Anda di halaman 1dari 9

Nama:Sopia Helwinda

Nim: 20231035
Matkul : Bahasa Indonesia

1.Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu.Jelaskan asal muasal bahasa Indonesia dan
factor berterimanya bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia yang kemudia menjadi
nasional?
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu termasuk ke dalam rumpun bahasa
Austronesia yang telah digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak abad-abad awal
penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya (Alek,dkk. 2010:8). Bentuk
bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah melayu pasar. Jenis ini sangat lentur
sebab sangat mudah dimengerti dan efektif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan
mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para
penggunanya. Selain Melayu pasar terdapat pula istilah Melayu Tinggi. Pada masa lalu
Melayu tinggi digunakan kalangan keluarga krajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa.
Bentuk bahasa ini lebih sulit kerana penggunaanya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak
seekspresif bahasa Melayu pasar. Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap
kelenturan Melayu pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha
meredamnya dengan mempromosikan bahasa Melayu tinggi, di antaranya dengan
penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi bahasa
Melayu pasar sudah terlanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.
Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetapi pasti, berkembang dan tumbuh
terus. Pada waktu akhirakhir ini perkembangannya itu menjadi demikian pesatnya sehingga
bahasa ini telah menjelma menjadi bahasa moderen, yang kaya akan kosakata dan mantap
dalam strukturnya.Pada tanggal 28 oktober 1928, para pemuda dan pelajar mengikrarkan
Sumpah Pemuda. Naskah Putusan Kongres Pemuda tahun 1928 itu berisi tiga butir
kebulatan tekad sebagai berikut:
“Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bahasa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjujung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Berdasarkan putusan kongres pemuda di atas tergambar begitu tingginya
Nasionalisme kaum muda dan pelajar pada masa itu untuk mengangkat derajat dan
martabat bahasa Indonesia di Nusantara, tanpa paksaan ataupun tekanan dari pihak
manapun. Kaum muda dan pelajar begitu bekobarnya semangat memperjuangkan
kemerdekaan dan pengakuan bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia di mata dunia.

2.Jelaskan kedudukan bahasa Indonesia beserta fungsinya


a) Kedudukan bahasa Indonesia
Berikut ini terdapat beberapa kedudukan bahasa indonesia, terdiri atas:

1. Sebagai Bahasa Nasional


Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya,
Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memiliki fungsi-
fungsi sebagai berikut :
Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, Ras, Adat
Istiadat, dan Budaya.
Adapun penjelasanya :

Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional


Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir-bulir
Sumpah Pemuda.

Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa


Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai
sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar
dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India,
Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi


Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai
macam media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara Pertelevisian, Siaran
Radio, Website, dll.
Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, Ras,
Adat, dan Budaya
Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya,
maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini masuk dengan
kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, Ras, Adat Istiadat, dan
Budaya.

2. Sebagai Bahasa Negara


Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara. Dengan demikian, selain berkedudukan sebagai bahasa
Nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara.Berikut
merupakan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara hasil
perumusan seminar politik bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta, pada
tanggal 25-28 Februari 1975, yaitu :

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.


Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan
Teknologi.
adapun penjelasanya :

Bahasa resmi kenegaraan


Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam
adminstrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan
maupun dalam bentuk tulisan, komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan
masyarakat. Dokumen-dokumen dan keputusankeputusan serta surat-menyurat yang
dikeluarkan oleh pemeritah dan badanbadan kenegaraan lain seperti DPR dan MPR
ditulis di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis
dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan pemakaian
bahasa Indonesia oleh warga masyarakat kita di dalam hubungannya dengan
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan.

Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa untuk melaksanakan


fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan dengan sebaikbaiknya, pemakaian
bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan adminstrasi pemerintahan perlu senantiasa
dibina dan dikembangkan, penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu
faktor yang menentukan di dalam pengembangan ketenagaan seperti penerimaan
karyawan baru, kenaikan pangkat baik sipil maupun militer, dan pemberian tugas-
khusus baik di dalam maupun di luar negeri.

Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan


Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan dilembaga-
lembaga pendidikan baik formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi. Masalah pemakaian bahasa Indonesia sebagai satu-satunya
bahasa pengantar di segala jenis dan tingkat pendidikan di seluruh Indonesia,
menurut Suhendar dan Supinah (1997), masih merupakan masalah yang meminta
perhatian.

Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan


nasional serta kepentingan pemerintah
Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya
dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat
luas atau antar suku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang
keadaan sosial budaya dan bahasanya sama.

Alat pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya sendiri, yang membedakannya
dengan bahasa daerah. Dalam pada itu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau
penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia.

Dengan demikian masyarakat bangsa kita tidak tergantung sepenuhnya


kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta dalam usaha
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terkait dengan hal itu, Suhendar dan Supinah (1997) mengemukakan bahwa
bahasa Indonesia adalah atu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-
ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah.

b).Fungsi
Menurut buku Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional memiliki fungsi,diantaranya:

a. Lambang Kebanggaan Kebangsaan


Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan,
bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari
rasa
kebangsaan. Atas dasar kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus
dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggan pemakainya
senantiasa kita bina.

b. Lambang Indentitas Nasional


Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas Nasional, yang
mengarah pada penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain bendera dan
lambang negara. Di dalam fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus
memiliki indentitasnya sendiri, sehingga serasi dengan lambing kebangsaan
yang lain. Bahasa Indonesia memiliki indentitasnya hanya apabila
masyarakat
pemakainya terutama kaum muda dan pelajar membina dan
mengembangkanya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur
bahasa lain.

c. Alat Perhubungan Antarwarga,Antardaerah, Antarbudaya


Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum
dan nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat
berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan
bahasa tidak perlu dikawatirkan. Masyarakat dapat berpergian ke seluruh
plosok tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai
satusatunya alat komunikasi.

d. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya.


Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa
maksudnya, bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara suku-
suku, budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus menghilangkan
indentitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai social budaya serta latar
belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa
nasional itu masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas
kepentinggan daerah atau golongan.
Sedangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
memiliki fungsi diantaranya:

a. Bahasa Resmi Kenegaraan


Maksud dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan,
bahwa bahasa Indonesia dipakai di dalam kegiatan-kegiatan resmi
kenegaraan seperti upacara,peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam
bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Salah satu kegiatan tersebut
adalah penulisan dokumen dan putusan-putusan serta surat-surat yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainya, serta
pidatopidato kenegaraan’

b. Bahasa Pengatar dalam Pendidikan


Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di dunia pendidikan di
nusantara ini,mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi
diseluruh Indonesia, kecuali pada daerah-daerah tertentu yang masih
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya seperti Aceh,
Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali dan Makasar, akan tetapi hanya sampai
tahun ke tiga pendidikan Sekolah Dasar.

c. Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional


Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan
saja sebagai alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku,melainkan juga
sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang
social budaya dan bahasanya.

d. Alat Pegembangan Kebudayaan,


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.Di dalam hubungan ini, bahasa
Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa
Indonesia memiliki ciri-ciri dan indentitasnya sendiri, yang membedakanya
dengan kebudayaan daerah.

3. Ragam bahasa Indonesia menurut Alwi secara garis besar ada dua, yakni berdasarkan
pemakaiannya dan berdasarkan penuturnya. Coba uraikan lebih rinci hal tersebut!
a) Ragam Bahasa Menurut Jenis Pemakaiannya
Menurut jenis pemakaiannya, ragam bahasa dapat dirinci menjadi tiga macam, masing-
masing (1) berdasarkan pokok persoalannya, (2) berdasarkan media pembicaraan yang
digunakan, dan (3) berdasarkan hubungan antarpembicara. Berdasarkan pokok
persoalannya, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam bahasa undang-undang, ragam
bahasa jurnalistik, ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra, dan ragam bahasa sehari-hari
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam lisan (ragam
bahasa cakapan, ragam bahasa pidato, ragam bahasa kuliah,dan ragam bahasa panggung),
ragam tulis (ragam bahasa teknis, ragam bahasa undang-undang, ragam bahasa catatan, dan
ragam bahasa surat).Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibedakan menjadi
ragam bahasa resmi, ragam bahasa santai, ragam bahasa akrab, ragam baku dan ragam
takbaku. Situasi resmi, yang menuntut pemakaian ragam baku,tercermin dalam situasi
berikut ini:
(1) komunikasi resmi, yakni dalam suratmenyurat resmi, surat-menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi-instansi resmi, penamaan dan
peristilahan resmi,perundang-undangan, dan sebagainya.
(2) wacana teknis, yakni dalam laporan resmi dan karya ilmiah.
(3) pembicaraan di depan umum, yakni dalam ceramah,kuliah, khotbah, dan sebagainya;
dan
(4) pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Ragam bahasa baku merupakan ragam orang yang berpendidikan. Kaidahkaidah
ragam baku paling lengkap pemeriannya jika dibandingkan dengan ragam bahasa yang lain.
Ragam ini tidak saja ditelaah dan diperikan, tetapi juga diajarkan di sekolah. Ragam inilah
yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar. Ragam bahasa baku
memiliki sifat kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan yang tetap.
Kebakuannya itu tidak dapat berubah setiap saat. Ciri kedua yang menandai bahasa baku
ialah sifat kecendekiaannya. Sifat kecendekiaan ini terwujud di dalam kalimat, paragraf,
dan satuan bahasa yang lebih besar lainnya yang mengungkapkan penalaran atau pemikiran
yang teratur, logis, dan masuk akal. Proses pencendekiaan bahasa baku ini amat penting
bila masyarakat penutur memang mengidealisasikan bahasa Indonesia berkemampuan
menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Hingga saat ini, untuk hal yang
disebutkan terakhir, masyarakat Indonesia masih sangat bergantung kepada bahasa
asing.Bahasa baku mendukung beberapa fungsi, di antaranya adalah (a) fungsi pemersatu
dan (b) fungsi pemberi kekhasan. Bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai
dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu
masyarakat bahasa dan meningkatkan proses identifikasi penutur orang seorang dengan
seluruh masyarakat itu. Fungsi pemberi kekhasan yang diemban oleh bahasa baku
membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Karena fungsi itu, bahasa baku memperkuat
perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan. Hal itu terlihat pada
penutur bahasa Indonesia.
Untuk mendukung pemantapan fungsi bahasa baku diperlukan sikap tertentu dari
para penutur terhadap bahasa baku. Setidak-tidaknya, sikap terhadap bahasa baku
mengandung tiga dimensi, yaitu (1) sikap kesetiaan bahasa, (2) sikap kebanggaan bahasa,
dan (3) sikap kesadaran akan norma atau kaidah bahasa. Setia terhadap bahasa baku
bermakna selalu atau senantiasa kukuh untuk menjaga atau memelihara bahasa tersebut dari
pengaruh-pengaruh bahasa lain secara berlebihan, terutama bahasa asing. Bangga terhadap
bahasa baku tercermin di dalam perasaan senang dan tidak sungkan menggunakan bahasa
baku di dalam situasi-situasi yang mengharuskan penggunaan ragam bahasa tersebut.
Kesadaran akan norma bahasa baku terlihat di dalam kesungguhan untuk memahami dan
menggunakan kaidah-kaidah bahasa tersebut dengan setepat-tepanya dalam rangka
pengungkapan nalar yang logis.Dalam konteks bahasa baku di atas, perlu pula disinggung
sekilas mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pengaitan ini penting agar tidak timbul kerancuan pemahaman mengenai keduanya.
Pada peringatan ke-87 hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 1995, di Jakarta, Kepala Negara
menekankan pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Akhirakhir ini, dampak
seruan tersebut semakin terasa. Slogan “Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar”
pada kain rentang dapat kita temukan di mana-mana. Namun, gencarnya pemasyarakatan
ungkapan tersebut belum tentu diikuti pemahaman yang benar tentang maknanya. Karena
itu, pada bagian ini akan dijelaskan makna serta kriteria bahasa yang baik dan bahasa yang
benar tersebut. Kriteria yang dipakai untuk menentukan bahasa Indonesia yang benar
adalah kaidah bahasa. Kaidah-kaidah bahasa yang dimaksudkan tersebut meliputi aspek (1)
tata bunyi, (2) tata kata dan tata kalimat, (3) tata istilah, (4) tata ejaan, dan (5) tata makna.
Benar tidaknya bahasa Indonesia yang kita gunakan bergantung pada benar tidaknya
pemakaian kaidah bahasa. .Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih
ragam bahasa dengan konteks, peristiwa, atau keadaan yang dihadapi.
Orang yang mahir memilih ragam bahasa dianggap berbahasa dengan baik.
Bahasanya membuahkan efek atau hasil karena sesuai dengan tuntutan situasi. Pemilihan
ragam yang cocok merupakan tuntutan komunikasi yang tak bisa diabakan begitu saja.
Pemanfaatan ragam bahasa yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis
pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat.
Referensi:
Alek, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana. Alwi, dkk.
2003.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, dkk. 2010. Cermat
Berbahasa Indonesia. Jakarta: AKAPRESS.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di PT. Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai