Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Budaya FIB UB Analisis Penggunaan Campur Kode dan Alih Kode dalam akun YouTube Londokampung

Vol. 2 No. 1, Agustus 2021, pp 17-22 https://jurnalbudaya.ub.ac.id

ANALISIS PENGGUNAAN CAMPUR


KODE DAN ALIH KODE DALAM VIDEO
AKUN YOUTUBE LONDOKAMPUNG
Sandy Wirawan1, Roaini Shaunaa2
1,2 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

E-mail: sandy.wir@student.ub.ac.id

Abstract
Penelitian ini berfokus untuk melihat fenomena alih kode dan campur kode yang terjadi di
masyarakat. Dalam komunikasi yang terjadi dalam masyarakat, dapat ditemukan individu yang
menggunakan lebih dari satu bahasa untuk menyampaikan gagasan atau mengekspresikan
perasaannya. Penggunaan ragam bahasa Indonesia serta bahasa daerah yang bercampur dengan
bahasa asli oleh para Youtuber asing merupakan fenomena bahasa yang menarik untuk dikaji.
Tiga (3) video dari kanal Youtube Londokampung dipilih untuk menjadi sumber data yang
kemudian dicari ujaran yang mengandung alih kode dan campur kode. Data berupa ujaran
kemudian dianalisis menggunakan pendekatan sumatif untuk mencari kesimpulan data. Hasil
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 18 temuan data terjadi dalam video tersebut yang
terbagi dalam bentuk alih kode maupun campur kode. Semua temuan tersebut merupakan
contoh empiris dari unsur peralihan kode atau penyisipan berbentuk kata hingga klausa oleh
penutur bahasa Indonesia asing. Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terjadinya alih kode
maupun campur kode dalam video Londokampung disebabkan oleh berbagai faktor seperti
situasi percakapan dan lawan bicara.

Keywords: alih kode, campur kode, video youtube

makhluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan orang lain.


1. Pendahuluan Menurut Nababan (1986:49) fungsi utama Bahasa selain
sebagai alat komunikasi antar sesama manusia juga berperan
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi
penting dalam mewujudkan sistem sosial kemasyarakatan.
yang penting bagi manusia. Suandi (2014) menyatakan bahwa
Dalam komunikasi yang terjadi dalam masyarakat, dapat
bahasa merupakan alat komunikasi secara genetis hanya ada
ditemukan individu yang menggunakan lebih dari satu bahasa
pada manusia. Bahasa hidup di dalam masyarakat dan dipakai
untuk menyampaikan gagasan atau mengekspresikan
oleh warganya. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat
perasaannya. Nababan (1993:27) mengatakan bahwa
digunakan untuk mengungkapkan gagasan serta
kemampuan seseorang yang memiliki kebiasaan
mengekspresikan perasaan manusia seperti bahagia, gembira,
menggunakan dua bahasa dalam interaksi dengan orang lain
sedih, kesal, marah, kecewa, dsb. Saddhono (2012) juga
disebut bilingual. Salah satu fenomena yang sering ditemukan
menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk mengekspresikan
dalam masyarakat bilingual atau multilingual ialah terjadinya
pikiran dan perasaan manusia. Menurut Keraf (1997:4),
peristiwa alih kode atau campur kode. Suwito (1985:68)
dengan bahasa, kita bisa mengungkapkan secara verbal apa
menyatakan bahwa alih kode adalah peristiwa peralihan kode
yang manusia rasakan dan pikirkan, serta sarana untuk kita
dari kode satu ke yang lain, seperti dari bahasa daerah ke
memahami apa yang diutarakan oleh lawan bicara kita.
bahasa Indonesia, dari bahasa asing ke bahasa Indonesia, atau
Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa
bahkan mencampur tiga bahasa berbeda sekaligus. Seperti
dipisahkan. Hal itu terkait dengan fungsi manusia sebagai
yang diungkapkan oleh Nurlianiati (2019:2) alih kode disebut

17 © 2020 Jurnal Budaya FIB UB


Jurnal Budaya, Vol. 2 No. 1, Agustus 2021, pp 17-22 Wirawan and Shaunaa

peralihan dalam pemakaian bahasa, akan tetapi tetap Penelitian tersebut hanya berfokus pada fenomena campur
menyesuaikan situasi dan terjadi antar bahasa serta di antara kode yang terjadi dalam bentuk frasa, ungkapan dan klausa.
ragam dalam satu bahasa. Sedangkan campur kode adalah Meskipun penelitian mengenai alih kode dan campur kode
fenomena yang terjadi ketika seseorang mencampurkan merupakan penelitian yang menarik untuk diteliti, fenomena
unsur-unsur dari dua atau lebih bahasa ke dalam sebuah ujaran yang terjadi pada Youtuber asing penutur bahasa Indonesia
yang dilakukan ketika berkomunikasi (Suwito, 1983:68; masih belum banyak dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini
Nababan, 1991:32). dilaksanakan untuk menambahkan pengetahuan serta
Di era globalisasi ini, teknologi berkembang dalam wawasan baru mengenai alih kode dan campur kode di
berbagai aspek kehidupan, termasuk komunikasi. Teknologi kalangan Youtuber asing penutur bahasa Indonesia dengan
yang canggih memungkinkan orang untuk berinteraksi secara menggunakan subjek yang berbeda dari penelitian
tidak langsung melalui platform1 yang disebut dengan media sebelumnya karena memiliki ciri khas ragam bahasa
sosial. Media sosial memiliki ragam yang berbeda, salah tersendiri. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
satunya adalah Youtube. Youtube adalah media sosial online mendeskripsikan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi
yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah, melihat, terjadinya alih kode dan campur kode yang digunakan dalam
mengunduh, dan berbagi video. Youtube juga turut menjadi video-video yang diunggah di akun Londokampung.
platform yang membantu memperkenalkan dan
mempopulerkan bahasa Indonesia untuk para penutur asing. 2. Metode
Hingga saat ini, terdapat banyak pembuat konten video yang
sering disebut dengan Youtuber dari luar negeri yang Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus dengan
menggunakan ragam bahasa Indonesia dalam konten pendekatan kualitatif deskriptif di mana data yang diambil
videonya. Salah satu kegunaan ragam bahasa Indonesia dapat serta analisisnya berupa kata-kata yang disimpulkan dan
ditemukan di akun media sosial Youtube Londokampung milik bukan berbentuk angka. Lebih lanjut, penelitian berbentuk
Dave Andrew Jephcott, seorang Youtuber yang berasal dari deskriptif akan menjelaskan fenomena, fakta dan kejadian-
Australia dan telah menetap di Surabaya, Indonesia, kejadian yang dialami oleh satu individu (Cresswell, 2014;
khususnya di dusun Kupang sejak ia berusia dua tahun. Sugiyono, 2015). Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari
Londokampung atau Dave Andrew Jephcott dipilih sebagai penelitian ini yaitu menggambarkan secara detail informasi
subjek penelitian karena dalam berbagai konten videonya, ia kualitatif yang terjadi video-video di akun Youtube
menggunakan berbagai ragam bahasa seperti bahasa Inggris, Londokampung.
bahasa Indonesia, hingga bahasa Jawa dialek Surabaya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian
Variasi penggunaan bahasa ini juga turut menimbulkan ini yaitu teknik simak dengan teknik libat cakap yang mana
peristiwa alih kode dan campur kode dalam tuturannya. Selain peneliti menyimak atau mengamati penggunaan bahasa yang
itu, akun Londokampung juga sangat populer di Indonesia terjadi (Sudaryanto, 2016). Sumber data dari penelitian ini
dengan 4 juta lebih pelanggan yang mengikuti video- diambil dari video yang diunggah oleh akun Youtube
videonya. Akun Youtube ini berfokus pada konten komedi Londokampung. Terdapat 3 video berupa serial yang diambil
seperti mengunggah video lelucon, prank, atau tamasya ke dari daftar putar “Kampung Inggris” yang akan diteliti dalam
tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. penelitian ini, yang mana masing-masing video telah ditonton
Penggunaan ragam bahasa Indonesia serta bahasa daerah oleh lebih dari 500.000 orang dengan judul: ‘BULE JOWO
yang bercampur dengan bahasa asli oleh para Youtuber asing IKUT LES DI KAMPUNG INGGRIS’; ‘BULE JOWO
merupakan fenomena bahasa yang menarik untuk dikaji. DIDENDA DI KAMPUNG INGGRIS’; dan ‘SEBERAPA
Penelitian yang berkaitan dengan alih kode dan campur kode MAHIR BERBAHASA INGGRIS ORANG DI KAMPUNG
dalam konten video Youtube pernah dilakukan oleh Santoso INGGRIS’.
(2018) di mana peneliti memilih beberapa Youtuber untuk Analisis data yang pertama kali dilakukan dalam
mengamati bentuk alih kode, campur kode, interferensi dan penelitian ini adalah pencatatan atau transkripsi tuturan yang
integrasi bahasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi dalam video untuk memudahkan dalam memahami
penggunaan bahasa Indonesia penutur asing masih setiap data yang muncul yang kemudian akan dideskripsikan.
dipengaruhi oleh bahasa Inggris serta bahasa daerah, seperti Selanjutnya, dilakukan analisis menggunakan pendekatan
bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Hal ini disebabkan oleh sumatif (Hsieh & Shannon, 2015). Teknik analisis ini meliputi
pengaruh lingkungan tempat tinggal serta pengaruh budaya. membaca kembali transkripsi video, mencatat tuturan yang
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Nirmala, dkk. mengandung unsur campur kode maupun alih kode dan
(2020) dengan subjek seorang Youtuber dari Indonesia. membuat kesimpulan.

1
Platform dalam ilmu komputer adalah kerangka kerja untuk
mengoperasikan perangkat lunak (sumber: Wikipedia)

18
Jurnal Budaya, Vol. 2 No. 1, Agustus 2021, pp 17-22 Wirawan and Shaunaa

Data di atas merupakan penyisipan unsur dengan kelas


kata interjeksi dan juga bentuk ragam bahasa lisan bahasa
3. Hasil dan Pembahasan Inggris yang disisipkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Penggunaan frasa “I see” dapat diartikan dengan “oh begitu”
Peneliti mencari ujaran-ujaran yang mengandung unsur dalam bahasa Indonesia. Dalam penjelasan di atas, penutur
alih kode maupun campur kode dari video akun Youtube memberikan respons kepada lawan bicaranya sebagai tanda
Londokampung, kemudian mengategorikan apakah ujaran bahwa ia memahami pernyataan yang diberikan oleh lawan
tersebut termasuk fenomena alih kode atau campur kode. bicara.

3.1 Temuan data berbentuk alih kode Ujaran 6:


“Wait, jadi menurut kalian, yang tadi diwawancarai melebihi
Ujaran 1:
ekspektasi atau tidak?”
“Engga, pernah ngambil grammar, speaking, pronunciation”
Data yang selanjutnya menunjukkan sebuah alih kode.
Data tersebut merupakan alih kode di mana terdapat
Pada ujaran ini alih kode yang terjadi hanya dalam bentuk
beberapa kata dalam Bahasa Inggris yang digunakan dalam
pemarkah wacana dalam bahasa Inggris lisan, yaitu “wait”.
mengungkapkan sebuah informasi. Dalam data ini, kosakata
Kata tersebut digunakan untuk menjeda sebuah pembicaraan
Bahasa Inggris yang digunakan dapat diartikan satu persatu
yang kemudian digunakan untuk memulai topik baru.
yaitu “grammar” yang berarti “tata bahasa”, “speaking” yang
berarti “berbicara”, dan “pronunciation” yang berarti
Ujaran 7:
“pengucapan”. Namun, sumber bicara tidak bisa mengganti
“Yes, mister. I want to know the kos-kosan”
kosakata tersebut karena menunjukkan informasi mengenai
Temuan ini merupakah fenomena alih kode yang
berbagai program kursus Bahasa Inggris dari Kampung
melibatkan kata reduplikasi dalam bahasa Indonesia yaitu
Inggris yang sudah didapatkan.
“kos-kosan”. Penggunaan kosakata tersebut kemungkinan
Ujaran 2: dikarenakan kebutuhan dari topik pembicaraan, yang mana
“Saya ambil master, English Master” ujaran ini dipakai untuk menunjukkan persetujuan dari sang
Dalam ujaran ini, terdapat istilah Bahasa Inggris yang penutur bahwa dia ingin mengetahui tentang kos-kosan yang
digunakan yaitu “English Master”. Hal ini merujuk pada salah sedang dibicarakan.
satu program kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris.
Ujaran 8:
Istilah tersebut menunjukkan informasi mengenai jenis
“There is so many people with different asal— dari asalnya
program yang sedang dijalankan oleh si penutur.
masing-masing gitu.”
Ujaran 3: Data di atas merupakan sebuah kalimat yang mengandung
“Jadi kita itu belajar semuanya dari speaking, grammar, unsur alih kode. Pada awal ujaran, penutur menggunakan
pronunciation, vocab” Bahasa Inggris, dan kemudian berubah menjadi Bahasa
Sama seperti ujaran 1, temuan kali ini juga merupakan Indonesia. Lebih lanjut, perubahan yang terjadi dalam ujaran
fenomena alih kode yang terjadi untuk menjelaskan informasi tersebut berbentuk kata dan juga klausa. Pada konteks ini, hal
mengenai berbagai jenis pembelajaran yang didapatkan oleh tersebut diakibatkan karena penutur merasa gugup sehingga
penutur dari kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris. tidak mampu meneruskan ujaran dalam Bahasa Inggris. Pola
Meskpun demikian, kosakata tersebut sebenarnya dapat yang terkandung dalam ujaran ini tersebut meliputi bentuk
diartikan satu persatu ke dalam yaitu “speaking” yang berarti formal menjadi bentuk sederhana.
“berbicara”, “grammar” yang berarti “tata bahasa”,
Ujaran 9:
“pronunciation” yang berarti “pengucapan”, dan “vocab”
“You knew each other before you came to Kampung Inggris?”
yang berarti “kosakata”.
Data ini menunjukkan sebuah fenomena alih kode. Penutur
Ujaran 4: memulai ujaran menggunakan Bahasa Inggris. Kemudian,
“Nah ini, so many (penjual) pentol” terjadi alih kode menggunakan Bahasa Indonesia pada frasa
Ujaran di atas juga merupakan fenomena alih kode yang ‘Kampung Inggris’. Hal ini adalah wajar karena didasari
mana kali ini penutur menggunakan unsur Bahasa Inggris dengan alasan untuk menunjukan sebuah nama tempat yang
sebagai penjelas informasi pada ujarannya yang menunjukkan spesifik sehingga memerlukan istilah dalam bahasa aslinya
jumlah dari pedagang bakso tusuk (pentol). (Holmes, 2013).

Ujaran 5: Ujaran 10:


“Oh Brebes. I see. Asli Brebes?” “Jadi apa kesimpulannya? What’s so good about it? What’s
not so good about it?”

19
Jurnal Budaya, Vol. 2 No. 1, Agustus 2021, pp 17-22 Wirawan and Shaunaa

Data tersebut menunjukkan sebuah fenomena terjadinya sudah memilik niat untuk melakukan kolaborasi dengan
alih kode dalam bentuk klausa. Dilihat dari ujaran penuh, orang-orang yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris
ujaran dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama dengan baik. Namun, dilihat pada penggunaannya dalam
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai pembuka dalam ujaran tersebut, kata collab dipakai sebagai kata kerja.
ujaran. Kemudian, diikuti oleh dua kalimat Bahasa Inggris
dalam bentuk pertanyaan sebagai inti dari ujaran tersebut
dalam meminta pendapat pendengar. Ujaran 16:
“I am so malu, embarassed”
Ujaran 11: Data di atas merupakan penyisipan unsur yang berwujud
“Oke, kata-kata terakhir, but you have to use English” kata. Data tersebut merupakan campur kode dimana kata
Pada data ini ditemukan sebuah unsur alih kode berbentuk “malu” dalam Bahasa Indonesia dicampurkan ke dalam
klausa. Jika dilihat pada ujarannya, penggunakan campur kode kalimat dalam Bahasa Inggris. Data tersebut mengandung
pada data ini merupakan sebuah hal yang dilakukan secara pengulangan kata, dimana dua kata yang bermakna sama yaitu
disengaja. Hal ini dapat disimpulkan pada penggunaan have to “malu” dalam Bahasa Indonesia dan “embarassed” dalam
yang merupakan sebuah keharusan bagi pendengar. Bahasa Inggris disebutkan dalam satu kalimat. Dalam data ini,
Bagaimana pun, penutur tetap mengawali ujaran dan penutur ingin menekankan kepada lawan bicara bahwa ia
menyampaikan tujuannya dalam bahasa Indonesia agar lebih sedang merasa malu.
mudah dipahami.
Ujaran 17:
3.2 Temuan data berbentuk campur kode “You go to warung, people speak English”
Data di atas merupakan penyisipan unsur yang berwujud
Ujaran 12: kata. Data tersebut merupakan campur kode di mana kata
“And the kursus, so many” “warung” dalam Bahasa Indonesia dicampurkan ke dalam
Data di atas merupakan penyisipan unsur yang berwujud kalimat dalam Bahasa Inggris. Dalam data ini, penutur ingin
kata dan frasa. Data tersebut merupakan campur kode di mana menekankan kata “warung” sebagai salah satu kosakata
terdapat kata kursus yang dijelaskan menggunakan kata “the” Indonesia.
Lalu terdapat frasa “so many” berarti “sangat banyak”. Dalam
data ini, penutur menjelaskan bahwa ada banyak jenis kursus Ujaran 18:
yang tersedia di Kampung Inggris. “You stay in your kos-kosan, or you in your camp, everybody
speak English”
Ujaran 13: Kosakata yang ditemukan pada ujaran ini sama seperti
“I’m keringetan bos.” ujaran 7. Namun, pada ujaran kali ini masuk ke dalam kategori
Pada ujaran ini, penutur menunjukkan sebuah pola campur campur kode karena terjadi penyisipan kata “kos-kosan” ke
kode. Alih kode yang terjadi pada data ini direalisasikan sesuai dalam kalimat dalam Bahasa Inggris. Dalam data ini, penutur
kaidah Bahasa Inggris namun dengan penyisipan kata Bahasa menggunakan kata “kos-kosan” yang dirasa lebih familiar
Indonesia. Dalam ujaran ini, dapat dilihat bahwa penutur bagi orang Indonesia.
memiliki kesadaran akan aspek kontinuitas dengan
menggunakan to be (am). Juga, pentur menggunakan kata Melalui temuan-temuan ujaran di atas, dapat ditunjukkan
‘keringetan’ yang merupakan ragam bahasa cakap dan bentuk bahwa penelitian kali ini mengonfirmasi penelitian
informal dari ‘berkeringat’. sebelumnya oleh Nirmala, dkk. (2020) yang menunjukkan
bahwa seseorang yang memiliki latar belakang kemampuan
Ujaran 14: multibahasa dapat mempengaruhi gaya seseorang dalam
“Is it sapi milk or kambing milk?” berkomunikasi –yang mana dalam penelitian ini adalah
Pada data ini, penutur kembali menggunakan alih kode. Youtuber Londokampung yang memiliki kemampuan dalam
Namun, dalam ujaran ini, penutur melakukannya secara memakai ragam bahasa yang bervariasi. Lebih lanjut,
sengaja dengan keperluan humor. Penyisipan yang terjadi penelitian saat ini juga sesuai dengan penelitian oleh
pada ujaran ini terdapat dalam kata ‘sapi’ dan ‘kambing’ Nurlianiati, dkk. (2019) yang mana baik penelitian
sebagai penjelas atau adjektiva dari kata milk. sebelumnya maupun penelitian saat ini menunjukkan bahwa
fenomena yang terjadi didasarkan oleh faktor pemilihan kata
Ujaran 15: yang lebih sering digunakan. Fenomena ini menunjukkan
“Kapan-kapan kita harus collab sama mereka” bahwa memang banyak kata atau frasa berbahasa Inggris yang
Pada data ini, ditemukan sebuah penyisipan unsur digunakan dalam komunikasi sehari-hari dan mudah
berwujud kata yaitu collab (bentuk singkat dari dimengerti oleh masayarakat Indonesia, termasuk jika lawan
collaboration). Data tersebut menunjukkan bahwa penutur bicara tersebut adalah orang yang tidak memiliki kemampuan

20
Jurnal Budaya, Vol. 2 No. 1, Agustus 2021, pp 17-22 Wirawan and Shaunaa

berbahasa Inggris yang baik (Smith‐Hefner, 2012). Beberapa Nababan, P.W.J. (1986). Sosiolinguistik. Jakarta: PT
contoh tersebut dapat di lihat pada ujaran 5, ujaran 8, ujaran Gramedia.
13, ujaran 17, dan ujaran 18. Sebagai tambahan, dalam
penelitian saat ini, fenomena alih kode dan campur kode yang Nababan, P.W.J. (1991). Sosiolinguistik: Suatu Pengantar.
terjadi disebabkan oleh faktor penutur yang memiliki serta Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
bisa menggunakan ragam bahasa yang bermacam-macam dan
Nababan, P.W.J. (1993). Sosiolinguistik: Suatu Pengantar.
juga lokasi syuting yang berada di Kampung Inggris sehingga
mengutamakan masyarakatnya untuk berbahasa Inggris. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Lebih lanjut, beberapa data yang ditemukan menunjukkan Nirmala, A. F., Febriyanti. & Chamalah, E. (2020). CAMPUR
bahwa unsur penyisipan bahasa terjadi karena kebutuhan kata
dalam bahasa asli dalam menekankan beberapa istilah KODE DALAM TUTURAN VIDEO BLOG
(Wirawan & Sahiruddin, 2021). YOUTUBE AGUNG HAPSAH “FINTECH”.
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 4(1), 97-
4. Kesimpulan
111.
Melalui penelitian ini, terdapat beberapa kesimpulan yang
Nurlianiati, M.S., Hadi, P.K., & Meikayanti, E.A. (2019).
bisa ditarik. Pertama, ditemukan 18 ujaran yang dibagi ke
dalam bentuk alih kode maupun campur kode. Kedua, semua Campur Kode dan Alih Kode dalam Video Youtube
temuan ujaran tersebut terbagi dalam berbagai wujud mulai Bayu Skak. Widyabastra: Jurnal Ilmiah Pembelajaran
dari kata, frasa, dan juga klausa yang terjadi dalam peralihan
atau penyusupan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, Bahasa dan Sastra Indonesia, 7 (1), 1-8.
maupun sebaliknya. Terakhir, dapat disimpulkan bahwa Rokhman, F. (2009). Fenomena Pemilihan Bahasa dalam
terjadinya alih kode maupun campur kode dalam video-video
Masyarakat Multilingual: Paradigma Sosiolinguistik.
di akun Youtube Londokampung disebabkan oleh berbagai
faktor seperti latar belakang penutur, lawan tutur dan konteks (diakses melalui
percakapan. Penelitian kali ini hanya fokus pada fenomena https://fathurrokhmancenter.wordpress.com)
bilingualisme penutur bahasa Indonesia asing, yaitu
Londokampung, yang sedang berada di sebuah daerah yang Saddhono, K. (2012). Kajian Sosiolingustik Pemakaian
khusus mengikutsertakan bahasa Inggris ke dalam bahasa Bahasa Mahasiswa Asing Dalam Pembelajaran Bahasa
sehari-harinya. Selain itu, sumber dari penelitian ini hanya
Indonesia Untuk Penutur Asing (Bipa) Di Universitas
terbatas dari video Youtube. Maka dari itu, penelitian
selanjutnya diharapkan mampu meniliti lebih dalam terkait Sebelas Maret. Kajian Linguistik Dan Sastra, 24(2),
fenomena alih kode dan campur kode dari perspektif 176–186. (diakses melalui
masyarakat Indonesia yang mengidentifikasi dirinya sebagai
http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/
seorang bilingual maupun multilingual, termasuk dengan
penggunaan bahasa daerah. 96)
Santoso, N. P. (2018). KAJIAN SOSIOLINGUISTIK
References
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA OLEH
Cresswell, J. W. (2014). Research Design. Qualitative,
PENUTUR ASING DALAM KONTEN VIDEO
Quantitative, and Mixed Methods Approaches (4th
YOUTUBE. BAHASTRA, 38(1), 49.
Ed).California: Sage Publication
https://doi.org/10.26555/bahastra.v38i1.9449
Holmes, J. (2013). An Introduction to Sociolinguistics (4th
Smith‐Hefner, N. J. (2007). Youth language, gaul sociability,
Ed). New York: Routledge
and the new Indonesian middle class. Journal of
Hsieh, H.-F., & Shannon, S. E. (2005). Three Approaches to
Linguistic Anthropology, 17(2), 184-203. DOI:
Qualitative Content Analysis. Qualitative Health
https://doi.org/10.1525/jlin.2007.17.2.184
Research, 15(9), 1277-1288
Suandi, I, N (2014). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keraf, G. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran
Sudaryanto. (2016). Metode dan aneka teknik analisis bahasa.
Bahasa. Ende-Flores: Penerbit Nusa Indah.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

21
Jurnal Budaya, Vol. 2 No. 1, Agustus 2021, pp 17-22 Wirawan and Shaunaa

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta
Suwito. (1983). Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan
Problema. Surakarta: UNS Press.
Suwito. (1985). Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan
Problematika. Surakarta: Henary Offset.
Wirawan, S. & Sahiruddin. (2021). Teacher Talk in EFL
Online Classes at Indonesian Tertiary Level. In
Thirteenth Conference on Applied Linguistics
(CONAPLIN 2020) (pp. 508-513). Atlantis Press.
(8 November 2021). Dalam Wikipedia: Ensiklopedia bebas.
Diakses pada 24 November 2021, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Platform_komputasi

22

Anda mungkin juga menyukai