Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KRITIK SASTRA PADA PUISI “KENANGAN” DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN EKSPRESIF DAN PRAGMATIK


KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

DWI SALSABILA
dwisalsabila450@gmail.com

Identitas Karya
Judul : Kenangan
Pengarang : Sapardi Djoko Damono
Tahun terbit :1994
Penerbit : Grasindo

Karya Sastra (Puisi)


“Kenangan”

Ia meletakkan kenangannya
Dengan sangat hati-hati
Di laci meja dan menguncinya
Memasukkan anak kunci ke saku celana
Sebelum berangkat ke sebuah kota
Yang sudah sangat lama hapus
Dari peta yang pernah digambarnya
Pada suatu musim layang-layang.
Tak didengarnya lagi
Suara air mulai mendidih
Di laci yang rapat terkunci.

Ia telah meletakkan hidupnya


Di antara tanda petik.

Analisis
Puisi “Kenangan” karya Sapardi Djoko Damono diterbitkan Grasindo
pada tahun 1994. Puisi Kenangan karya Sapardi Djoko Damono terdapat
pada Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni. Kumpulan puisi ini memuat 102
puisi karya Sapardi Djoko Damono yang ditulis pada tahun 1964 hingga
1994. Beberapa puisi dalam kumpulan ini merupakan penerbitan ulang dari
puisi-puisi yang pernah terbit sebelumnya. Judul kumpulan puisi ini diambil
dari puisi yang ditulis Sapardi Djoko Damono pada tahun 1989.
Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni banyak sekali dibicarakan oleh
orang-orang karena puisi-puisinya tersebut dikenal dengan tulisan-tulisan
Sapardi yang sangat indah untuk dinikmati, kalimatnya yang indah memikat
hati para pembaca sehingga kumpulan puisi ini menjadi salah satu karya
Sapardi yang diminati banyak orang.
Pendekatan puisi “Kenangan” karya Sapardi Djoko Damono
menggunakan pendekatan ekspresif. Pendekatan ini dititikberatkan pada
eksistensi pengarang sebagai pencipta karya seni. Pendekatan ekspresif
memandang karya sastra sebagai pernyataan dunia batin pengarang. Dengan
demikian, apabila segala gagasan, cita rasa, emosi, ide, serta angan-angan
merupakan ‘dunia dalam’ pengarang, maka karya sastra merupakan ‘dunia
luar’ yang bersesuaian dengan dunia dalam itu. Dengan pendekatan tersebut,
penilaian sastra tertuju pada emosi atau keadaan jiwa pengarang sehingga
karya sastra merupakan sarana atau alat untuk memahami keadaan jiwa
pengarang. Jika pendekatan ekspresif yang digunakan, berarti penelitian ini
menelaah hubungan karya sastra dengan dunia batin (pengalaman jiwa)
pengarang. Pendekatan ini menonjol pada abad ke-19 atau pada zaman
Romantik di Eropa.
Dengan kata lain, pendekatan ekspresif ini merupakan pendekatan
dalam penelitian (karya sastra) yang menekankan fokus perhatiannya pada
sastrawan (pengarang) selaku pencipta karya sastra. Pendekatan ini
memandang karya sastra sebagai hasil ekspresi pengarang, sebagai curahan
perasaan atau luapan perasaan (emosi) dan pikiran pengarang, atau sebagai
produk (hasil) imajinasi pengarang yang bekerja (menulis) dengan
menggunakan persepsi, pikiran atau perasaan. Karena itu, untuk menerapkan
pendekatan ini dalam penelitian sastra, diperlukan sejumlah data yang
berkaitan dengan pribadi pengarang. Data yang berkaitan dengan pribadi
pengarang dapat berupa kapan dan di mana pengarang dilahirkan,
pendidikan, agama, latar belakang sosial budaya, pekerjaan (profesi lain
yang disandangnya), status sosial dalam masyarakat, juga pandangan
kelompok sosialnya.
Pendekatan puisi “Kenangan” karya Sapardi Djoko Damono juga
menggunakan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik adalah
pendekatan yang memandang pemaknaan karya sastra ditentukan oleh publik
pembaca selaku penerima karya sastra tersebut. Dalam hal ini, karya sastra
dipandang sebagai karya seni yang berhasil (atau unggul) dan baik apabila
bermanfaat bagi masyarakat atau pembacanya. Tolok ukurnya adalah
pembaca, apakah pembaca dapat merasakan hal-hal yang menyenangkan,
menghibur, atau mendidik. Pendekatan pragmatik ini dikembangkan dari
fungsi sastra sebagaimana dirumuskan filsuf Horace, yaitu “menyenangkan
dan berguna” (dulce et utile). Jika pendekatan pragmatik yang digunakan,
berarti penelitian ini menelaah manfaat karya sastra bagi masyarakat atau
publik pembaca.
Pendekatan pragmatik ini memandang karya sastra sebagai sarana
untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan
tersebut dapat berupa tujuan politik (dan sosial), pendidikan, moral, agama,
maupun tujuan yang lain. Dalam praktiknya pendekatan ini cenderung
menilai karya sastra menurut keberhasilannya dalam mencapai tujuan
tertentu bagi pembacannya.
Setelah dianalisis pendekatan puisi “Kenangan” karya Sapardi Djoko
Damono menggunakan pendekatan ekspresif karena penulis mencurahkan
perasaannya lewat karya puisi yang berjudul Kenangan. Pendekatan puisi
Kenangan karya Sapardi Djoko Damono juga menggunakan pendekatan
pragmatik karena karya tersebut dapat memberikan efek kepada
pembacanya, contohnya saya sendiri setelah membaca puisi tersebut efek
atau ekspresi saya berubah menjadi sedih, karena saya sendiri pernah
merasakan rindu kepada seseorang yang pernah ada di masa lalu, namun
harus saya kubur rindu itu demi masa depan. Karena hidup akan terus
berjalan, maka saya pun harus melangkah, terus maju demi masa depan yang
masih panjang.

Interpretasi
Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal
20 Maret 1940. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 2020,
tepatnya di tanggal 19 Juli 2020. Ada sebuah pribahasa yang mengatakan
“Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading,
manusia mati meninggalkan nama”, yang berarti setiap orang yang sudah
meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia. Seperti
itulah Sapardi Djoko Damono, walaupun telah tiada beliau meninggalkan
banyak sekali karya-karyanya yang sangat dikenal oleh orang banyak, salah
satu kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang sangat terkenal
adalah “Hujan Bulan Juni”. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga
berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan
namanya, SDD. Ia dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal
sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya
sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.
Puisi “Kenangan” karya Sapardi Djoko Damono mempunyai makna.
Kenangan adalah suatu yang membekas dalam ingatan, ada sebuah momen
atau kisah yang masih tersimpan rapi di ingatan, dan suatu saat akan diingat
kembali.
Oleh karena itu, makna puisi pada bait pertama penulis
menyampaikan tentang masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam dan tak
akan ia gali atau tak ingin terkuak lagi. Laci dan meja yang terdapat di dalam
bait pertama tersebut menggambarkan hatinya yang sudah ia tutup dan ia
kunci untuk mengubur masa lalunya.
Pada bait kedua memiliki arti bahwa sang penulis menceritakan
adanya kenangan masa lalu yang ingin membayang-bayangi dirinya lagi.
Namun penulis mengabaikan bayangan masa lalu yang menghantui dirinya,
karena penulis ingin benar-benar mengubur semua kenangan-kenangan masa
lalunya dan tak ingin diganggu lagi dengan hal itu.
Pada bait ketiga memiliki arti bahwa ia tidak ingin lagi mengingat-
ingat masa lalunya. Entah hal apa yang membuat penulis ingin mengubur
semua masa lalunya, penulis tidak menyampaikan secara rinci mengenai hal
tersebut. Pada dasarnya penulis hanya menyampaikan bahwa dirinya ingin
menghapuskan dan mengubur masa lalunya tersebut.
Pada puisi ini juga kita dapat belajar bahwa teruslah melangkah ke
depan untuk menemui hal yang baru. Lupakan semua hal-hal buruk yang
terjadi di masa lalu dan benahi kepingan-kepingan yang hancur di masa lalu
agar memiliki masa depan yang lebih indah.

Evaluasi
Kelebihan dari puisi “Kenangan” yaitu Puisinya bagus, bahasanya
mudah dipahami karena menggunakan kalimat yang sederhana. Puisi
tersebut juga banyak disukai pembaca karena mewakili perasaan para
pembaca.
Kekurangan puisi ini yaitu bagi beberapa orang sulit memahami
perumpamaan yang ada pada puisi tersebut, seperti laci dan meja yang
menggambarkan hatinya yang sudah ia tutup dan ia kunci untuk mengubur
masa lalunya dan tanda petik yang artinya bahwa ia tidak ingin lagi
mengingat-ingat masa lalunya.
DAFTAR RUJUKAN
Indonesia, W. b. “Hujan Bulan Juni (kumpulan puisi).” Retrieved from
Wikipedia. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_Bulan_Juni_(kumpulan_puisi).

Kebudayaan, K. P. “Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.”


Retrieved from Kemdikbud. Diakses dari

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/peribahasa-2

Oemarjati, Boen S. Mengakrabkan Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia,


2012.

Bionarasi
Dwi Salsabila lahir di Pamekasan, 09 september 2001. Seorang
mahasiswa di IAIN Madura angkatan 2020 prodi Tadris Bahasa Indonesia.
Pemilik hobi menulis dan mendengarkan musik. “Setiap orang pasti pernah
merasakan kegagalan, tapi mereka tidak pernah lupa bangkit dan terus
berusaha hingga berhasil mewujudkan mimpi. Kunci kesuksesan adalah
yakin bahwa kita bisa, percaya diri, tetap semangat dan pantang menyerah”.
Jika ingin lebih mengenalnya bisa langsung kunjungi instagram
@dwis30139.

Anda mungkin juga menyukai