan-badan
usaha yang membutuhkankredit(pinjaman).

6
 Menetapkan bunga bagi para peminjam uang dan peminjamuang dan para
penyimpan/penabung uang dibank
 Mengawasi bank-bank di Indonesia
 Bertindak sebagai pemegang kas Negara
 Mendorong dan mengerahkan dana masyarakat untuk pemangunan.dengan
kata lain bank sentral mendorong masyarakat agar gemar menabung uangnya
dibank agar dapat digunakan untuk modal pembagunan.

2.4 Undang-undang tentang Bank


Undang- undang yang mengatur Bank Indonesia adalah UURI No. 3 THN
2004 perubahan atas UURI No. 23 Thn 1999 tentang Bank Indonesia.
Bank sentral merupakan pelaksanaan kebijakan moneter ditetapkan
pemerintah. Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Bank Indonesia melakukan pengadilan moneter dengan cara:
1. Operasi pasar terbuka dipasar uang, baik rupiah/ valuta asing.
2. Penetapan tingkat diskonto
3. Penetapan cadangan wajib minimum.
4. mengatur kredit atau pembiayaan.
b) Bank Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran. Bank
Indonesia berwenang :
1. Menganjurkan persetujuan atas pelaksanaan jasa sisitem pembayaran.
2. Wajib atas penyelenggaraan jasa sisitem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatan.
3. Penggunaan alat pembayaran harus ditetapkan.
4. Bank Indonesia mengatur dan mengawasi Bank- Bank yang ada.Serta
menetapkan peraturan, memberikan, dan mencabut izin atas kelembagaan
dan kegiatan usaha tertentu dari Bank.
Dalam bidang perbankkan & perkreditan : tugas Bank Indonesia adalah:
1. Meningkatkan perkembangan yang baik dari urusan kredit& perbankkan.
2. Mengadakan pengawasan terhadap urusan kredit.
3. Membina perbankkan.

7
4. Meminta laporan dan memeriksa aktivitas bank- bank.
Dalam bidang hubungan keuangan dengan pemerintah. Tugas BI adalah:
5. Sebagai pemegang kas pemerintah.
6. melaksanakan pemindahan uang untuk pemerintah diseluruh wilayah RI.

2.5 Perbedaan Bank Umum dan Bank Sentral


Perbedaan bank sentral dan bank umum:
Bank Sentral
1. Lembaga yang tidak mencari keuntungan.
2. Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah.
3. Bertindak sebagai pengawas dan pembina bank.
4. Dapat secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha bank.
5. Mengeluarkan uang kertas dan uang logam.
6. Tidak memiliki saingan.
7. Bertindak sebagai Lender of The Last Resort bagi perbankan.
8. Tidak melayani jasa perbankan bagi individu dan perusahaan non-Lembaga
Keuangan.
Bank Umum
1. Merupakan badan usaha yang mencari untung.
2. Umumnya secara kuantitas dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta.
3. Diawasi dan dibina oleh bank sentral.
4. Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank sentral.
5. Hanya dapat menciptakan uang giral.
6. Melakukan persaingan antar bank.
7. Harus memiliki rekening pada bank sentral.
8. Melayani baik pribadi maupun perusahaan (masyarakat) secara umum.
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7
tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka

8
kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter
(Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang
mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam
mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia
juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar
yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan
kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang
beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang
ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran
moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar
terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat
diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau
pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian
moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

2.6 Tujuan Jasa Perbankan


Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa
perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan.
Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien
bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu
kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi.
Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya
dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. Kedua, dengan
menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang
membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan
pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi
suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di
saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat
dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
Untuk mencapai tujuan tersebut pendekatan yang dilakukan dengan
menerapkan kebijakan: (1) kebijakan memberikan keleluasaan berusaha

9
(deregulasim), (2) kebijakan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking), dan
(3) pengawasan bank yang mendorong bank untuk melaksanakan secara konsisten
ketentuan intern yang dibuat sendiri (self regulatory banking) dalam
melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan tetap mengacu kepada prinsip
kehati-hatian (Bank Indonesia, 2009).
Jenis – Jenis Jasa Pada Bank Umum
Bank umum mempunyai beberapa jasa yang ditujukan kepada masyarakat agar
mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi. Berikut adalah nama –
nama jasa perbankan yang bisa digunakan oleh masyarakat dalam melakukan
kegiatan perbankan.
a) Transfer
Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dan
tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk
keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer. Baik transfer uang
keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang
bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang lain mengkredit.
· Transfer Keluar
Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu lintas
pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar. Media untuk melakukan
transfer ini adalah secara tertulis ataupun melalui kawat.
Pembatalan Transfer keluar :
Bila terjadi pembatalan transfer, haruslah diperhatikan bahwa pembatalan tersebut
hanya dapat dilakukan bila transfer keluar belum dibayarkan kepada si penerima
uang dan untuk itu bank pemberi amanat harus memberi perintah berupa “stop
payment” kepada cabang pembayaran. Pembayaran pembatalan ini baru dapat
dilakukan oleh bank pemberi amanat kepada nasabah pemberi amanat hanya
apabila telah diterima berita konfirmasi dari bank pembayar bahwa memang
transfer dimaksud belum dibayarkan.
· Transfer Masuk
Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang
untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank
pembayar akan membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary

10
bila ia memiliki rekening di bank pembayar. Transfer masuk tidak dikenakan lagi
komisi karena si nasabah pemberi amanat telah dibebankan sejumlah komisi pada
saat memberikan amanat transfer. Pembatalan Transfer Masuk : Jika terjadi
pembatalan, pertama – tama yang harus dilakukan adalah memeriksa. Apakah
hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary. Bila ternyata belum, akan
diblokir dan dibatalkan untuk kemudian dikembalikan kepada cabang pemberi
amanat melalui pemindahbukuan.
b) Inkaso
Inkaso merupakan kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga
berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain
yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.
Warkat Inkaso
· Warkat inkaso tanpa lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang tidak
dilampirkan dengan dokumen – dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel
dan surat berharga
· Warkat inkaso dengan lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang dilampirkan
dengan dokumen – dokumen lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan
dokumen – dokumen penting
Jenis Inkaso
· Inkaso Keluar Merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah
diterbitkan oleh nasabah bank lain. Di sini bank menerima amanat dari
nasabahnya sendiri untuk
· Inkaso masuk Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan
oleh nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa
kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga.

c) Letter Of Credit
Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit Berdokumen
merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang,
berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka
sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian
tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian

11
jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan
pembayaran.
Jenis dan Manfaat Letter of Credit
Isi dari perjanjian LC mencakup banyak hal seperti jangka waktu, pembatalan,
cara pembayaran dan lain – lain. Berdasarkan isi perjanjian tersebut, LC dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Ruang Lingkup Transaksi
· LC Impor:adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi jual beli
barang/jasa melewati batas – batas Negara.
· LC Dalam Negeri atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN):adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi di dalam
wilayah suatu Negara.
c. Saat Penyelesaian
· Sight LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai dengan
dokumen tiba.
· Usance LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai wesel
yang diterbitkan jatuh tempo (tidak lebih lama dari 180 hari).
d. Pembatalan
· Revocable LC:adalah LC yang dapat dibatalkan atau diubah secara
sepihak oleh issuing bank setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
kepada pihak yang berhak menerima pembayaran (beneficiary). LC jenis
ini biasanya digunakan sebagai bekal awal sebelum negosiasi antara
importir dan eksportir mencapai kesepakatan final.
· Irrevocable LC:adalah LC yand tidak dapat dibatalkan atau diubah secara
sepihak oleh issuing bank setiap saat tanpa persetujuan beneficiary.
Apabila suatu LC tidak secara eksplisit menyatakan ‘revocable’ atau
‘irrevocable’, maka LC tersebut dianggap sebagai irrevocable LC.
e. Pengalihan Hak
· Transferable LC:adalah LC yang diberikan hak kepada beneficiary untuk
mengalihkan sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak
lain. Pengalihan hak ini hanya dapat dilakukan satu kali.

12
· Untransferable LC:adalah LC yang tidak memberikan hak kepada
beneficiary untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran
kepada pihak lain.
f. Pihak advising bank
· General/Negotiating/Non-Restricted LC:adalah LC yang tidak menyebutkan
dengan bank yang akan menjadi advising bank.
· Restricted/Straight LC:adalah LC yang menyebutkan dengan tegas bank
yang menjadi advising bank.
g. Cara Pembayaran kepada Beneficiary
· Standby LC:adalah surat pernyataan dari pihak bank yang menyatakan
bahwa apabila pihak yang dijamin (nasabah bank tersebut) cidera janji
maka pihak bank akan menerbitkan Sight LC untuk kepentingan yang
menerima jaminan yaitu beneficiary.
· Red-Clause LC:adalah LC yang memperkenankan penarikan sejumlah
tertentu uang muka oleh beneficiary. LC ini diterbitkan biasanya hanya
apabila issuing bank benar – benar percaya pada reputasi beneficiary.
· Clean LC:adalah LC yang pembayarannya kepada beneficiary dapat
dilakukan hanya atas dasar kwitansi/wesel/cek tanpa harus menyerahkan
dokumen pengiriman barang.
Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE)
antarpeserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta
yangperhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Mekanisme Kliring
a. Peserta, terdiri dari:
· Peserta Langsung Aktif (PLA)
· Peserta Langsung Pasif (PLP)
· Peserta Tidak Langsung (PTL)
b. Fasilitas bagi Peserta, meliputi:
· Informasi hasil kliring
· Laporan hasil proses kliring
· Rekaman data warkat yang diterima
· Salinan warkat dan permintaan ulang atas laporan hasil proses kliring

13
· Investigasi selisih
· Pengujian kualitas MICR code line
c. Proses:
· Siklus kliring nominal besar
· Siklus kliring ritel
d. Settlement
Dasar perhitungan dalam kliring elektronik di bawah Rp 100 juta adalah Data
Keuangan Elektronik (DKE). Perhitungan hasil kliring akan tercemin dalam
Bilyet saldo Kliring yang dapat bersaldo kredit (menang) atau debet (kalah). Hasil
ini dibukukan langsung ke rekening giro tiap bank di Bank Indonesia tanpa
melihat kecukupan dana (net settlement).
e. Biaya
Bank Indonesia mengenakan biaya kepada para peserta kliring.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan
perekonomian. Uang merupakan alat pembayaran yang sah. Dengan fungsi
sebagai alat tukar, alat satuan hitung, alat penimbun dan pemindah kekayaan serta
pembayaran yang ditangguhkan. Uang juga memiliki jenis yaitu uang kartal dan
uang giral. Dan telah tersedia lembaga keuangan yang menyediakan jasa untuk
menyimpan uang.
Penciptaan uang merupakan proses memproduksi / menghasilkan uang
baru. Uang tercipta saat bank memberikan kredit. Pencetakkan uang dilakukan
oleh PERUM PERURI.
Bank merupakan lembaga yang menyediakan jasa menyangkut
penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Jenis Bank yaitu Bank Sentral dan Bank
Umum. Bank Sentral bertugas mengatur peredaran uang dan sebagainya.
Sedangkan Bank Umum bertugas melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Kebijakan moneter yaitu upaya mengendalikan atau mengarahkan
perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dengan mengatur jumlah uang
yang beredar.

3.2 Saran
Di zaman yang sudah modern, telah ada lembaga yang disediakan untuk
tempat dimana kita bisa menyimpan uang. Kita bisa menggunakan Bank sebagai
tempat kepercayaan kita menyimpan uang yang dimiliki. Dan kita juga harus
waspada terhadap peredaran uang palsu yang terjadi belakangan ini. Maka,
berhati-hatilah dalam melakukan transaksi uang.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://boan3030.blogspot.co.id/
http://mediainstanbelajar.blogspot.com/2017/05/makalah-ekonomi-tentang-bank-
umum-dan.html
http://yoyoksubroto1922.blogspot.com/2015/03/makalah-bank-umum-bank-
sentral.html

16

Anda mungkin juga menyukai