BERWIRAUSAHA
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masyarakat yang sudah jarang memakai bahasa
monolingual (1 bahasa). Namun dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat
yang memakai dua bahasa (bilingual). Setidaknya masyarakat yang menggunakan bahasa
daerah dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan di daerah Kelurahan Sukamaju,
Kecamatan Cilodong. Hasil penelitian menunjukkan situasi kebahasaan pada masyarakat
tutur daerah Jawa, Mandailing, Padang, dan Sunda di daerah Cilodong ditandai dengan
adanya kontak bahasa yang menjadikan masyarakat tutur Jawa, Mandailing, Padang, dan
Sunda di daerah Cilodong sebagai masyarakat yang bilingual. Data dari peristiwa tutur
dalam berbagai ranah pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kode yang berwujud
bahasa yang dominan digunakan dalam komunikasi pada masyarakat tutur Jawa,
Mandailing, Padang, dan Sunda di daerah CIlodong terdiri atas beberapa kode. Kode
tersebut berupa Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Jawa (BJ), Bahasa Mandailing (BM),
Bahasa Padang/Minang (BP), dan Bahasa Sunda (BS).
47 | Pena Literasi
Ratna Dewi Kartikasari : Penggunaan Bilingualisme Pada Masyarakat Yang
Berwirausaha…
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id
kesempatan belajar bahasa lain selain lain secara bergantian (Chaer dan
bahasa daerahnya. Setelah menjadi Agustina, 2010: 84). Dengan
generasi tua, mereka menjadi masyarakat demikian campur kode terjadi
monolingual. Namun dalam kehidupan karena adanya hubungan timbal balik
sehari-hari, ada pula masyarakat antara peranan penutur, bentuk
bilingual. Setidaknya masyarakat yang bahasa, dan fungsi bahasa.
menggunakan bahasa daerah dan bahasa Masyarakat yang bilingual dalam
Indonesia. Misalnya, masyarakat yang komunikasi berbahasa
menggunakan bahasa Sunda dan bahasa dengan
Indonesia, bahasa Banjar dengan bahasa masyarakat sekitar berkenaan dengan
Indonesia dan bahasa Jawa dan bahasa siapa yang berkomunikasi dengan
Indonesia. mereka. Penggunaan bahasa dalam
berkomunikasi harus sesuai dengan
Istilah bilingualisme dalam bahasa
situasi yang ada, dan pilihan kode ketika
Indonesia disebut juga
berkomunikasi sangat memungkinkan
kedwibahasaan (Chaer dan Agustina,
lancarnya proses komunikasi. Dengan
2010: 85). Dari istilah secara harfiah
adanya kontak bahasa antara masyarakat
sudah dapat dipahami apa yang
Jawa, Sunda, Mandailing, dan Padang
dimaksud dengan bilingualisme itu,
dari daerah yang sama dan masyarakat
yaitu berkenaan dengan penggunaan
yang tinggal di daerah Cilodong,
dua bahasa atau dua kode bahasa.
terjadi pula alih kode, campur kode, dan
Secara secara sosiolinguitik secara
bilingualism yang didasarkan pada
umum, bilingualisme diartikan
barbagai faktor sosial. Hipotesis faktor-
sebagai penggunaan dua bahasa. atau
faktor sosial penentu alih kode antara lain
lebih seorang penutur dalam
kehadiran orang ketiga dan peralihan
pergaulannya dengan orang lain
pokok pembicaraan. Pada campur kode,
secara bergantian (Mackey dalam
faktor- faktor sosial penentu adanya
Chaer dan Agustina, 2010: 87).
campur kode adalah keterbatasan
Untuk dapat menggunakan dua
penggunaan kode dan penggunaan istilah
bahasa tentunya seseorang harus
yang lebih populer. Kemudian dalam
menguasai dua bahasa itu. Pertama,
proses komunikasi, seorang yang
bahasa itu sendiri atau bahasa
bilingual dilihat dari situasi dengan siapa
pertamanya (B I) dan bahasa yang
ketika mereka berbicara apakah dengan
kedua (B II). Orang yang
orang yang berasal dari daerah yang
menggunakan bahasa kedua tersebut
sama atau dari lingkungan lain atau
disebut orang yang bilingual
lingkungan setempat.
(kedwibahasaan). Sedangkan
kemampuan untuk menggunakan dua
bahasa disebut bilingualitas. Selain METODE PENELITIAN
istilah bilingualisme juga digunakan Penelitian ini menggunakan
istilah multibilingualisme yakni pendekatan Sosiolinguistik dan merupakan
keadaan yang digunakan lebih dari sebuah penelitian lapangan. Pendekatan
dua bahasa oleh seseorang Sosiolinguistik tersebut secara metodologis
dalam pergaulannya dengan orang dipusatkan pada komunikasi yang
51 | P e n a L t e r a s i
Ratna Dewi Kartikasari : Penggunaan Bilingualisme Pada Masyarakat Yang
Berwirausaha…
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id
52 | P e n a L t e r a s i
Ratna Dewi Kartikasari : Penggunaan Bilingualisme Pada Masyarakat Yang
Berwirausaha…
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id
Ibu: Alah pak, cako alah pasan jo uda Dilihat dari percakapan di atas walaupun
pasa, talua ciek peti, indomie sapuluh berada dilingkungan masyarakat betawi,
karduih, minyak duo drum, jo terigi limo sesama orang sunda masih tetap
karuang. (Sudah pak, tadi sudah pesan menggunakan bahasa ibu mereka untuk
sama abang pasar, telur satu peti, berkomunikasi dengan orang sesame
indomie sepuluh kardus, minyak dua daerahnya.
drum, sama terigu lima karung.)
Kemudian dari analisis yang dilihat dari
Bapak: Oh jadih Bu, bara total sadonya? angket yang telah di isi bahwa masyarakat
(Oh ya sudah Bu, totalnya berapa semua?) tutur daerah Jawa, Mandailing, Padang, dan
Sunda yang berada di lingkungan
Ibu: Satu juto lima ratuih, Pak. (Satu juta
masyarakat Sukamaju Cilodong memang
lima ratus, Pak.)
merupakan masyarakat yang bilingualisme,
Bapak: Jadih kalau alah tibo, agiah tau ka sebab mereka menguasai lebih dari satu
bapak yo. (Ya sudah Bu, kalau bahasa. Bahasa pertama/bahasa ibu (B I)
mereka kuasai sejak kecil yang memang
53 | P e n a L t e r a s i
Ratna Dewi Kartikasari : Penggunaan Bilingualisme Pada Masyarakat Yang
Berwirausaha…
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id