Anda di halaman 1dari 97

Materi MPK Bahasa Indonesia

Oleh: Agustin Darmawati, S.S.,M.Hum.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


TAHUN 2013
Materi Perkuliahan
 Sejarah dan kedudukan bahasa Indonesia
 Hakikat bahasa
 Keterampilan berbahasa
 Menulis sebagai proses
 Penulisan ilmiah (Proposal Skripsi)
Teknik Perkuliahan
 Pemberian materi melalui ceramah, tanya
jawab, dan diskusi.
 Pemberian tugas dilakukan setiap materi

selesai dipresentasikan. Tugas merupakan


tugas individual setelah dikumpulkan tugas
didiskusikan di kelas secara bersama-sama.
PENILAIAN
 Tugas tiap materi
 Aktivitas tanya jawab dan diskusi
 UK I,II,III, dan IV
 Kehadiran
 Diberikan kesempatan remidi bagi
mahasiswa yang nilainya kurang
SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA
INDONESIA
 Sejarah Bahasa Indonesia

Sebelum kemerdekaan Indonesia


diproklamasikan, bahasa Indonesia
merupakan salah satu dialek bahasa
Melayu. Telah berabad-abad bahasa
Melayu dipakai sebagai alat perhubungan
antarpenduduk Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku dan bahasa. Pada masa
penjajahan Belanda , bahasa Melayu juga
dipakai sebagai bahasa perhubungan yang
luas. Bahkan komunikasi antara pemerintah
Belanda dan penduduk Indonesia dengan
berbagai macam bahasa juga menggunakan
bahasa Melayu..
 Pada tahun 1928 saat dilangsungkannya
Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober,
bahasa Melayu diubah namanya menjadi
bahasa Indonesia dan diikrarkan sebagai
bahasa persatuan atau bahasa nasional
dalam sumpah pemuda.
 Pada masa penjajahan Jepang, pemerintah
Jepang melarang penggunaan bahasa
Belanda. Pelarangan ini mempunyai dampak
yang positif terhadap perkembangan bahasa
Indonesia. Saat itu pemakaian bahasa
Indonesia semakin meluas. Bahasa Indonesia
dipakai dalam berbagai aspek kehidupan
termasuk kehidupan politik dan
pemerintahan yang sebelumnya lebih banyak
menggunakan bahasa Belanda.
 Setelah kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945, pada tanggal 18 Agustus 1945
ditetapkan UUD 1945 yang di dalamnya
terdapat pasal yang menyatakan bahwa
“Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”.
Pernyataan dalam pasal tersebut
mengandung konsekuensi bahwa selain
menjadi bahasa nasional bahasa Indonesia
juga berkedudukan sebagai bahasa Negara
sehingga dipakai dalam semua urusan yang
berkaitan dengan pemerintahan dan negara.
 Pada masa kemerdekaan ,bahasa Indonesia
mengalami perkembangan yang amat pesat.
Setiap tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia
semakin bertambah. Perhatian pemerintah
Indonesia terhadap perkembangan bahasa
Indonesia juga sangat besar. Hal ini terbukti
dengan dibentuknya sebuah lembaga yang
mengurus masalah kebahasaan yang saat ini
dikenal dengan nama Pusat Bahasa (Badan
Bahasa-sekarang). Berbagai upaya
mengembangkan bahasa Indonesia telah
ditempuh oleh Pusat Bahasa seperti adanya
perubahan ejaan bahasa Indonesia dari ejaan
Van Ophuijsen, ejaan Suwandi, hingga sekarang
berlaku Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan
yaitu sebagai bahasa Nasional dan sebagai
bahasa Negara.
 Bahasa nasional suatu negara memiliki dasar
hukum yang kuat / dicantumkan dalam UUD
1945. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional sudah dimiliki bahasa
Indonesia sejak dicetuskannya Sumpah
Pemuda .Kedudukan ini dimungkinkan karena
bahasa Melayu yang mendasari bahasa
Indonesia telah dipakai sebagai lingua franca.
 Dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2)
lambang identitas nasional, (3) alat
pemersatu berbagai suku bangsa, dan (4) alat
perhubungan antardaerah dan antarbudaya
(Amran Halim, 1977:22).
 Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan,
bahasa Indonesia merupakan cerminan dari
nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia.
 Sebagai lambang identitas nasional, bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan yang
sejajar dengan bendera negara. Dengan
demikian bahasa Indonesia haruslah memiliki
identitas sendiri yaitu sebagai bahasa yang
bersih dari unsur-unsur bahasa yang lain
yang tidak benar-benar diperlukan.
 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Dalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat
perhubungan di tingkat nasional, dan (4) alat
pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
 Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa
Indonesia dipakai untuk urusan kenegaraan.
Pidato resmi , dokumen resmi negara,
maupun pelaksanaan upacara kenegaraan
harus menggunakan bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam forum
resmi kenegaraan bersifat mutlak karena
telah diatur dalam UUD 1945.
 Sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan, bahasa Indonesia digunakan
bukan hanya untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan secara lisan namun juga untuk
penulisan bahan ajar dan dokumen
pendidikan yang lain. Digunakannya bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan dapat menjembatani
peserta didik yang berasal dari berbagai suku
bangsa.
 Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional,
bahasa Indonesia digunakan untuk
berkomunikasi dalam hubungannya dengan
pelaksanaan pembangunan di berbagai
sektor. Sosialisasi program dan kebijakan
pemerintah ke daerah-daerah yang memiliki
berbagai macam bahasa akan menghadapi
kendala apabila tidak ada satu bahasa yang
sama .
 Kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi tidak mungkin dapat berkembang
tanpa adanya bahasa. Untuk
mengembangkan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi kepada
masyarakat yang multi etnis diperlukan satu
bahasa yang dipahami oleh berbagai
masyarakat. Bahasa Indonesia merupakan
satu-satunya bahasa yang dikenal oleh
hampir seluruh rakyat Indonesia .
 Sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia
mampu menyatukan berbagai suku bangsa
yang ada di Indonesia dan memungkinkan
mereka mencapai keserasian hidup sebagai
bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan nilai
sosial budaya dan identitas sukunya masing-
masing.
 Sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya, bahasa Indonesia mampu
menjembatani perbedaan bahasa dan budaya
yang ada di Indonesia.Bahasa Indonesia
digunakan untuk mensosialisasikan dan
mengembangkan berbagai budaya yang ada di
daerah-daerah dalam wilayah Indonesia.
 Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1)
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat
perhubungan di tingkat nasional, dan (4) alat
pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
 Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa
Indonesia dipakai untuk urusan kenegaraan.
Pidato resmi , dokumen resmi negara,
maupun pelaksanaan upacara kenegaraan
harus menggunakan bahasa Indonesia..
 Sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan, bahasa Indonesia digunakan
bukan hanya untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan secara lisan namun juga untuk
penulisan bahan ajar dan dokumen
pendidikan yang lain. Digunakannya bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan dapat menjembatani
peserta didik yang berasal dari berbagai
suku bangsa.
 Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional,
bahasa Indonesia digunakan untuk
berkomunikasi dalam hubungannya dengan
pelaksanaan pembangunan di berbagai
sektor. Sosialisasi program dan kebijakan
pemerintah ke daerah-daerah yang memiliki
berbagai macam bahasa akan menghadapi
kendala apabila tidak ada satu bahasa yang
sama . Kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi tidak mungkin dapat berkembang
tanpa adanya bahasa.
BAHASA

 Adalah sistem lambang bunyi yang digunakan


oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
 Sifat : (a) sistemis yaitu terdiri atas pola-pola

yang beraturan dan saling berkaitan; (b)


arbitrer yaitu bentuk dan makna bersifat
manasuka sesuai dengan masyarakat
pemakainya; (c) konvensional
 Yaitu bentuk dan makna ditentukan
berdasarkan kesepakatan masyarakat
pemakai;(d) dinamis yaitu bentuk dan
makna berkembang/berubah sesuai
perkembangan.
 Bahasa yang baik adalah bahasa yang
digunakan sesuai dengan situasi dan
kondisinya (dalam hal pilihan kata dan
penyusunan kalimat).
 Bahasa yang benar adalah bahasa yang
digunakan sesuai aturan yang berlaku
 DISKUSI : apakah bahasa yang baik pasti
benar dan bahasa yang benar pasti baik ?
Keterampilan Berbahasa
 Dibedakan atas keterampilan reseptif
(menerima) dan keterampilan produktif
(menghasilkan karya)
 Ket resetif adalah kemampuan seseorang
untuk menerima, memahami, menganalisis,
dan mengevaluasi ide yang disampaikan oleh
orang lain melalui bahasa lisan maupun tulis.
 Keterampilan reseptif dibedakan menjadi dua
yaitu keterampilan menyimak (apabila yang
diterima adalah bahasa lisan) dan
keterampilan membaca (bahasa tulis)
 Keterampilan produktif adalah kemampuan
seseorang untuk menyampaikan ide dengan
menggunakan bahasa secara tertib dan
sistematis sehingga idenya dapat dipahami
orang lain dengan mudah.
 Keterampilan produktif dibedakan atas
keterampilan berbicara (apabila yang
digunakan adalah bahasa lisan) dan
keterampilan menulis (bahasa tulis).
 Antara keempat keterampilan berbahasa
tsb.memiliki hubungan yang positif artinya
sebuah keterampilan akan memberikan
kontribusi kepada pengembangan
keterampilan yang lainnya.
Manfaat Ket.Menyimak
 Menambah kekayaan pembentukan kalimat
 Menambah kosa kata
 Menambah pengetahuan berkaitan dengan

intonasi, pelafalan, jeda.


 Menambah wawasan berkaitan dengan topik

yang disimak
 Menambah pengetahuan ttg sistematika

berbicara yang baik.


Manfaat Ket.Membaca
 Menambah kosa kata
 Menambah pengetahuan ttg.bentuk-bentuk

kalimat.
 Menambah pengetahuan ttg.bentuk-bentuk

paragraf dan pengembangannya


 Menambah wawasan berkaitan dengan tema

tertentu
Hari sudah tengah malam. Kami terus menyusuri
pematang dekat kuburan. Ayah berjalan di depan, aku
mengikutinya. Malam gelap pekat. Alangkah sepinya.
Kadang-kadang ada suara aneh disertai desiran dingin
yang hinggap dekat telinga hingga membuat bulu kudukku
berdiri. Hantukah itu? Atau setan yang sedang mencari
kesempatan menerkam kami? Aku menggigil ketakutan.
Tapi ayah diam saja. Dengan tegap ia terus melangkahkan
kakinya. Kenapa ayah berjalan secepat ini? Kadang aku
harus berlari-lari agar tidak tertinggal. Tiba-tiba tampak
segaris hitam melintang di pematang. Aku berteriak,
“Ular!” Ayah menoleh, “Bukan, hanya ranting kayu!”
Wali Kota Solo, Joko Widodo, mengaku sangat menikmati
penampilan grup band Linkin Park di Gelora Bung Karno,
Jakarta, Rabu (21/9/2011) malam. Pria yang akrab disapa
Jokowi itu memang penggemar berat musik rock dan metal.
Ia datang ke Gelora Bung Karno seusai mengikuti acara yang
digelar sebuah kementerian. Kamis pagi, ia telah tiba
kembali di Solo dan menghadiri acara penandatanganan nota
kesepahaman dengan Garuda Maintenance AeroAsia di Solo
Techno Park.
Penggemar Mettalica ini cukup hapal lagu-lagu Linkin Park,
seperti Numb dan Crawling. Tak sekadar menonton, Jokowi
memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari
manajemen pertunjukan, mulai dari manajemen penonton,
panggung, hingga tata cahaya. Ia berkeinginan
mendatangkan kelompok metal legendaris, Metallica, ke
Solo. "Manajemen penontonnya cukup baik, pertunjukan
berjalan tertib. Saya suka lighting-nya yang bagus sekali,"
kata Jokowi, Kamis.
Salah satu upaya menyebarluaskan informasi
tentang bahaya merokok yang telah ada selama ini
adalah dengan memajang slogan antirokok pada
iklan industri rokok. Akan tetapi, karena ada di
bagian bawah dan sangat kecil, peringatan bahaya
merokok tersebut tidak mendapat perhatian dari
masyarakat. Damayanti menyimpulkan, “Perhatian
lebih difokuskan pada iklan komersialnya karena
disampaikan dengan pesan dan gambar yang
menarik dan besar” (2008: 23). Ini dapat
dikaitkan dengan penelitian Sulistiyono (2003)
tentang resepsi siswa di Semarang terhadap iklan
indutri rokok dan pesan antirokok. Peneliti itu
menemukan bahwa siswa mengingat isi pesan
pada iklan ajakan merokok daripada pesan
antirokoknya.
BAGAN HUB KET.BERBHS
MENYIMAK MEMBACA

BERBICARA MENULIS

DISKUSI : jelaskan bagan di atas !


MENULIS SBG PROSES
 Kegiatan menulis merupakan sebuah proses
artinya unt menghasilkan sebuah tulisan yang
baik seseorang harus melalui beberapa
tahapan kegiatan yang saling berhubungan
dan berkesinambungan.
 Proses menulis ada tiga yaitu (1) tahap

prapenulisan; (2) tahap penulisan; dan (3)


tahap pascapenulisan
TAHAP PRAPENULISAN
 Pada tahap ini penulis merumuskan tema,
judul, tujuan, membuat kerangka tulisan,
dan mencari bahan tulisan.
 Tema adl.masalah umum yang akan dibahas

dalam sebuah tulisan. Tema yang baik


haruslah (1)didukung bahan,(2)
mengandung permasalahan yang harus
dipecahkan, (3) sesuai dengan
penulis/pembaca, (4) tdk terlalu
luas/sempit.
Contoh analisis tema
 Pendidikan
1. Ada bahan yang mendukung
2. Ada masalah yang harus dibahas
3. Sesuai apabila dibahas oleh mhs
4 Terlalu luas karena masalah yang
ada dlm tema tsb sangat kompl.
Kesimp : tema tidak baik
Judul
 Judul disebut juga nama karangan.
 Syarat judul yang baik adalah : (1) sesuai
dengan tema; (2) singkat; (3) jelas; (4)
denotatif; (5) frase benda.
 Singkat artinya judul tidak boleh
menggunakan kata yang mubazir.
 Jelas artinya judul tidak boleh bermakna
ambigu/berinterpretasi banyak
 Denotatif artinya judul menggunakan kata
lugas/bukan ungkapan.
 Judul harus dirumuskan dalam bentuk frase
benda.
 Contoh : Studi Hubungan Antara Tingkat
Intelegensi dengan Prestasi Belajar Ekonomi
pada Siswa Kelas VII SMP Kota Surakarta
 Penggunaan kata “studi” dan “pada”
menjadikan rumusan judul di atas tidak
hemat sebaiknya dibuang. Penggunaan kata
“dengan” tidak tepat seharusnya “dan”.
 Judul harus jelas
Contoh : Penanganan Anak Istimewa di
Surakarta
Judul di atas tidak baik karena kata “istimewa”
bermakna ambigu (tidak jelas) sebaiknya
diganti kata yang telah memiliki arti yang jelas
misal “autis”.
BAHAN TULISAN
 Dibedakan atas bahan tertulis dan tak
tertulis.
 Bahan tak tertulis adalah peristiwa,
pengalaman, hasil wawancara, pendapat lisan
seseorang yang memiliki kewenangan
(otoritas)
 Bahan tertulis dapat diambil dari buku, jurnal,
internet.
KERANGKA TULISAN

 Kerangka topik : sub judul dirumuskan


dalam bentuk frase biasa digunakan untuk
tulisan ilmiah seperti makalah dan skripsi.
Contoh :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
 B. Perumusan Masalah
 Kerangka kalimat : subjudul dirumuskan

dalam bentuk kalimat lengkap. Tidak


digunakan untuk makalah dan skripsi
TAHAP PENULISAN
 Pada tahap ini penulis mulai
mengembangkan paragraf dengan
menggunakan kalimat efektif.
 Dalam tulisan ilmiah digunakan kata baku.
 Kalimat ditulis sesuai dengan EYD (lihat
buku EYD).
 Pengetahuan tentang sinonim, antonim,
polisemi, homonim, dll sangat diperlukan
pada tahap ini
Kosa Kata

 Sinonim : kata-kata yang memiliki kemiripan


makna sehingga satu dengan yang lain belum
tentu dapat saling menggantikan.
Contoh : Dia meninggal kemarin.
Tanaman bayam ibu mati.
“meninggal” dan “mati” adalah sinonim dalam
kalimat di atas keduanya tidak dapat saling
menggantikan
 Antonim adalah kata-kata yang memiliki
keberlawanan makna. Ada berbagai jenis
antonim. Antonim majemuk adalah antonim
yang mempunyai rumus “antonim A adalah
bukan/selain A” misal antonim hitam adalah
bukan hitam jadi bisa “putih,biru,merah”.
Antonim gradasi adalah antonim yang
memiliki jenjang “sangat,agak,tidak” misal
antonim panas adalah “agak panas/hangat,
atau tidak panas/dingin”
Ciri Kalimat Efektif
 Minimal memiliki unsur Subjek dan Predikat.
Dia/cantik (S/P)
Kepada hadirin/dipersilahkan duduk
(Ket.tujuan/P) Bukan kalimat efektif
 Hemat (tidak mengandung kata mubazir).
 Memiliki kesejajaran bentuk dan makna.
 Menggunakana pilihan kata yang tepat.
 Hakikat Kalimat
Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau
teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh
secara ketatabahasaan. Dalam wujud tulisan,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau
tanda seru, dan di dalamnya disertakan pula
berbagai tanda baca seperti koma, titik koma,
ataupun titik dua. Kelengkapan unsur
sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan
makna sehingga sebuah kalimat minimal
harus terdiri atas subjek dan predikat.
Sebuah kalimat terdiri atas beberapa unsur.
Unsur-unsur tersebut meliputi subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan
 Unsur Kalimat
 Subjek dalam suatu kalimat pada umumnya
diduduki oleh kata benda atau kata lain yang
mengalami proses pembendaan.atau kata lain
yang setelah menduduki jabatan ini akan
dianggap atau digolongkan menjadi kata
benda.
Contoh : (1) Menipu berdosa
(2) Menyanyi menyegarkan pikiran
 Kata menipu dan menyanyi dilihat dari
bentuknya adalah kata kerja akan tetapi
dalam kedua kalimat tersebut, masing-
masing kata itu dianggap sebagai kata benda.
Untuk mencari subjek sebuah kalimat kita
dapat menggunakan pertanyaan siapa atau
apa. Contoh kalimat (a) dan (b) di atas, kata
menipu dan menyanyi dapat menjawab
pertanyaan apa sehingga keduanya disebut
subjek. Subjek sebuah kalimat dapat berupa
kata atau gabungan kata.
Predikat adalah unsur inti suatu kalimat yang
berisi kata kerja, kata keterangan, atau kata
penggolong yang menerangkan
subjek.Predikat sebuah kalimat dapat dikenali
dari ciri-cirinya yaitu : (1) jawaban atas
pertanyaan mengapa dan bagaimana; (2)
berupa kata adalah/ialah; (3) dapat
diingkarkan; (4) dapat disertai kata telah,
sudah, belum, akan, dan sedang.
 Objek adalah unsur kalimat dapat
diperlawankan dengan subjek. Objek bersifat
wajib dalam kalimat yang berpredikat verba
aktif (kata kerja berawalan me-). Ciri-ciri
objek adalah :
Langsung di belakang predikat. Contoh :
Anto membeli buku. Kata ”buku” adalah objek
karena terletak di belakang kata membeli
yang berfungsi sebagai predikat
 Dapat menjadi subjek kalimat pasif. Contoh :
Dina membeli buku. Kata buku adalah objek
karena dapat menjadi subjek kalimat pasif
Buku dibeli Dina.
 Tidak didahului preposisi. Contoh :
W.S.Rendra menulis dalam puisi. Kata puisi
bukan objek karena didahului preposisi
dalam. Apabila kalimat diubah menjadi
W.S.Rendra menulis puisi maka kata puisi
berubah fungsi menjadi objek.
 Keterangan dibedakan atas dasar peran
yang dimiliknya dalam kalimat.Dalam
kalimat terdapat berbagai jenis keterangan
antara lain keterangan waktu, keterangan
cara, keterangan cara dan sebagainya.
 Keterangan Waktu
 Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa,
atau anak kalimat. Keterangan waktu yang
berupa kata atau frasa digunakan dalam
kalimat tunggal sedangkan keterangan
waktu yang berupa kalimat terdapat dalam
kalimat majemuk.
Contoh : (3) Kemarin dia mengajak saya
melihat pameran buku.
(4) Dia datang tadi pagi.
Kata kemarin pada kalimat (3) dan tadi pagi
pada kalimat (4) adalah keterangan waktu
yang berbentuk kata dan frase. Keterangan
waktu yang berupa anak kalimat dapat
dilihat pada contoh : (5) Ketika melihat dia
datang saya menangis terharu.
Klausa (anak kalimat) ketika melihat dia
adalah keterangan waktu, kata saya adalah
subjek, dan menangis terharu adalah
predikat.
 Keterangan Tempat
Keterangan tempat berbentuk frasa yang
menyatakan tempat dan ditandai oleh
preposisi di, pada, dan dalam. Preposisi
selalu terdapat di depan kata benda yang
menjadi keterangan tempat.
Contoh: (6) Di Solo terdapat banyak
pengrajin batik.
Preposisi di berada di depan kata benda
Solo yang menyatakan tempat.
 Keterangan Cara
Keterangan cara berbentuk kata ulang, frasa, atau
anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan
cara yang berupa anak kalimat ditandai dengan
kata dengan dan dalam.
Contoh (7) Dengan banyak membaca kita dapat
meningkatkan pengetahuan kita.
(8) Dia berjalan cepat-cepat
(9) Dia menerima hadiah itu dengan
gembira.
Anak kalimat dengan banyak membaca, kata ulang
cepat-cepat, dan frasa dengan gembira adalah
keterangan cara.
 Keterangan Sebab
Keterangan sebab dapat berupa frasa atau
anak kalimat. Keterangan sebab yang
berupa anak kalimat ditandai oleh kata
karena atau lantaran.
Contoh : (10) Karena bodoh, dia
dikeluarkan dari sekolah.
(11) Karena dia nakal, dia dihukum
guru.
Kalimat (10) mengandung keterangan
sebab berupa frasa sedangkan kalimat (11)
berupa anak kalimat
 Jenis Kalimat

 Berdasarkan isinya kalimat dibedakan atas


kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat
perintah. Kalimat berita sering pula disebut
kalimat deklaratif adalah kalimat yang
isinya memberitahukan sesuatu, dan yang
pada umumnya menimbulkan tanggapan
berupa isyarat atau sikap.
 berita kepastian : (12) Paman akan
datang besok pagi
 berita pengingkaran : (13) Bukan dia yang
mengambil bukumu
 berita kesangsian : (14) Barangkali
mereka tidak datang hari ini.
Kalimat tanya atau disebut juga kalimat
interogatif adalah kalimat yang isinya berupa
pertanyaan dan reaksinya berupa jawaban.
Berdasarkan isinya kalimat tanya dibedakan
atas
 Kalimat tanya biasa yaitu kalimat yang
memerlukan jawaban : (15) Siapa namamu?
 Kalimat retoris yaitu kalimat tanya yang tidak
memerlukan jawaban : (16) Adakah orang
yang tidak ingin bahagia?
 Kalimat perintah yaitu kalimat yang isinya
berupa perintah agar seseorang melakukan
atau berbuat sesuatu dan reaksinya berupa
tindakan. Dilihat dari bentuk dan isinya,
kalimat perintah dibedakan atas dua jenis
yaitu kalimat perintah kasar dan kalimat
perintah halus. Kalimat perintah kasar
memiliki ciri-ciri :
Menggunakan kata kerja yang tidak
berimbuhan
Contoh : (17) Baca pengumuman itu!
(18) Hapus papan tulis ini
 Tidak menyebutkan nama orang yang
diperintah
Contoh : (19) Tunggu di sini!
 Kalimat perintah halus memiliki ciri-ciri:
Menggunakan akhiran –kan dan –lah.
Contoh : (20) Ambilkan buku itu!
 Menyebut orang yang diperintah.
Contoh : (21) Saudara tunggu saya di sini!
 Menggunakan kata penghalus perintah
seperti tolong,maaf, sudilah kiranya, dsb.
Contoh : (22) Tolong ambilkan buku saya
Berdasarkan Jenis Kata yang Menduduki
Fungsi Predikat
 Berdasarkan bentuk kata kerja yang
menduduki fungsi predikat kalimat dapat
dibedakan menjadi kalimat aktif dan
kalimat pasif. Kalimat aktif adalah kalimat
yang predikatnya kata kerja aktif.
Berdasarkan perlu atau tidaknya objek
langsung bagi predikat kalimat aktif
dibedakan menjadi kalimat aktif transitif
dan kalimat aktif intransitif. Kalimat aktif
transitif adalah kalimat aktif yang
predikatnya memerlukan objek langsung.
Contoh : (23) Ia membeli buku.
 Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif
yang predikatnya tidak memerlukan objek
langsung.
 Contoh : (24) Pada hari libur saya
berdarmawisata ke Bali.
 Kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya
terdiri dari kata kerja pasif.
 Contoh : (25) Buku itu ditulis Dina
Berdasarkan Unsur Pembentuk Kalimat
 Berdasarkan unsur pembentuknya kalimat
dibedakan atas dua yaitu kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah
kalimat yangunsur-unsur pembentuknya
tunggal.
Contoh : (26) Ayah membaca buku di ruang
keluarga
 Kalimat majemuk adalah kalimat yang di
dalamnya mengandung lebih dari satu pola
kalimat. Kalimat majemuk merupakan
gabungan dari beberapa kalimat. Kalimat
majemuk dibedakan menjadi kalimat
majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
Kalimat majemuk setara adalah kalimat
majemuk yang sifat hubungan masing-
masing kalimat pembentuknya setara atau
sederajat.
Contoh : (27) Saya, ayah, dan ibu tertawa
gembira.
Kalimat (27) adalah kalimat majemuk setara
rapatan predikat. Kalau kita cermati kalimat
(27) terdiri dari tiga kalimat yang mempunyai
predikat yang sama yaitu :
(a) Saya tertawa gembira.
(b) Ayah tertawa gembira.
(c) Ibu tertawa gembira.
Karena predikat ketiga kalimat sama maka
kalimat-kalimat tersebut kemudian
disejajarkan dengan melesapkan
(merapatkan) unsur yang sama.
 Kalimat majemuk bertingkat
adalah gabungan dari dua atau
lebih kalimat tunggal yang sifat
hubungan atau kedudukannya
tidak sederajat. Itu sebabnya
dalam kalimat majemuk bertingkat
ada unsur yang disebut induk
kalimat dan anak kalimat. Contoh
kalimat majemuk bertingkat dapat
dilihat dari contoh berikut.
 (28) Dia meminjam buku yang dipinjamnya
dari perpustakaan.
 Kalimat (28) adalah kalimat majemuk
bertingkat karena kalimat tersebut merupakan
gabungan dua kalimat yaitu (a) Dia meminjam
buku.
 (b) Buku itu dipinjamnya dari perpustakaan.
 Kalimat (a) adalah induk kalimat sedangkan
kalimat (b) adalah anak kalimat.
 Jenis kalimat majemuk yang lain adalah
kalimat majemuk campuran. Kalimat
majemuk campuran adalah gabungan dari
paling sedikit tiga kalimat dimana dua
kalimat memiliki kedudukan sejajar
sedangkan yang satu bertingkat.
 (29) Dia pindah ke Jakarta ketika ibunya
meninggal dan ayahnya menikah lagi.
 Kalimat (29) terdiri dari tiga kalimat yaitu :
 Dia pindah ke Jakarta.
 Ibunya meninggal.
 Ayahnya menikah lagi.
 Kalimat (b) mempunyai kedudukan yang
sejajar dengan kalimat (c) sedangkan kalimat
(a) tidak sehingga kalimat (a) merupakan
induk kalimat.
 Kalimat Efektif
 Tulisan ilmiah harus dikembangkan dengan
kalimat efektif. Kalimat efektif adalah
kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan gagasan pada pikiran
pembaca seperti apa yang terdapat pada
pikiran penulis. Kalimat efektif memiliki
ciri : (a) kepaduan dan kesatuan; (b)
penekanan; (c) hemat dalam
mempergunakan kata; dan (d) kesejajaran
(Sabarti,1989).
 Ciri pertama kalimat efektif adalah memiliki
kepaduan dan kesatuan. Sebuah kalimat dikatakan
memiliki kepaduan apabila terdapat hubungan yang
padu antara unsur-unsur yang membentuk kalimat
(S-P-O-Pelengkap-Ket). Sebuah kalimat dikatakan
memiliki kesatuan apabila hubungan antara unsur-
unsur yang ada dalam kalimat mendukung satu ide
pokok. Penulis boleh saja menggabungkan dua atau
lebih kalimat tunggal dengan catatan kalimat-
kalimat tersebut tidak keluar dari ide pokok kalimat
tunggalnya. Agar dapat menghasilkan sebuah
kalimat yang memiliki kesepadanan (kepaduan)
penulis harus memperhatikan
 (1) subjek dan predikat kalimatnya; (2) kata
penghubung intra dan antarkalimat yang
dipilih.
Contoh : (30) Kepada mahasiswa yang
kehilangan kartu ujian diharap melapor.
Kalimat (30) bukanlah kalimat efektif karena
tidak memiliki subjek. Apabila akan dijadikan
kalimat efektif maka kalimat tersebut harus
diubah menjadi : (31) Mahasiswa yang
kehilangan kartu ujian diharap melapor
 Ciri kedua kalimat efektif adalah adanya
kesejajaran. Kesejajaran (paralelisme) adalah
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama
atau konstruksi bahasa yang sama yang
dipakai dalam susunan serial. Apabila dalam
sebuah kalimat gagasan kalimatnya dinyatakan
dalam bentuk frasa atau kata kerja berimbuhan
tertentu maka gagasan lain yang sederajat juga
harus dinyatakan dalam bentuk frasa dan kata
kerja dengan imbuhan tertentu. Contoh : (32)
Penyakit Lupus merupakan penyakit yang
ditakuti karena cara mencegah dan
pengobatannya belum diketahui secara pasti.
 Kalimatdi atas tidak memiliki
kesejajaran karena kata mencegah
tidak sejajar dengan pengobatan.
Kalimat di atas menjadi sejajar
kalau diubah menjadi : (33)
Penyakit Lupus merupakan
penyakit yang ditakuti karena cara
pencegahan dan pengobatannya
belum diketahui secara pasti.
Ciri ketiga kalimat efektif adalah adanya
penekanan dalam kalimat. Untuk
memberikan penekanan pada bagian
tertentu sebuah kalimat penulis dapat
menempuh beberapa cara yaitu (1)
mengemukakan bagian yang ditekankan
pada bagian depan kalimat; (2) mengulang
kata yang dianggap penting. Contoh : (34)
Dr.Sujono membuka seminar
penanggulangan Aids yang diselenggarakan
di auditorium UNS pagi ini (yang ditekankan
Dr.Sujono).
(35) Seminar penanggulangan Aids yang
diselenggarakan di auditorium UNS pagi ini
dibuka oleh Dr.Sujono (yang ditekankan
seminar penanggulangan Aids).
 (36) Kemiskinan merupakan faktor utama
kemunduruan suatu bangsa karena
kemiskinan dapat menjadi pemicu tindak
kriminal. (penekanan pada kata kemiskinan
Ciri keempat kalimat efektif adalah
kehematan. Sebuah kalimat dikatakan efektif
apabila tidak mengandung kata mubazir (kata
yang tidak diperlukan.
 Contoh : (37) Gadis itu segera mengubah
pendapatnya setelah dia berdiskusi dengan
gurunya itu. Kalimat (4) tidak efektif karena
tidak hemat. Kalimat tersebut akan menjadi
efektif bila diubah menjadi (5) Gadis itu segera
mengubah pendapatnya setelah berdiskusi
dengan gurunya. Kata dia dan itu dihilangkan.
CIRI-CIRI KARYA ILMIAH
 Reproduktif
 Tidak ambigu
 Tidak emotif
 Penggunaan bahasa baku
 Penggunaan istilah keilmuan
 Bersifat denotatif
 Rasional
 Ada kohesi antarkalimat pada setiap
paragraf dan koherensi
antarparagraf dalam setiap bab
 Bersifat straightforward
 Penggunaan kalimat efektif
BAHASA BAKU
 Ragam bahasa dalam dunia pendidikan
 Sifat: kemantapan dinamis, kecendekiaan,

penyeragaman kaidah
 Bahasa baku digunakan dalam penulisan

karya ilmiah dan laporan penelitian


JENIS KARYA ILMIAH

I. MAKALAH
 Makalah adalah karya ilmiah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan
yang bersifat empiris objektif
2. Berupa tugas matakuliah, saran pemecahan
masalah secara ilmiah, hasil penelitian yang
dibahas dalam pertemuan ilmiah
3. Terdiri bagian awal (halaman sampul, daftar
isi, daftar tabel atau daftar gambar (jika ada)
 Halaman sampul memuat judul makalah,
maksud ditulisnya makalah, nama penulis
makalah, tempat dan waktu penulisan
makalah
 Daftar isi terdiri judul makalah yang ditulis

dengan huruf kecil, kecuali awal kata selain


kata tugas ditulis dengan huruf besar
 Judul bagian dan judul subbagian dilengkapi

nomor halaman. Penulisan daftar isi dengan


spasi tunggal dan antarbagian 2 spasi
4. Bagian inti: isi (materi) yang dibahas dala
makalah. Bagian inti terdiri dari latar
belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan
makalah, pembahasan, simpulan dan saran.
 Latar Belakang masalah berisi alasan perlunya

makalah itu ditulis. Masalah atau topik


hendaknya layak dibahas. Masalah
dideskripsikan dalam bentuk perumusan
masalah. Tujuan penulisan berkaitan dengan
fungsi yang ingin dicapai melalui penulisan
makalah.
Pembahasan merupakan jawaban dari
perumusan masalah. Bagian penutup inti
adalah simpulan dan saran.
5. Bagian akhir: daftar pustaka dan lampiran
(jika ada)
II. PROPOSAL PENELITIAN
1. Proposal adalah bentuk usulan penelitian yang
disusun sebelum dilaksanakannya penelitian.
2. Proposal penelitian terdiri dari bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir.
3. Bagian awal terdiri dari: Judul dan daftar isi
4. Bagian inti terdiri dari: pendahuluan, landasan
teoretis, metode penelitian.
 Pendahuluan berisi: latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian
 Landasan teoretis berisi tinjauan pustaka, hasil
penelitian yang relevan, dan kerangka pemikiran
Metode penelitian berisi: tempat dan waktu
penelitian, bentuk dan strategi penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data,
validitas data, teknik analisis data
5. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka
TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH

1. Tahap persiapan
 Mempersiapkan topik. Pemilihan topik

memenuhi kriteria berikut.


a. Topik ada manfaatnya dan layak dibahas
b. Topik menarik terutama bagi peneliti
c. Topik dikenal baik oleh penulis
d. Bahan dapat diperoleh dan cukup
memadai
e. Topik tidak terlalu luas atau terlalu sempit.
 Menentukan judul. Menentukan judul dapat

dengan melontarkan pertanyaan masalah


apa, mengapa, bagaimana, di mana, kapan.
 Pembuatan kerangka karangan
 Membuat daftar isi

2. Tahap Pengumpulan Data


 Pengamatan peristiwa, wawancara

informan, pencatatan dokumen, eksperimen


laboratorium, rekaman
3. Tahap pengonsepan
4. Tahap penyuntingan
5. Penyajian

TATATULIS DALAM KARYA ILMIAH


1. Bahan dan Jumlah Halaman
Kertas HVS kuarto 70-80 gram.Huruf
times new roman 12 point, kecuali judul
dapat 14 atau 16 point. Jumlah halaman
proposal 15-20 halaman, makalah 15-25
halaman
2. Pola ukuran kertas: margin atas 4 cm,
margin bawah 3 cm, margin kiri 4 cm, dan
margin kanan 3 cm.
3. Penomoran
Angka yang lazim digunakan adalah angka
Romawi kecil (i,ii,iii, dst) digunakan untuk
penomoran judul, daftar isi, daftar
tabel.Angka Romawi besar (I,II,III, dst.)
digunakan untuk penomoran bab
pendahuluan, landasan teoretis, metode
penelitian, pembahasan, simpulan dan saran.
Angka Arab (1,2,3,dst.) digunakan untuk
menomori halaman naskah mulai
pendahuluan sampai halaman
terakhir.Diketik di sebelah kanan atas,
kecuali halaman judul bab ditulis di tengah
bawah.
 Sistem penomoran mengikuti standar
berikut.
a. Tingkat pertama dengan angka Romawi
besar
b. Tingkat kedua dengan huruf latin besar,
misal A,B,C,D
c. Tingkat ketiga dengan angka Arab misal
1,2,3
d. Tingkat keempat dengan huruf Latin kecil
misal a, b, c,d
e. Tingkat lelima dengan angka Arab satu
kurung tutup misal 1), 2), 3)
f. Tingkat keenam dengan huruf Latin kecil
dengan satu kurung tutup, misal a,b,c
g. Tingkat ketujuh dengan angka Arab dua
kurung misal (1), (2), (3)
h. Tingkat kedelapan dengan huruf Latin
kecil dua kurung misal (a), (b)
4. Penulisan judul bab, subbab, dan anak
subbab
a. Judul bab diketik dengan huruf kapital
seluruhnya, letak di tengah halaman,
huruf times new roman yang ditebalkan.
Misal BAB I
PENDAHULUAN
b. Judul subbab, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata
depan atau kata sambung) dan diletakkan di
tengah halaman. Misal
A. Latar Belakang Masalah
c. Judul subsubbab, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf kapital dan diletakkan
di sebelah kiri halaman. Misal
1. Pengertian Ejaan
5. Penulisan Kutipan
a. Kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda
kutip sebagai bagian dari teks utama,
diikuti nama penulis, tahun, nomor
halaman. Misal
Suharno (1998:124) menyimpulkan “ada
hubungan antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar”.
b. Kutipan 40 kata atau lebih ditulis terpisah
dari teks yang mendahului dan diketik
spasi tunggal.
c. Merujuk kutipan tidak langsung ditulis
tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks.
Misal
Scmid (2005:6) mengatakan bahwa
kegiatan olah tubuh akan menyebabkan
seseorang mengekspresikan gagasan dan
emosi melalui gerakan.
d. Menulis daftar pustaka berupa buku
Gorys Keraf. 2005. Komposisi. Flores: Nusa
Indah. atau
Keraf, Gorys. 2005. Komposisi. Flores: Nusa
Indah.
e. Daftar pustaka dari kumpulan artikel
Dick Hartoko (Ed.). 2004. Golongan
Cendekiawan: Mereka yang Berumah di
Angin. Jakarta: Gramedia.
f. Daftar pustaka dari artikel jurnal
Ali Hanafi. 2005. “Partisipasi dalam Siaran
Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum
Penelitian, 1(1):33-47.
g. Daftar pustaka dari artikel koran atau
majalah
Henry James. 2006.”Do Babies Sing A
Universal Song?”. Psychological Today,
hal.2.
h. Daftar pustaka dari koran tanpa nama
penulis
Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan,
tanpa Basis Sumber Daya Lokal”hal. 4.
i.Daftar pustaka dari skripsi, tesis, disertasi
Pradnya Paramita. 2008. “Pengaruh
Bioteknologi Pertanian terhadap
Pematangan Tomat”. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret.
j. Daftar pustaka dari internet
Herusatoto. 2002. “Bioteknologi Pertanian”
(online), (http://www.chang.jaya-Heru.com)
Biotek-pertan04htm/,diakses 12 Januari
2009.

Anda mungkin juga menyukai