Maysarah Silitonga
Abstrak:
Penelitian ini mengkaji masalah ekspresi dalam cerpen Sepasang Sepatu Tua
Karya Sapardi Djoko Damono . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran ekspresi pada Cerpen Sepasang Sepatu Tua Karya Sapardi Djoko
Damono. Metode deskriptif kualitatif. Sumber penelitian ini adalah data sekunder
dari kumpulan cerita pendek yang berjudul Sepasang Sepatu Tua Karya Sapardi
Djoko Damono. Teknik analisis data dikumpulkan data dari isi Cerpen Sepasang
Sepatu Tua dan mendeskripsikan data menggunakan teori-teori yang didapatkan
dari buku-buku serta karya ilmiah lainnya. Instrumen penelitian ini adalah studi
dokumentasi dilakukan sebagai studi pembuktiaan pendekatan ekspresif
pengarang terhadap cerpen Sepasang Sepatu Tua Karya Sapardi Djoko Damono.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya gambaran ekspresi pengarang yaitu
ekspresi kecewa, bahagia, sedih dan ragu/bimbang yang terdapat dalam Cerpen
Sepasang Sepatu Tua Karya Sapardi Djoko Damono. Dengan menggunakan
empat macam ekspresi ini dapat disimpulkan bahwa adanya gambaran eskpresi
pengarang.
Kata kunci: Pendekatan Ekspresif, Cerpen Sepasang Sepatu Tua
Abstract:
This study examines the problem of expression in the short story of Sepasang
Sepatu Tua by Sapardi Djoko Damono. The purpose of this study was to describe
the expression in the short story of a pair of old shoes by Sapardi Djoko Damono.
Qualitative descriptive method. The source of this research is secondary data
from a collection of short stories entitled A Pair of Old Shoes by Sapardi Djoko
Damono. Data analysis techniques are collected data from the contents of the
short story of a pair of old shoes and describe the data using theories obtained
from books and other scientific works. The instrument of this research is a
documentation study conducted as a proof study of the author's expressive
approach to Sapardi Djoko Damono's short story Sepasang Shoes. The results of
this study indicate that there is a description of the author's expression, namely
expressions of disappointment, happiness, sadness and doubt / uncertainty
contained in the short story of a pair of old shoes by Sapardi Djoko Damono. By
using these four kinds of expressions it can be concluded that there is a
description of the author's expression.
Keywords: Expressive Approach, Short Story of a Pair of Old Shoes
PENDAHULUAN waktu. 4. Tersangkut di paragraf
Setiap pengarang berhak awal. 5. Tidak klik dengan tulisan. 6.
menuangkan gagasan serta Tidak pede dengan tulisan sendiri. 7.
pemikirannya. Karya sastra Lingkungan yang tidak mendukung.
merupakan salah satu wadah untuk Pendekatan ekspresif
menuangkan pemikiran serta menitikberatkan pengarang, dan
gagasannya secara bebas dan kreatif. orientasi ekspresif memandang karya
Salah satu bagian dari karya sastra sastra sebagai ekspresi, luapan,
tersebut adalah cerpen. Ketika ucapan, perasaan, pikiran-pikiran,
menciptakan cerpen, pengarang dan perasaannya. Orientasi ini
bebas menggambarkan berbagai cenderung menimbang karya sastra
macam ekspresi yang dirasakan, dengan keasliannya, kesejatiannya,
untuk itu pengarang memerlukan atau kecocokan dengan visum atau
beberapa aspek penting yaitu peka keadaan pikiran dan kejiwaan
terhadap lingkungan serta mampu pengarang. Peneliti sangat menyukai
membaca setiap kejadian. karya-karya Sapardi Djoko Damono,
Sumardjo (1982:69) setiap karyanya memiliki
menyatakan bahwa cerita pendek keistimewaan pada setiap ceritanya.
adalah cerita yang membatasi diri Banyak pelajaran dan keunggulan
dalam membahas salah satu unsur pada setiap cerpen Sapardi Djoko
fiksi dalam aspeknya yang terkecil. Damono salah satunya cerpen
Kependekan sebuah cerita pendek Sapardi Djoko Damono yang
bukan karena bentuknya yang jauh berjudul Sepasang Sepatu Tua.
lebih pendek dari novel, tetapi Cerpen Sepasang Sepatu Tuaadalah
karena aspek masalahnya yang cerpen terbarunya yang diterbitkan
sangat dibatasi. Biasanya sering pada Tahun 2019. Gambaran
terjadi hambatan-hambatan ekspresi pengarang menjadi sebuah
pengarang mengenai penulisan perjalanan yang menarik untuk
cerpen, di antaranya : 1. Terlalu diteliti. Sehubungan dengan itu,
banyak pikiran. 2. Bingung mau keterkaitan peneliti untuk membahas
mulai dari mana. 3. Tidak punya antalogi cerpen Sepasang Sepatu Tua
dengan pendekatan ekspresif, c. Pendekatan Pragmatik yaitu
Pengarang memainkan benda-benda memandang makna karya sastra
mati seakan-seakan hidup seperti ditentukan oleh publik pembaca
layaknya kehidupan manusia, selaku penyambut karya sastra.
pengarang memainkan imajinasi liar d. Pendekatan Ekspresif yaitu
dengan benda-benda yang ada di memandang karya sastra sebagai
sekitar. Yang membuat peneliti pernyataan dunia batin
menjatuhkan pilihan untuk meneliti pengarang. Dengan demikian,
Cerpen Sepasang Sepatu Tua Karya apabila segala gagasan, cita, rasa,
Sapardi Djoko Damono untuk emosi, ide, angan-angan
meninjau lebih lanjut seperti apa merupakan “dunia dalam”
ekspresi penngarang pada antalogi pengarang, maka karya sastra
cerpen Sepasang Sepatu Tua Karya merupakan “dunia luar” yang
Sapardi Djoko Damono. bersesuaian dengan dunia dalam
TINJAUAN PUSTAKA itu. Dengan pendekatan tersebut,
1. Pendekatan dalam Karya Sastra sehingga karya sastra merupakan
a. Pendekatan Objektif yaitu sarana atau alat untuk memahami
memandang karya sastra sebagai keadaan jiwa pengarang.
dunia otonom yang dapat 2. Definisi Pendekatan Ekspresif
dilepaskan dari dunia pengarang Yuhdi (2018:24)
dan latar belakang sosial budaya mengemukakan bahwa pendekatan
zamannya sehingga karya sastra ekspresif ini pendekatan dititik
dapat dianalisis berdasarkan beratkan pada eksistensi pengarang
strukturnya sendiri. sebagai pencipta karya seni. Sejauh
b. Pendekatan Mimetik yaitu manakah keberhasilan pengarang
memandang karya sastra sebagai dalam mengespresikan ide-idenya.
tiruan atau pembayangan dunia Karena itu, tinjauan ekspresif lebih
kehidupan nyata sebagaimana bersifat spesifik. Dasar telaahnya
dikemukakan pertama kali oleh adalah keberhasilan pengerang
Filsuf Plato dan Aristoteles. mengemukakan ide-idenya yang
tinggi, eskpresi emosinya yang
meluap, dan bagaimana dia Kerangka pendekatan ekspresif
mengkomposisi semuanya menjadi sebagaimana diutarakan Atmazaki
satu karya yang bernilai tinggi. (Dalam jurnal Dzikri 1990:30) yang
Komposisi dan ketetapan peramuan perlu di perhatikan adalah : 1)
unsur-unsur ekspresif di sini pendekatan ekspresif berhubungan
akhirnya menjadi satu unsur sentral erat dengan kajian sastra sebagai
dalam penilaian. Karya sastra yang karya yang dekat dengan sejarah,
didasari oleh kekayaan penjelmaan terutama sejarah yang berhubungan
jiwa yang kompleks tentunya dengan kehidupan pengarangnya;
mempunyai tingkat kerumitan dan 2) karya sastra dianggap sebagai
komposisi yang lebih tinggi pancaran kepribadian pengarang.
dibanding dengan karya sastra yang 3. Cara Pendekatan Ekspresif
kering dengan dasar jelmaan jiwa. Pendekatan ekspresif
Yudiono (2016:43) dengan merupakan pendekatan yang
demikian, apabila segala gagasan, mengaitkan antara karya sastra
cita, rasa emosi, ide, angan-angan dengan ekspresi atau perasaan dari
merupakan “Dunia luar” pengarang pengarangnya. Maka dengan itu ada
maka, karya sastra merupakan beberapa langkah yang harus
“Dunia luar” pengarang yang diperhatikan;
bersesuaian dengan dunia dalam itu. Langkah Pertama, dalam penerapan
Dengan pendekatan tersebut, pendekatan ekspresif, seorang
penilaian sastra tertuju pada emosi kritikus harus mengenal atau
atau jiwa pengarang. mengetahui biografi dari pengarang
Pendekatan ekspresif tumbuh yang akan dikaji nantinya. Langkah
subur pada abad ke-18 dengan Kedua, melakukan pemahaman
munculnya aliran romantisme yang terhadap unsur-unsur yang terdapat
dikembangkan oleh Jean Jacques di dalam karya sastra seperti, tema,
Rousseau. Aliran ini di Prancis diksi, metafora, atau pencitraan dan
mendominasi penyelidikan karya sebagainya.
sastra sampai tahun 1950-an. Langkah Ketiga, mengaitkan hasil
penafsiran dengan berdasarkan
tinjauan psikologis sastra antara lain ciptaanya. Apa pengaruh terhadap
dipengaruhi oleh anggapan bahwa kehidupan nantinya. Untuk itu, ada
karya sastra merupakan produk dari beberapa hal yang mempengaruhi
suatu kejiwaan dan pemikiran proses kreatif seseorang pengarang
pengarang yang berada pada situasi pertama, seorang pengarang atau
setengah sadar setelah jelas baru harus banyak membaca karya sastra
dituangkan kedalam bentuk secara yang sudah lahir dan yang sudah
sadar. Dan kekuatan karya sastra diterima oleh masyarakat. Kedua,
dapat dilihat dari seberapa jauh pengarang harus tau apa pengaruh
pengarang mampu mengungkapkan yang akan ia timbulkan setelah karya
ekspresi kejiwaan yang tidak sadar sastra ia lahirkan. Baik ataupun
itu ke dalam sebuah penciptaan karya buruknya. Ketiga, memikirkan
sastra. Keterkaitan cerpen dengan bagaimana supaya karya sastra yang
pendekatan eskpresif adalah akan ia lahirkan dapat diterima
mengkaji bagaimana memandang masyarakat.
karya sastra sebagai gambaran Wellek (1990:85) kita perlu
eskpresi pengarang itu sendiri. membedakan dua tipe pengarang:
Sebagai curahan perasaan atau yang objektif dan yang subjektif.
luapan perasaan pengarang. Sebagai Penyair seperti Keats dan T.S Eliot
produk atau imajinasi pengarang menekankan negatif capability
bekerja dengan presepsi-presepsi, (kemampuan membuat negasi),
pikiran atau perasaannya. keterbukaan pada dunia, dan
4. Pengarang dan Karya Sastra penghilang diri pengarang.
Dalam menciptakan sebuah Sebaliknya, ada tipe pengarang yang
karya sastra seorang pengarang tidak ingin memamerkan kepribadiannya,
terlepas dari penghayatan dan cara membuat potret diri, menyampaikan
pandang yang logis. Untuk pengakuan dan menyatakan dirinya.
menciptakan karya sastra yang METODE
sempurna, maka seorang pengarang Dalam Penelitian ini Variabel
harus benar-benar memahami apa yang diteliti adalah isi cerpen
yang akan terjadi dengan lahirnya Sepasang Sepatu Tua yang
menjelaskan tentang gambaran digunakan. Melalui polemik
ekspresi penyair dalam buku antalogi perdebatan dan mempertahankan
Sepasang Sepatu Tua Karya Sapardi kesetiaanya pada sepatu tua itu
Djoko Damono. Metode yang meskipun ia mendapatkan banyak
peneliti gunakan dalam penelitian ini cibiran dari berbagai belah pihak. Di
adalah metode kualitatif, dengan sana seorang pengarang memiliki
metode tersebut data diperoleh kebebasan atas cerpen yang
melalui analisis cerpen Sepasang ditulisnya. Di dalam cerpen tersebut
Sepatu Tua Karya Sapardi Djoko dapat dinilai bagaimana gambaran
Damono dengan pendekatan ekspresi atau perasaan pengarang
ekspresif. Metode ini didasarkan atas pada saat proses penulisan cerpen
pertimbangan, kesesuaian dan tujuan tersebut. Di dalam cerpen ini dapat
dari peneliti. Di dalam penelitian ini dilihat perasaan apa yang sedang
teknik yang digunakan oleh peneliti dialami oleh pengarang, mulai dari
untuk menganalisis dat-data yang perasaan kecewa, bahagia, sedih dan
diperoleh dalam penelitian ini adalah ragu/bimbang. Untuk lebih jelasnya
penelitian kualitatif. Maka penelitian dapat dilihat dari analisis data
ini mengumpulkan data yang berikut:
berkaitan dengan menganalisis a. Kecewa
ekspresif dalam cerpen Sepasang Perasaan kecewa adalah suatu
Sepatu Tua Karya Sapardi Djoko perasaan sekaligus sebuah
Damono. pernyataan rasa tidak senang akan
HASIL suatu hal yang dirasakan seseorang.
1. Ekspresi Pengarang dalam Tidak senang atau tidak suka dengan
Cerpen Sepasang Sepatu Tua apa yang sedang ia ratapi seakan
Cerpen Sepasang Sepatu Tua yang sedang terjadi pada dirinya atau
Karya Sapardi Djoko Damono bisa juga karena merasakan kondisi
merupakan sebuah kisah seorang dari luar dirinya. Kekecewaan yang
tuan yang sangat menyayangi sepatu dialami oleh tokoh dalam cerpen
yang ia miliki meskipun sepatu itu Sepasang Sepatu Tua Karya Sapardi
sudah lusuh dan tidak layak Djoko Damono dapat dilihat melalui
isi cerita dalam cerpen tersebut “Sesampainya di rumah, di Jakarta,
ketika terjadi konflik batin si tokoh kata sambutan pertama yang
dalam cerita tersebut. Gambaran meluncur dari istriku bukanlah
perasaan ini terdapat pada kutipan: “Selamat Datang” atau pelukan atau
“Mula-mula aku tak mempercayai apa, tetapi komentar ringkas, “Norak
hal itu, tetapi ketika pada suatu hari amat sepatumu”. Dimana kau beli?
jam tanganku rewel dan kubawa ke Yang dulu mana? Aku hentakkan
tukang jam, ia menasihatiku untuk kakiku ke lantai tiga kali dengan
membeli jam baru yang murah saja. harapan agar sepatuku diam saja
Aku agak tersinggung, dalam tidak usah tersinggung, tetapi
benaknya mungkin saja muncul kemudian aku sadar bahwa mereka
pikiran “Jam murahan begitu kok pasti tidak memahami bahasa
masih mau diperbaiki‟ ” (Halaman 1) istriku”. (Halaman 4)