Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA MEDIA

SOSIAL KHUSUSNYA PADA APLIKASI TIKTOK

Dosen Pembimbing : I Gusti Agung Vony Purnama, S.S., M.Hum

Nama Anggota Kelompok :


I Kadek Edi Putra 200030306 / BC203
I Gusti Ngurah Putu Krisna Dewantara 200030278 / BC203
I Gusti Ngurah Lanang Fajar Raditya 200030188 / BC203
I Made Widi Diantara 200030193 / BC203

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS STIKOM


BALI TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. bahasa Indonesia juga menjadi bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa nasional setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945. Bahasa sebagai bagian dari kebudayaan merupakan salah satu
sarana atau alat komunikasi antarmanusia yang paling efektif dan banyak digunakan manusia. Dalam
bahasa terdapat berbagai norma kebudayaan yang mengatur tentang perilaku kebahasaan anggota
masyarakatnya. Bahasa pada kenyataannya tidak pernah lepas dari kegiatan manusia, sehingga bahasa
dinilai penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya bahasa sebagai media untuk berkomunikasi
merupakan sebuah gambaran umum yang mutlak diketahui oleh manusia, karena dalam berkomunikasi
biasanya akan tercipta sebuah kemajuan berbahasa. Kemajuan tersebut tentu tidak hanya tercipta langsung
dari pengguna bahasa, tetapi kemajuan berbahasa tersebut dapat juga diperoleh secara tidak langsung
melalui media yang menjadi salah satu alat untuk berkomunikasi manusia. Kemajuan berbahasa ini dapat
dirasakan melalui perkembangannya yang tidak hanya ada pada ilmu pengetahuan saja, tetapi terdapat
pula pada perkembangan teknologi. Hal ini memicu terjadinya kolaborasi dalam kemajuan berbahasa,
karena teknologi kini diciptakan beriringan dengan bahasa yang menyertai sebagai media berkomunikasi
bagi manusia. Teknologi dari masa ke masa semakin berkembang pesat dan tidak bisa dibendung lagi
penyebarannya. Apalagi di era globalisasi ini teknologi lebih banyak memberikan kemudahan terutama
dalam hal informasi, komunikasi, dan hiburan yang tentunya dapat menarik banyak minat pengguna
smartphone khususnya generasi milenial. Aplikasi di smartphone juga semakin canggih dan membius
para penggunanya. Belakangan ini muncul aplikasi sosial media yang menghebohkan warganet, yaitu
aplikasi yang menjadi viral pada saat ini. Aplikasi itu tersebut adalah TikTok. Tiktok sendiri merupakan
aplikasi pembuatan video berdurasi pendek dengan efek atau filter yang membuat penggunanya menjadi
terlihat lebih keren dan kekinian.
Terdapat berbagai macam dampak dari maraknya penggunaan aplikasi TikTok, baik itu dampak
negatif maupun positif. Penggunaan aplikasi TikTok juga memberi pengaruh yang cukup signifikat dalam
penggunaan bahasa Indonesia. Fenomena yang kerap terjadi pada aplikasi TikTok mampu
merepresentasikan bahwa aplikasi ini sangat mempengaruhi budaya berbahasa anak-anak remaja.
Contohnya kalimat “INFO MAZZEH” yang belakangan ini sering digunakan oleh masyarakat TikTok
baik pada suatu konten maupun dikolom komentar, kalimat “INFO MAZZEH” bisa diartikan sebagai
“orang yang bersangkutan sedang membutuhkan sebuah informasi”. Bukan hanya kalimat pada contoh
diatas, masih banyak kata maupun kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan Bahasa
Indonesia atau KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Hal ini disebabkan karena banyaknya konten
pada aplikasi TikTok yang bisa dibilang kurang baik dalam penggunaan bahasanya. Tidak jarang dapat
kita temui konten-konten yang mengandung bahasa kasar atau bahasa gaul didalamnya. Tidak hanya
konten, tetapi kolom komentar pada aplikasi TikTok juga lumayan sering berisikan kata-kata
atau kalimat yang kasar, gaul, vulgar dan sejenisnya. Selama hal seperti ini masih terjadi, penggunaan
Bahasa Indonesia akan terus terkontaminasi oleh pengaruh buruk yang mana akan melahirkan banyak
kosakata buruk yang baru.
Untuk mengatasi fenomena penggunaan Bahasa Indonesia pada aplikasi TikTok tergantung dari
penilaian kita sendiri, sebagai manusia yang berakal tentu kita perlu pintar dalam memilih sesuatu yang
seharusnya ditiru dan tidak. Pada TikTok sendiri juga tidak hanya ada pengaruh buruk, terdapat banyak
manfaat yang digunakan sebagai media penggunaan Bahasa Indonesia. Pengguna lebih bisa memahami
Bahasa Indonesia yang baik dalam setiap perkataan dalam suatu konten sehingga yang menonton pun ikut
juga mengambil sisi baiknya tersebut. Sehingga ketika Bahasa Indonesia lebih di perkenalkan dengan
baik maka perlahan- lahan bahasa yang tidak seharusnya dikatakan maka akan cepat hilang seiring
dengan banyaknya content creator yang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dalam kontennya.
Perlu diketahui bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional sekaligus identitas nasional kita. Oleh
karena itu, kita sebagai pengguna media sosial alangkah baiknya menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Selain untuk menyadarkan dan memberi contoh kepada mereka yang sudah jatuh ke
dalam pengaruh negatif dunia maya, kita juga dapat melestarikan bahasa tanah air kita.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat dua rumusan masalah pada penelitian ini. Adapun
rumusan masalah tersebut yaitu :
1. Bagaimana kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia pada aplikasi TikTok?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka terdapat dua tujuan pada penelitian ini. Adapun tujuan
tersebut yaitu :
1. Mengetahui kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia pada aplikasi TikTok.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Penulisan Bahasa Indonesia pada Media Sosial TikTok


Pada bagian ini akan ditampilkan data-data tentang penulisan bahasa Indonesia pada media sosial
TikTok.
DATA KBBI
Ngab Tidak ditemukan
Kuy Ayo / Yuk
Gua / Gw Aku / Saya
Lo / Lu Kamu

2.2 Analisis Data


Pada bagian ini akan ditampilkan contoh dan hasil analisis dari penulisan bahasa
Indonesia pada media sosial TikTok.
 Analisis Kata “Ngab”.
Arti “ngab” adalah panggilan atau sapaan untuk laki-laki yang dianggap lebih dewasa
atau sepantaran. Istilah ini tak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia maka arti “ngab” secara
resmi pun tidak ditemukan. Istilah "ngab" sebenarnya berasal dari kata "bang" yang di balik.
Berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan kata “ngab” :

Contoh Kalimat Hasil Analisis


Gas beli minum ngab. Ayo beli minuman kakak.

 Analisis Kata “Kuy”.


Kata “kuy” merupakan kosakata gaul yang berarti “yuk” atau dalam bahasa Indonesia
yang lebih baku dapat diartikan menjadi “ayo” atau “mari”. Kata “kuy” merupakan bahasa gaul
yang kerap digunakan oleh pengguna sosial media TikTok baik dalam mempuat sebuah konten
maupun dalam berkomentar. Berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan kata “kuy” :

Contoh Kalimat Hasil Analisis


Kuy nyari minum. Ayo mencari minuman.
Yang masih jomblo kuy merapat. Bagi saudara sekalian yang masih belum
menjalin hubungan, mari berkumpul.
 Analisis Kata “Gua” atau “Gw”.
Kata “gua” atau “gw” merupakan bahasa gaul yang sering digunakan dalam media sosial
TikTok. Dalam KBBI kata “gua” atau “gw” dapat diartikan sebagai “aku” atau “saya”. Berikut
adalah contoh kalimat yang menggunakan kata “gue” atau “gw” :

Contoh Kalimat Hasil Analisis


Gw mau live jam 10 malem. Aku mau siaran langsung pukul 10:00
malam.

 Analisis Kata “Lo” atau “Lu”.


Kosakata “lo” atau “lu” merupakan bahasa gaul yang kerap digunakan oleh pengguna
media sosial TikTok. Dalam KBBI kosakata “lo” atau “lu” dapat diartikan sebagai “kamu”.
Berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan kata “lo” atau “lu” :

Contoh Kalimat Hasil Analisis


Lo lagi sibuk gak sih? Apakah anda sedang sibuk?
Lu anak yteam. Kamu anak yang tidak memiliki Ayah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
banyak penyimpangan dalam penggunaan bahasa Indonesia pada media sosial TikTok. Seperti
halnya beberapa contoh data pada pembahasan diatas, dapat kita lihat bahwa penggunaan bahasa
gaul cenderung lebih sering ditemukan dibanding bahasa Indonesia yang sesuai dengan KBBI
baik dalam sebuah konten maupun kolom komentar. Bukan hanya kalimat pada contoh diatas,
masih banyak kata maupun kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan Bahasa
Indonesia atau KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Hal ini dikarenakan penggunaan bahasa
gaul memiliki kesan yang keren saat diterapkan dalam suatu komunikasi yang mana hal ini
menyebabkan pengguna media sosial TikTok cenderung lebih tertarik menggunakan bahasa gaul
dibanding bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hanya karena pengunaan bahasa gaul lebih
sering ditemukan bukan berarti tidak ada yang menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan KBBI, masih ada beberapa pengguna media sosial TikTok yang menggunakan bahasa
Indonesia yang baku. Selain lebih mudah dimengerti, penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah kebahasaan bahasa Indonesia lebih enak dibaca dan didengar. Tentunya,
penggunaan bahasa Indonesia pada media sosial TikTok tergantung dari penilaian kita masing-
masing, sebagai pengguna media sosial yang baik tentu kita perlu pintar dalam memilih sesuatu
yang seharusnya ditiru atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai