Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN BILINGUALISME DALAM OBROLAN KOSONG

DIKALANGAN REMAJA

Nabila Azzahra
Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Makassar
210506500004

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masyarakat yang sudah jarang memakai bahasa
monolingual (1 bahasa ). Namun dalam kehidupan sehari hari, masih banyak masyarakat
yang menggunakan dua bahasa (bilingual) dalam waktu yang bersamaan pula. Seperti orang
orang yang menggunakan bahasa asing dan juga bahasa Indonesia. Hasil penelitian
menunjukan situasi kebahasaan pada masyarakat bilingualism di daerah kota Makassar
yang ditandai dengan adanya logat logat khas yang dituturkan oleh masyarakat dalam kasus
bilingual ini.

Kata kunci : bilingualisme, remaja, penutur

PENDAHULUAN memiliki beragam bahasa. Dengan adanya


bermacam macam bahasa daerah di
Dalam kehidupan sehari hari
manusia tidak terlepas dari komunikasi
antara satu sama lain. Dari komunikasi itu
Indonesia, menjadikan bahasa daerah
manusia dapat saling bertukar sapa,
menjadi salah satu petunjuk identitas suatu
maupun mengetahui informasi. Hal itu
etnis . Walaupun memiliki bermacam
membuat komunikasi ini menjadi
macam bahasa daerah, salah satu ciri yang
kebutuhan inti bagi masyarakat. Oleh
menonjol dari identitas bangsa Indonesia
karena kedudukannya yang sangat penting,
yaitu adanya bahasa persatuan, bahasa
maka membuat bahasa tidak terlepas dari
Indonesia. Dalam masyarakat tutur, bahasa
kehidupan manusia dan selalu ada pada
mempunyai ragam atau variasi yang
aktivitas dan kehidupan. Negara Indonesia
digunakan oleh masyarakat penuturnya.
merupakan negara multietnis yang
Dengan latar belakang sosial, lingkungan pendidikan, keluarga, maupun
budaya, dan situasi, masyarakat tutur dapat lingkungan sosialnya. Mereka yang
menentukan penggunaan bahasanya. berbaur satu sama lain membuat mereka
Dalam pandangan sosiolinguistik, situasi menjadi tau akan banyak hal seperti salah
kebahasaan pada masyarakat bilingual satunya yaitu mengenal banyak bahasa
(dwibahasa) ataupun multilingual dari berbagai daerah. Hal ini dapat dilihat
(multibahasa) sangat menarik untuk dari keseharian mereka yang tidak jarang
diteliti. saling berkomunikasi dengan memadukan
beberapa bahasa yang mereka ketahui
Seperti yang kita ketahui bersama
tanpa mengurangi pemahaman makna dari
bahwa bilingual merupakan sebuah
percakapan tersebut.
kemampuan menggunakan dua bahasa,
dari hal itu dapat dipahami bersama Pemilihan pembahasan mengenai
bahwasanya bilingual meruapakn sebuah penutur bilingualism ini didasarkan atas
potensi yang tidak dimiliki oleh semua beberapa pertimbangan salah satunya
orang. Tidak hanya sampai disitu, dalam adalah, pembahasan mengenai obrolan
hal ini penutur juga menampakkan gejala kosong remaja merupakan pembahasan
kebahasaan lain yaitu alih kode dan juga yang ringan untuk dibahas dan dipahami
campur kode. Hal ini dapat dilihat dari oleh pembaca sehingga lebih mudah untuk
peristiwa di mana pada saat berbicara, dikaji dan dijabarkan, selain itu,
seorang penutur memasukan unsur unsur pembahasan ini menjadi pembahasan yang
bahasa lainke dalam bahasa yang sedang ringan dikarenakan kasus yang akan
digunakannya Peristiwa seperti ini bisa diangkat dalam penelitian ini juga
terjadi dengan siapa saja, baik itu dengan merupakan kasus yang sudah sering
rekan sebaya atau orang orang yang dijumpai di kalangan remaja. Dari segi
usianya jauh lebih muda ataupun tua. sosiolinguistik, kontak bahasa yang terjadi
pada masyarakat dwibahasa seperti dengan
Objek penutur dalam penelitian ini
adanya bahasa Indonesia dan bahasa
adalah masyarakat pada kalangan remaja
inggris. Pada penelitian ini bertujuan untuk
yang mayoritasnya merupakan remaja
memperoleh pemahaman yang mendalam
yang bilingual. Di era saat ini, bilingual
tentang alih kode dan campur kode pada
semakin meluas ke berbagai kalangan,
tuturan masyarakat bilingual di kalangan
terutama pada kalangan remaja. Pada fase
remaja. Penelitian tentang alih kode dan
ini, remaja tentunya sudah mengenal dan
campur kode pada tuturan masyarakat
mempelajari banyak hal, baik itu dari
bilingual di kalangan remaja ini dengan kode yang terdiri ata varian,
bermanfaat dalam beberapa hal yaitu, ragam, gaya, dan register.
dengan penelitian ini diharapkan dapat
1. Alih Kode
memperoleh deskripsi tentang pemilihan
alih kode, dan campur kode pada Alih kode adalah peristiwa

masyarakat multibahasa di Indonesia peralihan dari satu kode ke kode yang lain

terutama pada penuturan masyarakat di (Chaer dan Agustina, 2010: 107). Misalnya

kalangan remaja. Selain itu, melalui penutur menggunakan bahasa Indonesia

deskripsi mengenai alih kode dan campur beralih menggunakan bahasa Jawa. Alih

kode yang telah diperoleh dari penelitian kode merupakan salah satu aspek

ini diharapkan bermakna bagi upaya ketergantungan bahasa dalam masyarakat

pembinaan dan pengembangan ilmu multilingual. Dalam masyarakat

bahasa, baik yang menyangkut bahasa multilingual sangat sulit seorang penutur

Indonesia maupun bahasa bahasa lainnya. mutlak hanya menggunakan satu bahasa.
Dalam alih kode masing-masing bahasa
Istilah kode dipakai untuk
masih cenderung mendukung fungsi
menyebut salah satu varian di
masingmasing sesuai dengan konteksnya.
dalamhierarki kebahasaan, sehingga selain
Suwito (1983: 100) membagi alih kode
kode yang mengacu kepada bahasa
menjadi dua yaitu:
( seperti bahasa Inggris, Belanda, Jepang,
Indonesia), juga mengacu kepada variasi a. Alih kode ekstern

bahasa, seperti variasi regional ( seperti Bila alih bahasa, seperti

bahasa Jawa, dialek Banyumas, Jogja- dari bahasa Indonesia beralih ke

Solo, Surabaya ), juga varian kelas social bahasa Inggris atau sebaliknya.

disebut dialek social atau sosiolek ( bahasa b. Alih kode intern

Jawa halus dan kasar ), varian ragam dan Bila alih kode berupa alih

gaya dirangkum dalam laras bahasa ( gaya varian, seperti dari bahasa Jawa

sopan,gaya hormat, atau gaya santai), dan ngoko berubah ke krama. Beberapa

varian kegunaan atau register ( bahasa faktor yang menyebabkan alih kode

pidato, bahasa doa, dan bahasa lawak ). antara lain sebagai berikut.

Kenyataan seperti di atas menunjukkan


bahwa hierarki kebahasaan dimulai dari 1) Penutur

bahasa pada level paling atas diikuti Seorang penutur kadang


dengan sengaja beralih kode
terhadap mitra tutur karena serius dan pokok pembicaraan
suatu tujuan. Misalnya yang bersifat informal
mengubah situasi dari resmi disampaikan dengan bahasa
menjadi tidak resmi atau takbaku, gaya sedikit
sebaliknya. emosional, dan serba seenaknya

2) Mitra Tutur 5) Untuk membangkitkan rasa


Mitra tutur yang latar humor
belakang kebahasaannya sama Biasanya dilakukan
dengan penutur biasanya dengan alih varian, alih ragam,
beralih kode dalam wujud alih atau alih gaya bicara.
varian dan bila mitra tutur
berlatar belakang kebahasaan 6) Untuk sekadar bergengsi
berbeda cenderung alih kode Walaupun faktor situasi,
berupa alih bahasa. lawan bicara, topik, dan faktor
sosio- situasional tidak
3) Hadirnya Penutur Ketiga mengharapkan adanya alih
Untuk menetralisasi kode, terjadi alih kode,
situasi dan menghormati sehingga tampak adanya
kehadiran mitra tutur ketiga, pemaksaan, tidak wajar, dan
biasanya penutur dan mitra cenderung tidak komunikatif.
tutur beralih kode, apalagi bila
latar belakang kebahasaan 2. Campur Kode
mereka berbeda. Campur kode terjadi apabila
seorang penutur menggunakan
4) Pokok Pembicaraan suatu bahasa secara dominan
Pokok Pembicaraan mendukung suatu tuturan disisipi
atau topik merupakan faktor dengan unsur bahasa lainnya
yang dominan dalam (Chaer dan Agustina, 2010: 115).
menentukan terjadinya alih Hal ini biasanya berhubungan
kode. Pokok pembicaraan yang dengan karakteristik penutur,
bersifat formal biasanya seperti latar belakang sosial,
diungkapkan dengan ragam tingkat pendidikan, rasa
baku, dengan gaya netral dan keagamaan. Biasanya ciri
menonjolnya berupa kesantaian 3. Bilingualisme
atau situasi informal. Namun bisa Masyarakat bahasa adalah
terjadi karena keterbatasan bahasa, masyarakat yang menggunakan
ungkapan dalam bahasa tersebut satu bahasa yang disepakati sebagai
tidak ada padanannya, sehingga alat komunikasinya. Dilihat dari
ada keterpaksaan menggunakan bahasa yang digunakan dalam
bahasa lain, walaupun hanya suatu masyarakat bahasa,
mendukung satu fungsi. Campur masyarakat bahasa yang
kode termasuk juga konvergense menggunakan satu bahasa da nada
kebahasaan (linguistic masyarakat yang menggunakan dua
convergence). Campur kode dibagi bahasa atau lebih. Masyarakat
menjadi dua, yaitu: bahasa yang menggunakan satu
1) Campur kode ke dalam bahasa disebut masyarakat
(innercode- mixing), campur monolingual. Sedangkan
kode yang bersumber dari masyarakat bahasa yang
bahasa asli dengan segala menggunakan dua bahasa atau
variasinya. lebih disebut masyarakat bilingual.
Di era maju dan modern ini
2) Campur kode ke luar (outer barangkali jarang ditemukan
codemixing): campur kode masyarakat bahaasa monolingual.
yang berasal dari bahasa asing. Akan tetapi, mungkin masih ada
Latar belakang terjadinya ditemukan misalnya, daerah-
campur kode dapat daerah terpencil. Ada juga
digolongkan menjadi dua, kemungkinan masyarakat generasi
yaitu: lama yang karena satu dan lain hal
a. Sikap, latar belakang sikap tidak memiliki kesempatan belajar
penutur. bahasa lain selain bahasa
b. Kebahasaan, latar belakang daerahnya. Setelah menjadi
keterbatasan bahasa, sehingga generasi tua, mereka menjadi
ada alasan identifikasi peranan, masyarakat monolingual. Namun
identifikasi ragam, dan dalam kehidupan sehari-hari, ada
keinginan untuk menjelaskan pula masyarakat bilingual.
atau menafsirkan. Setidaknya masyarakat yang
menggunakan bahasa daerah dan
bahasa Indonesia. Misalnya, bilingualitas. Selain istilah
masyarakat yang menggunakan bilingualisme juga digunakan
bahasa Sunda dan bahasa istilah multibilingualisme yakni
Indonesia, bahasa Banjar dengan keadaan yang digunakan lebih dari
bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dua bahasa oleh seseorang dalam
dan bahasa Indonesia. pergaulannya dengan orang lain
secara bergantian (Chaer dan
Istilah bilingualisme dalam bahasa Agustina, 2010: 84). Dengan
Indonesia disebut juga demikian campur kode terjadi
kedwibahasaan (Chaer dan karena adanya hubungan timbal
Agustina, 2010: 85). Dari istilah balik antara peranan penutur,
secara harfiah sudah dapat bentuk bahasa, dan fungsi bahasa.
dipahami apa yang dimaksud Masyarakat yang bilingual dalam
dengan bilingualisme itu, yaitu komunikasi berbahasa dengan
berkenaan dengan penggunaan dua masyarakat sekitar berkenaan
bahasa atau dua kode bahasa. dengan siapa yang berkomunikasi
Secara secara sosiolinguitik secara dengan mereka. Penggunaan
umum, bilingualisme diartikan bahasa dalam berkomunikasi harus
sebagai penggunaan dua bahasa. sesuai dengan situasi yang ada, dan
atau lebih seorang penutur dalam pilihan kode ketika berkomunikasi
pergaulannya dengan orang lain sangat memungkinkan lancarnya
secara bergantian (Mackey dalam proses komunikasi. Dengan adanya
Chaer dan Agustina, 2010: 87). kontak bahasa antara masyarakat
Untuk dapat menggunakan dua Jawa, Sunda, Mandailing, dan
bahasa tentunya seseorang harus Padang dari daerah yang sama dan
menguasai dua bahasa itu. Pertama, masyarakat yang tinggal di daerah
bahasa itu sendiri atau bahasa Cilodong, terjadi pula alih kode,
pertamanya (B I) dan bahasa yang campur kode, dan bilingualism
kedua (B II). Orang yang yang didasarkan pada barbagai
menggunakan bahasa kedua faktor sosial. Hipotesis faktor-
tersebut disebut orang yang faktor sosial penentu alih kode
bilingual (kedwibahasaan). antara lain kehadiran orang ketiga
Sedangkan kemampuan untuk dan peralihan pokok pembicaraan.
menggunakan dua bahasa disebut Pada campur kode, factor faktor
sosial penentu adanya campur kode pada teknik bebas libat cakap,
adalah keterbatasan penggunaan peneliti tidak terlibat atau tidak ikut
kode dan penggunaan istilah yang serta dalam suatu peristiwa tutur,
lebih populer. Kemudian dalam namun hanya mendengarkan
proses komunikasi, seorang yang tuturan dari peristiwa tutur. Dalam
bilingual dilihat dari situasi dengan penelitian ini, peneliti hanya
siapa ketika mereka berbicara menggunakan teknik
apakah dengan orang yang berasal mendengarkan tuturan dari sebuah
dari daerah yang sama atau dari peristiwa tutur tanpa terlibat
lingkungan lain atau lingkungan dengan percakapantetapi peneliti
setempat. berusaha mencari tahu maksud dari
yang diucapkan oleh penutur.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan Dari hasil penelitian di dapatkan
pendekatan sosiolinguistik dan beberapa informasi menganai
merupakan sebuah penelitian beberapa kasus alih kode dan
lapangan. Pendekatan campur kode dalam masyarakat
sosiolinguistik tersebut secara multibahasa atau biasa disebut
metodologis dipusatkan pada dengan bilingualisme. Yang dimana
komunikasi yang dikembangkan masyarakat yang menjadi objek
dengan menggunakan data penelitian kali ini yaitu para
kualitatif. Tuturan yang menjadi kalangan remaja. kondisi yang akan
data penelitian ini terealisasi di dibahas mengenai obrol kosong
dalam penggalan tuturan remaja, yang dimana dalam obrolan
masyarakat di kalangan remaja. kosong remaja sering membahas
Metode observasi pada penelitian banyak hal seperti menceritakan
ini menggunakan dua Teknik kesehariannya, hingga membahas
lanjuta, yaitu Teknik simak libat kepribadian orang orang
cakap dan Teknik simak bebas libat disekiatarnya
cakap. Dalam Teknik simak libat
cakap, peneliti berpartisipasi dalam 1. Obrolan Seputar Curhatan
menyimak dan terlibat dalam
pembicaraan tersebut. Sedangkan
Konteks : Seorang remaja sedang
curhat kepada teman sebayanya.

Remaja 1 : Aku overthinking


banget akhir akhir ini.

Remaja 2 : Udah ga usah


overthinking, mending tawakkal aja
sama Allah.

Penggunaan kata overthinking dan


tawakkal pada peristiwa tutur
tersebut merupakan salah satu
tanda adanya campur kode pada
tuturan dengan kode dasar bahasa
Indonesia ( BI ). Kata overthinking
pada tuturan tersebut merupakan
campur kode dari bahasa inggris
( BI ), dan kata tawakkal pada
peristiwa tuturan ini merupakan
kode dari bahasa arab ( BA ).

2. Obrolan Bahagia

Konteks : Seorang remaja


menceritakan sebuah kabar
Bahagia kepada teman sebayanya.

Remaja 1 : Kamu harus tau, hari


ini aku seneng banget, because tadi
aku habis jalan bareng dia.

Remaja 2 : Really? Padahal dia itu


jarang loh dekat sama cewek.

Remaja 1 : Serius, you know lah


aku itu orangnya ga suka bohong.

Anda mungkin juga menyukai