Anda di halaman 1dari 16

MATERI MOSI

1. Aplikasi hiburan seperti TikTok membawa dampak buruk bagi generasi yang akan
datang
Sumber:
a. https://id.wikipedia.org/wiki/TikTok#
Pro:
Dilansir dari Wikipedia, TikTok adalah aplikasi hiburan yang pada awalnya
diluncurkan di pasar internasional pada bulan September 2017. Aplikasi ini digunakan
oleh berbagai kalangan dan telah diunduh lebih dari 504 juta kali di App Store Apple
selama paruh pertama tahun 2018, menurut data yang diberikan kepada CNBC oleh
Sensor Tower. Aplikasi seluler ini memungkinkan pengguna untuk membuat video
pendek, yang sering kali menampilkan musik di latar belakang dan dapat dipercepat,
diperlambat, atau diedit dengan filter. Mereka juga dapat menambahkan suara mereka
sendiri di atas musik latar.
Untuk membuat video musik dengan aplikasi ini, pengguna dapat memilih musik
latar dari berbagai macam genre musik, mengedit dengan filter, dan merekam video
berdurasi 15 detik dengan pengaturan kecepatan sebelum mengunggahnya untuk
dibagikan kepada orang lain di TikTok atau platform sosial lainnya. Meskipun kominfo
sudah menyatakan bahwa pengguna yang berusia dibawah 13 tahun, dilarang
mengakses. Namun, seperti pada fakta di lapangan bahwa banyak anak-anak yang
sudah mengakses dan menyebarluaskan konten di Tiktok. Generasi muda merupakan
generasi yang akan memimpin bangsa kita nanti.
Maka dari itu tentunya, karakter dan ilmu-ilmu harus ditanamkan dalam pribadi
masing-masing individu. Namun dengan adanya TikTok, seringkali menjadi hambatan
dan gangguan bagi generasi muda dalam hal pendidikan. Mereka dapat menghabiskan
terlalu banyak waktu untuk mengejar konten di aplikasi ini. Seperti istilah yang muncul
saat ini yaitu, FOMO (Fear Of Missing Out). Dilansir dari website kementerian kesehatan,
FOMO adalah rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu.
Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat
ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya. Fenomena ini
tentunya merugikan generasi muda karena fokus mereka akan tugas sekolah dan
pembelajaran akan berkurang. Pelajar cenderung candu dengan aplikasi tersebut.
Dengan berbagai konten video singkat, kerap kali menarik perhatian generasi muda.
Terlebih aplikasi TikTok, menyediakan fitur For You Page (FYP), dimana konten-konten
yang relevan akan muncul di halaman pengguna.
Pengguna aplikasi TikTok bebas mengakses berbagai konten, baik yang relevan
maupun tidak. Maka dari itu, generasi muda harus bisa menyaring berbagai informasi
dan konten-konten yang kurang relevan. Saat ini faktanya, banyak konten-konten
negatif yang beredar secara bebas. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi
perkembangan moral generasi muda. Dengan adanya ketertarikan berlebih pada
aplikasi hiburan TikTok ini, generasi muda juga akan menghabiskan terlalu banyak waktu
dengan membuka aplikasi TikTok. Tentu, hal ini dapat mengurangi produktivitas seperti
berolahraga, berliterasi, dan mengembangkan keterampilan baru.
Dilansir dari website Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang dan
Wikipedia. Tak dipungkiri dampak negatif TikTok juga turut menyertai seiring dengan
kebebasan pengguna dan pemakainya, adapun beberapa sisi negatif dari penggunaan
TikTok adalah:

a. Mempengaruhi dan menimbulkan perasaan tidak aman


Secara tidak langsung, penggunaan TikTok dapat merusak pola pikir penggunanya,
terutama pada masa remaja. Menonton berbagai konten TikTok, mereka akan
menemukan berbagai macam video-video. Dengan begitu, mereka akan melihat lebih
banyak orang dari yang mereka kira, melalui konten yang mereka buat. Menonton video
TikTok terlalu lama dapat melukai mata kita, menimbulkan rasa tidak aman, bahkan
overthinking, yang dapat merusak pola pikir kita. Akan lebih baik jika kita membatasi diri
dalam jejaring sosial dan mencari kegiatan positif yang dapat meningkatkan kualitas diri
sendiri.
b. Berpotensi terkena predator seksual
Terkadang konten tersebut ditujukan untuk remaja dan anak-anak, namun masih
banyak pengguna yang berusia lanjut menggunakan TikTok. Namun, ketika orang atau
stranger mengirim pesan dan gambar sensitif kepada anak-anak, itu dapat menjadi
sebuah masalah pada pola pikir anak jika tidak didampingi oleh orang tua.
c. Pekerjaan Seks
TikTok sering digunakan oleh pekerja seks untuk mempromosikan konten pornografi
yang dijual di platform seperti OnlyFans. Pada tahun 2020, penggunaan istilah
"accountant" untuk menyebut pembuat konten dewasa menjadi meluas setelah seorang
pengguna mengunggah lagu viral di platform tersebut tentang bagaimana lebih mudah
baginya untuk mengatakan kepada orang-orang bahwa dia adalah seorang akuntan
daripada aktor pornografi. Sebagai tanggapan, TikTok memperbarui persyaratan
layanan mereka untuk melarang konten yang mempromosikan "konten seksual
premium" dan melarang sejumlah besar pembuat konten dewasa, tetapi para pembuat
konten ini telah menggunakan berbagai cara untuk menghindari sensor. Metode yang
digunakan oleh pembuat konten dewasa untuk menghindari sensor termasuk menyebut
diri mereka sebagai akuntan, menggunakan pengganti kata-kata dalam keterangan dan
video mereka - seperti menggunakan emoji jagung sebagai pengganti kata "porno", dan
"n00ds" sebagai pengganti "telanjang" - dan menggunakan filter untuk menyensor
gambar-gambar eksplisit mereka. Beberapa kreator konten dewasa juga menjadi viral
karena mengunggah video dengan teka-teki yang tidak dapat dipecahkan di dalamnya.
Teka-teki ini menarik banyak komentar dari orang-orang yang mencoba dan gagal
memecahkan teka-teki tersebut, yang pada gilirannya menyebabkan algoritma
rekomendasi TikTok merekomendasikan video tersebut kepada lebih banyak orang
karena menganggapnya sebagai video populer.
d. Banyaknya komentar negatif
Kebebasan mengunggah konten dan mengutarakan pendapat membuat siapa saja bisa
melontarkan bermacam – macam komentar di lapak orang lain. Berbagai komentar yang
mempunyai makna umpatan, ucapan jorok, caci maki, dan kata kata kasar sering
dijumpai dalam kolom komentar video tertentu. Tak jarang juga dijumpai komentar
yang bersifat pelecehan dan penghinaan yang sudah jelas berpengaruh kepada mental
kreator video, terlebih jika si pemilik masih terbilang usia remaja. Tentunya kebiasaan
budaya bahasa toxic dapat mengganggu pola pembentukan karakter dan kesehatan
mental generasi muda termasuknya para siswa SMP dan SMA, dikarenakan masa remaja
adalah masa pencarian jati diri sehingga cenderung lebih mudah terpengaruh.
e. Bisa merusak harga diri bagi pengguna aplikasi Tiktok
Terlalu banyak komentar negatif, dapat berdampak negatif pada harga diri remaja pada
umumnya. TikTok dan jejaring sosial lainnya, seperti Instagram/Facebook (media sosial
lainnya) telah dikritik karena memiliki berbagai efek yang negatif pada kepercayaan
akan diri seseorang. Ini sangat bisa merugikan kesehatan mental dari seseorang

Selain dari website Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang, terdapat juga
dikatakan dari website kompasiana untuk dampak-dampak negatif lainnya yaitu…
a. Secara tidak langsung, tiktok menjadi penyebab generasi remaja untuk melakukan
gerakan yang tidak senonoh. Hal ini merupakan dampak dari budaya asing yang masuk
ke Indonesia dan tidak disaring oleh generasi muda.
b. Membuat video yang tidak sewajarnya, bahkan tidak hanya remaja saja mereka
melibatkan anak-anak kecil dalam pembuatan video tiktok demi respon yang banyak
dari netizen , berani bernyanyi lagu dan berakting orang dewasa.
c. Terdapat banyak video yang tidak pantas menjadi contoh yang tidak baik bagi perilaku
remaja dan anak jaman sekarang. Mungkin kita juga sudah sama-sama tahu banyaknya
video dengan aksi-aksi yang tidak pantas dilakukan penggunanya yang melenceng
kepada penistaan agama seperti membuat video berjoget bersama saat melaksanakan
sholat. Ironisnya banyak akun yang mengunggah video sejenis tanpa mereka bisa
menyadari bahwa video yang mereka tiru itu bukanlah hal yang pantas untuk ditiru yang
dapat membuat kenakalan anak jaman sekarang
Kontra:
a. Hiburan dan Kreativitas: TikTok dapat menjadi platform yang menghibur dan kreatif
bagi generasi muda. Banyak pengguna yang mengunggah konten kreatif mereka sendiri,
seperti tarian, musik, dan seni, yang dapat memotivasi generasi muda untuk mengejar
minat mereka.
Platform video pendek tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana ekspresi dan kreasi
remaja Tanah Air. Bahkan, dia menyebut Tik Tok sebagai mirip ajang penyaluran bakat di
televisi. Apalagi masuk televisi tidak mudah dan Tik Tok bisa menjadi alternatif.
b. Komunitas dan Koneksi: TikTok memungkinkan orang untuk terhubung dengan orang-
orang dari seluruh dunia. Ini dapat memperluas wawasan dan membangun komunitas di
sekitar minat yang sama, yang bisa menjadi pengalaman yang positif.
c. Pembelajaran: TikTok juga dapat digunakan sebagai sumber dan metode pembelajaran.
Ada banyak konten edukatif di platform ini yang dapat membantu generasi muda untuk
memahami topik-topik yang mungkin tidak mereka pelajari di sekolah.
d. Alternatif: Masa pandemi membuat banyak orang-orang semakin kreatif dan
memunculkan hal-hal baru salah satunya membuat video TikTok tentang pembelajaran.
Bukan lagi menulis di kertas atau pengiriman tugas dalam bentuk file word, guru
ataupun dosen menjadikan video TikTok tidak hanya disuguhkan untuk para penonton
semata, tetapi juga dijadikan sebagai wadah untuk pengumpulan tugas peserta didik
dalam bentuk video singkat TikTok.

2. Masalah lingkungan di negara berkembang disebabkan oleh industri negara maju


Sumber:
a. https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_lingkungan
Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan
biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan yang dimulai pada
tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan
aktivisme.
Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi mencakup perubahan iklim,
polusi, dan hilangnya sumber daya alam. Gerakan konservasi mengusahakan proteksi
terhadap spesies terancam dan proteksi terhadap habitat alami yang bernilai secara
ekologis.

Pro:
a. Penggunaan Sumber Daya Alam: Negara maju cenderung memiliki industri yang lebih
besar dan lebih intensif sumber daya alam. Mereka mengimpor sumber daya dari
negara berkembang, yang seringkali menyebabkan eksploitasi sumber daya alam di
negara berkembang yang bisa merusak lingkungan.
b. Emisi Gas Rumah Kaca: Industri di negara maju cenderung lebih canggih, tetapi juga
lebih polusi. Hal ini menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca, yang berdampak
negatif pada perubahan iklim global. Perubahan iklim ini dapat mempengaruhi negara
berkembang melalui cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan lain-lain.
c. Transfer Teknologi yang Tidak Cukup: Negara maju sering tidak cukup membantu
negara berkembang dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Akibatnya, negara
berkembang terpaksa menggunakan teknologi yang lebih tua dan lebih merusak
lingkungan dalam upaya mereka untuk meng industrialisasi.

Fakta Pendukung:
a. Menurut Bank Dunia, sekitar 92% dari kenaikan emisi CO2 global antara tahun 1970 dan
2010 disebabkan oleh negara maju.
b. Negara maju seringkali adalah konsumen terbesar produk-produk yang memerlukan
eksploitasi sumber daya alam di negara berkembang, seperti mineral, kayu, dan produk
pertanian.
c. Industri negara maju seringkali memiliki tingkat emisi gas rumah kaca yang tinggi. Emisi
ini merupakan penyebab utama perubahan iklim global, yang berdampak negatif pada
negara berkembang. Peningkatan suhu global, cuaca ekstrem, dan naiknya permukaan
laut adalah masalah yang serius.
d. Eksploitasi Sumber Daya: Negara maju sering mengimpor sumber daya alam dari negara
berkembang. Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya ini dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan di negara berkembang, termasuk deforestasi dan degradasi lahan.
e. Pengaruh Industri Farmasi: Industri farmasi negara maju mempengaruhi negara
berkembang melalui praktik paten dan harga obat yang tinggi. Hal ini dapat
menghambat akses negara berkembang keperawatan medis yang efektif, yang
berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.
f. Limbah Elektronik: Negara maju menghasilkan limbah elektronik dalam jumlah besar.
Banyak limbah ini diekspor ke negara berkembang, yang sering tidak memiliki sistem
pengelolaan limbah yang memadai, menyebabkan kerusakan lingkungan dan masalah
kesehatan masyarakat.
g. Keadilan Lingkungan: Industri negara maju memiliki akses lebih besar terhadap
teknologi hijau dan upaya mitigasi perubahan iklim. Ini menciptakan ketidakadilan
lingkungan, di mana negara berkembang menderita dampak yang lebih besar dari
perubahan iklim tanpa sumber daya yang cukup untuk menghadapinya.

Kontra:
Argumen… Penyebab Masalah Lingkungan di Negara Berkembang bukan berasal dari
Industri Negara Maju melainkan hal-hal dibawah ini:
a. Faktor Penduduk: Negara berkembang sering memiliki populasi yang lebih besar, dan
konsumsi per kapita yang lebih rendah daripada negara maju. Namun, jumlah penduduk
yang besar juga dapat memberikan tekanan pada lingkungan.
- Pertumbuhan populasi yang cepat di negara berkembang juga memiliki dampak besar
pada lingkungan, termasuk permintaan energi, air, dan lahan yang lebih tinggi.
b. Korupsi dan Tata Kelola Buruk: Beberapa negara berkembang menghadapi masalah
korupsi dan tata kelola yang buruk, yang dapat menyebabkan eksploitasi sumber daya
alam yang tidak berkelanjutan.
- Negara-negara berkembang yang memiliki tata kelola yang baik dan investasi dalam
pengelolaan lingkungan sering memiliki dampak lingkungan yang lebih positif daripada
negara berkembang yang tidak melakukannya.
c. Ketergantungan pada Sumber Daya Alam: Beberapa negara berkembang masih sangat
bergantung pada ekonomi berbasis sumber daya alam, yang dapat merusak lingkungan
jika tidak dikelola dengan baik.
d. Tanggungjawab Negara: Perubahan iklim dan masalah lingkungan adalah masalah
global yang tidak dapat disederhanakan menjadi permasalahan antara negara maju dan
negara berkembang. Semua negara memiliki tanggung jawab dalam menjaga lingkungan
global.
e. Keterlibatan Negara Berkembang: Negara berkembang juga memiliki industri yang
dapat berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan masalah lingkungan.
Mengkategorikan industri negara maju sebagai satu-satunya penyebab masalah ini
tidaklah adil.
f. Kebijakan Negara Berkembang: Beberapa negara berkembang mungkin memiliki
kebijakan lingkungan yang tidak memadai atau tidak benar-benar
mengimplementasikannya. Hal ini dapat memperburuk masalah lingkungan di negara
tersebut.
g. Kerjasama Internasional: Upaya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan
memerlukan kerjasama internasional. Menyalahkan negara maju secara eksklusif tidak
akan membantu mencapai solusi yang efektif.

3. Efektivitas sistem zonasi sebagai salah satu seleksi pendaftaran sekolah


Fakta:
a. https://jurnal.uns.ac.id/candi/article/download/41335/27058
Sistem zonasi adalah seleksi penerimaan siswa didik atau peserta didik baru
secara lebih transparan dan adil, ditetapkan sesuai tempat tinggal. Sistem ini mulai
digunakan pada tahun 2017 dalam penataan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14
Tahun 2018, tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah
Kejuruan, atau bentuk lain yang sederajat. Pemberlakuan sistem ini baru efektif di tahun
2018.

Pada sistem ini, ditargetkan akan mengubah paradigma di mana ‘anak-anak


terbaik’ tidak perlu mencari ‘sekolah terbaik’ yang berlokasi jauh dari tempat tinggalnya.
Sejauh penerapannya, sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) diklaim mampu
memberi implikasi terhadap kesiapan seluruh sekolah dengan mutu yang setara sekolah
unggul atau sekolah favorit.

Pro:
a. Sistem zonasi dapat menyamaratakan status sekolah negeri di Indonesia sehingga tidak
ada lagi sekolah unggulan maupun sekolah pinggiran.
b. Sistem zonasi dapat mendekatkan jarak tempat tinggal dengan sekolah sehingga dapat
mempersingkat jarak tempuh ke sekolah, menghemat biaya dan waktu, tidak membuat
macet dan capek dijalan.
c. Sistem zonasi dinilai dapat meratakan penyebaran peserta didik yang berkemampuan
akademik tinggi sehingga semua sekolah punya keunggulan masing-masing dalam
persaingan.
d. Dengan meratanya peserta didik yang berkemampuan akademik tinggi di semua kelas,
diharapkan menjadi penyemangat peserta didik lain agar lebih semangat belajar karena
ada tutor sebaya.
e. Sistem zonasi dapat memudahkan orang tua untuk mengawasi tumbuh kembang anak-
anak mereka tanpa harus terpisah tempat tinggal.
f. Sistem zonasi akan lebih mendekatkan peserta didik dengan lingkungan tempat tinggal
sehingga diharapkan akan meminimalisir kenakalan karena kurangnya pengawasan.
g. Efektivitas Sistem Zonasi dalam Seleksi Pendaftaran Sekolah
- Mengurangi Ketidaksetaraan Akses Pendidikan: Sistem zonasi dapat membantu
mengurangi kesenjangan akses pendidikan dengan memastikan bahwa setiap wilayah
atau daerah memiliki akses yang setara ke sekolah-sekolah berkualitas. Hal ini dapat
mendorong inklusivitas dan kesetaraan dalam pendidikan.
- Mengurangi Kepentingan Ekonomi dalam Pendaftaran: Sistem zonasi dapat mengurangi
tekanan ekonomi pada orang tua yang mencoba memasukkan anak-anak mereka ke
sekolah yang mahal atau bergengsi. Ini dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan
ekonomi dalam pendidikan.
- Memperkuat Komunitas Lokal: Sistem zonasi dapat memperkuat hubungan antara
sekolah dan komunitas lokal, karena sekolah lebih mungkin melayani siswa-siswa dari
wilayah yang dekat. Ini dapat mempromosikan partisipasi orang tua dalam pendidikan
anak-anak mereka.
Kontra:
a. Kurangnya sosialisasi dan informasi sehingga membuat peserta didik kebingungan
tentang sistem seleksi PPDB dengan sistem zonasi.
b. Sistem zonasi dinilai dapat membatasi kesempatan peserta didik yang berkemampuan
akademik tinggi untuk bisa bersekolah di sekolah negeri yang diinginkan karena
terhalang jarak/zonasi.
c. Keinginan peserta didik untuk bersekolah jauh dari tempat tinggal/sekolah di luar
daerah untuk menambah relasi pertemanan dan pengalaman.
d. Belum meratanya fasilitas, dan sarana-prasarana sekolah negeri di daerah sehingga
membuat peserta didik tetap ingin bersekolah di mantan sekolah unggulan yang fasilitas
dan sarana-prasarananya sudah tercukupi dari awal.
e. Mengurangi semangat belajar/bersaing bagi peserta didik yang berkemampuan
akademik tinggi karena seleksi masuk sekolah tidak lagi memakai nilai akan tetapi jarak
terdekat dengan sekolah.
f. Adanya SKTM dan perpindahan KK dadakan yang dinilai tidak fair dalam persaingan
g. Manipulasi data
h. Kualitas Sekolah yang Tidak Merata
i. Sistem zonasi tidak selalu memastikan bahwa semua sekolah di berbagai zona memiliki
kualitas yang sama. Ada kemungkinan bahwa beberapa zona akan memiliki sekolah yang
lebih baik daripada yang lain, sehingga siswa di zona yang kurang beruntung bisa merasa
terdiskriminasi.
j. Ketidaksetaraan Kualitas Pendidikan
Sistem zonasi dapat menghasilkan ketidaksetaraan dalam kualitas pendidikan, karena
siswa di zona yang lebih buruk mungkin tidak memiliki akses ke sekolah berkualitas yang
ada di zona lain.
k. Kesulitan Pemilihan Sekolah
Sistem zonasi dapat membatasi pilihan sekolah bagi orang tua dan siswa, terutama jika
mereka ingin memasukkan anak mereka ke sekolah di luar zona mereka. Ini dapat
menghambat kemungkinan siswa mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan minat
dan bakat mereka.
l. Tantangan Demografi
Sistem zonasi juga dapat menghadapi tantangan demografi, seperti perubahan populasi
atau migrasi, yang dapat mengganggu alokasi yang adil dari sekolah-sekolah.

4. Apakah seragam sekolah berdampak terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah?


Fakta: terkadang seragam berdampak negatif karena apabila ada kesenjangan
berdampak psikologis kita
a. https://almasoem.sch.id/5-alasan-pentingnya-siswa-mengenakan-seragam-
sekolah/
b. https://www.kompasiana.com/alexanderarda/550ecaac813311b82dbc632e/
seragam-sekolah-perlukah

Pro:
Seragam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sama ragamnya; sejenis;
sama; (pakaian) yang sama potongan dan warnanya. Seragam adalah pakaian, bukan
soal disiplin, gampang dikendalikan. Kesenjangan sosial bukan timbul akibat tanpa
seragam, tapi karena apa yang dilakukan, pilihan apa yang diputuskan.
a. Pembeda jenjang sekolah
Alasan pertama yang paling mendasar ditetapkannya seragam sekolah adalah untuk
membedakan jenjang sekolah. Misalnya, SD di Indonesia menggunakan seragam putih
merah, SMP menggunakan seragam putih biru, dan SMA menggunakan seragam putih
abu. Hal tersebut dapat memberikan kejelasan terkait jenjang sekolah berdasarkan
warna seragam.
b. Menurunkan kesenjangan sosial
Alasan yang kedua ini penting bagi para siswa dengan keberagaman latar belakang
keluarga mereka. Seragam sekolah mampu menurunkan kecenderungan ajang pamer
antara siswa dari keluarga mampu dan siswa dari keluarga tidak mampu. Dari perspektif
lain, dengan seragam yang sama bisa menaikan kepercayaan diri siswa karena memiliki
kesempatan yang sama untuk bisa berprestasi di sekolah
c. Sebagai identitas sekolah
Alasan yang keempat ini bisa memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk
membentuk identitas sekolah masing-masing. Pihak sekolah bisa bebas menentukan
seragam khusus, misalnya menyesuaikan dengan visi dan misi sekolah.
Khususnya ketika sedang mengikuti kompetisi lomba, seragam sekolah bisa menjadi
“kostum” formal yang membedakan antar peserta sekolah.
d. Seragam sekolah dapat mengurangi distraksi yang mungkin timbul dari perbedaan
pakaian siswa. Hal ini dapat membantu siswa dan guru lebih fokus pada proses
pembelajaran.
- Fakta: Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di "Journal of School Violence,"
seragam sekolah dapat mengurangi peluang untuk perundungan berbasis pakaian dan
perbandingan sosial di antara siswa.
e. Mempromosikan Kesetaraan: Seragam sekolah dapat mempromosikan kesetaraan di
antara siswa, karena tidak ada perbedaan status sosial berdasarkan pakaian yang
dikenakan.
- Fakta: Sebuah studi oleh "National Association of Elementary School Principals"
menunjukkan bahwa seragam sekolah dapat membantu mengatasi masalah
ketidaksetaraan dan meningkatkan iklim sekolah yang positif.
f. Membantu Identifikasi Siswa: Seragam dapat membantu mengidentifikasi siswa dengan
lebih mudah, terutama di lingkungan sekolah yang besar.
- Fakta: Di sekolah-sekolah dengan populasi besar, seragam dapat membantu staf sekolah
mengenali siswa secara lebih efisien, yang dapat meningkatkan keamanan di sekolah.

Kontra:

1. Tidak Berdampak pada Kualitas Pembelajaran: Seragam sekolah tidak memiliki dampak
langsung pada kualitas pembelajaran. Faktor lain seperti metode pengajaran, kualifikasi
guru, dan dukungan dari keluarga lebih penting.
- Fakta: Sebuah studi yang dipublikasikan dalam "Review of Educational Research"
menunjukkan bahwa seragam sekolah tidak memiliki efek signifikan pada hasil akademik
siswa.
2. Mengurangi Ekspresi Identitas: Seragam sekolah dapat menghambat ekspresi identitas
pribadi siswa dan kreativitas mereka.
- Fakta: Beberapa siswa merasa bahwa seragam sekolah membatasi kebebasan
berekspresi dan mengurangi rasa individualitas mereka.
3. Biaya Tambahan bagi Orang Tua: Seragam sekolah dapat menjadi beban tambahan bagi
orang tua, terutama jika mereka memiliki lebih dari satu anak yang harus menggunakan
seragam.
- Fakta: Pembelian seragam sekolah dan pemeliharaannya, seperti mencuci dan
menggantinya, dapat memerlukan biaya tambahan bagi orang tua, yang bisa
membebani keuangan keluarga.

5. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah apakah tidak


mencerminkan nilai sumpah pemuda?
Pro:
Dilansir dari Wikipedia, bahasa asing merupakan bahasa yang tidak biasa
digunakan oleh masyarakat yang mendiami wilayah tertentu: misalnya, bahasa
Indonesia dianggap sebagai bahasa asing di Australia. Seperti yang kita ketahui
bahasanya bahasa nasional kita adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang
dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang
dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.
Butir ketiga dari sumpah pemuda berbunyi, “Kami putra dan putri Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Sudah jelas tertera bahwa putra dan
putri Indonesia seharusnya menjunjung tinggi bahasa Indonesia, di mana apabila
sekolah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, hal tersebut jelas
melanggar ikrar yang sudah dinyatakan 95 tahun lalu.

Kontra:
a. Melatih Daya Ingat dan Konsentrasi: Ketika mempelajari bahasa asing, tentunya pelajar
akan dihadapkan dengan berbagai kosakata dan pola tata Bahasa. Mau tidak mau, kita
harus menghafal. Agar bisa menghafal, tentunya perlu konsentrasi penuh. Dengan
menghafalkan berbagai kosakata baru, pelajar akan terlatih untuk mengasah daya
ingatnya. Hal ini bisa dia terapkan untuk berbagai pelajaran lain di sekolah maupun
kehidupan sehari-hari. Penguasaan bahasa asing juga mampu meningkatkan kerja otak.
Studi terbaru dari Michigan State University menyatakan bahwa mempelajari bahasa
asing bisa mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
- Alzheimer: penyebab paling umum dari demensia, Istilah demensia menggambarkan
serangkaian gejala yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati,
masalah dengan komunikasi dan penalaran.

b. Mengasah Kreativitas pelajar: Mempelajari bahasa asing tentunya mengasah


kemampuan anak untuk menguasai banyak kosakata dan memilihnya secara tepat
untuk membuat kalimat. Logikanya akan terasah dan ia akan tertantang untuk
bereksperimen dengan kata-kata yang dia kuasai untuk membuat kalimat. Kemampuan
verbal ini dapat dijadikan modal untuk berkarya, misalnya untuk menulis atau public
speaking.

c. Melatih pelajar untuk Berpikir Kritis: Menghadapi hal yang baru tentunya mengajak
anak untuk menganalisis, kemudian memahaminya. Setelah memahami sesuatu,
barulah pelajar akan membuat rencana untuk mengambil tindakan. Tidak terkecuali hal
ini dilakukan terhadap bahasa asing. Pelajar juga akan bersikap mandiri karena mampu
membuat keputusan untuk menggunakan kemampuan bahasanya.

d. Memudahkan pelajar untuk Belajar Bahasa Asing Lainnya: Ketika anak mempelajari
bahasa asing setelah menguasai satu bahasa ibu, pelajar akan paham bahwa setiap
bahasa punya pola tertentu. Baik sistem pembentukan kata, penggunaan imbuhan, pola
kalimat, maupun idiom. Dengan memahami bahwa setiap bahasa itu punya pola, pelajar
akan paham bahwa ketika mempelajari bahasa asing, yang menjadi dasar ialah polanya.

e. Mengajarkan pelajar untuk Berpikiran Terbuka: Sebagai bahan pembelajaran bahasa


asing, Ayah Bunda bisa menggunakan buku, lagu, video pendek, atau film. Dalam media-
media tersebut, pelajar pastinya menjumpai gambaran kehidupan masyarakat yang
berbeda dari yang dijumpainya sehari-hari. Dari sini, dapat sekaligus menyampaikan
konsep keberagaman kepada pelajar. Misalnya, ketika membaca buku,pelajar
mendapati cerita tentang keluarga di Amerika yang berkulit putih dan berambut pirang,
pelajar bisa mengetahuir bahwa penampilan fisik manusia di dunia ini beragam. Ada
berbagai warna kulit dan rambut, tetapi semua sama-sama manusia yang harus
dihargai. Dengan demikian, pelajar dapat belajar untuk tidak berpikir rasis.

f. Meningkatkan Rasa Percaya Diri pelajar: Percaya diri merupakan modal dasar
mempelajari bahasa asing. Bagaimanapun juga, bahasa asing merupakan hal baru
sehingga untuk menghadapi berbagai permasalahan yang baru, diperlukan keyakinan
untuk mengatasinya. Ketika pelajar bisa menguasai hal-hal baru dalam bahasa yang
dipelajarinya, rasa bangga atas dirinya sendiri pun akan meningkat. pelajar akan merasa
bahwa dirinya berharga. Rasa percaya diri ini juga diasah ketika pelajar mempraktikkan
kemampuan berbahasa, terutama ketika dia harus menulis dan berbicara. Entah benar
atau salah tata bahasanya, yang terpenting anak berani untuk mengungkapkan
pikirannya secara tertulis maupun lisan. Masalah tata bahasa atau pronunciation bisa
dikoreksi kalau pelajar udah nyaman berekspresi.

g. Mendukung Skill Akademik: tidak boleh terlewatkan, tentunya penguasaan bahasa


asing akan mendukung proses pembelajaran di sekolah. Bagaimanapun juga
kemampuan verbal dan logika merupakan dua di antara berbagai modal dasar bagi
pelajar untuk mempelajari berbagai hal dalam kehidupan. Terutama bagi Ayah Bunda
yang berencana menyekolahkan pelajar di sekolah dengan pengantar bahasa asing,
mengajarkan bahasa asing di usia dini akan membantunya untuk beradaptasi dengan
pelajaran di sekolah.
Disarankan dimulai dengan bahasa Inggris karena bahasa Inggris merupakan
bahasa internasional yang penggunaannya paling luas di dunia.

6. Sekolah mewajibkan pelajar untuk menguasai 13 mata pelajaran


Fakta :
https://id.quora.com/Mengapa-sistem-pendidikan-di-Indonesia-menuntut-seorang-
siswa-untuk-menguasai-beberapa-mata-pelajaran-Apa-dampak-positif-dan-negatifnya

Pro :
a. Memberi kesempatan bagi anak SMP dan SMA untuk mengetahui bidang keilmuan apa
yang menarik minat mereka.
b. Persiapan Lebih Baik: Dengan menguasai berbagai mata pelajaran, pelajar akan
memiliki persiapan yang lebih baik untuk menghadapi berbagai tantangan di masa
depan, termasuk pekerjaan, perguruan tinggi, dan kehidupan sehari-hari.
c. Keterampilan Dasar: Beberapa mata pelajaran, seperti matematika dan bahasa, adalah
keterampilan dasar yang penting untuk kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi.
Menguasai mata pelajaran ini dapat menjadi pondasi yang kuat untuk pembelajaran
yang lebih lanjut.
d. Kemungkinan Karir yang Lebih Luas: Dengan menguasai berbagai mata pelajaran,
pelajar dapat memiliki lebih banyak pilihan karier di masa depan. Mereka dapat
mengambil jalur yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Kontra :
a. Beban yang Terlalu Berat: Menguasai 13 mata pelajaran atau lebih dapat menjadi
beban yang terlalu berat bagi sebagian pelajar. Ini dapat mengakibatkan stres,
kelelahan, dan tekanan mental yang berlebihan.
b. Kurangnya Fokus: Terlalu banyak mata pelajaran dapat mengakibatkan kurangnya fokus
dan pemahaman yang mendalam dalam beberapa area tertentu. Pelajar mungkin tidak
memiliki waktu yang cukup untuk mendalami minat dan bakat khusus mereka.
c. Tidak Semua Mata Pelajaran Relevan: Tidak semua mata pelajaran mungkin relevan
dengan tujuan karir atau minat individu. Mewajibkan pelajar untuk menguasai mata
pelajaran yang tidak mereka butuhkan dapat dianggap sebagai pemborosan waktu dan
sumber daya.
d. Kurangnya Fleksibilitas: Sistem yang sangat berorientasi pada 13 mata pelajaran
mungkin kurang fleksibel dalam memungkinkan pelajar untuk mengejar minat atau
bakat khusus mereka. Ini dapat menghambat perkembangan individu.
e. Pentingnya Kualitas daripada Kuantitas: Lebih penting untuk fokus pada kualitas
pendidikan daripada pada jumlah mata pelajaran yang diwajibkan. Beberapa mata
pelajaran mungkin perlu ditekankan lebih kuat daripada yang lain, tergantung pada
kebutuhan dan minat individu.

7. Universitas luar negeri lebih bagus daripada universitas dalam negeri


Fakta:
A. https://id.quora.com/Apakah-lebih-baik-kuliah-di-luar-negeri-atau-di-dalam-negeri
B. https://siapkuliah.sekolah.mu/umum/manfaat-kuliah-di-luar-negeri-untuk-mahasiswa-
indonesia/#:~:text=Secara%20umum%2C%20ada%20dua%20alasan,umum%20lebih
%20tinggi%20dari%20Indonesia.
C. https://stekom.ac.id/artikel/kuliah-di-luar-negeri-atau-di-dalam-negeri
D. https://id.educations.com/articles-and-advice/why-i-want-to-study-abroad-13375
Pro:
a. Peluang Riset yang Besar: Banyak dosen di perguruan tinggi terkemuka AS itu amat
terkenal di bidangnya, dan rekomendasi dari mereka amat kuat. Terkenal itu karena
meneliti ya, karena tidak ada dosen terkenal karena jago mengajar.
Mudahnya akses publikasi ilmiah—baik untuk mencari referensi maupun untuk
mempublikasikan hasil penelitian—ini diamini oleh Naufal Shidqi, mahasiswa asal
Indonesia yang baru saja menyelesaikan studi doktornya di Universitas Tokyo. Ia
menjelaskan bahwa manfaat kuliah di luar negeri yang ia rasakan adalah lebih
mudahnya melakukan riset dan mempublikasikannya di jurnal ilmiah.
“Selama untuk riset, lab bisa membeli/menyewakan peralatan dan sampel dengan pagu
cukup tinggi. Publish jurnal, ikut konferensi juga biasanya dibiayai. Kecuali alatnya
benar-benar spesifik, mahasiswa tidak perlu khawatir soal biaya riset,” ungkapnya saat
dihubungi melalui aplikasi pesan singkat.
b. Kualitas Pendidikan Lebih Tinggi: Kualitas pendidikan tinggi di Indonesia bisa dibilang
tertinggal. Hal ini dibuktikan oleh data QS World University Rankings 2023 yang
dipublikasikan pada Juni 2022.
Data tersebut memang menobatkan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai
universitas nomor satu di Indonesia. Akan tetapi, di kancah internasional, UGM ‘hanya’
menduduki peringkat 231 dunia, disusul oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) di
peringkat 235 dan Universitas Indonesia (UI) di peringkat 248.
Dengan kata lain, masih ada lebih dari 200 universitas di luar negeri yang memiliki
kualitas pendidikan lebih baik dari universitas terbaik di Indonesia. Dengan demikian,
tidak heran banyak orang Indonesia yang berminat melanjutkan studi di luar negeri
c. Memperluas Jaringan Internasional: Dengan melanjutkan kuliah di luar negeri, artinya
kita sedang memperluas jaringan internasional kita sendiri. Ini karena mahasiswa
Indonesia di luar negeri akan menjalin hubungan pertemanan dan kolegial dengan
rekan-rekan dari negara lain. Dengan begitu, kita akan mendapat perspektif dari
berbagai latar belakang masyarakat internasional terhadap suatu isu.
d. Mempelajari Budaya Baru: Tidak sedikit mahasiswa Indonesia yang memutuskan untuk
kuliah di luar negeri karena ingin mempelajari budaya masyarakat yang berbeda.
Dengan berkuliah di universitas luar negeri, kita pasti akan berinteraksi dengan dan
merasakan sendiri budaya masyarakat setempat.
e. Bisa mengalami negara yang sama sekali baru dan berbeda
f. Program Beasiswa: Biaya pendidikan universitas luar negeri menawarkan berbagai jenis
beasiswa dan bantuan keuangan kepada mahasiswa internasional. Ini dapat membantu
meredakan beban keuangan mahasiswa dan membuat pendidikan di luar negeri lebih
terjangkau.
g. Kurikulum yang Berbeda: Dari sisi kurikulum pendidikan di luar negeri bisa lebih
memiliki kurikulum yang lebih berorientasi global. Ini mencakup berbagai mata kuliah
tentang berbagai budaya, isu-isu internasional, dan perspektif dunia yang lebih luas.
h. Dipandang lebih Kompetitif: lulusan universitas luar negeri sering dianggap lebih
kompetitif dalam pasar kerja global. Pengalaman belajar di luar negeri dapat membuat
mereka lebih terbuka terhadap peluang kerja internasional dan menjadi pilihan yang
menarik bagi perusahaan multinasional.
Lebih fleksibel dalam pengambilan jurusan sesuai dengan kemampuan dan minat
mereka.
i. Kurikulum Internasional: Beberapa universitas luar negeri menawarkan kurikulum yang
berorientasi global, yang mencakup studi tentang berbagai budaya, ekonomi, dan isu-isu
internasional. Ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang dunia.

Kontra:
a. Biaya yang lebih Besar: Biaya kuliah di luar negeri bisa sangat mahal, karena berkaitan
dengan biaya hidup, biaya perjalanan, terutama di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Inggris, dan Australia. Selain biaya kuliah, siswa juga perlu mempertimbangkan
biaya hidup seperti akomodasi, makanan, dan transportasi. Di sisi lain, biaya kuliah di
dalam negeri jauh lebih terjangkau, bahkan ada beberapa program beasiswa yang bisa
membantu mengurangi biaya kuliah.hal ini yang menghambat bagi mahasiswa.
b. Kampus Domestik lebih relevan sama kehidupan anak bangsa.
c. Dari sisi kurikulum bahwa kurikulum di luar negri mungkin kurang relevan untuk
kebutuhan lokal dan pasar kerja di negara asal mahasiswa. Ini membuat lulusan luar
negeri lebih sulit untuk bersaing dalam konteks lokal.
d. Universitas dalam negeri sering kali memiliki kepemilikan dan kendali lokal yang lebih
besar. Ini memungkinkan universitas untuk lebih memahami dan merespons kebutuhan
masyarakat lokal dan nasional. (menyesuaikan kebutuhan anda).
e. Dengan adanya pengaruh dari bahasa asing maka dapat memunculkan kekhawatiran
akan hilangnya identitas lokal.
f. Data statistik menunjukkan bahwa:, mahasiswa putus sekolah masih menjadi
kekhawatiran di sektor pendidikan Amerika Serikat sekalipun. Berapa persentase orang
yang putus kuliah? Sekitar 40% mahasiswa sarjana meninggalkan universitas dan
perguruan tinggi setiap tahun (Education Data Initiative [EDI], 2021).
g. Bisa melihat salju mungkin adalah salah satu impian terbesar kamu saat punya
kesempatan tinggal di luar negeri, namun percayalah bahwa tinggal di tempat bersalju
selama berbulan-bulan tidaklah seenak yang kamu bayangkan. Kamu harus memakai
jaket tebal dan sepatu hangat hanya untuk ke mini market yang letaknya hanya di
seberang apartemenmu. Cuaca mendung dan kelam akan menyelimutimu berhari-hari.
Jalanan beku juga bisa membahayakan, jadi kamu harus ekstra hati-hati saat berjalan
atau berkendara.
h. Dalam hal makanan kamu akan merasa tersiksa. Bisa jadi kamu akan merasa frustasi
karena rindu yang teramat sangat pada makanan Indonesia.
i. Waktumu akan disita oleh deadline tugas-tugas individu dan kelompok. Apalagi
menjelang ujian, kamu harus belajar jauh lebih keras dari biasanya.
j. Universitas dalam negeri juga mampu mencetak orang-orang pintar seperti sebut saja B.
J. Habibie yang lulusan ITB, Sri Mulyani lulusan Universitas Indonesia dan seorang
lulusan UGM yang sekarang menjabat sebagai Presiden RI, Joko Widodo. Tiga nama
tersebut hanya segelintir dari begitu banyak nama orang-orang hebat lulusan kampus
dalam negeri yang telah membuat kita bangga.
k. Dilansir dari detik.com Selasa, 09 Mei 2023 16:30 WIB Lulus dari perguruan tinggi
menjadi pencapaian penting bagi setiap mahasiswa. Namun, muncul sebuah persoalan
yang banyak dikhawatirkan yakni mendapatkan pekerjaan. Faktanya, banyak lulusan
yang sulit dapat kerja, mengapa?
l. Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8,43 juta jiwa pada
Agustus 2022. Sebanyak 7,99% atau sekitar 673,49 ribu penganggur berasal dari lulusan
universitas. Kesulitan yang dirasakan lulusan untuk mencari kerja tidak hanya dirasakan
di Indonesia saja, melainkan secara global. Analisis data tenaga kerja federal oleh Pew
Research Center juga menemukan sekitar 31% lulusan masih menganggur.
m. Pengalaman dan keterampilan kerja yang dibutuhkan tidak cocok

Anda mungkin juga menyukai