Anda di halaman 1dari 12

BAHASA INDONESIA DAN EKSISTENSINYA DI KALANGAN

MAHASISWA SEJAK AWAL PERKEMBANGAN HINGGA SAAT


INI

Qodar
Istikomah Ilmu
Hukum Fakultas
Hukum
Universitas Negeri Semarang
Email:
qodar.istikomah@gmail.com

Abstrak: Bahasa Indonesia sejak awal perkembangannya hingga


saat ini banyak mengalami perubahan, baik dari segi tata bahasa,
ejaan, maupun kaidah kebahasaannya. Bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Melayu. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda
merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada saat Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa negara. Eksistensi bahasa Indonesia di kalangan
mahasiswa tercermin dalam berbagai kegiatan perkuliahan. Dari
hasil penganalisisan ditemukan seringnya mahasiswa menggunakan
bahasa asing dalam forum-forum ilmiah dibanding menggunakan
bahasa Indonesia dan mencampurkan bahasa asing pada bahasa
Indonesia yang kemudian merusak tatanan aturan dan ejaan bahasa
Indonesia yang benar serta eksistensi bahasa Indonesia dalam
kehidupan mahasiswa, sehingga para mahasiswa terbiasa salah
dalam penggunaanya. Namun, tidak sedikit juga mahasiswa yang
sudah menerapkan bahasa Indonesia dalam dunia perkuliahan
dengan baik. Mereka menempatkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi dalam diskusi, acara kampus, dan dalam tugas
keilmiahan seperti makalah, skripsi, artikel, power point, serta
jurnal. (spasi 1)

Kata Kunci: Bahasa, Eksistensi, Mahasiswa, Perkembangan

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sejarah bahasa Indonesia, dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang
merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan
nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung antar suku-suku, bahasa
melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan
kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia
dengan para pedagang asing. Peristiwa rapat pemuda pada 1928 membuat
perkembangan bahasa Indonesia, berkembang dengan sangat pesat.
Sekarang, bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat
Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan kebanggaan seluruh


warga negara Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa tidak
lepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, seseorang dapat
mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan
pendapat atau informasi. Sebagai mahasiswa Indonesia kita tentunya
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, yang mempunyai
peran sebagai penyampai informasi.

Belakangan ini eksistensi bahasa menjadi sorotan utama dalam dunia


pendidikan atau perkuliahan. Bahasa menjadi suatu budaya yang harus
dilestarikan keberadaanya, guna pengembangan skill pada mahasiswa
sehingga dapat menunjang peningkatan kualitas mahasiswa. Eksistensi dapat
diartikan keberadaan, dalam hal ini yang dimaksud adalah keberadaan
bahasa Indonesia. Menjadi seorang mahasiswa yang berdomisili di
Indonesia, menjadikan kita untuk terlebih dahulu mengedepankan bahasa
yang kita miliki yaitu bahasa Indonesia. Karena bahasa merupakan cerminan
dari suatu bangsa. Pada tahun belakangan ini, eksistensi mahasiswa terhadap
bahasa Indonesia sendiri cenderung menurun.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia pada awal perkembangannya?
b) Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di masa sekarang?
c) Apa pengaruh globalisasi terhadap eksistensi bahasa Indonesia di
kalangan mahasiswa?
d) Bagaimana cara mahasiswa mempertahankan eksistensi bahasa
Indonesia?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia pada awal perkembangannya.
b) Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia di masa sekarang.
c) Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap eksistensi bahasa Indonesia
di kalangan mahasiswa.
d) Mengetahui cara mahasiswa mempertahankan eksistensi bahasa
Indonesia.

2. Kerangka Teoretis
2.1 Hakikat Bahasa Indonesia
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pikiran atau perasaan satu sama lain antar penuturnya.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
diri.

Menurut Badan Bahasa (Kemendikbud), bahasa Indonesia lahir pada


tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok
Nusantara berkumpul dalam rapat Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah
yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
(3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini
dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah
Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah, bahasa
Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional yang memiliki
fungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional,
alat pemersatu masyarakat, serta alat perhubungan antar budaya dan antar
daerah.

Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada


tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945
disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia (Bab XV, Pasal 36). Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
memiliki fungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar resmi di
lembaga pendidikan, bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan
pemerintah, serta bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

2.2 Eksistensi
Eksistensi merupakan suatu kedudukan atau keberadaan. Menurut
Sjafirah dan Prasanti (2016:3-4), eksistensi diartikan sebagai keberadaan.
Dimana keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh atas ada atau
tidak adanya kita. Eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita,
karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini, membuktikan
bahwa keberadaan kita diakui.

2.3 Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di perguruan
tinggi. Menurut wikipedia, mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang
sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri
dari sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah Universitas.
Sedangkan menurut Hartaji (2021:5) Mahasiswa adalah seseorang yang
sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang
menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri
dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

2.4 Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang berkaitan dengan kualitas.
Perkembangan merujuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan
tidak begitu saja dapat diulang kembali (F.J Monks dkk, 2006:1).

3. Pembahasan
3.1 Perkembangan Bahasa Indonesia sejak Awal Terbentuknya
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang wajib digunakan oleh
bangsa Indonesia dalam berinteraksi, terutama interaksi terhadap sesama
bangsa Indonesia yang berbeda suku. Karena setiap suku berbeda bahasa,
maka bahasa Indonesia inilah bahasa persatuan dari berbagai suku tersebut.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai


bahasa nasional dan dikukuhkan sebagai bahasa negara melalui Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945 Bab XV Pasal 36, pada tanggal 18 Agustus
1945. Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Bab XV Pasal 36 itu
disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Sejarah
perkembangan bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yakni yang pertama
perkembangan bahasa Indonesia sebelum kemerdekaan dan yang kedua
perkembangan bahasa Indonesia setelah kemerdekaan.

3.1.1 Perkembangan Bahasa Indonesia sebelum Kemerdekaan


Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yaitu bahasa
Melayu Tinggi (Melaka/Riau). Tentunya ada beberapa alasan yang
menyebabkan bahasa Melayu itu dipilih.

Alasan pertama, bahasa Melayu sebagai Lingua Franca (bahasa


pengantar atau bahasa pergaulan) di Nusantara sejak lama. Sejak
zaman Sriwijaya bahasa Melayu itu digunakan sebagai bahasa
perdagangan. Pada saat itu masyarakat Indonesia sudah banyak
mengenal bahasa Melayu, oleh karena itu bahasa Melayu menjadi
bahasa yang dapat dipahami dan digunakan oleh masyarakat dari
berbagai suku yang memiliki bahasa ibu berbeda-beda.

Alasan kedua, bahasa Melayu memiliki sistem bahasa yang


praktis dan sederhana. Berdasarkan strukturnya, bahasa Melayu
berbeda dengan bahasa lainnya di Indonesia. Bahasa Melayu tidak
memiliki tingkatan dalam penggunaannya atau tidak berdasarkan
status sosial. Misalnya dalam bahasa Jawa atau bahasa Sunda terdapat
beberapa penggunaan kata yang perlu disesuaikan dengan umur
ataupun situasi kepada siapa kita berbicara, sedangkan dalam bahasa
Melayu tidak ada penggunaan kata seperti itu.

Alasan ketiga, kebutuhan politik. Karena di Indonesia terdapat


berbagai macam bahasa dan untuk mengatasi perbedaan itu, tidak
mungkin jika memilih salah satu dari ratusan bahasa daerah. Dalam
hal ini memilih bahasa Melayu merupakan keputusan yang tepat.
Karena bahasa ini telah digunakan sebagai bahasa perdagangan dan
juga telah dipahami oleh masyarakat di berbagai daerah di Nusantara.
Bukti penggunaan bahasa Melayu di berbagai daerah di Nusantara
didukung oleh penemuan prasasti berbahasa Melayu, seperti prasasti
kedukan bukit di Palembang (683 M), prasasti talang tuo di
Palembang (684 M), prasasti kota kapur di Palembang (686 M),
prasasti karang brahi di Jambi (688 M), prasasti gandasuli di Jawa
Tengah (632 M), prasasti bogor di Jawa Barat (942 M), dan prasasti
pagaruyung (1356 M). Semua bukti itu tertulis pada batu nisan di
Minye Tujoh, Aceh (1380 M).

3.1.2 Perkembangan Bahasa Indonesia setelah Kemerdekaan


Pada tanggal 28 oktober 1928, para pemuda dari berbagai pelosok
Nusantara berkumpul dalam sebuah rapat dan berikrar.

1) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang


satu, tanah air Indonesia,
2) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia,
3) Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.


Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda yaitu pernyataan tekad
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Pada tahun 1982 itulah bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa nasional.

Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia


diresmikan sebagai bahasa negara tepat setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Bahasa Indonesia semakin berkembang pada
tahun 1947, yang ditandai dengan penetapan Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi menggantikan Ejaan Van Ophuysen (1901). Pada
tahun 1972 bahasa Indonesia mengalami perbaikan ejaan kata.
Perbaikan ini dinamakan Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD), ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada
tanggal 16 Agustus 1972. Peresmian ini dikuatkan dengan Keputusan
Presiden No. 57 Tahun 1972.

Pada perkembangan berikutnya lahirlah Ejaan Bahasa Indonesia


(EBI) yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016.
Sebelumnya telah ditetapkan dengan Permendikbud No. 50 Tahun
2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
PUEBI inilah yang akan mendukung mahasiswa zaman sekarang
ketika menyusun suatu karya tulis ilmiah, untuk mengetahui ejaan
dan penulisan kata yang berlaku sekarang ini.

3.2 Penggunaan Bahasa Indonesia di Masa Sekarang


Bahasa merupakan identitas suatu bangsa. Bahasa mempunyai peran
penting dalam setiap bangsa dan negara. Di Indonesia sendiri, pengakuan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional untuk mempersatukan seluruh
bangsa dijelaskan dalam teks pada saat peristiwa “Sumpah Pemuda” pada
tanggal 28 Oktober tahun 1928. Sebagaimana teks ketiga pada saat peristiwa
Sumpah Pemuda tersebut berbunyi: “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Sebagai bahasa nasional
dan juga sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
segala kegiatan resmi kenegaraan. Demikian pula di semua jenjang
pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, bahasa
Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar.

Seiring berkembangnya waktu, pemakaian bahasa Indonesia dalam


kehidupan mahasiswa digantikan dengan pemakaian bahasa Indonesia
modern atau bahasa gaul dan bahasa asing. Menurut Beta Puspa Sari (2015)
banyaknya mahasiswa Indonesia yang menggunakan bahasa gaul, singkatan-
singkatan dalam komunikasi sehari-hari, merupakan penyimpangan dari
penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.

Kurangnya kesadaran untuk mencintai dan menggunakan bahasa


Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya atau hilangnya bahasa
Indonesia dalam pemakaiannya di masyarakat terutama di kalangan remaja.
Mahasiswa Indonesia sebagai pengguna bahasa Indonesia, dalam
menggunakan bahasa Indonesia harus lebih bijak untuk memilih bahasa yang
baik dan buruk, yang mereka dengar di internet maupun media lainnya.
Banyak mahasiswa yang tidak hanya di kehidupan nyata, di sosial media pun
mereka menggunakan bahasa Indonesia yang disisipi bahasa asing. Menurut
Pranowo (2014, hlm. 126) penggunaan bahasa remaja, dapat merusak
tatanan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa
persatuan. Hal ini disebabkan karena bahasa remaja tidak mengindahkan
kaidah bahasa Indonesia.

3.3 Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia di Kalangan


Mahasiswa

Dalam era globalisasi yang berkembang pesat saat ini, tentu saja banyak
berdampak pada bahasa atau alat komunikasi lisan. Keadaan sekarang adalah
fungsi bahasa Indonesia mulai digantikan atau tergeser oleh bahasa asing dan
adanya perilaku yang cenderung menyelipkan istilah asing (Putri, 2017).
Penggunaan bahasa Indonesia modern atau bahasa gaul dan bahasa asing,
dapat membuat eksistensi bahasa Indonesia kian menurun. Bahasa gaul dan
bahasa asing secara langsung maupun tidak langsung, telah mengubah
generasi Indonesia untuk tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.

Posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu yang bersifat dinamis, kini
terguncang dengan tantangan dari bahasa asing. Tantangan tersebut datang
dari pengaruh negatif bahasa asing berupa masuknya kosakata tanpa proses
pembentukan istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa. Banyak di
kalangan mahasiswa yang sudah mulai meremehkan bahasa Indonesia dan
banyak dari mereka yang belum mengerti kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar (Indrayanti, 2015). Bahasa yang digunakan oleh mahasiswa
biasanya dipengaruhi oleh media sosial, yang menjadi hal wajib untuk
diakses oleh mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Syarfina
(2015:135) bahwa era digital yang menuntut penguasaan teknologi dan
bahasa asing pada berbagai bidang kehidupan saat ini makin meminggirkan
posisi bahasa Indonesia.
Keberadaan bahasa Indonesia semakin lama semakin pudar karena
kebiasaan atau seringnya mahasiswa, menggunakan bahasa selain bahasa
Indonesia, seperti “bahasa gaul” dan bahasa asing. Tentu ini merupakan
kenyataan yang ironis karena mahasiswa Indonesia justru lebih bangga
apabila mereka menguasai bahasa asing daripada menguasai bahasa mereka
sendiri. Mahasiswa, sebagai pemakai bahasa Indonesia, seharusnya bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Namun
kenyataannya tidak demikian, rasa bangga berbahasa Indonesia belum
tertanam pada setiap mahasiswa.

3.4 Cara Mahasiswa Mempertahankan Eksistensi Bahasa Indonesia


dalam Dunia Perkuliahan

Bahasa adalah suatu alat komunikasi dan kerja sama yang paling efektif
dalam berkomunikasi atau dalam berinteraksi. Bahasa merupakan sarana
untuk berpikir pada sumber awal manusia dalam memperoleh ilmu
pengetahuan serta memahaminya, sebagai simbol dari sebuah pemahaman.

Mahasiswa memerlukan sikap positif untuk membantu bahasa Indonesia


dalam mempertahankan eksistensinya dengan cara menunjukkan sikap
bangga dan kesetiaan terhadap bahasa Indonesia. Tidak hanya itu, dosen
sebagai pendidik juga memiliki peran penting dalam menjaga eksistensi
bahasa Indonesia dengan cara mengubah pola mengajar agar mahasiswa
tidak bosan dalam mempelajari bahasa Indonesia. Sebab, jika mahasiswa
bosan dengan pelajaran bahasa Indonesia, tentu saja akan menurunkan
eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak
lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan
bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran
bahasa. Dengan membaca, mahasiswa dilatih mengingat, memahami isi
bacaan, meneliti kata- kata istilah dan maknanya.

Selain itu, mahasiswa juga akan menemukan informasi yang belum


diketahuinya. Saat ini, mahasiswa sudah banyak melakukan inovasi-inovasi
untuk menghargai kedudukan bahasa Indonesia sebagai dasar nasionalisme.
Di bidang sastra, mahasiswa melakukan inovasi dengan cara membuat puisi,
cerpen, pantun, dan lain-lain. Di bidang kebahasaan, mahasiswa melakukan
inovasi dengan cara membuat dan membenarkan karya ilmiah, power point,
makalah, artikel, dan lain-lain. Mahasiswa mengenalkan berbagai karyanya
dengan memanfaatkan media online, seperti mengunggahnya di media sosial
dan platform online lainnya.

4. Penutup
4.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai “Bahasa Indonesia
dan Eksistensinya di Kalangan Mahasiswa Sejak Awal Perkembangan
Hingga Saat Ini” dapat ditarik empat kesimpulan. Pertama, Perkembangan
bahasa Indonesia sejak awal terbentuknya mulai dari bahasa Indonesia yang
berasal dari bahasa Melayu, kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945,
bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa Negara tepat setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan pada perkembangan berikutnya lahirlah Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI) yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
2016. Kedua, penggunaan bahasa Indonesia pada awal perkembangan yaitu
pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar. Seiring
berkembangnya waktu, pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan
mahasiswa digantikan dengan pemakaian bahasa Indonesia modern atau
bahasa gaul dan bahasa asing. Ketiga, pengaruh globalisasi terhadap
eksistensi bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa adalah bahasa Indonesia
mulai digantikan atau tergeser oleh bahasa gaul dan bahasa asing, yang
kemudian keberadaan bahasa Indonesia semakin lama semakin pudar karena
kebiasaan atau seringnya mahasiswa menggunakan bahasa selain bahasa
Indonesia. Keempat, cara mahasiswa mempertahankan eksistensi bahasa
Indonesia adalah mahasiswa sudah banyak melakukan inovasi-inovasi
untuk menghargai kedudukan bahasa Indonesia sebagai dasar nasionalisme.
Di bidang sastra, mahasiswa melakukan inovasi dengan cara membuat puisi,
cerpen, pantun, dan lain-lain. Di bidang kebahasan, mahasiswa melakukan
inovasi dengan cara membuat dan membenarkan karya ilmiah, power point,
makalah, artikel, dan lain-lain. Mahasiswa mengenalkan berbagai karyanya
dengan memanfaatkan media online, seperti mengunggahnya di media sosial
dan platform online lainnya.

4.2 Saran
Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa Indonesia,
perlu dibina dan diterapkan oleh setiap mahasiswa. Hal ini diperlukan agar
bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang
tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia
memegang peranan penting dalam membangun bangsa Indonesia seutuhnya.
Sebagai mahasiswa yang mencintai tanah air, marilah kita memahami
tentang pentingnya bahasa Indonesia dan bersikap lebih apresiatif terhadap
nasionalisme dan mempertahankan ciri khas kebudayaan masing- masing
daerah atau suku, serta berusaha untuk dapat bereksplorasi akan keilmuan
yang dapat menunjang segala aspek pendidikan guna menumbuhkan jiwa
nasionalisme. Hal itu dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan
bahasa Indonesia untuk berinteraksi dengan sesama mahasiswa di kampus
maupun dengan masyarakat di luar kampus. Selain itu, setelah menerapkan
bahasa Indonesia yang baik dan benar pada diri sendiri, mahasiswa juga
diharapkan dapat mengedukasikannya kepada orang lain.

Daftar Pustaka

Beta Puspa Sari (2015) yang berjudul “Pudarnya Penggunaan Bahasa


Indonesia oleh Bahasa Gaul di Kalangan Remaja.
F.J.Monks, dkk.2006. Psikologi Perkembangan, Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang
Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma. (tidak diterbitkan).
http://repository.unib.ac.id/11123/1/18-Sri%20Murti, pdf diakses pada 8
September 2021, pukul 20.10
http://repository.unib.ac.id/11123/1/18-Sri%20Murti.pdf, diunduh pada
Jumat, 1 Oktober 2021 pukul 22.28
https://id.wikipedia.org/wiki/Mahasiswa, diakses pada Jumat, 1 Oktober 2021
pukul 18.18
https://inzpirasikuw.blogspot.com/2010/03/pengertian-perkembangan.html,
diakses pada Sabtu, 9 Oktober 2021 pukul 10.43
https://kumparan.com/aqilanursyabani20/perkembangan-bahasa-indonesia-
sejak-awa l-terbentuknya-1uW3YsBecOr, diakses pada Jumat, 8
Oktober 2021 pukul 20.50
https://www.kompasiana.com/dessyhaloho/5517e55c813311ad689de520/pen
ggunaa n-bahasa-indonesia-zaman-sekarang, diakses pada 8 Oktober
2021, pukul 19.46
Indrayanti, Tri. (2015). “Potret Penggunaan Bahasa Remaja dalam Perspektif
Kalangan Mahasiswa”. Prosiding Seminar Nasional PRASASTI II
“Kajian Pragmatik dalam Berbagai Bidang”.
Murti,S. (2015). Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia Di Era Global.In
Dalam Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB, Hal 177.
Pranowo. (2014). Teori Belajar Bahasa Untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa
jurusan Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putri, Nimas P. (2017). Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Generasi Millenial.
Widyabastra, 5(1), 45-49.
Sari, N., & Wedasuwari, I. 2014. Pilihan Bahasa Siswa Kelas X1 IPA 2
SMA (SLUA) 1 Saraswati Denpasar. Bakti Saraswati, 03 (02), 40-47,
diunduh
pada Sabtu, 2 Oktober 2021 pukul 08.38.
Sunarto, dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Zamzami. (2014). Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Pendidikan Berbasis
Keragaman Budaya. Makalah dipresentasikan dalam Seminar
Internasional Pendidikan Berbasis Budaya: Sumbangan Bahasa dan
Sastra Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai