1. Aplikasi hiburan seperti TikTok membawa dampak buruk bagi generasi yang akan
datang
Sumber:
a. https://id.wikipedia.org/wiki/TikTok#
Pro:
Dilansir dari Wikipedia, TikTok adalah aplikasi hiburan yang pada awalnya
diluncurkan di pasar internasional pada bulan September 2017. Aplikasi ini digunakan
oleh berbagai kalangan dan telah diunduh lebih dari 504 juta kali di App Store Apple
selama paruh pertama tahun 2018, menurut data yang diberikan kepada CNBC oleh
Sensor Tower. Aplikasi seluler ini memungkinkan pengguna untuk membuat video
pendek, yang sering kali menampilkan musik di latar belakang dan dapat dipercepat,
diperlambat, atau diedit dengan filter. Mereka juga dapat menambahkan suara mereka
sendiri di atas musik latar.
Untuk membuat video musik dengan aplikasi ini, pengguna dapat memilih musik
latar dari berbagai macam genre musik, mengedit dengan filter, dan merekam video
berdurasi 15 detik dengan pengaturan kecepatan sebelum mengunggahnya untuk
dibagikan kepada orang lain di TikTok atau platform sosial lainnya. Meskipun kominfo
sudah menyatakan bahwa pengguna yang berusia dibawah 13 tahun, dilarang
mengakses. Namun, seperti pada fakta di lapangan bahwa banyak anak-anak yang
sudah mengakses dan menyebarluaskan konten di Tiktok. Generasi muda merupakan
generasi yang akan memimpin bangsa kita nanti.
Maka dari itu tentunya, karakter dan ilmu-ilmu harus ditanamkan dalam pribadi
masing-masing individu. Namun dengan adanya TikTok, seringkali menjadi hambatan
dan gangguan bagi generasi muda dalam hal pendidikan. Mereka dapat menghabiskan
terlalu banyak waktu untuk mengejar konten di aplikasi ini. Seperti istilah yang muncul
saat ini yaitu, FOMO (Fear Of Missing Out). Dilansir dari website kementerian kesehatan,
FOMO adalah rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu.
Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat
ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya. Fenomena ini
tentunya merugikan generasi muda karena fokus mereka akan tugas sekolah dan
pembelajaran akan berkurang. Pelajar cenderung candu dengan aplikasi tersebut.
Dengan berbagai konten video singkat, kerap kali menarik perhatian generasi muda.
Terlebih aplikasi TikTok, menyediakan fitur For You Page (FYP), dimana konten-konten
yang relevan akan muncul di halaman pengguna.
Pengguna aplikasi TikTok bebas mengakses berbagai konten, baik yang relevan
maupun tidak. Maka dari itu, generasi muda harus bisa menyaring berbagai informasi
dan konten-konten yang kurang relevan. Saat ini faktanya, banyak konten-konten
negatif yang beredar secara bebas. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi
perkembangan moral generasi muda. Dengan adanya ketertarikan berlebih pada
aplikasi hiburan TikTok ini, generasi muda juga akan menghabiskan terlalu banyak waktu
dengan membuka aplikasi TikTok. Tentu, hal ini dapat mengurangi produktivitas seperti
berolahraga, berliterasi, dan mengembangkan keterampilan baru.
Dilansir dari website Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang dan
Wikipedia. Tak dipungkiri dampak negatif TikTok juga turut menyertai seiring dengan
kebebasan pengguna dan pemakainya, adapun beberapa sisi negatif dari penggunaan
TikTok adalah:
Selain dari website Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Waluya Malang, terdapat juga
dikatakan dari website kompasiana untuk dampak-dampak negatif lainnya yaitu…
a. Secara tidak langsung, tiktok menjadi penyebab generasi remaja untuk melakukan
gerakan yang tidak senonoh. Hal ini merupakan dampak dari budaya asing yang masuk
ke Indonesia dan tidak disaring oleh generasi muda.
b. Membuat video yang tidak sewajarnya, bahkan tidak hanya remaja saja mereka
melibatkan anak-anak kecil dalam pembuatan video tiktok demi respon yang banyak
dari netizen , berani bernyanyi lagu dan berakting orang dewasa.
c. Terdapat banyak video yang tidak pantas menjadi contoh yang tidak baik bagi perilaku
remaja dan anak jaman sekarang. Mungkin kita juga sudah sama-sama tahu banyaknya
video dengan aksi-aksi yang tidak pantas dilakukan penggunanya yang melenceng
kepada penistaan agama seperti membuat video berjoget bersama saat melaksanakan
sholat. Ironisnya banyak akun yang mengunggah video sejenis tanpa mereka bisa
menyadari bahwa video yang mereka tiru itu bukanlah hal yang pantas untuk ditiru yang
dapat membuat kenakalan anak jaman sekarang
Kontra:
a. Hiburan dan Kreativitas: TikTok dapat menjadi platform yang menghibur dan kreatif
bagi generasi muda. Banyak pengguna yang mengunggah konten kreatif mereka sendiri,
seperti tarian, musik, dan seni, yang dapat memotivasi generasi muda untuk mengejar
minat mereka.
Platform video pendek tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana ekspresi dan kreasi
remaja Tanah Air. Bahkan, dia menyebut Tik Tok sebagai mirip ajang penyaluran bakat di
televisi. Apalagi masuk televisi tidak mudah dan Tik Tok bisa menjadi alternatif.
b. Komunitas dan Koneksi: TikTok memungkinkan orang untuk terhubung dengan orang-
orang dari seluruh dunia. Ini dapat memperluas wawasan dan membangun komunitas di
sekitar minat yang sama, yang bisa menjadi pengalaman yang positif.
c. Pembelajaran: TikTok juga dapat digunakan sebagai sumber dan metode pembelajaran.
Ada banyak konten edukatif di platform ini yang dapat membantu generasi muda untuk
memahami topik-topik yang mungkin tidak mereka pelajari di sekolah.
d. Alternatif: Masa pandemi membuat banyak orang-orang semakin kreatif dan
memunculkan hal-hal baru salah satunya membuat video TikTok tentang pembelajaran.
Bukan lagi menulis di kertas atau pengiriman tugas dalam bentuk file word, guru
ataupun dosen menjadikan video TikTok tidak hanya disuguhkan untuk para penonton
semata, tetapi juga dijadikan sebagai wadah untuk pengumpulan tugas peserta didik
dalam bentuk video singkat TikTok.
Pro:
a. Penggunaan Sumber Daya Alam: Negara maju cenderung memiliki industri yang lebih
besar dan lebih intensif sumber daya alam. Mereka mengimpor sumber daya dari
negara berkembang, yang seringkali menyebabkan eksploitasi sumber daya alam di
negara berkembang yang bisa merusak lingkungan.
b. Emisi Gas Rumah Kaca: Industri di negara maju cenderung lebih canggih, tetapi juga
lebih polusi. Hal ini menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca, yang berdampak
negatif pada perubahan iklim global. Perubahan iklim ini dapat mempengaruhi negara
berkembang melalui cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan lain-lain.
c. Transfer Teknologi yang Tidak Cukup: Negara maju sering tidak cukup membantu
negara berkembang dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Akibatnya, negara
berkembang terpaksa menggunakan teknologi yang lebih tua dan lebih merusak
lingkungan dalam upaya mereka untuk meng industrialisasi.
Fakta Pendukung:
a. Menurut Bank Dunia, sekitar 92% dari kenaikan emisi CO2 global antara tahun 1970 dan
2010 disebabkan oleh negara maju.
b. Negara maju seringkali adalah konsumen terbesar produk-produk yang memerlukan
eksploitasi sumber daya alam di negara berkembang, seperti mineral, kayu, dan produk
pertanian.
c. Industri negara maju seringkali memiliki tingkat emisi gas rumah kaca yang tinggi. Emisi
ini merupakan penyebab utama perubahan iklim global, yang berdampak negatif pada
negara berkembang. Peningkatan suhu global, cuaca ekstrem, dan naiknya permukaan
laut adalah masalah yang serius.
d. Eksploitasi Sumber Daya: Negara maju sering mengimpor sumber daya alam dari negara
berkembang. Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya ini dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan di negara berkembang, termasuk deforestasi dan degradasi lahan.
e. Pengaruh Industri Farmasi: Industri farmasi negara maju mempengaruhi negara
berkembang melalui praktik paten dan harga obat yang tinggi. Hal ini dapat
menghambat akses negara berkembang keperawatan medis yang efektif, yang
berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.
f. Limbah Elektronik: Negara maju menghasilkan limbah elektronik dalam jumlah besar.
Banyak limbah ini diekspor ke negara berkembang, yang sering tidak memiliki sistem
pengelolaan limbah yang memadai, menyebabkan kerusakan lingkungan dan masalah
kesehatan masyarakat.
g. Keadilan Lingkungan: Industri negara maju memiliki akses lebih besar terhadap
teknologi hijau dan upaya mitigasi perubahan iklim. Ini menciptakan ketidakadilan
lingkungan, di mana negara berkembang menderita dampak yang lebih besar dari
perubahan iklim tanpa sumber daya yang cukup untuk menghadapinya.
Kontra:
Argumen… Penyebab Masalah Lingkungan di Negara Berkembang bukan berasal dari
Industri Negara Maju melainkan hal-hal dibawah ini:
a. Faktor Penduduk: Negara berkembang sering memiliki populasi yang lebih besar, dan
konsumsi per kapita yang lebih rendah daripada negara maju. Namun, jumlah penduduk
yang besar juga dapat memberikan tekanan pada lingkungan.
- Pertumbuhan populasi yang cepat di negara berkembang juga memiliki dampak besar
pada lingkungan, termasuk permintaan energi, air, dan lahan yang lebih tinggi.
b. Korupsi dan Tata Kelola Buruk: Beberapa negara berkembang menghadapi masalah
korupsi dan tata kelola yang buruk, yang dapat menyebabkan eksploitasi sumber daya
alam yang tidak berkelanjutan.
- Negara-negara berkembang yang memiliki tata kelola yang baik dan investasi dalam
pengelolaan lingkungan sering memiliki dampak lingkungan yang lebih positif daripada
negara berkembang yang tidak melakukannya.
c. Ketergantungan pada Sumber Daya Alam: Beberapa negara berkembang masih sangat
bergantung pada ekonomi berbasis sumber daya alam, yang dapat merusak lingkungan
jika tidak dikelola dengan baik.
d. Tanggungjawab Negara: Perubahan iklim dan masalah lingkungan adalah masalah
global yang tidak dapat disederhanakan menjadi permasalahan antara negara maju dan
negara berkembang. Semua negara memiliki tanggung jawab dalam menjaga lingkungan
global.
e. Keterlibatan Negara Berkembang: Negara berkembang juga memiliki industri yang
dapat berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan masalah lingkungan.
Mengkategorikan industri negara maju sebagai satu-satunya penyebab masalah ini
tidaklah adil.
f. Kebijakan Negara Berkembang: Beberapa negara berkembang mungkin memiliki
kebijakan lingkungan yang tidak memadai atau tidak benar-benar
mengimplementasikannya. Hal ini dapat memperburuk masalah lingkungan di negara
tersebut.
g. Kerjasama Internasional: Upaya mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan
memerlukan kerjasama internasional. Menyalahkan negara maju secara eksklusif tidak
akan membantu mencapai solusi yang efektif.
Pro:
a. Sistem zonasi dapat menyamaratakan status sekolah negeri di Indonesia sehingga tidak
ada lagi sekolah unggulan maupun sekolah pinggiran.
b. Sistem zonasi dapat mendekatkan jarak tempat tinggal dengan sekolah sehingga dapat
mempersingkat jarak tempuh ke sekolah, menghemat biaya dan waktu, tidak membuat
macet dan capek dijalan.
c. Sistem zonasi dinilai dapat meratakan penyebaran peserta didik yang berkemampuan
akademik tinggi sehingga semua sekolah punya keunggulan masing-masing dalam
persaingan.
d. Dengan meratanya peserta didik yang berkemampuan akademik tinggi di semua kelas,
diharapkan menjadi penyemangat peserta didik lain agar lebih semangat belajar karena
ada tutor sebaya.
e. Sistem zonasi dapat memudahkan orang tua untuk mengawasi tumbuh kembang anak-
anak mereka tanpa harus terpisah tempat tinggal.
f. Sistem zonasi akan lebih mendekatkan peserta didik dengan lingkungan tempat tinggal
sehingga diharapkan akan meminimalisir kenakalan karena kurangnya pengawasan.
g. Efektivitas Sistem Zonasi dalam Seleksi Pendaftaran Sekolah
- Mengurangi Ketidaksetaraan Akses Pendidikan: Sistem zonasi dapat membantu
mengurangi kesenjangan akses pendidikan dengan memastikan bahwa setiap wilayah
atau daerah memiliki akses yang setara ke sekolah-sekolah berkualitas. Hal ini dapat
mendorong inklusivitas dan kesetaraan dalam pendidikan.
- Mengurangi Kepentingan Ekonomi dalam Pendaftaran: Sistem zonasi dapat mengurangi
tekanan ekonomi pada orang tua yang mencoba memasukkan anak-anak mereka ke
sekolah yang mahal atau bergengsi. Ini dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan
ekonomi dalam pendidikan.
- Memperkuat Komunitas Lokal: Sistem zonasi dapat memperkuat hubungan antara
sekolah dan komunitas lokal, karena sekolah lebih mungkin melayani siswa-siswa dari
wilayah yang dekat. Ini dapat mempromosikan partisipasi orang tua dalam pendidikan
anak-anak mereka.
Kontra:
a. Kurangnya sosialisasi dan informasi sehingga membuat peserta didik kebingungan
tentang sistem seleksi PPDB dengan sistem zonasi.
b. Sistem zonasi dinilai dapat membatasi kesempatan peserta didik yang berkemampuan
akademik tinggi untuk bisa bersekolah di sekolah negeri yang diinginkan karena
terhalang jarak/zonasi.
c. Keinginan peserta didik untuk bersekolah jauh dari tempat tinggal/sekolah di luar
daerah untuk menambah relasi pertemanan dan pengalaman.
d. Belum meratanya fasilitas, dan sarana-prasarana sekolah negeri di daerah sehingga
membuat peserta didik tetap ingin bersekolah di mantan sekolah unggulan yang fasilitas
dan sarana-prasarananya sudah tercukupi dari awal.
e. Mengurangi semangat belajar/bersaing bagi peserta didik yang berkemampuan
akademik tinggi karena seleksi masuk sekolah tidak lagi memakai nilai akan tetapi jarak
terdekat dengan sekolah.
f. Adanya SKTM dan perpindahan KK dadakan yang dinilai tidak fair dalam persaingan
g. Manipulasi data
h. Kualitas Sekolah yang Tidak Merata
i. Sistem zonasi tidak selalu memastikan bahwa semua sekolah di berbagai zona memiliki
kualitas yang sama. Ada kemungkinan bahwa beberapa zona akan memiliki sekolah yang
lebih baik daripada yang lain, sehingga siswa di zona yang kurang beruntung bisa merasa
terdiskriminasi.
j. Ketidaksetaraan Kualitas Pendidikan
Sistem zonasi dapat menghasilkan ketidaksetaraan dalam kualitas pendidikan, karena
siswa di zona yang lebih buruk mungkin tidak memiliki akses ke sekolah berkualitas yang
ada di zona lain.
k. Kesulitan Pemilihan Sekolah
Sistem zonasi dapat membatasi pilihan sekolah bagi orang tua dan siswa, terutama jika
mereka ingin memasukkan anak mereka ke sekolah di luar zona mereka. Ini dapat
menghambat kemungkinan siswa mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan minat
dan bakat mereka.
l. Tantangan Demografi
Sistem zonasi juga dapat menghadapi tantangan demografi, seperti perubahan populasi
atau migrasi, yang dapat mengganggu alokasi yang adil dari sekolah-sekolah.
Pro:
Seragam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sama ragamnya; sejenis;
sama; (pakaian) yang sama potongan dan warnanya. Seragam adalah pakaian, bukan
soal disiplin, gampang dikendalikan. Kesenjangan sosial bukan timbul akibat tanpa
seragam, tapi karena apa yang dilakukan, pilihan apa yang diputuskan.
a. Pembeda jenjang sekolah
Alasan pertama yang paling mendasar ditetapkannya seragam sekolah adalah untuk
membedakan jenjang sekolah. Misalnya, SD di Indonesia menggunakan seragam putih
merah, SMP menggunakan seragam putih biru, dan SMA menggunakan seragam putih
abu. Hal tersebut dapat memberikan kejelasan terkait jenjang sekolah berdasarkan
warna seragam.
b. Menurunkan kesenjangan sosial
Alasan yang kedua ini penting bagi para siswa dengan keberagaman latar belakang
keluarga mereka. Seragam sekolah mampu menurunkan kecenderungan ajang pamer
antara siswa dari keluarga mampu dan siswa dari keluarga tidak mampu. Dari perspektif
lain, dengan seragam yang sama bisa menaikan kepercayaan diri siswa karena memiliki
kesempatan yang sama untuk bisa berprestasi di sekolah
c. Sebagai identitas sekolah
Alasan yang keempat ini bisa memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk
membentuk identitas sekolah masing-masing. Pihak sekolah bisa bebas menentukan
seragam khusus, misalnya menyesuaikan dengan visi dan misi sekolah.
Khususnya ketika sedang mengikuti kompetisi lomba, seragam sekolah bisa menjadi
“kostum” formal yang membedakan antar peserta sekolah.
d. Seragam sekolah dapat mengurangi distraksi yang mungkin timbul dari perbedaan
pakaian siswa. Hal ini dapat membantu siswa dan guru lebih fokus pada proses
pembelajaran.
- Fakta: Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di "Journal of School Violence,"
seragam sekolah dapat mengurangi peluang untuk perundungan berbasis pakaian dan
perbandingan sosial di antara siswa.
e. Mempromosikan Kesetaraan: Seragam sekolah dapat mempromosikan kesetaraan di
antara siswa, karena tidak ada perbedaan status sosial berdasarkan pakaian yang
dikenakan.
- Fakta: Sebuah studi oleh "National Association of Elementary School Principals"
menunjukkan bahwa seragam sekolah dapat membantu mengatasi masalah
ketidaksetaraan dan meningkatkan iklim sekolah yang positif.
f. Membantu Identifikasi Siswa: Seragam dapat membantu mengidentifikasi siswa dengan
lebih mudah, terutama di lingkungan sekolah yang besar.
- Fakta: Di sekolah-sekolah dengan populasi besar, seragam dapat membantu staf sekolah
mengenali siswa secara lebih efisien, yang dapat meningkatkan keamanan di sekolah.
Kontra:
1. Tidak Berdampak pada Kualitas Pembelajaran: Seragam sekolah tidak memiliki dampak
langsung pada kualitas pembelajaran. Faktor lain seperti metode pengajaran, kualifikasi
guru, dan dukungan dari keluarga lebih penting.
- Fakta: Sebuah studi yang dipublikasikan dalam "Review of Educational Research"
menunjukkan bahwa seragam sekolah tidak memiliki efek signifikan pada hasil akademik
siswa.
2. Mengurangi Ekspresi Identitas: Seragam sekolah dapat menghambat ekspresi identitas
pribadi siswa dan kreativitas mereka.
- Fakta: Beberapa siswa merasa bahwa seragam sekolah membatasi kebebasan
berekspresi dan mengurangi rasa individualitas mereka.
3. Biaya Tambahan bagi Orang Tua: Seragam sekolah dapat menjadi beban tambahan bagi
orang tua, terutama jika mereka memiliki lebih dari satu anak yang harus menggunakan
seragam.
- Fakta: Pembelian seragam sekolah dan pemeliharaannya, seperti mencuci dan
menggantinya, dapat memerlukan biaya tambahan bagi orang tua, yang bisa
membebani keuangan keluarga.
Kontra:
a. Melatih Daya Ingat dan Konsentrasi: Ketika mempelajari bahasa asing, tentunya pelajar
akan dihadapkan dengan berbagai kosakata dan pola tata Bahasa. Mau tidak mau, kita
harus menghafal. Agar bisa menghafal, tentunya perlu konsentrasi penuh. Dengan
menghafalkan berbagai kosakata baru, pelajar akan terlatih untuk mengasah daya
ingatnya. Hal ini bisa dia terapkan untuk berbagai pelajaran lain di sekolah maupun
kehidupan sehari-hari. Penguasaan bahasa asing juga mampu meningkatkan kerja otak.
Studi terbaru dari Michigan State University menyatakan bahwa mempelajari bahasa
asing bisa mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
- Alzheimer: penyebab paling umum dari demensia, Istilah demensia menggambarkan
serangkaian gejala yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati,
masalah dengan komunikasi dan penalaran.
c. Melatih pelajar untuk Berpikir Kritis: Menghadapi hal yang baru tentunya mengajak
anak untuk menganalisis, kemudian memahaminya. Setelah memahami sesuatu,
barulah pelajar akan membuat rencana untuk mengambil tindakan. Tidak terkecuali hal
ini dilakukan terhadap bahasa asing. Pelajar juga akan bersikap mandiri karena mampu
membuat keputusan untuk menggunakan kemampuan bahasanya.
d. Memudahkan pelajar untuk Belajar Bahasa Asing Lainnya: Ketika anak mempelajari
bahasa asing setelah menguasai satu bahasa ibu, pelajar akan paham bahwa setiap
bahasa punya pola tertentu. Baik sistem pembentukan kata, penggunaan imbuhan, pola
kalimat, maupun idiom. Dengan memahami bahwa setiap bahasa itu punya pola, pelajar
akan paham bahwa ketika mempelajari bahasa asing, yang menjadi dasar ialah polanya.
f. Meningkatkan Rasa Percaya Diri pelajar: Percaya diri merupakan modal dasar
mempelajari bahasa asing. Bagaimanapun juga, bahasa asing merupakan hal baru
sehingga untuk menghadapi berbagai permasalahan yang baru, diperlukan keyakinan
untuk mengatasinya. Ketika pelajar bisa menguasai hal-hal baru dalam bahasa yang
dipelajarinya, rasa bangga atas dirinya sendiri pun akan meningkat. pelajar akan merasa
bahwa dirinya berharga. Rasa percaya diri ini juga diasah ketika pelajar mempraktikkan
kemampuan berbahasa, terutama ketika dia harus menulis dan berbicara. Entah benar
atau salah tata bahasanya, yang terpenting anak berani untuk mengungkapkan
pikirannya secara tertulis maupun lisan. Masalah tata bahasa atau pronunciation bisa
dikoreksi kalau pelajar udah nyaman berekspresi.
Pro :
a. Memberi kesempatan bagi anak SMP dan SMA untuk mengetahui bidang keilmuan apa
yang menarik minat mereka.
b. Persiapan Lebih Baik: Dengan menguasai berbagai mata pelajaran, pelajar akan
memiliki persiapan yang lebih baik untuk menghadapi berbagai tantangan di masa
depan, termasuk pekerjaan, perguruan tinggi, dan kehidupan sehari-hari.
c. Keterampilan Dasar: Beberapa mata pelajaran, seperti matematika dan bahasa, adalah
keterampilan dasar yang penting untuk kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi.
Menguasai mata pelajaran ini dapat menjadi pondasi yang kuat untuk pembelajaran
yang lebih lanjut.
d. Kemungkinan Karir yang Lebih Luas: Dengan menguasai berbagai mata pelajaran,
pelajar dapat memiliki lebih banyak pilihan karier di masa depan. Mereka dapat
mengambil jalur yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Kontra :
a. Beban yang Terlalu Berat: Menguasai 13 mata pelajaran atau lebih dapat menjadi
beban yang terlalu berat bagi sebagian pelajar. Ini dapat mengakibatkan stres,
kelelahan, dan tekanan mental yang berlebihan.
b. Kurangnya Fokus: Terlalu banyak mata pelajaran dapat mengakibatkan kurangnya fokus
dan pemahaman yang mendalam dalam beberapa area tertentu. Pelajar mungkin tidak
memiliki waktu yang cukup untuk mendalami minat dan bakat khusus mereka.
c. Tidak Semua Mata Pelajaran Relevan: Tidak semua mata pelajaran mungkin relevan
dengan tujuan karir atau minat individu. Mewajibkan pelajar untuk menguasai mata
pelajaran yang tidak mereka butuhkan dapat dianggap sebagai pemborosan waktu dan
sumber daya.
d. Kurangnya Fleksibilitas: Sistem yang sangat berorientasi pada 13 mata pelajaran
mungkin kurang fleksibel dalam memungkinkan pelajar untuk mengejar minat atau
bakat khusus mereka. Ini dapat menghambat perkembangan individu.
e. Pentingnya Kualitas daripada Kuantitas: Lebih penting untuk fokus pada kualitas
pendidikan daripada pada jumlah mata pelajaran yang diwajibkan. Beberapa mata
pelajaran mungkin perlu ditekankan lebih kuat daripada yang lain, tergantung pada
kebutuhan dan minat individu.
Kontra:
a. Biaya yang lebih Besar: Biaya kuliah di luar negeri bisa sangat mahal, karena berkaitan
dengan biaya hidup, biaya perjalanan, terutama di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Inggris, dan Australia. Selain biaya kuliah, siswa juga perlu mempertimbangkan
biaya hidup seperti akomodasi, makanan, dan transportasi. Di sisi lain, biaya kuliah di
dalam negeri jauh lebih terjangkau, bahkan ada beberapa program beasiswa yang bisa
membantu mengurangi biaya kuliah.hal ini yang menghambat bagi mahasiswa.
b. Kampus Domestik lebih relevan sama kehidupan anak bangsa.
c. Dari sisi kurikulum bahwa kurikulum di luar negri mungkin kurang relevan untuk
kebutuhan lokal dan pasar kerja di negara asal mahasiswa. Ini membuat lulusan luar
negeri lebih sulit untuk bersaing dalam konteks lokal.
d. Universitas dalam negeri sering kali memiliki kepemilikan dan kendali lokal yang lebih
besar. Ini memungkinkan universitas untuk lebih memahami dan merespons kebutuhan
masyarakat lokal dan nasional. (menyesuaikan kebutuhan anda).
e. Dengan adanya pengaruh dari bahasa asing maka dapat memunculkan kekhawatiran
akan hilangnya identitas lokal.
f. Data statistik menunjukkan bahwa:, mahasiswa putus sekolah masih menjadi
kekhawatiran di sektor pendidikan Amerika Serikat sekalipun. Berapa persentase orang
yang putus kuliah? Sekitar 40% mahasiswa sarjana meninggalkan universitas dan
perguruan tinggi setiap tahun (Education Data Initiative [EDI], 2021).
g. Bisa melihat salju mungkin adalah salah satu impian terbesar kamu saat punya
kesempatan tinggal di luar negeri, namun percayalah bahwa tinggal di tempat bersalju
selama berbulan-bulan tidaklah seenak yang kamu bayangkan. Kamu harus memakai
jaket tebal dan sepatu hangat hanya untuk ke mini market yang letaknya hanya di
seberang apartemenmu. Cuaca mendung dan kelam akan menyelimutimu berhari-hari.
Jalanan beku juga bisa membahayakan, jadi kamu harus ekstra hati-hati saat berjalan
atau berkendara.
h. Dalam hal makanan kamu akan merasa tersiksa. Bisa jadi kamu akan merasa frustasi
karena rindu yang teramat sangat pada makanan Indonesia.
i. Waktumu akan disita oleh deadline tugas-tugas individu dan kelompok. Apalagi
menjelang ujian, kamu harus belajar jauh lebih keras dari biasanya.
j. Universitas dalam negeri juga mampu mencetak orang-orang pintar seperti sebut saja B.
J. Habibie yang lulusan ITB, Sri Mulyani lulusan Universitas Indonesia dan seorang
lulusan UGM yang sekarang menjabat sebagai Presiden RI, Joko Widodo. Tiga nama
tersebut hanya segelintir dari begitu banyak nama orang-orang hebat lulusan kampus
dalam negeri yang telah membuat kita bangga.
k. Dilansir dari detik.com Selasa, 09 Mei 2023 16:30 WIB Lulus dari perguruan tinggi
menjadi pencapaian penting bagi setiap mahasiswa. Namun, muncul sebuah persoalan
yang banyak dikhawatirkan yakni mendapatkan pekerjaan. Faktanya, banyak lulusan
yang sulit dapat kerja, mengapa?
l. Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8,43 juta jiwa pada
Agustus 2022. Sebanyak 7,99% atau sekitar 673,49 ribu penganggur berasal dari lulusan
universitas. Kesulitan yang dirasakan lulusan untuk mencari kerja tidak hanya dirasakan
di Indonesia saja, melainkan secara global. Analisis data tenaga kerja federal oleh Pew
Research Center juga menemukan sekitar 31% lulusan masih menganggur.
m. Pengalaman dan keterampilan kerja yang dibutuhkan tidak cocok