DAMONO
DISUSUN OLEH :
SYAHID
KELAS 8C
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
1. Menjelaskan relasi antar unsur dalam kaitannya dengan
struktur cerita dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono.
2. Menjelaskan pandangan dunia yang ada dalam novel Suti
karya
Sapardi Djoko Damono.
BAB II
ISI
Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 Maret 1940, adalah seorang
penyair berkebangsaan Indonesia. Sejak tahun 1974, ia mengajar di Fakultas
Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah
pensiun. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah “Horison”,
“Basis”, dan “Kalam”. Sapardi Djoko Damono telah banyak menerima
penghargaan dari dalam maupun luar negeri, antara lain Cultural Award dari
Australia (1978), Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983), SEA Write Award
dari Thailand (1986), Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990),
Mataram Award (1985). Ia telah menerbitkan puluhan buku puisi, fiksi, esai,
dan konsep serta teori sastra. Buku-bukunya antara lain, esai: Alih Wahana,
Tirani Demokrasi, Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan; fiksi: Hujan Bulan
Juni, Trilogi Soekram, Pada Suatu Hari, Suti; puisi: Namaku Sita, Sutradara itu
Menghapus Dialog Kita, Babad Batu, Melipat Jarak; drama: 4 Drama Satu
Babak.Sapardi pernah gagal dalam membuat karya prosanya, Kemampuan
Sapardi dalam menulis puisi tidak sebagus karya prosanya,Salah satu karyanya
yang pernah gagal adalah novel HUJAN BULAN JUNI. Orang yang besar sebagai
penyair terkenal dapat dikatakan gagal sebagai penulis novel. Salah satu
komentar pembaca terhadap novel Hujan Bulan Juni adalah sebagai berikut:
“Ya, memang novel ini adalah karya Sapardi dan siapa dari kita yang tidak
pernah termehek-mehek oleh puisinya? Tapi Sapardi dalam novel ini rasanya
tidak selincah dirinya saat menulis puisi. Plot ceritanya sederhana saja, tidak
ada yang salah dengan dengan itu. Yang bikin lelah sebenarnya adalah gaya
bercerita yang agak terlalu dipanjang-panjangkan”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa novel Hujan Bulan Juni tidak begitu
mendapat tanggapan positif dari pembaca.
KARYA
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun
juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis
asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar,
termasuk kolom sepak bola. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak
orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait
pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari
Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran
puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal
terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet
"Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas
beberapa karya SDD.
Berikut adalah karya-karya SDD (berupa kumpulan puisi), serta beberapa esei.
RIWAYAT HIDUP
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun
1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis
sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini
berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra
(sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah
pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada
masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan
"Kalam".
Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD
mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan
Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan
Lontar. Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan
seorang putri.
BAB III
PENUTUP
Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia
terkemuka. Ia dikenal melalui berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-
kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di
kalangan sastrawan maupun khalayak umum.