MAKALAH
Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
disusun oleh:
Suku Anak Dalam
PENDAHULUAN
Saat ini Indonesia telah memasuki zaman milenial yang membuat semua orang
berlomba-lomba mengikuti gaya hidup yang kebarat-baratan agar terlihat
kekinian dan demi menaikan status sosial mereka. Gaya hidup yang kebarat-
baratan memengaruhi seluruh aspek kehidupan. Mulai dari perilaku, etika,
bahasa, dan lain sebagainya. bukan bermaksud untuk menutup diri terhadap
perubahan zaman dan kemajuan dunia yang semakin canggih, namun, bahasa
Indonesia seharusnya masih menjadi landasan utama dari komunikasi setiap
warga negara Indonesia.
Pada era globalisasi ini memang mengakibatkan semakin banyak kaum milenial
di Indonesia yang menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa
German, bahasa Belanda, dan sebagainya. Tapi persoalannya adalah apakah
istilah-istilah atau kata-kata asing itu harus secara otomatis dibawa ke dalam
pembicaraan sehari-hari yang mengalahkan dan mengesampingkan bahasa
Indonesia.
Kita dapat melihat di sekitar kita bagaimana bahasa asli bangsa Indonesia yang
hari demi hari mulai tergerus dan dilupakan oleh generasi-generasi milenial
yang kelak akan menjadi penerus bangsa, Kenyataan menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia memberi keutamaan kepada bahasa asing, khususnya bahasa
Inggris. Hal inilah yang membuat kelompok kami melakukan penelitian
dengan judul “Dominasi Penggunan bahasa asing pada kaum milenial” untuk
mengetahui apakah penggunaan bahasa asing pada kaum milenial perlu dibatasi
atau tidak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penyebab dominasi penggunaan bahasa asing pada kaum
milenial ?
2. Apa pendapat masyarakat tentang penggunnaan bahasa asing pada kaum
millennial ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan penggunaan bahasa asing pada kaum
milenial ?
4. Apakah penggunaan bahasa asing pada kaum milenial perlu dibatasi?
C. Tujuan Penelitian
LANDASAN TEORETIS
A. Definisi Bahasa
a) Definisi bahasa menurut para ahli:
a. Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam
sebuah konteks inter-subjektif.
b. Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan
perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan)
yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat
mulut.
c. Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak
sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana
komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
d. Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan
kemampuan berpikir.
e. William A. Haviland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut
aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua
orang yang berbicara dalam bahasa itu.
b) Definisi bahasa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri.
Apabila dilihat dari beberapa pandangan mengenai definisi bahasa dari beberapa
ahli dan juga KBBI, walaupun dengan pandangannya yang berbeda-beda
mengenai bahasa, dapat disimpulkan bahwa bahasa dapat diartikan sebagai alat
komunikasi antar manusia untuk berinteraksi dan menyampaikan apa yang yang
dirasakan dengan menggunakan tanda kata, lambang atau gerakan.
B. Fungsi Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang
dihasilkan dari ucapan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan
sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat. Untuk
kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana komunikasi yang
disebut bahasa. Setiap masyrakat tentunya memiliki bahasa. Dalam komunikasi
sehari-hari alat yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, baik
berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan. Bahasa sebagai sarana komunikasi
tentunya mempunyai fungsi berdasarkan kebutuhan seseorang secara sadar atau
tidak sadar yang digunakannya. Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan
diri, alat komunikasi, dan sarana untuk kontrol sosial.
D. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah varian dari bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan
varian dialek sesuai dengan pengguna. Variasi mungkin termasuk dialek, aksen,
laras, gaya, atau berbagai sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa standar itu
sendiri.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang
mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu
berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya
variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien,
dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk
keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000).
F. Milenial
Definsi milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografi
setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan
akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-
an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga
awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Milenial pada umumnya adalah anak-anak
dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada karya ilmiah ini, kami menggunakan metode kualitatif. Menurut Lexy
J. Moloeng (2014:4), metode penelitian kualitatif merupakan metode
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jadi, dalam hal ini tidak
boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau
hipotetis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena
dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data sedalam-
dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu
data yang diteliti.
3. Teknik Kuesioner
Kami juga melakukan penelitian dengan teknik kuesioener dengan
harapan kuesioner ini dapat mendukung penelitian kami dalam
menyimpulkan apakah penggunaan bahasa asing pada kaum milenial
perlu dibatasi atau tidak. Tetapi dengan responden yang lebih banyak
dan umum. Kami menyediakan kuesioner ini dengan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
1. Berapakah umur anda?
2. Pekerjaan saat ini?
3. Ada berapa bahasa yang anda kuasai ?
4. Seberapa penting Bahasa Indonesia bagi komunikasi kaum
milenial menurut anda?
5. Seberapa penting Bahasa asing bagi komunikasi kaum milenial
menurut anda?
6. Seberapa sering anda menggunakan Bahasa/istilah asing dalam
komunikasi sehari-hari ?
7. Menurut anda apa faktor penyebab marak nya penggunaan
Bahasa asing pada kaum milenial di indonesia?
8. Apa kelebihan dari penggunaan Bahasa asing menurut anda ?
9. Apa kekurangan dari penggunaan Bahasa asing menurut anda ?
10. Menurut anda perlukah penggunaan Bahasa asing dibatasi bagi
kaum milenial ?
C. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Penyebaran kuesioner daring
Tanggal : 5 sampai 14 November 2018
Media : Google Forms ( http://bit.ly/dominasibahasaasing )
b. Wawancara
Hari : Kamis dan Jumat
Tanggal : 8 dan 9 November 2018
Tempat : SMKN10 JAKARTA dan Komplek Palem Lestari
c. Pengamatan media sosial
Tanggal : 5 sampai 14 November 2018
Media : Aplikasi media sosial Instagram
D. Subjek Penelitian
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini kami melakukan penelitian terhadap
seorang guru Bahasa Indonesia, seorang mahasiswi dan kaum milenial yang
berumur antara 17 – 21 tahun. Berikut profil subjek penelitian kami :
Menurut narasumber kami ibu Eni Rita Zahara baik atau tidaknya pengunaan
bahasa asing pada kaum milenial dilihat dari kepentingan penggunaanya.
Menurut bu Eni penggunaan bahasa asing dalam pergaulan tidaklah menjadi
suatu masalah dikarenakan perubhaan zaman yang menuntut mereka untuk
menggunakan bahasa asing dengan tanpa mengkesampingkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ibu. Contohnya seperti dalam pembuatan karya
ilmiah, diskusi pada forum-forum tertentu, dan kegiatan-kegiatan yang
bersifat resmi lainya.
Dibawah ini juga kami sertakan grafik tentang seberapa pentingnya bahasa
asing dan bahasa Indonesia bagi komunikasi kaum milenial yang sudah kamu
sebarkan melalui kuesioner yang kami buat.
C. Kelebihan dan kekurangan penggunaan bahasa asing pada kaum
milenial
Banyak pro dan kontra tentang penggunaan bahasa asing pada kaum milenial
yang terdapat pada masyarakat saat ini. Berbagai pendapat dikemukakan ada
sebagian masyarakat yang mendukung dan di sisi lain ada juga yang menolak.
Dari dua narasumber yang kami wawancara, yaitu Ibu Eni Rita Zahara dan
Shekinah Magda berpendapat bahwa penggunaan bahasa asing pada
umumnya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kelebihannya diantara lain, dapat meningkatkan kemampuan bahasa asing
yang nantinya berguna untuk pekerjaan, dapat berkomunikasi dengan orang-
orang dari negara lain, dan meningkatkan kemampuan berbahasa asing.
Sementara itu, menurut narasumber kami, kekurangan dari penggunaan
bahasa asing diantaranya adalah, lunturnya nilai nasionalisme, hilangnya rasa
cinta terhadap negara dan tidak berkembangnya Bahasa Indonesia.
E. Pembatasan penggunaan bahasa asing pada kaum milenial
Berdasarkan pendapat dua narasumber yang berhasil kami wawancara,
keduanya sepakat bahwa penggunaan bahasa asing pada kaum milenial tidak
perlu dibatasi. Ibu Eni Rita Zahara berpendapat bahwa pembatasan dalam
penggunaan bahasa merupakan pengekangan kebebasan, namun yang perlu
diperhatikan, penggunaan bahasa asing harus disesuaikan dengan tempat,
kondisi, dan waktu. Sedangkan menurut Shekinah Magda, jika penggunaan
bahasa asing dibatasi, maka kita tidak akan bisa benar-benar menguasai
bahasa asing itu.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadapa 107 responden tentang
penggunaan bahasa asing pada kaum milenial, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil penelitian mengenai faktor maraknya penggunaan bahasa
asing pada kaum milenial, sebanyak 59 (55.1%) responden menjawab
faktor pergaulan lah yang menjadi faktor utamanya. Sementara 56
(52.3%) responden menjawab faktor pendidikan yang menjadi
penyebab penggunaan bahasa asing, sebanyak 52 responden (48.6%)
menjawab faktor tren masyarakat berpengaruh terhadap penggunaan
bahasa asing, dan 24 (22.4%) responden menjawab bahwa faktor
keluaga/keturunan yang menjadi penyebab penggunaan bahasa asing
pada kaum milenial, serta faktor lain dianggap kurang berpengaruh
dalam penggunaan bahasa asing pada kaum milenial (masing-masing
kategori sisa hanya memiliki 1 responden (0.9%)).
2. Sementara itu, mengenai skala pentingnya (1-5) Bahasa Indonesia
dalam komunikasi kaum milenial, sebanyak 65 (60,7%) responden
menjawab dengan angka 5, 25 (23.4%) responden menjawab dengan
angka 4, 14 (13,1%) menjawab dengan angka 3, 1 (0.9%) responden
menjawab dengan angka 2, dan 2 (1.9%) responden menjawab dengan
angka 1.
3. Dan yang terakhir, mengenai skala pentingnya (1-5) bahasa asing
untuk komunikasi kaum milenial, sebanyak 58 (54,2%) responden
menjawab dengan angka 5, 29 (27,1%) responden menjawab dengan
angka 4, 17 (15,9%) responden menjawab dengan angka 3, 1 (0.9%)
responden menjawab dengan angka 2, dan 2 (1,9%) responden
menjawab dengan angka 1.
D. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat kelompok kami dapat
menyarankan:
1. Diharapkan penggunaan bahasa asing pada kaum milenial dapat digunakan
dengan lebih tanggung jawab, harus sadar tempat, waktu dan aturan, agar
nilai-nilai nasionalisme tidak luntur.
2. Diharapkan kaum milenial dapat mempelajari dan menggunakan bahasa
asing tanpa melupakan bahasa dan budaya bangsa Indonesia itu sendiri, serta
dapat menggunakan bahasa asing dengan bijaksana.
3. Diharapkan masyarakat dapat lebih sadar tentang dampak baik buruk atau
baik dari penggunaan bahasa asing pada kaum milenial.
DAFTAR PUSTAKA