Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DAMPAK APLIKASI TIKTOK TERHADAP PERILAKU REMAJA


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu
Qodrina Lailyn Amrullah, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Rizky Prasetya 230541100129

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul 'Dampak Aplikasi TikTok
terhadap Perilaku Remaja' dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi
tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang Dampak Aplikasi TikTok terhadap
Perilaku Remaja.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Qodrina Lailyn
Amrullah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah
ini.

Bangkalan, 14 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
2.1 Aplikasi TikTok.......................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Aplikasi TikTok..............................................................................4
2.1.2 Sejarah Aplikasi TikTok...................................................................................4
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Aplikasi TikTok..................5
2.2 Perilaku Remaja.......................................................................................................6
2.2.1 Perilaku.............................................................................................................6
2.2.2 Remaja...............................................................................................................7
2.3 Teori Interaksionisme Simbolik Herbet Blumert.....................................................8
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan media sosial telah menjadi hal yang penting bagi orang-orang di dunia
modern. Media sosial dipandang sebagai saluran di mana individu dapat dengan cepat
mengumpulkan dan berbagi informasi dengan pengikutnya. Salah satu bentuk media
paling populer yang digunakan oleh masyarakat modern adalah media sosial, yang
mereka gunakan baik untuk komunikasi individu maupun kelompok serta penyebaran
informasi. Karena media sosial menghilangkan kebutuhan akan hambatan waktu dan
lokasi, yang sering kali menghambat kontak manusia, media sosial telah menjadi alat
komunikasi yang populer.
Setiap tahunnya para pengembang teknologi berupaya menciptakan terobosan-
terobosan terbaru dengan menambahkan fitur-fitur menawan pada platform media sosial
agar mampu mengungguli platform rivalnya seperti Facebook, YouTube, Instagram,
Twitter, dan masih banyak lagi. Menggunakan fitur-fitur mutakhir di setiap aplikasinya
untuk menarik pengguna media sosial. Media sosial dimaksudkan sebagai wadah
hiburan sekaligus sarana komunikasi dan penyebaran informasi. Saat ini, aplikasi media
sosial yang bisa berupa game, audio, visual, atau audio-visual dikembangkan dengan
tujuan untuk menghibur pengguna. Misalnya saja aplikasi TikTok yang sangat populer
di Indonesia.
Zhang Yiming memperkenalkan aplikasi TikTok, jejaring sosial dan platform
Tiongkok untuk video musik, pada bulan September 2016. Pengguna memanfaatkan
program ini untuk mengunggah video, yang kemudian dibagikan dengan pengguna
aplikasi TikTok lainnya. Dengan durasi hanya sekitar 15 detik, aplikasi musik ini
digunakan menggunakan lip-sync. Di sisi lain, pengguna aplikasi TikTok dapat
membuat film berdurasi sekitar 30 detik, menawarkan efek khusus yang khas dan
menawan, serta mendukung berbagai macam musik sehingga pengguna dapat
menampilkan tarian atau gaya yang berbeda. Selain itu, aplikasi TikTok memberi
pengguna opsi untuk langsung menerapkan berbagai efek khusus, musik latar dari artis
terkenal di berbagai kategori, dan efek khusus lainnya untuk membuat video menarik
dengan lagu-lagu yang sesuai dengan nada adegan.

1
Bytedance melaporkan bahwa 10 juta orang menggunakan aplikasi TikTok secara
rutin di Indonesia saja. Banyak aplikasi TikTok, seperti DJ TikTok lengkap, duet
TikTok parah, DJ TikTok remix, soundboard meme TikTok, dan lain-lain mendukung
hal tersebut. Yang mana dapat dengan cepat mengunduh semua aplikasi TikTok ini dari
Google Playstore. Remaja khususnya muslim, merupakan mayoritas pengguna aktif
aplikasi ini. Masa remaja merupakan masa perubahan dan eksplorasi identitas. Remaja
mengalami pematangan fisik, mental, emosional, dan sosial selama masa transisi dan
pencarian identitas. (8)
Masa remaja, menurut Mappiare, berlangsung antara 13 hingga 22 tahun untuk pria
dan 12 hingga 21 tahun untuk wanita. (9) Aplikasi TikTok memunculkan produser
video yang menarik, mendorong banyak orang untuk menghargai identitas dan gaya
pribadi mereka melalui pembuatan video yang lucu, orisinal, menarik, dan jenis video
lainnya. Remajalah yang paling banyak menggunakan aplikasi TikTok dan terus-
menerus membuat video. Melalui video yang mereka buat, mereka menunjukkan
kepada dunia apa yang mereka hargai dari diri mereka sendiri. Beberapa orang
membuat video solo, video duo dan skuad, atau video bersama teman, keluarga, dan
orang lain.
Aplikasi TikTok kini menjadi boomerang bagi penggunanya. Misalnya saja soal
etika berpenampilan, banyak orang dewasa terutama remaja yang memamerkan area
pribadinya di depan umum sehingga menarik perhatian ribuan bahkan jutaan pengguna
media sosial. Banyak orang yang menggunakannya sebagai persyaratan dan konten
game yang sering digunakan, namun penggunaan aplikasi ini diperbolehkan atau
dilarang karena beberapa faktor.
Remaja yang masih dalam masa pubertas dan belum mampu membedakan mana
yang benar dan mana yang salah mungkin akan terkena dampak perilaku yang
merugikan akibat meluasnya penyebaran film-film yang tidak pantas. Terkadang, anak-
anak meniru apa yang mereka lihat di video yang ditampilkan. Misalnya, menonton
video remaja yang berjoget ketika sedang sholat dapat mempengaruhi remaja lain
berperilaku kurang baik dan sopan.
Berdasarkan latar belakang diatas, akhirnya peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Dampak Aplikasi TikTok terhadap Perilaku Remaja.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana penggunaan aplikasi TikTok pada remaja saat ini?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku remaja?
3. Bagaimana pandangan orangtua terhadap remaja yang menggunakan aplikasi
TikTok?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan aplikasi TikTok pada remaja saat ini.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi TikTok terhadap perilaku remaja.
3. Untuk mengetahui pandangan orangtua terhadap remaja yang menggunakan
aplikasi TikTok.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aplikasi TikTok


2.1.1 Pengertian Aplikasi TikTok
Pengguna platform jejaring sosial TikTok dapat menonton, berbagi, dan
membuat video pendek. TikTok adalah aplikasi yang menawarkan efek berbeda dan
menawan. Pengguna dapat dengan mudah menggunakannya untuk menghasilkan film
pendek yang menarik secara visual dan dapat menarik banyak penonton. Program yang
memungkinkan pengguna membuat video pendek dengan bantuan musik ini sangat
disukai baik oleh orang dewasa maupun anak-anak. Mereka yang terkurung di rumah
karena pandemi memiliki platform untuk bersosialisasi dan berekspresi kreatif di
TikTok. Melalui aplikasi TikTok, kita dapat melihat video singkat yang menampilkan
beragam ekspresi dari masing-masing kreator. Dengan program ini, pengguna dapat
meniru video yang dibuat oleh pengguna lain, termasuk video musik goyang dua jari
yang populer.
Video-video ini juga diproduksi oleh anak di bawah umur, yaitu siswa yang
tidak mampu memahami isi video tersebut. Mereka cukup membuat banyak konten
video menggunakan aplikasi jejaring sosial TikTok. Mereka dapat melihat, meniru, dan
membuat video dengan cara mereka yang unik. Selain itu, mereka memiliki kemampuan
untuk mengunggah video orisinal dan imajinatif. Individu tidak hanya dapat
berpartisipasi dalam tantangan yang dibuat oleh pengguna lain, tetapi mereka juga dapat
menonton video. Pengguna aplikasi TikTok dapat mencari hiburan dengan aplikasi ini.
Sejumlah pengguna berkomentar bahwa perangkat lunak ini menghibur mereka di
beranda, pengguna dapat melihat beragam ekspresi kreatif pengguna lain. Selain itu,
pengguna aplikasi ini mungkin menjadi terkenal. Dikenal atau terkenal dengan
videonya, ada beberapa yang terkenal karena daya ciptanya, beberapa karena humornya,
dan karena keunikannya. Segala sesuatu di sini didasarkan pada apa yang dipikirkan
setiap pemirsa atau pengguna lain.

2.1.2 Sejarah Aplikasi TikTok


Pengembang yang berasal dari Tiongkok menciptakan aplikasi TikTok, yang
dirilis pada bulan September 2016. ByteDance Inc. mengembangkan bisnisnya di

4
Indonesia dengan mengembangkan aplikasi jejaring sosial TikTok dan platform video
musik TikTok. TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh pada kuartal
pertama tahun 2018, diunduh sebanyak 45,8 juta kali. Seperti yang diungkapkan
Fatimah Kartini Bohang, angka tersebut mengungguli aplikasi ternama lainnya seperti
Instagram, Facebook, WhatsApp, YouTube, dan Messenger pada tahun 2018. Di
Indonesia, sebagian besar pengguna aplikasi TikTok adalah kaum milenial yang kadang
disebut sebagai generasi Z atau generasi sekolah. usia. Namun pada tanggal 3 Juli 2018,
aplikasi ini juga diblokir. Kemenkominfo telah melakukan pemantauan mengenai
aplikasi ini selama sebulan dan mendapati banyak sekali laporan yang mengeluh tentang
aplikasi ini, terhitung sampai tanggal 3 Juli tersebut.
Aplikasi ini sudah banyak diketahui masyarakat sejak pertama kali dirilis,
khususnya anak usia sekolah dan anak milenial. Banyak konten yang tidak pantas untuk
ditonton atau ditiru oleh anak kecil, generasi milenial, atau generasi Z. Banyak remaja
dan milenial membuat video dirinya menari saat aplikasi TikTok pertama kali dirilis.
Nikmati musik dance atau campuran DJ terbaru.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Aplikasi TikTok


Mulyana mengklaim ada dua aspek dalam penggunaan TikTok yaitu kekuatan
internal dan eksternal. Unsur internal meliputi emosi, sikap, sifat pribadi, bias, aspirasi,
proses pembelajaran, keadaan fisik, nilai dan kebutuhan, serta minimal dan motivasi.
Pengaruh eksternal mencakup, bagaimanapun, kebaruan suatu objek, keakraban atau
ketidaktahuan, ukuran, intensitas, kontras, pengetahuan dan tuntutan di sekitarnya, dan
sejarah keluarga.

a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam, seperti emosi. Ahmadi
mendefinisikan perasaan sebagai keadaan spiritual atau kejadian mental yang subyektif
dan subyektif yang dialami dengan senang atau sakit sebagai respons terhadap kejadian
yang diketahui. Ahmadi menegaskan, sentimen memegang peranan penting dalam
menentukan apakah seseorang akan menggunakan aplikasi TikTok atau tidak. Ia
mengklaim bahwa jika jiwa atau perasaan seseorang tidak senang dengan penggunaan
aplikasi tersebut, mereka tidak akan menggunakannya. Menurut W. Wundt dalam
Ahmadi, manusia dapat mempersepsi dan mengalami perasaan dari berbagai sudut
selain hanya sebagai pengalaman senang atau sakit. Jadi menurut W. Wundt

5
penggunaan aplikasi TikTok ini tidak hanya bisa dilihat melalui perasaannya saja
melainkan dilihat dari tingkah lakunya juga. Penggunaan aplikasi TikTok ini dalam
pembuatannya itu berbeda-beda, dengan berbagai situasi perasaan mereka yang
berbeda-beda. Jika perasaan sedang senang tingkahnya dalam pembuatan aplikasi
TikTok juga sesuai dengan perasaannya.
Pemanfaatan aplikasi TikTok sangat dipengaruhi oleh faktor internal. Elemen
internal dapat dikarakterisasi sebagai proses pembelajaran cara menggunakan media
sosial, khususnya aplikasi TikTok. Saat ini, penggunaan platform media sosial seperti
aplikasi TikTok dapat digunakan lebih dari sekadar hiburan, salah satunya yaitu dapat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan meningkatkan kreativitas
individu. Sisi negatifnya, penggunaan aplikasi TikTok dapat mendorong rasa malas dan
membuat orang lupa betapa banyak pekerjaan yang masih harus diselesaikan.

b. Faktor Eksternal
Dengan bantuan aplikasi TikTok, pengguna dapat segera memperingatkan
pengguna lain tentang kejadian tersebut dengan menonton video kapal tenggelam atau
jenis rekaman lainnya. Dalam menggunakan aplikasi TikTok, informasi sangatlah
penting. Bisa dibayangkan bahwa seseorang yang tidak mempelajari TikTok bahkan
tidak akan mengetahui tentang aplikasi tersebut atau mendaftar sebagai pengguna. Oleh
karena itu, informasi dianggap penting ketika menggunakan aplikasi TikTok. Media
sosial yang merupakan bagian dari media informasi berpotensi mempengaruhi
pengetahuan masyarakat. Oleh karena itu, informasi juga dapat berdampak pada
seseorang jika sudah familiar dengan situs media sosial seperti TikTok.

2.2 Perilaku Remaja


2.2.1 Perilaku
Perilaku adalah aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup. Jadi, dari sudut
pandang biologis, setiap makhluk hidup termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia
berperilaku karena melakukan aktivitas tertentu. Dengan demikian, tingkah laku
manusia pada dasarnya diartikan sebagai tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri,
yang dapat mencakup berbagai aktivitas yang sangat luas seperti berjalan, berbicara,
tertawa, bekerja, belajar, menulis, membaca, dan lain sebagainya. Dari uraian di atas
dapat kita simpulkan bahwa perilaku manusia mencakup seluruh tingkah laku dan
aktivitas manusia, baik yang terlihat oleh pengamat luar maupun yang tidak terlihat.

6
Setiap tindakan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup dianggap
sebagai perilaku secara umum. Suatu kondisi mental berpikir, berpikir, bertingkah laku,
dan sebagainya yang mencerminkan beberapa komponen, baik non fisik maupun fisik,
disebut dengan tingkah laku. Cara lain untuk menggambarkan perilaku adalah sebagai
respons psikologis individu terhadap lingkungannya. Ada dua jenis reaksi ini: bentuk
pasif yang tidak memiliki tindakan nyata atau nyata, dan bentuk aktif yang memiliki
tindakan nyata.

2.2.2 Remaja
Masa remaja dalam pandangan Santok merupakan masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang membawa serta perubahan biologis, kognitif, dan
sosio-emosional. Ia menyatakan bahwa masa remaja berlangsung antara usia 10 hingga
13 hingga 18 hingga 22 tahun. Meningkatnya pemikiran rasional, abstrak, dan idealis
merupakan salah satu perubahan kognitif. Perubahan biologis termasuk pertumbuhan
lebih tinggi, perubahan hormon, dan pematangan organ reproduksi. Kemandirian
remaja, keinginan bergaul dengan teman, dan awal konflik orang tua merupakan contoh
perubahan sosio-emosional yang terjadi di tengah perkembangan tersebut. 11 Remaja
didefinisikan oleh Mappiare sebagai usia antara 13 dan 22 tahun untuk pria dan 12
hingga 21 tahun untuk wanita. Masa remaja dibagi menjadi dua tahap yaitu masa remaja
awal yang berlangsung dari usia 13/12 hingga 17/18, dan masa remaja akhir yang
berlangsung dari usia 17/18 hingga 21/22 tahun.
Karena remaja awal kurang memiliki kematangan emosi, mereka memiliki cara
pandang yang belum matang terhadap apa yang disukai orang lain dan tidak
mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakannya. Karena kecenderungan
egosentrisnya, remaja akhir seringkali menciptakan tembok antara dirinya dan
lingkungannya. Keterampilan interaksi sosial yang rendah, atau perkembangan sosio-
emosional yang buruk, mungkin disebabkan oleh kecenderungan ini.
Dari kegiatan tumbuh kembang yang harus diselesaikan remaja pada fase ini,
terlihat bahwa mereka akan tersesat, seperti kapal tanpa nakhoda, jika mengabaikan
tanggung jawabnya. Oleh karena itu, mereka mungkin lebih rentan untuk terlibat dalam
aktivitas kriminal dan mengembangkan perilaku yang tidak normal atau biasa
(deliquency). Untuk itu pengaruh penting harus dijalankan untuk selalu mengkontrol
agar remaja selalu dalam lingkar.

7
Masa remaja adalah suatu masa perubahan, pada masa ini terjadi sebuah
perubahan-perubahan yang sangat pesat baik secara fisik maupun psikologis. Ada
beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja ini diantaranya:
a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada remaja awal yang dikenal
sebagai masa strong dan masa stress. Remaja mengalami perubahan fisik,
terutama pada kadar hormonnya, yang berujung pada peningkatan emosi.
Meningkatnya emosi ini menandakan bahwa remaja berada pada keadaan baru
yang berbeda dari sebelumnya dalam hal lingkungan sosial. Remaja menghadapi
banyak ekspektasi dan tekanan selama masa ini. Misalnya, mereka diharapkan
berhenti bertingkah seperti anak-anak dan menjadi lebih bertanggung jawab dan
mandiri. Dalam situasi ini, masa remaja akhir atau masa remaja biasanya berada
di bangku sekolah, adalah masa dimana kemandirian dan tanggung jawab mulai
benar-benar terbentuk.
b. Kematangan seksual terjadi bersamaan dengan perubahan fisik yang cepat.
Remaja mungkin mengalami keraguan diri dan ketidakmampuan karena
perubahan ini. Perubahan fisik baik internal maupun eksternal terjadi dengan
cepat, modifikasi internal pada sistem pernapasan dan pencernaan, juga
perubahan eksterior seperti berat dan tinggi badan untuk sementara.
c. Penyesuaian menarik pada kepribadian dan interaksi antar pribadinya. Banyak
hal yang memikatnya semasa kecil memudar selama masa pubertas dan
digantikan oleh hal-hal baru dan sulit yang menarik. Remaja diyakini dapat
memfokuskan minatnya pada hal-hal yang lebih signifikan pada masa remaja
karena semakin besarnya tanggung jawab yang menyertainya. Selain itu,
hubungan dengan orang lain mengalami perubahan, remaja tidak lagi
berhubungan di dalam lingkaran dan tahap-tahap perkembangan yang berlaku.

2.3 Teori Interaksionisme Simbolik Herbet Blumert


Menurut gagasan interaksionisme simbolik, orang berperilaku dengan cara yang
konsisten dengan cara mereka memahami makna yang ditawarkan dunia. Teori ini juga
menjelaskan bagaimana setiap individu memberikan makna pada simbol berdasarkan
interpretasi subyektifnya terhadap simbol tersebut. Sosiolog juga dapat mengkaji simbol
dan ciri dalam kehidupan sehari-hari dari perspektif teori ini. Hal ini dapat dicapai
dengan mempelajari arti dan makna simbol tersebut. Apa manfaat lebih lanjut yang

8
mungkin diperoleh dalam memfasilitasi interaksi antar pribadi? Berdasarkan kedalaman
penelusuran, tampak bahwa teori ini mengkaji interaksi interpersonal pada tataran
mikro.
Menurut Herbert Blumert, setiap tindakan individu yang dilakukan terhadap
orang atau kelompok lain mempunyai penafsiran subjektif. Tujuan utamanya adalah
untuk mendapatkan pemahaman komprehensif tentang interpretasi subjektif individu
terhadap perilaku sosialnya. Teori behaviorisme sosial dan interaksionisme simbolik
didasarkan pada interaksi alami yang terjadi antara orang-orang dalam suatu masyarakat
dan antara orang-orang dengan masyarakat. Simbol yang dibuat orang membantu
membentuk interaksi antar manusia.
Menurut teori ini, aplikasi TikTok tidak selalu memberikan dampak negatif
terhadap perilaku remaja, justru dapat memberikan dampak positif dan tentunya aplikasi
TikTok sendiri mempunyai arti. Teori ini relevan dengan judul makalah ini yang
mengkaji dampak aplikasi TikTok terhadap perilaku remaja. Interaksi simbolik adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sadar antar manusia. Para
remaja memanfaatkan aplikasi TikTok secara sadar, sama seperti ketika mereka
bermain TikTok, baik mereka menggunakannya sendiri maupun bersama remaja
lainnya. Akibatnya, masyarakat terdiri dari jaringan hubungan sosial di mana orang-
orang menggunakan simbol-simbol untuk memberi makna pada tindakan mereka sendiri
dan tindakan orang lain.

9
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagian besar remaja menggunakan


TikTok sebagai cara untuk mengisi waktu ketika mereka sedang bosan. Tiga cara
memanfaatkan aplikasi TikTok adalah sebagai berikut: Remaja banyak menggunakan
aplikasi TikTok untuk mengekspresikan diri, namun terkadang mereka juga
menggunakannya untuk mengisi waktu saat bosan atau mencari hiburan. Beberapa
remaja bahkan membuat akun di platform tersebut tetapi tidak mengunggah video
melainkan hanya untuk tujuan menonton.
TikTok terkadang digunakan oleh anak muda untuk alasan sosial, seperti
menumbuhkan kreativitas dan mengurangi interaksi sosial. Namun dari sudut pandang
agama, itu sama saja dengan menggunakan bahasa yang kasar atau tidak pantas. Dari
sudut pandang sosial, remaja yang menonton video secara eksklusif bukan membuat
video sendiri seperti mempererat ikatan dengan teman-temannya, dari segi religuitasnya
seperti menambah wawasan keagamaannya dan menyebarkan hal baik di dunia maya.
Pendapat orang tua terhadap remaja yang bermain TikTok ada yang sebagian
besar percaya bahwa aplikasi tersebut buruk bagi remaja dan berdampak negatif
terhadap aktivitas mereka. Para remaja telah memperhatikan perubahan-perubahan
setelah dirilisnya aplikasi TikTok, termasuk penurunan tingkat ketaatan mereka kepada
orang tua, perubahan dalam kemalasan, dan kehidupan doa yang hampa. Di sisi lain,
orang tua lainnya berpendapat bahwa aplikasi TikTok memiliki dampak positif, seperti
meningkatkan daya cipta dan pemahaman keagamaan remaja. Orang tua merupakan
guru pertama bagi anak dalam hal pendidikan ilmu pengetahuan umum dan agama, oleh
karena itu peran orang tua sangatlah penting.

10
DAFTAR PUSTAKA

EVI, Setiani, et al. Pengaruh Penggunaan Aplikasi Tiktok terhadap Perilaku Remaja
Usia
12-18 tahun di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. In:
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIM Sinjai.
2022. p. 94-109.
Devi, Nadila Trisukma, and Yohana Wuri Satwika. "Studi Fenomenologi: Dampak
Aplikasi Tiktok Terhadap Remaja Akhir Shopee Affiliates." Character: jurnal
Penelitian Psikologi 9.6 (2022).

11

Anda mungkin juga menyukai