Anda di halaman 1dari 13

Nama : ARIA NANDA

Nim : 4183131021

Kelas : PENDIDIKAN KIMIA A 2018

1. Secara nasional dan kenegaraan, bahasa Indonesia memegang peran yang


sangat penting. Untuk itu, melalui politik bahasa, bahasa Indonesia ditetapkan
kedudukan dan fungsinya. Jelaskan (sertakan contoh) kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia!
Jawab ;
a. Fungsi Bahasa Indonesia Dalam Kedudukan Sebagai Bahasa Nasional Meliputi 4
Aspek yaitu :
 Bahasa Indonesia Sebagai Lambang Kebanggaan Nasional
Bahasa Indonesia Sebagai lambang kebanggaan Nasional adalah bahasa
Indonesia yang mempunyai nilai-nilai sosial, budaya luhur bangsa. Dengan nilai
yang dimiliki merupakan cermin bangsa Indonesia, untuk itu kita sebagai warga
negara Indonesia harus bangga, menjunjung tinggi dan mempertahankan nilai-
nilai yang terkadung di dalamnya serta mengamalkan sesuai dengan isi nilai
sosial dan budaya luhur bangsa. Sebagai wujud rasa bangga terhadap bahasa
Indonesia, kita harus menggunakan bahasa Indonesia setiap hari terutama di
lingkungan sekolah dan tanpa ada rasa rendah diri, dan acuh tak acuh. untuk itu
sebagai warga negara Indonesia yang baik kita harus menjaga bahasa sesuai
dengan isi sumpah pemuda tersebut diatas.
 Bahasa Indonesia Sebagai Lambang identitas Nasional
Bahasa Indonesia Sebagai lambang identitas Nasional Berarti bahwa bahasa
Indonesia dapat mengetahui identitas kewarganegaraan seseorang dan juga
dapat membedakan antar negara lain, yaitu karakter, kpribadian, dan watak
sebagai bangsa Indonesia. Harus di wujudkan dan dijaga jangan sampai
kepribadian tersebut diatas tidak tercermin di dalamnya.
 Bahasa Indonesia Sebagai Alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia ini
masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-
beda bahasanya, dapat disatukan melalui bahasa Indonesia bersatu dalam satu
kebangsaan, dan mempunyai cita-cita, rasa senasib dan sepenangungan yang
sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa ini dapat merasa harmonis dan serasi,
karena diantara kita tidak lagi merasa ada persaingan dan tidak merasa lagi
‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya
daerah masih dapat kita lihat dan masih tercermin didalam bahasa daerah
masing-masing yang masih kental. dan bahasa daerah dapat memperkaya aneka
ragam bahasa daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia.
 Bahasa Indonesia Sebagai Alat penghubung antar Budaya dan antar Daerah
Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung antar Budaya dan antar Daerah.
dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia kita
dapat saling berinteraksi untuk segala bidang kehidupan. Baik pemerintah,
interaksi segala kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan idiologi, politik,
sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, dan kemanan dengan mudah dapat
disampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Jika laju pertumbuhan
komunikasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat tingkat wawasan
dan pengetahuan manusia. dan jika semakin cepat pengetahuan meningkat maka
akan mempermudah perkembangan kehidupan bangsa.
b. Kedudukan Bahasa Indonesia
1) Sebagai Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya,
Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut :
 Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir-bulir
Sumpah Pemuda.
 Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini.
Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan
menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India,
Malaysia, dan lain-lain yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
 Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam
media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara Pertelevisian, Siaran
Radio, Website, dll.
 Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama,
Ras, Adat, dan Budaya
Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya,
maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini masuk dengan
kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, Ras,
Adat Istiadat, dan Budaya.
2) Sebagai Bahasa Negara
Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara. Dengan demikian, selain berkedudukan sebagai bahasa
Nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara. Berikut
merupakan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara hasil
perumusan seminar politik bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta,
pada tanggal  25-28 Februari 1975, yaitu :
a. Bahasa resmi kenegaraan
Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam
adminstrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan
maupun dalam bentuk tulisan, komunikasi timbal-balik antara pemerintah
dengan masyarakat. Dokumen-dokumen dan keputusankeputusan serta surat-
menyurat yang dikeluarkan oleh pemeritah dan badanbadan kenegaraan lain
seperti DPR dan MPR ditulis di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato,
terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia.
Demikian halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia oleh warga masyarakat
kita di dalam hubungannya dengan upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan. Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa untuk
melaksanakan fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan dengan
sebaikbaiknya, pemakaian bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan adminstrasi
pemerintahan perlu senantiasa dibina dan dikembangkan, penguasaan bahasa
Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan di dalam
pengembangan ketenagaan seperti penerimaan karyawan baru, kenaikan
pangkat baik sipil maupun militer, dan pemberian tugas-khusus baik di dalam
maupun di luar negeri.
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan dilembaga-lembaga
pendidikan baik formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi. Masalah pemakaian bahasa Indonesia sebagai satu-
satunya bahasa pengantar di segala jenis dan tingkat pendidikan di seluruh
Indonesia, menurut Suhendar dan Supinah (1997), masih merupakan masalah
yang meminta perhatian.
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
nasional serta kepentingan pemerintah
Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya dipakai
sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat
luas atau antar suku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat
yang keadaan sosial budaya dan bahasanya sama.
d. Alat pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya sendiri, yang
membedakannya dengan bahasa daerah. Dalam pada itu untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian
pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan, dilakukan dalam bahasa
Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita tidak tergantung
sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta
dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan
hal itu, Suhendar dan Supinah (1997) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia
adalah atu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki
ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan
daerah.

2. Tuliskan ulasan Anda tentang UU RI No. 24 Tahun 2009, khususnya yang


terkait dengan Bab III!
Jawab :
Ulasan saya mengenai UU RI No. 24 Tahun 2009, khususnya yang terkait dengan
Bab III sebagai berikut;
a. Ulasan umum
1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal
36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan
dinamika peradaban bangsa.
2) Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai jati
diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa,
serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.
3) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan,
komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi
dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.
b. Penggunaan bahasa Indonesia
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di zaman sekarang
sungguh memprihatinkan. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang,
memaksa para kaum muda di zaman sekarang kurang memperdulikan penggunaan
bahasa Indonesia yang tepat. Anak muda sekarang lebih cenderung menggunakan
bahasa atau ungkapan yang sedang ngetrend di seluruh dunia. Pengaruh sosial
media dapat memenuhi aspek fungsi definisi bahasa Indonesia yang tepat.
Sehingga ini membuat kedudukan bahasa Indonesia semakin terjepit. Kita
sering mendengar orang berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting lawan
berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam bahasa
Indonesia. Pretensi itu berkembang menjadi sebuah aksioma di tengah
masyarakat. Dampaknya, bahasa Indonesia menjadi terabaikan.
Sepanjang sejarah bahasa Indonesia selalu mengalami perkembangan.
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia tidak menampik kenyataan terhadap
masuknya bahasa lain. Justru bahasa-bahasa yang masuk itu dapat memperkaya
bahasa Indonesia terutama dari segi perbendaharaan kata. Sungguhpun bahasa
Indonesia diperkaya oleh bahasa lain, tetapi tidak sampai pada struktur bahasa
secara keseluruhan. Karena itu, bahasa Indonesia tetap dapat menunjukkan jati
dirinya.
Kenyataan memang tidak dapat dipungkiri. Kendati telah ditetapkan aturan
baku tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (formal), tetapi
aturan tersebut masih diingkari oleh sebagian masyarakat kita. Bahkan, gejala
merendahkan bahasa sendiri semakin nyata. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku
berbahasa masyarakat kita dewasa ini.
Sikap bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia cenderung ambivalen,
sehingga terjadi dilematis. Artinya, di satu pihak kita menginginkan bahasa
Indonesia menjadi bahasa modern, dan dapat mengikuti perkembangan zaman
serta mampu merekam ilmu pengetahuan dan teknologi global, tetapi di pihak lain
kita telah melunturkan identitas dan citra diri itu dengan lebih banyak
mengapresiasi bahasa asing sebagai lambang kemodernan. Atas dasar itu, tidak
heran jika para remaja masa kini lebih cenderung menggunakan bahasa asing atau
bahasa gaul sebagai bagian dari hidupnya jika mereka tidak ingin disebut
ketinggalan zaman.
Interaksi global dalam berbagai bidang dewasa ini tidak bisa dihindari.
Akibatnya proses transaksi nilai-nilai global dengan sendirinya juga akan terjadi.
Pentingnya kesadaran dari diri kita sendiri terhadap penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Sepanjang kita berada di wilayah negara Indonesia,
merupakan suatu keniscayaan untuk tetap mempergunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan kaidah. Hal ini juga mempertegas kecintaan kita
terhadap bahasa kita sendiri agar identitas bangsa kita lebih dihargai dalam skala
internasional. Sehingga tidak menutup kemungkinan, bahasa Indonesia dapat
menjadi bahasa Internasional di masa mendatang. Bahasa dan kita lah penentunya.
c. Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa Indonesia
d. Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional
Salah satu contoh dukungan antarlembaga dalam pengutamaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara sekaligus mendorongnya menjadi bahasa internasional
adalah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 yang
mengatur fasilitasi pendidikan dan pelatihan bahasa Indonesia bagi tenaga kerja
asing.
e. Lembaga kebahasaan
Untuk mewujudkan visi dan misi, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
menjalin kerja sama dengan banyak pihak, baik di dalam maupun di luar negeri.
Kerja sama dalam negeri, antara lain, dilakukan dengan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota di seluruh Indonesia, perguruan tinggi, lembaga pemerintah dan
swasta, serta organisasi profesi. Sementara itu, dengan pihak luar negeri, kerja
sama itu dilakukan dengan perguruan-perguruan tinggi, lembaga-lembaga
pengajaran bahasa Indonesia, dan pusat-pusat kebudayaan asing
3. Jelaskan ciri-ciri bahasa Indonesia baku tulis. Berdasarkan ciri-ciri itu, ambillah
sebuah tulisan ilmiah (misalnya skripsi, makalah, artikel dengan mencantumkan
sumbernya) yang melanggar ciri (-ciri) itu!
Jawab ;
Secara umum dapat diketahui bahasa Indonesia baku mempunyai tiga ciri :
a. memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan,
b. kemantapan dinamis
c. cendikia.

Dalam hal ini, kemantapan dinamis berarti kaidah bahasa Indonesia baku relatif
tetap tidak berubah setiap saat.Secara lebih spesifik dapat di sajikan beberapa ciri
bahasa Indonesia baku sebagai hasil sintesis dari hasil penelitian yang di lakukan
oleh Harimurti Kridalaksana, Anto M. Muliono, dan Suwito (Barus dkk., 2014 : 13-
15), yaitu sebagai berikut.

 Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku yang relatif bebas atau
sedikit warna bahasa daerah. Misalnya: Kata [keterampilan] diucapkan
[katarampilan] (salah), [ketrampilan] (salah).
 Bentuk kata berawalan me- dan ber-, dan lain-lain sebagai bahagian morfologi
bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya: Banjir
menyerang kampung yang banyak penduduknya.
 Konjungi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan
tetap dalam kalimat. Misalnya: Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada
siapapun, karena semua dianggapnya penipu.
 Partikel –kah, -lah, dan –pun sebagai bahagian morfolofi bahasa Indonesia baku
dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat
Misalnya: Turunkanlah jangkar itu!

 Preposisi atau kata depan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya: Saya bertemu dengan kapten
kapal itu kemarin.
 Kosakata sebagai bahagian semantik bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan
tetap dalam kalimat. Misalnya: mengapa, kapal, harus, dirawat
 Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap
 

dalam kalimat maupun tanda – tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia.
4. Jelaskan tentang teks akademik secara komprehensif!
Jawab :
Komperensif adalah segala sesuatu yang bersifat luas dan lengkap yakni meliputi
berbagai aspek atau ruang lingkup yang luas.
5. Tuliskan contoh sederhana (namun unsur-unsurnya lengkap) teks ulasan atau
teks proposal
Jawab :
Contoh Teks Ulasan Novel Karang Setan
Judul `                   : Karang Setan
Penulis                 : Enid Blyton
Jenis Buku           : Fiksi
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan XIV        : Desember 2011
Tebal                     : X +192 halaman

Karang  Setan
 Karang Setan adalah novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan karya Enid
Blyton, penulis berkebangsaan Inggris. Novel ini menceritakan kisah petualangan
Lima Sekawan yang berlibur di sebuah mercusuar tua milik Si Utik yang berada
di atas Karang Setan. Ada dongeng yang menceritakan bahwa terdapat harta
karun yang disembunyikan disana. Lima Sekawan pun memutuskan untuk
menyelidiki sekeliling gua. Lima Sekawan itu adalah Julian, Dick, George, Anne,
dan seekor anjing bernama Timmy. Petualangan mereka kali ini semakin seru
dengan ditemani oleh Si Utik dan monyetnya, Si Iseng.
 Pada bab pertama buku ini, Enid Blyton menceritakan bahwa teman Pak Quentin,
ayah George, akan berkunjung ke Pondok Kirrin untuk menyelesaikan pekerjaan.
Kedua sarjana itu adalah orang yang senang akan kesunyian dalam bekerja,
padahal disaat yang bersamaan Lima Sekawan juga akan datang untuk
menghabiskan sisa liburan. Tentu Pondok Kirrin akan sangat ramai oleh anak-
anak, ditambah teman Pak Quentin membawa serta anaknya yang bernama Utik
dan juga seekor monyetnya bernama Iseng.
 Untuk ketentraman bekerja kedua sarjana itu, akhirnya diputuskan Lima Sekawan
ditambah Utik dan Iseng pergi berlibur ke mercusuar milik Si Utik, hadiah ulang
tahun dari ayahnya. Tetapi rupanya mercusuar itu dulu dipakai oleh pencoleng
ulung untuk menyesatkan kapal-kapal. Dua keturunannya sampai sekarang masih
mencari tempat persembunyian harta rampasan pencoleng. Mereka merasa
terganggu oleh kedatangan Lima Sekawan dan Si Utik. Jadi kelima anak itu,
dengan Timmy dan si Iseng juga, dikurung dalam mercusuar.
 Pada bab-bab berikutnya, pembaca akan dibuat kagum dengan berbagai
petualangan dan tantangan yang dihadapi Lima Sekawan dan Utik di Karang
Setan. Pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, buku ini memiliki hubungan
yang erat dan merupakan kesatuan utuh yang saling melengkapi.
 Novel yang disajikan dengan bahasa yang sangat apik dan menarik ini membuat
pembaca seakan-akan seperti ikut berpetualang bersama Lima Sekawan ke
Karang Setan. Kekonyolan Iseng si monyet dan Timmy si anjing membuat cerita
yang ada dalam buku ini semakin seru. Hanya satu kekurangan buku ini yaitu
penyelesaiannya yang kurang mengesankan. Namun, dengan cara penyampaian
penulis yang membuat pembaca terhanyut dalam setiap cerita yang
disampaikannya, kekurangan tersebut dapat dianggap sebagai angin lalu.
 Meskipun disebut sebagai novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan, di
novel ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan novel-novel sebelummya.
Setiap seri petualangan Lima Sekawan memiliki cerita yang berbeda-beda dan di
tempat yang berbeda juga. Sehingga, antara novel satu dan lainnya tidak
berhubungan. Novel-novel tersebut hanya memiliki kesamaan dalam tokohnya
yaitu Lima Sekawan.
 Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan yang dimiliki novel tersebut,
novel ini merupakan buku yang sangat menarik dan cocok untuk dibaca saat
memiliki waktu luang. Buku ini memberikan gambaran tentang sebuah
petualangan yang dipenuhi banyak rintangan. Buku ini mengajarkan semangat,
kerja keras, dan sifat pantang menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan
yang dihadapi.

Judul `                   : Karang Setan


Penulis                 : Enid Blyton
Jenis Buku           : Fiksi
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan XIV        : Desember 2011

Karang  Setan

No Struktur
Paragraf
. Teks
          Karang Setan adalah novel ke-19
dari seri petualangan Lima Sekawan
karya Enid Blyton, penulis
berkebangsaan Inggris. Novel ini
menceritakan kisah petualangan Lima
Sekawan yang berlibur di sebuah
mercusuar milik Si Utik yang berada di
atas Karang Setan. Ada dongeng yang
1. Orientasi menceritakan bahwa terdapat harta karun
yang disembunyikan disana. Lima
Sekawan pun memutuskan untuk
menyelidiki sekeliling gua. Lima
Sekawan itu adalah Julian, Dick, George,
Anne, dan seekor anjing bernama
Timmy. Petualangan mereka kali ini
semakin seru dengan ditemani oleh Si
Utik dan monyetnya, Si Iseng.
2. Tafsiran           Pada bab pertama buku ini, Enid
Blyton menceritakan bahwa teman Pak
Quentin, ayah George, akan berkunjung
ke Pondok Kirrin untuk menyelesaikan
pekerjaan. Kedua sarjana itu adalah orang
yang senang akan kesunyian dalam
bekerja, padahal disaat yang bersamaan
Lima Sekawan juga akan datang untuk
menghabiskan sisa liburan. Tentu Pondok
Kirrin akan sangat ramai oleh anak-anak,
ditambah teman Pak Quentin membawa
serta anaknya yang bernama Utik dan
juga seekor monyetnya bernama Iseng.
Untuk ketentraman bekerja kedua sarjana
itu, akhirnya diputuskan Lima Sekawan
ditambah Utik dan Iseng pergi berlibur ke
mercusuar milik Si Utik, hadiah ulang
tahun dari ayahnya. Tetapi rupanya
mercusuar itu dulu dipakai oleh seorang
pencoleng ulung untuk menyesatkan
kapal-kapal. Dua keturunannya sampai
sekarang masih mencari tempat
persembunyian harta rampasan
pencoleng. Mereka merasa terganggu
oleh kedatangan Lima Sekawan dan Si
Utik. Jadi kelima anak itu, dengan
Timmy dan Si Iseng juga, dikurung
dalam mercusuar.
          Pada bab-bab berikutnya, pembaca
akan dibuat kagum dengan berbagai
petualangan dan tantangan yang dihadapi
Lima Sekawan dan Utik di Karang
Setan. Pada setiap bab, mulai awal
hingga akhir, buku ini memiliki
hubungan yang erat dan merupakan
kesatuan utuh yang saling melengkapi.
          Novel yang disajikan dengan
bahasa yang sangat apik dan menarik
membuat pembaca seakan-akan seperti
ikut berpetualang bersama Lima Sekawan
ke Karang Setan. Kekonyolan Iseng si
monyet dan Timmy si anjing membuat
cerita yang ada dalam buku ini semakin
seru. Hanya satu kekurangan buku ini
yaitu penyelesaiannnya yang kurang
mengesankan. Namun, dengan cara
penyampaian penulis yang membuat
pembaca terhanyut dalam setiap cerita
yang disampaikannya, kekurangan
3. Evaluasi
tersebut dapat dianggap sebagai angin
lalu.
          Meskipun disebut sebagai novel
ke-19 dari seri petualangan Lima
Sekawan, di novel ini sama sekali tidak
ada hubungannya dengan novel-novel
sebelummya. Setiap seri petualangan
Lima Sekawan memiliki cerita yang
berbeda-beda dan di tempat yang berbeda
juga. Sehingga, antara novel satu dan
lainnya tidak berhubungan. Novel-novel
tersebut hanya memiliki kesamaan dalam
tokohnya yaitu Lima Sekawan.
4. Rangkuman           Dengan mengesampingkan
beberapa kekurangan yang dimiliki novel
tersebut, novel ini merupakan buku yang
sangat menarik dan cocok untuk dibaca
saat memiliki waktu luang. Buku ini
memberikan gambaran tentang sebuah
petualangan yang dipenuhi banyak
rintangan. Buku ini mengajarkan
semangat, kerja keras, dan sifat pantang
menyerah dalam menghadapi berbagai
rintangan yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai