Abstrak
Melalui tulisan ini, cerpen “Pemintal Kegelapan” karya Intan Paramaditha dikaji dari
segi struktur karya dengan menggunakan pendekatan struktural Tzvetan Todorov. Teori yang
digunakan untuk membedah karya ini adalah teori struktural Tzvetan Todorov. Dalam teori
tersebut ada tiga hal yang dapat dikaji berdasarkan struktur karya, yaitu aspek sintaksis, aspek
semantik, dan aspek verbal. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dari
segi aspek semantik terlihat bahwa alur cerpen “Pemintal Kegelapan” adalah alur progresif.
Aspek semantik yang dalam hal ini dikaitkan dengan unsur penokohan tokoh aku dan tokoh
Ibu. Tokoh aku memiliki sifat rasa ingin tahu, menghormati, dan menghargai tokoh Ibu.
Sedangkan tokoh Ibu memiliki sifat introver, eksplosif, dan misterius. Dari aspek verbal,
pengarang menggunakan pencerita luar dan wicara yang dialihkan.
Kata-kata kunci: tiga tataran aspek semiotik, teori struktural Tzvetan Todorov, “Pemintal
Kegelapan”
206
Ery Agus Kurnianto: Analisis Tiga Tataran Aspek…
penyampaian yang membuat karya di dalam karya sastra. Hal ini dapat
sastra berbeda dengan karya-karya yang terjadi karena di dalam sastra,
lain. Sastra lahir sebagai bentuk nyata kebenaran disampaikan secara tidak
dari manisfestasi jiwa pengarang langsung. Oleh karena itu, perhatian
terhadap pengalaman atau peristiwa pembaca harus tertuju kepada teks,
yang terjadi di lingkungan sosial bukan kepada pengarangnya karena
sekitarnya. Sebagai sebuah bentuk melalui teks itulah pesan disampaikan.
respon dari pengarang terhadap situasi Junus (dalam Siswanto, 2013, hlm.169)
sosial yang terjadi di lingkungan menyatakan bahwa pembicaraan
masyarakat, kehadiran sastra di tengah kesusastraan tidak ada bila tidak ada
peradaban manusia tidak dapat ditolak, karya sastra. Dalam hal ini pada saat
bahkan kehadiran tersebut diterima terjadi pembicaraan tentang
sebagai salah satu realitas sosial kesusastraan, karya sastra menjadi
budaya. Hal tersebut disebabkan karya sesuatu yang inti.
sastra, apa pun genrenya, pasti akan Sastra dibentuk dari berbagai
bersinggungan dengan tekstur dan unsur. Unsur-unsur pembentuk karya
struktur masyarakat. Secara singkat sastra merupakan satu kesatuan yang
dapat dinyatakan bahwa eksistensi tidak dapat dipisahkan antara satu dan
karya sastra, termasuk cerpen, lainnya. Dalam artian, unsur yang satu
merupakan cerminan masyarakat yang memiliki hubungan dan kaitan dengan
menampilkan gambaran hidup dengan unsur yang lainnya, begitu juga
bahan mentah kenyataan sosial yang sebaliknya. Untuk dapat menemukan
terjadi di dalam masyarakat. Damono makna atau arti secara utuh yang
(1979, hlm. 1) mengemukakan bahwa terdapat dalam karya sastra, pembaca
kehidupan mencakup hubungan harus menguraikan satu persatu unsur
antarmasyarakat, antara masyarakat dan yang membentuknya. Unsur tidak
individu, dan antarperistiwa yang memiliki makna atau arti dalam dirinya
terjadi dalam batin seseorang. Dengan sendiri, suatu unsur akan dapat
demikian, segala aspek kehidupan dipahami hanya dalam proses hubugan
manusia dengan budayanya terdapat antar unsur tersebut. Sehubungan
dalam sastra. dengan hal tersebut, Hawkes (1978,
Di dalam karya sastra, sastrawan hlm. 16) menyatakan bahwa dalam
memperlihatkan sikapnya dan kaitannya dengan bagian dari suatu
memberikan kebijakannya tentang bangun, unsur-unsur dalam karya sastra
berbagai aspek kehidupan manusia, tidak memiliki makna sendiri-sendiri.
tidak terkecuali tentang sikap dirinya Makna akan dapat terbentuk dari
sendiri. Secara singkat dapat hubungan antarunsur sebagai suatu satu
dinyatakan bahwa melalui karya sastra kesatuan yang membentuk atau
yang diciptakan, pengarang membangun suatu karya sastra.
menawarkan alternatif subjektif dari Cerita pendek atau yang sering
persoalan yang dimunculkanya. Dalam disebut dengan cerpen adalah satu
hal ini pembaca tidak menjadi sosok genre karya sastra yang berbentuk
yang pasif menerima begitu saja prosa. Cerpen sebagai salah satu jenis
alternatif subjektif yang ditawarkan sastra merupakan alat untuk
oleh pengarang. Akan tetapi, pembaca menyampaikan visi, reaksi, dan opini
sebaiknya harus aktif, bahkan proaktif, pengarang terhadap sesuatu yang
karena pembaca harus memahami dilihat, dirasa, diamati dan
kebenaran-kebenaran yang terkandung dipikirkannya. Oleh karena itu, cerpen
207
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 206—216
tidak lahir dari kekosongan makna. Ada untuk mengungkap makna teks secara
persoalan-persoalan dan alternatif keseluruhan. Untuk mengkonkretkan
subjektif pengarang yang ditawarkan makna yang terkandung dalam cerpen
untuk dijadikan solusi dalam tersebut, penulis akan mengkajinya
memecahkan persoalan. Secara singkat dengan menggunakan pendekatan
dapat dinyatakan bahwa cerpen mampu struktural yang dikembangkan oleh
memberikan manfaat bagi masyarakat Tzvetan Todorov. Masalah yang akan
pembacanya. Misalnya, dengan dibahas dalam tulisan ini adalah
persoalan yang ditampilkan dan bagaimana gambaran struktur cerita
alternatif objektif pengarang, cerpen pendek “Pemintal Kegelapan” ditinjau
akan mampu memberikan pengalaman dari pendekatan strutural Tzvetan
pengganti kepada pembacanya. Cerpen Todorov, dengan tujuan memperolah
juga akan dapat mengembangkan gambaran tentang struktur cerita
pengertian tentang perilaku manusia. pendek “Pemintal Kegelapan”
Sebagai suatu karya yang
diciptakan oleh pengarang, cerpen LANDASAN TEORI
merupakan bentuk perwujudan nyata
dari sikap dan penilaian pengarang Teori struktural adalah teori yang
terhadap fenomena sosial yang terjadi memandang teks sastra berdasarkan
di lingkungan masyarakatnya. Melalui unsur-unsur yang ada di dalamnya
cerpen yang diciptakan, pengarang untuk diidentifikasi dan dipahami
akan mampu menginformasikan relasinya sebagai satu kesatuan yang
pemikiran dan ide-ide baru dalam kompleks. Teori ini bermula dari
menyikapi suatu fenomena sosial. pandangan Ferdinand de Saussure yang
Pemikiran dan ide-ide baru inilah yang memandang adanya sistem di dalam
akan menyebabkan munculnya bahasa. Pandangan ini kemudian
perubahan sikap dan perilaku diperluas dengan asumsi bahwa sistem
masyarakat dalam menyikapi keadaan itu juga ada di dalam sastra. Sebuah
sosial yang terjadi di lingkungan struktur, menurut Jean Peaget,
sekitarnya. Udin (1985, hlm. 1) dibangun atas dasar tiga gagasan utama,
berpendapat bahwa permasalahan- yaitu gagasan kemenyeluruhan,
permasalahan yang dimunculkan oleh gagasan ketransformasian, dan gagasan
pengarang melalui cerpen yang kaidah kemandirian (Hawkes, 1978,
diciptakannya bukanlah persoalan- hlm.16).
persoalan yang telah mentradisi di Endraswara (2008, hlm. 49)
lingkungan masyarakat. Akan tetapi, berpendapat bahwa munculnya
cerpen juga mengangkat masalah yang strukturalisme sebagai teori sastra
terjadi sebagai akibat perubahan pola diawali dengan pandangan bahwa karya
pikir masyarakat. sastra merupakan unsur-unsur yang
Dalam kajian ini, penulis kompleks dan bersistem. Unsur-unsur
mengkaji salah satu cerpen Intan yang ada di dalam karya sastra tidak
Paramaditha berjudul “Pemintal dapat dipisahkan satu dengan yang
Kegelapan” yang terdapat dalam lainnya. Hubungan antar unsur itulah
antologi cerpen Intan Paramaditha, yang merupakan kriteria untuk
Sihir Perempuan. Sebagai sebuah karya menentukan baik dan buruknya karya
sastra, cerpen ”Pemintal Kegelapan” sastra. Lebih lanjut, Endraswara (2008,
memuat tanda-tanda yang perlu hlm. 51) menyatakan bahwa penekanan
dimaknai melalui proses konkretisasi strukturalis adalah memandang karya
208
Ery Agus Kurnianto: Analisis Tiga Tataran Aspek…
sastra sebagai teks mandiri. Penelitian yang tidak hadir. Yang dimaksud
dilakukan secara objektif, yaitu dengan unsur-unsur yang tidak hadir
menekankan aspek instrinsik karya adalah unsur-unsur yang hadir dan
sastra. Keindahan teks sastra hidup di dalam pikiran kolektif
bergantung penggunaan bahasa yang pembaca teks. Hal yang menjadi
khas dan relasi antar unsur yang mapan. penekanan dalam aspek ini adalah
Karya sastra dimaknai sebagai makna yang ada di balik tanda. Aspek
sebuah tanda, terlepas dari fungsi ini digunakan untuk meneliti tokoh,
referensial atau mimetiknya. Karya tema, latar tempat, latar waktu. Aspek
sastra menjadi sesuatu yang otonom, sintaksis disebut juga dengan aspek in
yang hubunganya dengan kenyataan presentia atau aspek sintagmatik.
bersifat tidak langsung. Oleh karena Aspek ini mengemukakan hubungan
itulah, tugas peneliti pertama-tama antara unsur-unsur yang ada dalam teks
adalah meneliti struktur karya sastra (Zaimar, 2014, hlm. 34). Hubungan
yang kompleks dan multidimensional antara unsur-unsur yang hadir secara
yang setiap aspek dan unsur berkaitan bersama atau berdampingan dalam teks
dengan aspek dan unsur yang lainya menjadi perhatian utama pendekatan
yang semuanya mendapat makna ini. Sementara itu, yang dimaksud
penuhnya dan fungsinya dalam totalitas dengan aspek verbal adalah hubungan
karya itu. Dalam hal ini konsep komunikasi yang terjadi, yaitu
dominan, ciri menonjol atau utama hubungan komunikasi antara tokoh
dalam suatu karya sastra, misalnya yang satu dengan tokoh yang lainnya
rima, matra, irama, aliterasi, dan (Teeuw, 1985, hlm. 11-12). Secara
asonansi (Teeuw, 1984, hlm. 130-13). singkat, dalam kajian ini aspek sintaksis
Untuk dapat memahami dan digunakan untuk mengkaji alur cerita
menangkap makna karya sastra secara dan pengalurannya, aspek semantis
utuh, pembaca karya sastra, apapun itu digunakan untuk mengkaji tokoh dan
genrenya, harus memiliki pemahaman penokohan, sedangkan aspek
yang memadai tentang tiga hal, yaitu (1) pragmatika digunakan untuk mengkaji
pembaca karya sastra harus mampu komunikasi antartokoh yang terjadi di
memahami aspek sintaksis karya yang dalam cerita.
dibacanya, (2) pembaca karya harus
mampu memahami aspek semantik METODE PENELITIAN
karya yang dibacanya, dan (3) pembaca
karya sastra harus memiliki Metode yang digunakan dalam
pemahaman yang memadai tentang penelitian ini adalah metode dialektif-
aspek verbal karya yang dibacanya. objektif. Analisis dimulai dengan
Dalam buku Tata Sastra batasan-batasan umum yang kemudian
(terjemahan dari Qu’est-ce que le masuk ke dalam cerpen/deduksi
Structuralisme 2. Poetique) Todorov (Suwondo, 2003, hlm. 67). Dengan kata
mengemukakan tiga aspek dalam lain, untuk memahami karya,
penelitian teks naratif, yaitu aspek pemahaman yang digunakan adalah
sintaksis, aspek semantik, dan aspek pemahaman induksi, yaitu data-data
verbal. Aspek semantik disebut juga pendukung yang berkaitan dengan
dengan aspek paradigmatik atau aspek masalah kajian dikonklusikan dari teks
in absentia. Yang menjadi kajian dalam secara objektif. Dari pengongklusian
aspek ini adalah hubungan antara tersebut simpulan sebagai jawaban atas
unsur-unsur yang hadir dan unsur-unsur permasalahan akan dapat dirumuskan.
209
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 206—216
Data penelitian ini bersumber dari (1) 6. Tokoh Ibu berusaha berperilaku
sumber data primer berupa karya sastra dan beraktivitas seperti
cerpen “Pemintal Kegelapan” yang biasanya, seperti sebelum
terdapat dalam antologi cerpen adanya perceraian yang
berjudul Sihir Perempuan karya Intan memisahkannya dengan sang
Paramaditha terbitan Kata Kita di suami.
Depok, tahun 2005; (2) sumber data 7. Intensitas pertemuan tokoh aku
sekunder yang berupa dokumen tertulis semakin jarang karena tokoh
yang berupa sejumlah teks, baik yang aku memiliki aktivitas lain di
membahas cerpen “Pemintal luar rumah.
Kegelapan” karya Intan Paramaditha 8. Petualangan kisah cinta tokoh
maupun tulisan lain yang dianggap ibu dengan laki-laki yang
berkaitan dengan penelitian ini. berbeda-beda.
Pengumpulan data dan klasifikasi data 9. Tudingan negatif tetagga
dilakukan dengan teknik pembacaan terhadap tokoh ibu sebagai
aktif. Hasil pembacaan aktif tersebut seorang janda yang menghidupi
kemudian dicatat dan dideskripsikan. dan menafkahi anak.
10. Ingatan tokoh aku tentang sikap,
PEMBAHASAN prilaku, dan usaha tokoh Ibu
yang berusaha menutupi
Aspek Sintaksis kemelut rumah tangga dari
tokoh aku sebagai anaknya.
Cerpen “Pemintal Kegelapan” 11. Tokoh Ibu pensiun, giliran
adalah salah satu cerpen karya Intan tokoh aku yang merawat tokoh
Paramaditha yang terdapat dalam Ibu.
antologi cerpen berjudul Sihir 12. Terkuak misteri, ternyata tokoh
Perempuan. Cerpen ini menjadi bagian ibu menderita penyakit kangker
pertama dari antologi cerpen tersebut. ganas.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, 13. Tokoh Ibu mengajak tokoh aku
cerpen “Pemintal Kegelapan” memiliki ke loteng rumah.
24 sekuen. 14. Bayangan tentang loteng yang
menganggu pikiran aku ternyata
1. Rasa penasaran tokoh aku tidak seperti kenyataannya.
ketika masih kanak-kanak 15. Kondisi loteng yang apek dan
terhadap loteng yang ada di hanya berfungsi sebagai tepat
dalam rumahnya. untuk menyimpan barang-
2. Imajinasi tokoh aku tentang isi barang bekas.
loteng yang ada di rumahnya. 16. Terdapat cermin besar di loteng
3. Cerita tokoh ibu kepada tokoh tersebut.
aku tentang penghuni loteng 17. Tokoh Ibu bercermin dan
yang berupa hantu perempuan meminta tokoh aku untuk
bernama pemintal kegelapan. melihat cermin.
4. Perceraian kedua orang tua 18. Tokoh Ibu mengatakan bahwa
tokoh aku. yang ada di bayangan cermin
5. Tokoh aku menilai jika tokoh adalah hantu pemintal
Ibu mulai kehilangan semangat kegelapan.
untuk menjalani kehidupan
rumah tangga tanpa sang suami.
210
Ery Agus Kurnianto: Analisis Tiga Tataran Aspek…
211
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 206—216
212
Ery Agus Kurnianto: Analisis Tiga Tataran Aspek…
213
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 206—216
214
Ery Agus Kurnianto: Analisis Tiga Tataran Aspek…
215
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 206—216
216