Anda di halaman 1dari 20

BERKAS PENGESAHAN

Xkckxzkcj zxlcjklzxj zxklcj klzxklzxj czxjklc kzxckljzx xlkzj

Makalah penelitian tentang Pengaruh Aplikasi Sosial Media Tiktok terhadap Pola Pikir
Siswa SMA Negeri 1 Majalengka Tahun 2021/2022 telah selesai dan disahkan pada:

Tanggal …, Bulan …, Tahun 2022

Mengetahui,

Wali Kelas Guru Pembimbing

Dodi Sembada, M. Pd Dra. Hj. Anarita M. Pd

NIP: NIP 19620224 198603 2 007

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Majalengka

Hj. Aah Suniah S.Pd

NIP 19630114 198703 2 003

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Pengaruh Aplikasi Sosial Media
Tiktok terhadap Pola Pikir Siswa SMA Negeri 1 Majalengka Tahun 2021/2022” mata
pelajaran Sosiologi.

Pada masa sekarang, hampir semua siswa SMA Negeri 1 Majalengka memiliki aplikasi Tiktok.
Seperti yang kita ketahui, bahwa aplikasi Tiktok memiliki beberapa pengaruh yang kurang baik
bagi pola pikir siswa. Dengan demikian, dibuatnya makalah ini bertujuan mengetahui pengaruh
aplikasi sosial media Tiktok terhadap pola pikir siswa SMA Negeri 1 Majalengka.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan halangan dan hambatan. Alhamdulillah
berkat bantuan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra Hj. Anarita selaku guru pembimbing I telah memberikan bimbingan dan dorongan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Orangtua kami yang memberikan dukungan moral dan materi dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Majalengka, 26 Mei 2022

Penyusun

2
LEMBARAN PENGESAHAN .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman sangat pesat dalam menciptakan teknologi yang canggih. Salah satunya
adalah adanya smartphone yang saat ini mudah didapat dengan harga dan kualitas yang
bervariasi. Banyak inovasi-inovasi teknologi terbaru yang bermunculan, seperti media sosial.

Media sosial adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara
online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Seiring dengan kemajuan teknologi, maka banyaknya media yang dapat digunakan manusia
untuk dijadikan alat dalam berkomunikasi. Media sosial juga dapat dijadikan sebagai wadah
pengembangan diri.

Adanya media sosial untuk memberikan hiburan bagi setiap orang untuk menghilangkan rasa
lelah dan bosannya. Selain itu, tidak sedikit juga yang menggunakan media sosial sebagai sarana
informasi, baik mendapatkan informasi maupun menyebarkan informasi.

Salah satu aplikasi sosial media yang saat ini banyak digunakan oleh kalangan pelajar,
khususnya siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Majalengka adalah Tiktok. Tiktok merupakan
sebuah aplikasi dimana para penggunanya bisa berbagi video musik dengan durasi pendek.
Tiktok lebih banyak digunakan sebagai media hiburan oleh para penggunanya. Tiktok juga
sempat dianggap sebagai aplikasi sosial media yang memiliki pengaruh kurang baik bagi pola
pikir siswa karena konten-konten yang didalamnya banyak yang tidak pantas untuk ditonton.

Berdasarkan hal tersebut, kami berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh
aplikasi sosial media Tiktok terhadap pola pikir siswa kelas X IPS dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah, maka disusunlah makalah penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan pada makalah yang berjudul “Pengaruh Aplikasi Sosial Media Tiktok
terhadap Pola Pikir SMA Negeri 1 Majalengka Tahun 2021/2022” sebagai berikut :
1. Apa yang menyebabkan siswa kurang bisa berinteraksi?
2. Apakah konten-konten di Tiktok dapat mempengaruhi pola pikir remaja?
3. Bagaimana siswa SMA Negeri 1 Majalengka menggunakan Tiktok sebagai media belajar?

4
C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan aplikasi Tiktok yang berlebihan terhadap pola
pikir serta kehidupan sosial dalam berinteraksi dengan orang lain dan cara siswa SMA Negeri 1
Majalengka dalam memanfaatkan Tiktok.

D. Manfaat Penelitian

Dalam hasil penelitian ini, diharapkan siswa dapat mengetahui pengaruh media sosial Tiktok
terhadap pola pikir siswa SMA Negeri 1 Majalengka dan dapat memanfaatkan Tiktok untuk hal-
hal yang positif. Dan diharapkan, hasil penelitian ini pula dapat menambah wawasan bagi
mereka yang masih berstatus seorang pelajar.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Aplikasi Tiktok

Tiktok adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik Tiongkok yang diluncurkan
pada September 2016 oleh Zhang Yimin dan dikembangkan oleh Beijing ByteDance
Technology. Aplikasi Tiktok juga merupakan sebuah media audio-visual. Media ini berupa video
dan foto yang dibuat dengan disandingkan berbagai musik. Media ini adalah sebuah media yang
menyebar luaskan berbagai kreativitas dan keunikan setiap penggunanya. Tiktok dapat membuat
penggunanya merasa senang karena video-video yang bisa mereka buat dengan berbagai musik.
Dengan menggunakan media tersebut, setiap penggunanya pun tidak bisa hanya sekali dua kali
karena begitu senangnya mereka menggunakan media sosial Tiktok.

Manfaat dari aplikasi Tiktok sendiri adalah untuk meningkatkan kreativitas bagi para
penggunanya yang ingin menjadi konten kreator, dapat digunakan sebagai media untuk
mengekspresikan diri, untuk memperbaiki suasana hati, dan sebagai sarana pemasaran suatu
bisnis.

B. Pengaruh Tiktok terhadap Pola Pikir Siswa

Sebagian besar penduduk dunia telah menjadikan sosial media sebagai salah satu kebutuhan
hidup yang boleh dikatakan primer. Tercatat saat ini di Indonesia pengguna media sosial Tiktok
mencapai kurang lebih 92,2 juta orang yang dihitung per Juli 2021.

Masa remaja adalah masa yang memiliki kepekaan yang begitu kuat terhadap hal-hal yang
baru, sehingga siswa sangat mudah beradaptasi terhadap sesuatu yang baru. Apalagi, Tiktok
memiliki banyak fitur yang mengasyikkan sehingga membuat siswa tergiur untuk terus berlama-
lama memakai aplikasi Tiktok tanpa memedulikan konten-konten yang ada di dalamnya
membawa dampak positif atau negatif. Di satu sisi, media sosial Tiktok memiliki sejumlah
pengaruh positif bagi kehidupan, namun tidak sedikit juga pengaruh negatifnya. Bagi para siswa,
media sosial sudah seperti dunia kedua mereka, bahkan tidak jarang juga yang sering terlena
dengan dunia maya sampai melupakan dunia nyata.

Para ahli pada umumnya menentukan batasan usia remaja yaitu dari usia 12 hingga 21 tahun.
Siswa SMA Negeri 1 Majalengka umumnya menggunakan media sosial Tiktok untuk menonton
konten-konten yang ada di dalamnya, adapun yang ikut mengunggah konten di Tiktok. Saat ini,

6
tingkat ketergantungan siswa terhadap media sosial dapat dilihat dari mereka yang tidak bisa
lepas dari smartphone-nya masing-masing. Menurut hasil riset Sekolah Tinggi Sandi Negara
bersama Yahoo, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia
sebanyak 64%. Serta berdasarkan hasil angket yang telah kami sebarkan, sebanyak 23,4%
merasa stress jika dalam sehari mereka tidak membuka aplikasi Tiktok, namun untuk 76,6%
sisanya merasa biasa saja jika tidak membuka aplikasi Tiktok dalam sehari. Tetapi, tetap saja hal
ini harus disoroti mengingat sebagian kecil siswa memiliki ketergantungan terhadap Tiktok.

Konten-konten di Tiktok jelas dapat mempengaruhi pola pikir siswa, contohnya trend yang
tercipta begitu saja meskipun itu bukan hal yang positif namun akan banyak pengguna Tiktok
yang akan mengikuti trend tersebut agar berkesempatan untuk ikut viral. Bahkan untuk sebagian
orang, mereka akan melakukan apa saja untuk viral dikenal oleh kalangan masyarakat.

Pada usia remaja, siswa cenderung masih mengikuti pendapat orang lain yang terlihat logis
menurut mereka padahal pendapat tersebut belum tentu logis. Akibatnya, tidak jarang siswa
terpengaruh beberapa hal negatif dan menormalisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu
tentu saja menimbulkan keresahan dikalangan masyarakat karena takut jika anak-anaknya
terjerumus kedalam hal-hal negatif yang seharusnya tidak pantas dilakukan oleh seorang siswa.

Bahkan, Kominfo sempat memblokir Tiktok sementara pada Selasa, 3 Juli 2018. Pemblokiran
tersebut didasari oleh hasil pantauan Tim IS atau mesin pengais internet Kominfo. Laporan agar
Tiktok diblokir juga selain datang dari masyarakat, datang juga dari Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak serta Komisi Perlindungan Anak. Banyaknya pelanggaran
konten yang ditemukan pada platform tersebut sepeti konten pornografi, konten asusila, konten
pelecahan agama, dan sebagainya yang tentu saja konten-konten tersebut dapat mempengaruhi
pola pikir dan moral para penggunanya yang didominasi oleh anak-anak dibawah umur.

Sesuai dengan angket yang telah kami sebar melalui Google Form, dari 64 siswa X IPS yang
mengisi angket tersebut, sebanyak 41 siswa yang setuju jika pandangan mereka tentang sesuatu
hal berubah karena konten-konten yang ada di Tiktok. Itu artinya, Tiktok dapat mempengaruhi
pola pikir seseorang dalam melihat suatu hal di kehidupan sehari-harinya, entah itu membawa
pengaruh negatif ataupun positif.

C. Faktor – Faktor yang Menyebabkan Siswa Kurang Bisa Berinteraksi

Pada hakikatnya, media sosial itu mampu mendekatkan yang jauh dan dapat menjauhkan
yang dekat. Sesuai hasil angket yang kami peroleh, sebanyak 29,7% siswa yang menggunakan
aplikasi Tiktok selama lebih dari 4 jam dalam sehari. Beberapa siswa yang kami lihat secara

7
langsung, jika sedang berkumpul dengan teman sebayanya, tidak jarang malah terlihat asyik
dengan smartphone-nya dibanding mengobrol.

Pada umumnya, jika siswa sudah fokus dengan smartphone-nya masing-masing, orang lain
disekitarnya akan diabaikan begitu saja dan otomatis akan keluar dari percakapan yang sedang
berlangsung karena sibuk dengan dunianya sendiri. Kami juga menanyakan hal ini kepada
responden dan hasil menunjukkan bahwa bagi 23,4% siswa, mereka lebih nyaman untuk bermain
Tiktok dibandingkan harus berinteraksi dengan orang disekitarnya. Hal ini berkaitan dengan
Tiktok yang dapat merubah pola pikir penggunanya.

Seperti yang kita ketahui, jika Tiktok memiliki fitur FYP yang merupakan singkatan dari
For Your Page. Ini adalah tab yang berisi kumpulan video pendek berdurasi 15 detik hingga 3
menit yang muncul di timeline Tiktok. Dapat dibilang jika FYP adalah home page atau laman
beranda dari media sosial Tiktok. Cara kerjanya yaitu algoritma Tiktok akan mengacu pada tiga
kategori utama, yaitu interaksi yang di lakukan, informasi video dan pengaturan akun. Sehingga,
video yang muncul di laman beranda akan acak. Beberapa konten video Tiktok yang harusnya
membawa pengaruh positif malah akan berubah membawa pengaruh negatif tergantung dengan
pola pikir penggunanya.

Analoginya seperti ini, jika ada konten video yang membahas tentang buruknya bullying
yang awalnya dibuat untuk tujuan mengedukasi, bisa saja malah membuat pengguna Tiktok yang
melihatnya akan merasa minder untuk melakukan interaksi sosial karena takut tidak akan
diterima oleh lingkungan masyarakat atau lingkungan sekolahnya.

Meski begitu, sebanyak 76,6% siswa menyatakan bahwa mereka lebih senang bergaul
dengan orang lain dibanding bermain Tiktok sendirian dan sisanya merasa lebih nyaman bermain
Tiktok sendirian. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial Tiktok mampu menjauhkan
siapapun yang tadinya dekat.

Faktor-faktor lain yang menjadi penyebab siswa kurang bisa berinteraksi telah kami rangkum
sebagai berikut:
1. Siswa lebih nyaman untuk berinteraksi secara tidak langsung sehingga cenderung memiliki
lebih banyak teman di sosial media daripada di lingkungan masyarakat.
2. Siswa memiliki gangguan kesehatan mental yang berhubungan dengan interaksi sosial,
contohnya gangguan kecemasan, trauma di masa lalu, dan sebagainya.
3. Siswa merasa lebih asyik untuk bermain sosial media khususnya Tiktok dan merasa bosan jika
harus bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.
4. Siswa memiliki kepribadian yang tertutup sehingga membuat orang lain enggan untuk
berinteraksi dengannya karena takut mengalami penolakan.
5. Siswa merasa tidak percaya diri untuk berinteraksi sosial.

8
Penyebabnya dapat berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Dengan mengetahui
faktor penyebabnya, kita dapat mencari cara untuk mencegah bahkan menanggulangi hal
tersebut. Tentunya, kita tidak dapat hidup sendiri karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk
sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari pun, kita perlu
berinteraksi dengan orang lain meski dalam hal sekecil apapun.

Bagaimanapun, siswa yang jarang berinteraksi pasti memiliki keinginan untuk berinteraksi
dengan oranng sekitarnya namun merasa kesulitan untuk memulainya. Maka dari itu, alangkah
baiknya bagi orang-orang disekitarnya untuk mencoba memulai interaksi dengan siswa tersebut.

D. Pemanfaatan Tiktok oleh Siswa

Sesuai dengan hasil dari angket yang telah kami sebarkan, sebanyak 85,9% atau sebanyak 55
siswa dari 64 siswa yang memilih jika mereka menggunakan aplikasi Tiktok sebagai media
hiburan dibandingkan sebagai media belajar. Meski begit, menurut 36 jawaban responden,
bermain Tiktok tidak mengubah kebiasaan belajar mereka dan sisanya menjawab bahwa
kebiasaan belajar mereka berubah entah menjadi lebih baik ataupun menjadi kurang baik.

Praduga kami adalah siswa memilih kebiasaan belajarnya berubah adalah siswa yang
mengalami perubahan menjadi kurang baik. Contohnya menjadi malas untuk belajar dan lebih
senang untuk terus-terusan bermain Tiktok karena kembali lagi pada hasil jawaban responden
sebanyak 29,7% yang menjawab jika mereka menggunakan Tiktok lebih dari 4 jam. Tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa kebiasaan belajar mereka berubah menjadi lebih baik berdasarkan
hasil jawaban responden sebanyak 34,4% yang berpendapat setelah mengenal aplikasi Tiktok,
tingkat kreativitas mereka daam belajar meningkat.

Tiktok memang diciptakan dengan tujuan sebagai selingan dikala padatnya aktifitas yang
dilakukan, maka dari itu tidak heran jika siswa X IPS SMA Negeri 1 Majalengka
menggunakannya sebagai media hiburan. Karena konten video Tiktok yang akan muncul di
laman beranda pun acak, sehingga tidak menutup kemungkinan jika konten video yang berisi
tentang edukasi akan muncul di laman beranda siswa. Selagi siswa X IPS SMA Negeri 1
Majalengka dapat memanfaatkan sosial media dengan bijak khususnya dalam menggunakan
aplikasi Tiktok, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

9
10
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penlitian ini ada tiga teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu :

• Studi Pustaka, kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang menjadi objek penelitian atau topik cerita yang diusung ke dalam karya
tulis non ilmiah.
• Studi Dokumen, proses mengumpulkan dokumen-dokumen digital yang relevan dengan
penelitian.
• Kuesioner, instrumen penelitian yang terdiri dari rangkaian pertanyaan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi dari responden.

B. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini kami mengambil populasi dari siswa kelas X IPS SMA
Negeri 1 Majalengka.

C. Sampel

Sampel merupakan bagian kecil dari populasi itu sendiri yang diambil sebagai objek dalam
sebuah pengamatan atau penelitian lantaran dianggap mampu mewakili populasi.

Kelompok kami memilih sampel sebagian siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Majalengka.
Karena angket yang telah kami buat lebih layak untuk kami sebarkan kepada siswa kelas X IPS.

D. Alat Pengumpul Data

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk
dijawab secara tertulis oleh responden.

Kelompok kami membuat angket tentang “Pengaruh aplikasi sosial media Tiktok terhadap
pola pikir siswa SMA Negeri 1 Majalengka tahun 2021/2022”

11
BAB IV

PENGOLAHAN DATA

Berdasarkan dari hasil angket yang kami sebarkan melalui Google Form kepada 4 kelas yang
terdiri dari X IPS 1, X IPS 2, X IPS 3, dan X IPS 4 pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2022,
berikut kami sajikan rinciannya.

Tabel 1

Berapa lama anda menggunakan Tiktok dalam sehari?

No Alternatif Jawaban Frekuensi %


1. a. 1 jam 17 26,6%
2. b. 2 jam 18 28,1%
3. c. 3 jam 10 15,6%
4. d. >4 jam 19 29,7%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak 26,6% alternatif jawaban B sebanyak
28,1%., alternatif jawaban C15,6% dan alternatif jawaban D 29,7%. Jadi, hampir sebagian siswa
kelas X IPS menggunakan Tiktok lebih dari 4 jam.

Tabel 2

Bagaimana tanggapan anda terhadap konten-konten yang ada di Tiktok?


No Alternatif Jawaban Frekuensi %
1. a. Lebih banyak yang positif 37 57,8%
2. b. Lebih banyak yang negatif 27 42,2%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Majalengka
memilih alternatif jawaban A sebanyak 57,8% dan alternatif jawaban B sebanyak 42,2%. Jadi,
sebagian siswa kelas X IPS beranggapan jika konten di Tiktok lebih banyak yang positif.

12
Tabel 3

Apa yang anda rasakan jika dalam sehari tidak membuka aplikasi Tiktok?
No Alternatif Jawaban Frekuensi %
1. a. Biasa saja 49 76,6%
2. b. Merasa stress, harus membuka aplikasinya minimal sekali 15 23,4%
dalam sehari
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak 76,6% dan alternatif jawaban B sebanyak
23,4%. Jadi hampir sebagian siswa kelas X IPS memilih biasa saja ketika tidak membuka
aplikasi Tiktok.

Tabel 4

Apakah pandangan anda tentang suatu hal berubah karena konten di Tiktok?
No Alternatif Jawaban Frekuensi %
1. a. Ya 41 64,1%
2. b. Tidak 23 35,9%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak 64,1% dan alternatif jawaban B sebanyak
35,9%. Jadi, hampir sebagian pandangan siswa kelas X IPS tentang suatu hal berubah karna
konten di Tiktok.

Tabel 5

Untuk apa biasanya anda menggunakan aplikasi Tiktok?


No Alternatif Jawaban Frekuensi %
1. a. Sebagai media hiburan 55 85,9%
2. b. Sebagai media belajar 9 14,1%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak dan alternatif jawaban B sebanyak 14,1%.
Jadi, hampir sebagian siswa kelas X IPS memilih menggunakan aplikasi Tiktok sebagai media
hiburan.

13
Tabel 6

Apakah kebiasaan belajar anda berubah setelah mengenal aplikasi Tiktok?


No Alternatif Jawaban Frekuensi %
1. a. Ya 28 43,8%
2. b. Tidak 36 56,3%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak 43,8% dan alternatif jawaban B sebanyak
56,3%. Jadi, hampir sebagian siswa kelas X IPS memilih bahwa kebiasaan belajar mereka tidak
berubah setelah mengenal Tiktok.

Tabel 7

Bagaimana tingkat kreativitas belajar anda setelah mengenal aplikasi Tiktok?


No Aalternatif Jawaban Frekuensi %
1. a. Biasa saja 40 62,5%
2. b. Meningkat 22 34,4%
3. c. Menurun 2 3,1%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak 62,5%, alternatif jawaban B sebanyak 34,4%
dan alternatif jawaban C sebanyak 3,1%. Jadi, hampir sebagian siswa kelas X IPS memilih
bahwa tingkat kreativitas belajar mereka biasa saja setelah mengenal aplikasi Tiktok.

Tabel 8

Bagaimana anda menggunakan aplikasi Tiktok sebagai media belajar?


No Alternatif Jawaban Frekuensi %
1. a. Mengikuti konten kreator yang menginspirasi dan yang 53 82,8%
membuat konten seputar edukasi
2. b. Tidak menggunakannya sebagai media belajar 11 17,2%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan table di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak 82,8% dan alternatif jawaban B sebanyak

14
17,2%. Jadi, hampir sebagian siswa kelas X IPS menggunakan aplikasi Tiktok sebagai media
belajar dengan mengikuti konten kreator yang menginspirasi.

Tabel 9

Apakah anda lebih nyaman bermain Tiktok sendirian dibandingkan bergaul dengan orang lain?
No Alternatif jawaban Frekuensi %
1. a.Ya 15 23,4%
2. b. Tidak 49 76,6%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak 23,4% dan alternatif jawaban B sebanyak
76,6%. Jadi, hampir sebagian siswa kelas X IPS memilih bahwa mereka lebih nyaman bergaul
dengan orang lain.

Tabel 10

Bagaimana kepribadian anda setelah mengenal Tiktok?


No Alternatif Jawaban Frekuensi %
1. a. Tidak berubah 47 73,4%
2. b.Berubah menjadi lebih aktif 15 23,4%
3. c. Berubah menjadi lebih pendiam 2 3.2%
Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1
Majalengka memilih alternatif jawaban A sebanyak 73,4% dan alternatif jawaban B sebanyak
23,4% dan alternatif jawaban C sebanyak 3,2%. Jadi, hampir sebagian siswa kelas X IPS
memilih bahwa kepribadian mereka tidak berubah setelah mengenal aplikasi Tiktok.

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, tingkat intesitas penggunaan aplikasi Tiktok pada
siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Majalengka termasuk dalam kategori tinggi, yang
artinya bahwa tingkat menggunakan aplikasi Tiktok termasuk sering. Indikator yang
dikategorikan dalam kategori tinggi adalah keinginan dalam menggunakan aplikasi
Tiktok. Hal ini disebabkan oleh banyaknya fitur-fitur menarik yang ada di dalam aplikasi
Tiktok dan banyaknya hiburan menarik serta bermanfaat, sehingga memberikan daya
tarik bagi para siswa untuk menggunakan aplikas Tiktok.

Peneliti memperoleh kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian yaitu
bahwa konten-konten yang ada di aplikasi Tiktok dapat merubah cara pandang mereka
tentang suatu hal, dengan akun Tiktok yang mudah di jangkau oleh kaum remaja hingga
dewasa, yang kemungkinan perbedaan sudut pandang memengaruhi cara dan pola pikir
siswa SMA Negeri 1 Majalengka. Siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Majalengka daripada
menggunakan Tiktok sebagai media belajar mereka lebih sering menggunakan Tiktok
sebagai media hiburan dan sarana informasi belajar yang dimana konten-konten edukasi
memberikan mereka manfaat dalam proses belajar dan bersosialisasi.

B. Saran

1. Pertahankan kemampuan Anda dalam menggunakan aplikasi Tiktok selama tidak


meninggalkan kewajiban lainnya seperti belajar.
2. Untuk dapat melakukan eksplorasi diri lebih maksimal dapat dipertimbangkan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih dapat mendukung, seperti membaca buku
dan membaca pengalaman orang lain.
3. Menunjukan kemampuan diri yang positif khususnya kepada masyarakat yang
menilai bahwa remaja pengguna aplikasi Tiktok melekat kuat dengan hal negatif.

16
LAMPIRAN

A. Angket

Angket
Pengaruh Aplikasi Sosial Media Tiktok terhadap Pola
Pikir Siswa SMA Negeri 1 Majalengka
1.) Berapa lama Anda menggunakan aplikasi Tiktok dalam sehari?

a. 1 jam b. 2 jam c. 3 jam d. 4 jam

2.) Bagaimana tanggapan Anda terhadap konten-konten yang ada di Tiktok?

a. Lebih banyak yang positif b. Lebih banyak yang negatif

3.) Apa yang Anda rasakan jika dalam sehari tidak membuka aplikasi Tiktok?

a. Merasa stress, harus membuka aplikasinya minimal sekali dalam sehari

b. Biasa saja

4.) Apakah pandangan Anda tentang suatu hal berubah karena konten di Tiktok?

a. Ya b. Tidak

5.) Untuk apa biasanya Anda menggunakan aplikasi Tiktok?

a. Sebagai media hiburan b. Sebagai media belajar

6.) Apakah kebiasaan belajar Anda berubah setelah mengenal aplikasi Tiktok?

a. Ya b. Tidak

7.) Bagaimana tingkat kreativitas belajar Anda setelah mengenal aplikasi Tiktok?

a. Meningkat b. Menurun c. Biasa saja

8.) Bagaimana Anda menggunakan aplikasi Tiktok sebagai media belajar?

a. Mengikuti konten kreator yang menginspirasi dan yang membuat konten seputar
edukasi
17
b. Tidak menggunakannya sebagai media belajar

9.) Apakah Anda lebih nyaman bermain Tiktok sendirian dibanding bergaul
dengan orang lain?

a. Ya b. Tidak

10.) Bagaimana kepribadian Anda setelah mengenal Tiktok?

a. Berubah menjadi lebih pendiam

b. Berubah menjadi lebih aktif

c. Tidak berubah

18
DAFTAR PUSAKA

http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial-media/

https://m.brilio.net/creator/pengaruh-media-sosial-terhadap-perilaku-remaja-
5c77ae.html

https://bogor.suara.com/read/2021/10/23/110736/pengguna-tiktok-di-indonesia-
mengalami-peningkatan-tiga-kali-lipat-selama-satu-tahun

https://www.slideshare.net/Andi_Undu/pengaruh-media-sosial-terhadap-
perkembangan-pola-fikir-remaja

https://news.unair.ac.id/2016/06/01/83-persen-remaja-tidak-bisa-lepas-dari-media-
sosial-barang-sehari-pun/?lang=id

https://review.bukalapak.com/mom/anak-tak-mau-bersosialisasi-di-sekolah-yuk-
kenali-penyebabnya-72405

https://amp.kompas.com/tekno/read/2021/08/26/10410017/apa-itu-fyp-di-tiktok-
dan-bagaimana-cara-kerjanya

UNIKOM_Yuliani Resti Fauziah_Jurnal.pdf

19
RIWAYAT

20

Anda mungkin juga menyukai