Anda di halaman 1dari 17

CERPEN SURAU KARYA KHAIRUL JASMI: SUATU ANALISIS SEMIOTIK

(A SHORT STORY “SURAU” BY KHAIRUL JASMI: A SEMIOTIC ANALYSIS)

Agus Yulianto

Balai Bahasa Provinsi Kaimantan Selatan


Jalan A. Yani, Km 32, 2 Loktabat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
Pos-el: agusb.indo@gmail.com

Diterima: 25 Mei 2015 Direvisi: ...Disetujui: ...

Abstracs

Short story is one of literary work in the form of prose. To make a literary work the writer
sometimes takes the idea and way of thinking from the changing of it society. Those changing
sometimes consist of certain simbols. That’s why, to understand a literary work we have to analyze it.
One of them is by using semiotic approach. This study analysis simbols which are found in “Surau”
short story by Khairul Jasmi and the meaning in it. In this study, the data are simbols in “Surau” short
story by Khairul Jasmi and the meaning bounded. The results of the this study show twentythree
symbols with their meaning. One of them is the mosque which disapeared 22 years ago is a simbol of
religious life in Mr. Karimun.

Key Words: Short story, analysis, semiotic

Abstrak

Cerita pendek adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Untuk membuat sebuah karya
sastra, penulis kadang-kadang mengambil ide dan cara berfikir dari perubahan di masyarakat.
Perubahan tersebut kadang-kadang terdiri dari simbol-simbol tertentu. Oleh karena itu, untuk
memahami sebuah karya sastra, kita harus menganalisanya. Salah satu alat yang dipakai untuk
menganalisis adalah dengan menggunakan pendekatan semiotika. Penelitian ini menganalisis simbol
yang ditemukan di cerita pendek “Surau” karya Khairul Jazmi dan makna yang terkandung di
dalamnya. Dalam penelitian ini, data yang dianalisis adalah simbol di cerita pendek “Surau” karya
Khairul Jazmi baru kemudian makna yang dikandungnya. Hasil penelitian menemukan 23 simbol yang
diberikan makna juga. Salah satu dari simbol tersebut adalah masjid yang hilang 22 tahun yang lalu
yang merupakan simbol religius dalam kehidupan Pak Karimun.

Kata kunci: cerita pendek, analisis, semiotika

1. Pendahuluan kemudian diekspresikan dalam gaya dan


Karya sastra merupakan ekspresi bentuk yang khas (Nico, 1993:1). Ekspresi
pengalaman manusia secara menyeluruh manusia dalam kesusastraan itu sendiri dapat
tentang hidup dan kehidupan atau tentang berwujud puisi, prosa maupun drama.
manusia dan kemanusiaan. Kelahiran karya Cerita pendek sebagai bagian dari
sastra diilhami oleh berbagai kondisi prosa merupakan salah satu bentuk karya
manusiawi: persaudaraan, penderitaan, cita- sastra yang telah diakui keberadaannya
cita, perjuangan, dan sebagainya. Realitas disamping novel, puisi, maupun drama.
kehidupan, lengkap dengan berbagai sisi Sesuai dengan nama danwujudnya, cerita
yang terkandung di dalamnya direkam oleh pendek memang relatif tidak terlalu panjang
pengarang dan diolah sedemikian rupa dan dapat dibaca dalam waktu singkat.

1
2|Mabasan, Vol. 9 No.1, Januari—Juni 2015: 1—18
Namun, perwujudan yang relatif pendek hubungannya dengan unsur-unsur atau
dengan penceritaan yang singkat tidak bagian-bagian lainnya dengan
berarti bahwa cerita pendek kurang bernilai keseluruhannya (Hawkes, 1978:17--18).
literer. Walaupun wujudnya relatif pendek, Salah satu karya sastra yang menarik
cerita pendek menampilkan persoalan untuk dianalisis secara semiotik adalah
manusia dengan liku-liku kehidupannya. cerpen Surau karya Khairul Jasmi. Cerpen
Oleh sebab itu, dengan mengakrabi cerita ini penuh dengan simbol-simbol yang
pendek, kita dapat memetik manfaat dari dengan sendirinya menarik untuk dianalisis
pesan-pesan yang dikandungnya. secara semiotik. Hasil penelitian ini
Selanjutnya, sebuah karya sastra diharapkan dapat memberikan sumbangan
termasuk cerpen adalah artefak (benda mati) pemikiran bagi pembinaan dan
yang baru mempunyai makna dan menjadi pengembangan sastra, peningkatan
objek estetik jika diberi arti oleh manusia pengajaran apresiasi sastra khususnya
pembaca sebagaimana artefak peninggalan cerpen, karena kegiatan penelitian seperti ini
manusia purba mempunyai arti bila diberi sangat penting pula artinya bagi para
makna oleh seorang arkeolog (Teeuw, penyusun buku sastra untuk sekolah tingkat
1984:191). Dengan demikian, sebuah karya lanjutan.
sastra tidak akan bermakna atau bernilai jika Deskripsi dan analisis cerpen Surau
tidak diberikan atau diungkapkan oleh karya Khairul Jasmi melalui pendekatan
pembaca. semiotik ini dapat disumbangkan untuk
Salah satu peranti analisis sastra yang memperkaya pemahaman terhadap cerpen-
dapat digunakan untuk mengungkap karya cerpen sejenis. Apabila demikian dengan
sastra adalah semiotik. Telaah karya sastra sendirinya cerpen ini ada relevansinya
dengan menggunakan pendekatan semiotik dengan upaya pengembangan teori sastra
tidak dapat dipisahkan dengan analisis yang ada.
struktural karena sama-sama beranggapan Menurut sepengetahuan peneliti
bahwa karya sastra sebagai sebuah struktur sejauh ini analisis semiotik terhadap cerpen
(sistem) tanda-tanda yang bermakna Surau karya Khairul Jasmi belum pernah
(Pradopo, 1987:117--124). Karya sastra dilakukan. Hal inilah yang menyebabkan
merupakan struktur yang kompleks. Untuk peneliti tertarik untuk menganalisis cerpen
memahaminya karya sastra tersebut harus tersebut.
dianalisis (Hill, 1966:6). Dalam Sesuai dengan judul penelitian ini,
menganalisisnya, karya sastra diuraikan yaitu Cerpen Surau karya Khairul Jasmi:
lengkap dengan unsur-unsur pembentuknya Suatu Analisis Semiotik, maka objek
karena dengan cara seperti itulah makna penelitian ini bertitik pangkal pada analisis
keseluruhan karya sastra bisa diungkapkan. semiotik. Seperti dikatakan oleh Zaimar
Hal itu mengingat karya sastra sebagai (1991) interpretasi terhadap karya sastra
sebuah kesusastraan yang utuhyang masuk dalam lingkup makna dan makna
maknanya hanya dapat dipahami jika unsur- merupakan lingkup bidang semiotik.
unsur pembentuknya diketahui dan Berdasarkan hal tersebut maka masalah
hubungan antara unsur-unsur pembentuk dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam
tersebut dalam keseluruhan juga dimaklumi bentuk pertanyaan berikut: Makna apa yang
(Hawkes, 1978:16). Unsur-unsur atau terkandung dalam simbol-simbol yang
bagian-bagian karya sastra sebagai bahagian terdapat dalam cerpen Surau karya Khairul
dari struktur tidak mempunyai makna Jasmi tersebut.
sendiri, tetapi makna ditentukan oleh
… Suatu Analisis Semiotik (Agus Yulianto)| 3
Penelitian tentang cerpen Surau ini adalah penyajian suatu keadaan tersendiri
mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum atau suatu kelompok keadaan yang
dan khusus. Tujuan umum penelitian ini memberikan kesan yang tunggal pada jiwa
adalah untuk ikut memberi sumbangan pada pembaca.
studi sastra terutama mengenai analisis Dari pendapat para penulis di atas
semiotik. Ada pun secara khusus penelitian dapat disimpulkan bahwa pengertian cerpen
ini untuk mengungkap dan mengeksplisitkan adalah cerita pendek yang singkat dan padat
makna yang terkandung dalam cerpen Surau yang membahas ceritanya terpusat pada
karya Khairul Jasmi. suatu peristiwa pokok dan memusatkan diri
Penelitian ini juga diharapkan dapat pada satu tokoh.dalarn satu situasi sehinga
bermanfaat bagi masyarakat pernbaca. merupakan suatu kebulatan ide yang dapat
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan kesan tunggal pada jiwa
masyarakat pembaca dalam memahami pembacanya.
cerpen-cerpen sejenis khususnya dan Pendekatan (approach) adalah prinsip
umumnya menambah wawasan apresiasi dasar (basic principle) yang menjadi acuan
sastra. dalam melakukan suatu pengkajian yang
ilmiah.Semiotik merupakan salah satu
2. Kerangka Teori pendekatan yang sedang diminati oleh para
Cerpen singkatan dari cerita pendek. ahli dewasa ini, tidak terkecuali para
Cerpen merupakan salah satu karya sastra peminat sastra di Indonesia.
berbentuk prosa. Menurut Husnan, dkk Semiotik adalah ilmu tanda; istilah
(1998:81) prosa adalah karangan yang tersebut berasal dari kata Yunani semieon
berbentuk prosa, artinya tidak terikat oleh yang berarti "tanda". Tanda terdapat di
aturan tertentu. Menurut Surana (1982:27) mana-mana: kata adalah tanda, demikian
bahwa cerpen adalah hasil sastra yang pula gerak isyarat, lampu lalu lintas,
menceritakan suatu (sejemput) kejadian bendera, dan sebagainya.
dalam kehidupan pelakunya. Sejalan dengan Ilmu semiotik menganggap bahwa
itu, Hoerip dalam Semi (1988:34) fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan
menyatakan bahwa cerita pendek adalah itu merupakan tanda-tanda. Semiotik
karakter yang dijabarkan lewat rentetan mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan,
kejadian daripada kejadian-kejadian itu konvensi-konvensi yang memungkinkan
sendiri satu persatu. Apa yang terjadi di tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dalam
dalamnya lazim merupakan suatu bidang kritik sastra, penelitian semiotik
pengalaman atau penjelajahan dan reaksi meliputi analisis sastra sebagai sebuah
mental itulah yang pada hakikatnya disebut penggunaan bahasa yang bergantung pada
cerpen. (sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-
Rasidi (1959:ix) memberi batasan macam cara (modus) wacana mempunyai
bahwa cerpen adalah cerita yang pendek dan makna (Preminger, dkk. dalam Pradopo,
merupakan suatu kebulatan ide. Dalam 2002: 67—68).
kesingkatan dan kepadatannya itu, sebuah Tanda mempunyai dua aspek yaitu
cerpen adalah lengkap, bulat, dan singkat. penanda (signifier) dan petanda (signified).
Semua bagian dari sebuah cerpen mesti Penanda adalah bentuk formalnya yang
terikat pada suatu kesatuan jiwa: pendek, menandai sesuatu yang disebut petanda,
padat, dan lengkap. sedangkan petanda adalah sesuatu yang
Selain itu, Sedgwick dalam Tarigan ditandai oleh petanda itu, yaitu artinya.
(1988:176) menyatakan bahwa cerpen Sebagai contoh, kata "ibu" merupakan tanda
4|Mabasan, Vol. 9 No.1, Januari—Juni 2015: 1—18
berupa satuan bunyi yang menandai arti dengan menentukan urutan alur (sinopsis)
"orang yang melahirkan kita" (Pradopo, Setelah struktur cerita analisis, barulah cerita
1995:120). Karya sastra merupakan dianalisis secara semiotik dengan
struktur tanda-tanda yang bermakna. Karya menceritakan kembali jalan cerita sampai
sastra itu karya seni yang bermedium ditemukan teks cerita yang mengandung
bahasa. Bahasa sebagai bahan sastra sudah simbol-simbol dengan memanfaatkan
merupakan sistem tanda (semiotik) tingkat kutipan dari cerita yang dijadikan objek dan
pertama dan mempunyai konvensi sendiri buku-buku penunjang yang berkaitan
yang menyebabkannya mempunyai arti. dengan pengungkapan makna.
Sebagai bahan karya sastra, bahasa Penelitian dengan pendekatan
disesuaikan dengan konvensi sastra, bahasa semiotik terhadap cerpen Surau karya
menjadi sistem tanda baru, yaitu makna Khairul Jasmi didasarkan pada alasan bahwa
sastra (significance). Jika dipandang dari cerpen yang dipilih untuk dianalisis memuat
konvensi bahasa, konvensi sastra itu adalah banyak simbol yang memerlukan
konvensi "tambahan" kepada konvensi sastra pemaknaan.
(Pradopo, 1991). Dengan mengutip Data dalam penelitian ini
Preminger, dijelaskan oleh Pradopo lebih adalah simbol-simbol yang terdapat
lanjut bahwa studi sastra yang bersifat dalam cerpen yang dianalisis. Sumber data
semiotik itu adalah usaha menganalisis adalah cerpen yang berjudul Surau karya
karya sastra sebagai suatu sistem tanda- Khairul Jasmi.
tanda dan menentukan konvensi apa yang
memungkinkan karya sastra mempunyai 4. Pembahasan
makna. Dengan melihat variasi-variasi di Dalam penelitian ini pendekatan atau
dalam struktur karya sastra atau hubungan teori yang digunakan adalah teori struktural
dalam antarunsurnya, akan dihasilkan semiotik. Oleh sebab itu, akan dibahas
bermacam-macam makna. mengenai teori struktur terlebih dahulu.
Untuk menemukan makna yang Analisis struktur cerita bertujuan untuk
dikandung dalam simbol-simbol yang mendapatkan susunan teks untuk
terdapat dalam tiap-tiap cerita rakyat terlebih menyediakan fakta-fakta yang disampaikan
dahulu dibuat urutan tekstual ceritanya. oleh teks (alur).
Kemudian, dilanjutkan pada analisis makna
yang dikandung dalam simbol-simbol yang 4.1 Sinopsis Cerita Pendek Surau
terdapat dalam cerita dengan menempatkan Karya Khairul Jasmi
karya pada konteksnya.
4.1.1 Surau Terakhir Ada 22 Tahun
3. Metode Penelitian Silam.
Metode yang digunakan dalam Surau yang terletak di kampung Malin
penelitian ini adalah metode deskriptif Torgondin terakhir ada adalah 22 tahun yang
dengan pendekatan stuktural semiotik. lalu. Surau tersebut hancur disebabkan
Maksudnya, penelitian ini dilakukan banjir Galodo (banjir bandang) yang
seobjektif mungkin berdasarkan fakta yang melanda desa tersebut. Seruan untuk
ada dengan pengkajian tanda (signifiant) dan kembali ke surau sudah lama
makna (signifie). dikumandangkan, tapi tidak mendapat
Teknik penelitian dilakukan dengan sambutan yang semestinya.
analisis cerita (teks). Cerita itu dianalisis
dari segi strukturnya. Analisis dimulai
… Suatu Analisis Semiotik (Agus Yulianto)| 5
cantik. Malin Targondin sendiri bernasib
4.1.2 Surau Terakhir Terletak di Sebuah tidak sebaik Bujang Betung.Tidak ada satu
Lekuk. kantorpun yang mau menerimanya bekerja.
Surau yang hilang itu terletak di Akhirnya, Malin Torgondin tinggal di surau
sebuah lekuk, di sisi timur nagari. Di sana menjadi guru mengaji.
mengalir pula sebuah anak sungai dari
gunung Merapi. Airnya dari sarasah jatuh 4.1.6 Pak Karimun Teman Malin
dari gunung itu. Di tepi-tepi anak sungai Torgondin di Surau.
tadi, ada lima kindi padi dan enam buah Di surau Malin Targondin mempunyai
tebat ikan. Di sisi surau ada sebuah rumah teman bernama Pak Karimun. Pak Karimun
yang tonggak-tonggaknya persis di tengah- tinggal di sebuah pondok tidak jauh dari
tengah tebat. surau. la mempunyai sorang istri bernama
Kirani dan seorang anak bernama Rosma.
4.1.3 Penunggu Surau Sebelum Banjir
Datang 4.1.7 Pak Karimun Merupakan Ruh dari
Beberapa tahun sebelum banjir galodo Surau.
datang, surau tersebut ditinggali oleh Pak Karimun merupakan ruh surau.
seorang pemuda yang bernama Malin Hal itu disebabkan ia melakukan apa saja
Torgondin. Malin Targondin adalah seorang untuk memperlancar aktivitas surau, seperti
anak ulama yang telah lulus madrasah. menyapu lantai, mencabuti rumput, atau
Setelah lulus dari madrasah Malin membuang daun manggis yang jatuh di
Torgondin melamar kerja ke kantor-kantor halaman. Pak Karimun pula yang
tapi tidak ada satupun yang mau membunyikan tabuh saat waktu salat telah
menerimanya. Akhirnya, Malin Torgondin datang. Dia pula yang azan, menghidupkan
tinggal di surau dan mengajar ngaji di sana. petromak saat malam datang. Oleh sebab itu,
boleh di katakan Pak Karimun merupakan
4.1.4 Masa Sekolah Malin Torgondin. ruh dari surau itu sendiri.
Pada saat masih sekolah di madrasah,
Malin Torgondin mempunyai seorang teman 4.1.8 Pandangan Hidup Pak Karimun.
akrab yang bernama Bujang Betung.Malin Pak Karimun adalah orang yang
Targondin sangat di manja oleh ayahnya. sangat rajin berkerja. Selain bekerja ia juga
Segala permintaan saat ia masih sekolah mengurusi Surau. Pak Karimun
selalu dituruti oleh ayahnya sedangkan berpandangan hidup tidak hanya di dunia
Bujang Betung tidak. Ayah Bujang Betung saja tetapi juga di akhirat. Selain itu, Pak
bahkan pernah naik pitam saat Bujang Karimun juga tidak menyekolahkan anaknya
Betung meminta kenaikan uang jajan. yang bernama Rosma disebabkan
pandangannya bahwa sekolah tidak
4.1.5 Nasib Bujang Betung dan Malin mengajarkan siswanya pelajaran agama
Targondin Setelah Tamat Sekolah yang cukup.
Madrasah.
Setelah tamat dari madrasah, Bujang 4.1.9 Manajemen Rumah Tangga Pak
Betung menjadi orang yang berhasil. Karimun
Sebentar lagi ia hendak naik haji. la laris Di pondok Pak Karimun terdapat tiga
bagai kacang goreng, diundang mengaji dari periuk nasi. Masing-masing bertanak di
masjid yang satu ke masjid yang lain. periuk sendiri-sendiri, secukupnya untuk
Bahkan ia mempunyai seorang istri yang sendiri pula, Karimun untuk dirinya, Kirani
6|Mabasan, Vol. 9 No.1, Januari—Juni 2015: 1—18
untuk dirinya, dan Rosma nntuk dirinya. memang bak pepaya jantan itu,
Lauknya pun demikian. Pak Karimun punya bunganya lebat, tapi tak
lauk sendiri, Kirani punya lauk sendiri, dan berbuah.Namun, kalau awak sakit,
Rosma punya lauk sendiri. Mereka tidak mulai dari akar sampai daunnya bisa
dijadikan obat. Tapi siapa pula
mengganggu periuk satu sama lain.
sekarang yang mau menjadikan
pepaya jantan sebagai obat. Orang kini
4.1.10 Tempat Penyimpanan Uang Pak berobat ke Puskemas, meski obatnya
Karimun. asal jadi. Meski dokternya jarang ada
Pak Karimun sangat rajin bekerja. di sana.” (Khairul, 1999:23)
Oleh sebab itu, ia menghasilkan uang yang
banyak. Akan tetapi, tidak ada yang tahu di Dari kutipan di atas ada beberapa hal
mana Pak Karimun menyimpan uangnya. yang dapat dipandang sebagai simbol.
Setelah banjir galodo melanda kampung Pak Pertama, surau yang musnah selama 22
Karimun baru diketahui tempat tahun merupakan simbol yang bermakna
penyimpanan uang Pak Karimun, yaitu di kemunduran kehidupan bergama di
tabung untuk ONH (ongkos naik haji). kampung tersebut sudah berada dalam taraf
yang paling rendah. Hal itu disebabkan
4.1.11 Rosma Menggantikan Pak surau merupakan tempat salat umat Islam
KarimunNaik Haji secara berjamaah dan hal itu merupakan
Setelah petugas ONH mengetahui ibadah yang menjadi kewajiban kaum
bahwa Pak Karimun telah meninggal muslimin di manapun mereka berada. Jika
akhirnya Rosma yang menggantikan Pak surau di suatu wilayah tidak ada dapat
Karimun untuk pergi haji. dipastikan kegiatan salat berjamah di tempat
itu sudah tidak ada. Rasulullah SAW
4.1.12 Niat Gubernur untuk Mendirikan mengatakan dalam suatu riwayat bahwa
Surau Kembali. “buhul atau simpul Islam akan terlepas satu
Beberapa tahun setelah banjir galodo, persatu yang pertama adalah
gubernur berniat akan membangun surau pemerintahannya (kekhilafahan) dan yang
kembali di kampung Pak Karimun. Surau terakhir adalah salat.” Oleh sebab itu jika
yang akan didirikan, dibangun dengan surau di kampung tidak ada berarti keadaan
konsep modern, yaitu memakai televisi, kehidupan beragama tersebutsudah berada
komputer, antena digital, perpustakaan dan dalam taraf yang paling rendah.
lain-lain. Selain sebagai tempat salat, surau juga
berfungsi sebagai tempat pengkaderan bagi
4.2 Analisis Semiotik Cerpen Surau kaum muslimin selanjutnya. Di surau, anak-
Surau yang terakhir ada di nagari anak kaum muslimin belajar mengaji dan
adalah 22 tahun yang lalu. Surau tersebut mempelajari agama. Bila surau di sebuah
musnah karena diterjang galado (banjir kampung tidak ada dapat dipastikan
bandang). Hal itu terlihat dalam kutipan kehidupan beragama di kampung tersebut
berikut ini. telah mati.
Kedua, pengibaratan surau dengan
"Dulu ada, tapi sudah punah dilanyau pepaya jantan yang tidak berbuah
banjir bandang, galodo. Surau terakhir merupakan simbol yang mengandung makna
di nagari kami ada 22 tahun silam, fungsi surau sebagai tempat ibadah dan
setelah itu yang ada hanya tapak surau
pembinaan umat tidak berjalan sebagaimana
yang kini sudah ditumbuhi ilalang,
mestinya. Surau merupakan tempat yang
gulma busuk dan papaya jantan. Surau
… Suatu Analisis Semiotik (Agus Yulianto)| 7
ideal dalam membina umat. Dari sana dibandingkan harus ke surau untuk
diharapkan akan lahir orang-orang yang mengingat Tuhan-nya. Padahal Alquran
saleh. Orang-orang yang dapat membawa sudah memberitahukan bahwa “orang-orang
kehidupan ke arah yang lebih baik. Akan beriman hati mereka menjadi tenang
tetapi, pada kenyataannnya surau berfungsi tentram dengan mengingat Allah SWT,
sebagai tempat ibadah ritual belaka dan Sesungguhnya hanya dengan mengingat
tidak dapat memberikan sumbangsih apa- Allah SWT saja hati menjadi tenang.”
apa bagi kemajuan umat. Hal itu dapat Seruan untuk kembali ke surau sudah
terjadi semata-mata karena kesalahan dari dikumandangkan. Bahkan bertahun-tahun
memaknai fungsi surau itu sendiri. Fungsi tetapi tidak ada yang peduli. Apalagi ulama
surau atau masjid sebenarnya bukan sebagai sudah tidak ada. Hal itu tampak dalam
tempat salat saja. Fungsi surau dan masjid kutipan berikut.
seperti di zaman Rasulullah SAW adalah
sebagai tempat menuntut ilmu, menyusun "Sekarang memang ada seruan
strategi perang, tempat musyawarah, tempat 'kembali ke surau'. Tapi belum ada
memikirkan masalah umat, perputaran yang berbuat, padahal seruan itu sudah
bertahun-tahun dikumandangkan.
ekonomi seperti zakat, infaq, dan sodaqoh
Mungkin hanya aku yang benar-benar
dan masih banyak lagi fungsi surau yang
berfikir ke arah itu, tapi siapa yang
lainnya. Sekarang ini fungsi surau telah percaya. Lagi pula, ulama sudah tidak
berkurang sangat drastis, yaitu sebagai ada lagi. Jikapun ada mereka hanya
tempat untuk salat saja. Oleh sebab itu, ibarat pepaya jantan tadi, kadang-
kemandulan surau dalam membina umat kadang seperti Alquran tua.
lebih disebabkan oleh adanya degradasi dari Sebagaimana jamaknya, Alquran tua,
fungsi surau itu sendiri. Bahkan, saat ini sudah lapuk, sudah berdebu,
fungsi surau sebagai tempat untuk halamannya sudah banyak yang robek
melaksanakan salat berjamaahpun sudah dan hilang. Kalau dibuang, rasa akan
berdosa, kalau disimpan di sembarang
ditinggalkan oleh masyarakat.Sudah menjadi
tempat, nanti terlangkahi, berdosa
rahasia umum banyak surau dan masjid
awak dibuatnya. Kalau berdosa
didirikan dengan megah tetapi kosong dari janganlah, apalagi amal kebajikan juga
jamaah.Hal itu berarti umat Islam sekarang kurang, bersedekah jarang. Bagaimana
ini sudah banyak yang meninggalkan takkan jarang, uang susah, hidup
kewajiban salat berjamaah. pahit. Agar aman, agar tak berdosa,
Ketiga, pengibaratan surau dengan maka Alquran tua tadi, ditarok saja di
pepaya jantan yang dapat dijadikan obatyang atas kepala almari. Berdebulah di
juga sudah ditinggalkan masyarakat sana, sekali setahun dibersihkan.
merupakan simbol yang mengandung makna Itupun kalau sempat.” (Khairul,
1999:23--24)
fungsi surau sebagai tempat untuk
bermunajat kepada Allah SWT bagi orang-
Dari kutipan di atas ada beberapa hal
orang yang mencari obat bagi jiwa yang
yang dapat di pandang sebagai simbol.
gersang karena terlalu mengejar kehidupan
Pertama, seruan kembali ke surau
keduniawian dan melupakan akhirat juga
merupakan simbol yang mengandung makna
sudah mulai ditinggalkan. Masyarakat
masih ada sisa-sisa kesadaran pada warga
sekarang mencari alternatif lain dalam
untuk menghidupkan kembali kehidupan
mengisi kekosongan jiwanya. Mereka lebih
keagamaan di kampung tersebut. Kesadaran
memilih pergi ke tempat-tempat rekreasi,
tersebut dinamakan fitrah manusia.
hiburan atau bahkan bermeditasi
Berdasarkan fitrahnya, manusia tidak
8|Mabasan, Vol. 9 No.1, Januari—Juni 2015: 1—18
mungkin dapat menghilangkan naluri untuk riba, zinah, minuman keras, membunuh,
menyembah Tuhan. Oleh sebab itu, berjudi, dan masih banyak lagi perkara yang
sebenarnya sekafir apapun seseorang pasti dilarang dalam Alquran sudah menjadi
terdapat potensi untuk mengenal Allah bagian hidup sehari-hari. Oleh sebab itu,
SWT. Hanya saja manusia kafir tersebut tidak heran bila negeri ini sering di landa
telah mematikan potensi fitrah tersebut dan bencana. Padahal bila penduduk suatu negeri
mengikuti hawa nafsunya. mau menjalankan perintah-perintah yang
Kedua, ketiadaan ulama merupakan terdapat dalam Alquran suda dipastikan
simbol yang mengandung makna tidak ada berkah Allah SWT akan turun dari langit
regenerasi atau pengkaderan orang-orang dan bumi dan itu merupakan janji Allah
yang mempelajari dan memahami ilmu-ilmu yang pasti akan terjadi. Saat ini umat Islam
agama. Hal itu secara tidak langsung juga jauh dari Alquran. Jangankan berusaha
menunjukkan sedikitnya animo masyarakat untuk memahami isinya dan
dalam mempelajari ilmu-ilmu agama. mengamalkannya, membaca saja sudah tidak
Mereka lebih menyukai mempelajari ilmu- dilakukan lagi. Padahal Rasulullah Saw
ilmu dunia. Padahal mempelajari ilmu-ilmu mengatakan "barang siapa yang berpegang
agama itu hukumnya fardhu a'in (kewajiban pada Alquran dan hadis pasti akan selamat
setiap individu) dan mempelajari ilmu-ilmu dunia dan akhirat. Umat Islam adalah umat
dunia hukumnya fardhu kifayah (kewajiban yang terbaik yang dilahirkan bagi manusia,
tersebut gugur bila ada orang muslim yang menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah
sudah mempelajari dan menguasai ilmu dari yang munkar serta beriman kepada
tersebut). Allah SWT. Kunci meujadi umat yang
Dalam sistem sekuler, dunia terbaik tersebut adalah bila umat Islam
pendidikan mempunyai peran yang strategis berpegang pada Alquran dan melaksanakan
dalam menciptakan manusia-manusia yang hukum-hukum yang ada di dalamnya pada
berpaham sekuler. Dengan demikian seluruh aspek kehidupan. Saat ini umat
terciptalah dikotomi pendidikan agama Islam hanya menjalankan sebagian isi
dengan pendidikan umum. Sudah menjadi Alquran dan meninggalkan sebagian
rahasia umum bila dunia pendidikan yang lainnya. Contohnya mereka berpuasa di
berbasis agama Islam menjadi dunia bulan Ramadhan sebagai suatu kewajiban
pendidikan kelas duasetelah pendidikan dari Allah SWT seperti yang terdapat dalam
umum. Lapangan kerja juga terkondisikan Alquran tetapi mereka tidak menjalankan
lebih banyak menyerap lulusan siswa yang hukum qisas bagi yang terbunuh yang juga
berasal dari pendidikan umum. Oleh sebab merupakan perintah Allah SWT yang
itu, tidak heran bila animo masyarakat untuk terdapat dalam Alquran, atau hukum potong
menyekolahkan anaknya di sekolah umum tangan bagi pencuri, ta'zir bagi orang yang
lebih besar dibandingkan menyekolahkan meninggalkan salat dan meminum kamar.
anaknya di sekolah yang berlandasankan Padahal Allah SWT melarang bagi orang
agama, khususnya dunia pendidikan agama yang beriman untuk menjalankan sebagian
Islam. isi alkitab dan meninggalkan sebagian
Ketiga, Alquran tua yang berdebu lainnya. Hal inilah yang menjadi sebab umat
merupakan simbol yang mengandung makna Islam mengalami kemunduran seperti saat
Alquran sudah tidak terlalu dihiraukan lagi. ini.
Ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya Beberapa tahun sebelum banjir
sebagian besar sudah tidak dijalankan. bandang datang, surau tersebut diisi oleh
Contohnya praktek ekonomi berdasarkan seorang pemuda yang bernama Malin
… Suatu Analisis Semiotik (Agus Yulianto)| 9
Targondin. la sudah lulus dari madrasah Pada waktu Malin Targondin masih
tetapi tidak mendapatkan pekerjaan. Oleh sekolah di madrasah, ia mempunyai seorang
sebab itu, ia akhirnya mengurusi surau. Hal teman dekat yang bernama Ujang Betung.
itu seperti terlihat dalam kutipan di bawah Malin Targondin termasuk anak yang di
ini. manja oleh ayahnya. Berbeda dengan Ujang
Betung. Hal itu terlihat dalam kutipan
"Bagi pemuda itu mandi pagi berikut.
bukanlah sesuatu yang berat.
Kebiasaan mandi pagi, ia dapatkan "Si Ujang teman akrabku ini
waktu masul: madrasah dulu. Setelah kepadaku. Katanya, "Aku ingin minta
tamat ia kembali ke kampung, tambahan jajan pada ayah tapi tak
menganggur. Tak ada kantor yang bisa, beliau datang, lantas pergi tanpa
mau menerimanya bekerja. Satu- banyak cakap, lain dengan kau,"
satunya manfaat sekolah yang ia katanya. Memang lain. Kalau aku,
rasakan adalah soal mandi pagi itu.” ayah datang bersama ayah Ujang
(Khairul, 1999:25) Betung. Ayah Ujang Betung pulang,
ayahku menunggu aku pulang sekolah.
Nasib Malin Targondin yang Begitu pulang, ayah tersenyum.
menganggur setelah lulus dari madrasah "Sudah lapar?" "lya," jawabku. "Ayo
karena tidak ada kantor yang menerimanya kita makan ke pasar," ajak ayah. Kalau
merupakan simbol yang mengandung dua sudah ke pasar, bukan hanya makan,
makna. Pertama, hal itu menunjukkan sistem tapi juga minum, beli peci, beli baju,
beli kue, paniaraman, lepat, lemang
perekrutan tenaga kerja lebih berpihak pada
limakaum, pokoknya betul-betul lepas
lulusan sekolah-sekolah umum. Sudah
seleraku dibuatnya. Nanti bila sudah
menjadi rahasia umum bila sekolah-sekolah sore, aku diantar lagi ke rumah
yang berbasis agama Islam seperti madrasah sewaanku dekat sekolah. Tak lupa
dan yang lainnya merupakan anak tiri dalam ayah menyelipkan uang tambahan.
sistem pendidikan nasional. Madrasah, "Apa cukup uang tadi?" Tanya ayah.
pesantren merupakan lembaga pendidikan Aku tak menjawab dan ayah dengan
kelas dua. Sekolah umumlah yang lebih sigap menyelipkan tambahan itu ke
dinomorsatukan. Oleh sebab itu, banyak saku-sakuku. Aku sekolah dengan
pesantren dan madrasah yang mengalami uang cukup, perhatian yang tinggi
dantingkat kemanjaan yang aduhai.
kerusakan fisik seperti gedung sekolahnya
Sementara Ujang Betung darikelas
hampir roboh dan sebagainya. Hal itu
satu sampai tamat, uang jajannya tak
merupakan cerminan dari sistem sekuler pernah ditambah ayahnya. Pernah
yang dianut oleh sistem pendidikan kita. sekali ia minta tambah, ayahnya naik
Kedua, kualitas tamatan pesantren pitam. "Kamu kira aku dan ibumu
atau madrasah yang terkadang harus diakui membuat uang di kampung," kata
belum memenuhi standar bagi dunia pekerja. ayahnya. Bujang Betung menunduk
Mereka biasanya ahli di bidang ilmu agama sedih.” (Khairul, 1999:25--26)
tetapi lemah dibidang ilmu-ilmu dunia,
kalah oleh lulusan sekolah-sekolah umum. Kutipan di atas terdapat simbol, yaitu
Oleh sebab itu, tidak heran bila Malin memanjakan anak merupakan simbol yang
Targondin satu-satunya manfaat sekolah mengandung makna kasih sayang. Setiap
yang ia rasakan adalah soal mandi pagi itu.” orang tua pasti akan mengasihi dan
(Khairul, 1999:25) menyayangi anaknya. Bahkan walaupun
anak tersebut lahir dari hasil hubungan
10|Mabasan, Vol. 9 No.1, Januari—Juni 2015: 1—18
haram. Hal itu merupakan sunatullah yang marah, tapi aku sudah 'sesat air',
sudah ditetapkan Allah SWT. Hanya saja dimanjakan ayah waktu sekolah,
dalam menunjukkan rasa kasih dan sayang sehingga aku jadi lembek. Sampai kini
terhadap anak tersebut terkadang berbeda. orang sudah berbini, aku belum juga.”
(Khairul, 1999:26--27)
Tergantung persepsi dan sudut pandang
masing-masing orang tua. Ada orang tua
Di surau, Malin Torgondin berteman
yang berpandangan dengan menuruti semua
dengan seorang bapak yang bernama
kemauan sang anak merupakan wujud dari
Karimun. Pak Karimun mempunyai istri
kasih dan sayang. Akan tetapi, mengajarkan
yang bernama Kirani serta seorang anak
anak untuk prihatin dan tidak selalu
yang bernama Rosma. Mereka tinggal di
menuruti kemauan sang anak juga agar anak
pondok yang letaknya tidak jauh dari surau.
mengetahui arti sebuah perjuangan
Pak Karimun mempunyai kebiasaan
merupakan wujud dari rasa kasih dan
buruk, yaitu suka mengambil daging korban
sayang. Dalam kasus Bujang Betung dapat
yang belum menjadi haknya. Malin
diketahui barkat sikap ayahnya yang
Torgondin sangat tidak menyukai perbuatan
mengajarkan sikap prihatin dan tidak mudah
Pak Karimun tersebut. Hal itu terlihat dalam
untuk meluluskan permintaan sang anak
kutipan berikut.
agar anak mengetahui arti sebuah
perjuangan dikemudian hari terbukti
"Karimun, agak rakus dengan daging
hasilnya baik. Setelah Bujang Belitung
korban. Belum-belum dia sudah
selesai sekolah madrasah, ia mudah mencari menyurukkan beberapa potong daging,
pekerjaan dan berhasil menjadi orang kaya, padahal menurut ajaran agama hal itu
sedangkan Malin Torgondin bernasib tidak boleh dilakukan. Waktu ia
sebaliknya, tidak ada satu kantor pun yang bereaksi aku diam saja. Sebab aku
mau menerimanya bekerja. Bahkan, tahu, ia akan segera mengantarkan ke
pekerjaan Malin Torgondin akhirnya hanya pondoknya. Begitu ia pergi aku susul
mengurusi surau saja. Hal itu terlihat dalam dengan mengendap-endap kembali ke
kutipan berikut. surau aku juga kembali. la kembali
dengan tangan kosong, aku kembali
membawa daging yang tadi ia curi.”
"Tapi kini, aku yang sedih. Setelah
(Khairul, 1999:27)
beberapa tahun tamat sekolah. Aku
tidak bisa mengapa-ngapa. Aku hanya
pandai mengaji, itupun tidak seberapa. Perbuatan Pak Karimun mengambil
Aku lebih mahir menembak burung, daging korban yang dianggapnya tidak salah
ketimbang yang lain. Sebab sejak merupakan simbol yang mengandung makna
sekolah dulu, aku sudah pakai bedil "pemahaman agama yang salah". Pak
angin yang dibelikan ayah. Katanya Karimun berpendapat ia tidak mencuri
untuk merintang-rintang waktu. Akan daging korban. Hal itu ia lakukan semata-
halnya Bujang Betung, sebentar lagi mata sebagai upah bagi orang yang bertugas
akan naik haji. la laris bagai kacang
menyembelih hewan kurban dan
goreng, diundang orang mengaji dari
membagikannya kepada penduduk. Malin
masjid yang satu ke masjid yang lain.
Dari nagari yang satu ke nagari yang Targondin berpendapat lain. Perbuatan Pak
lain. Jadwalnya sudah padat. Otaknya Karimun dianggapnya sebagai tindakan
makin lama, kian terang saja. Makin pencurian. Hal itu disebabkan Malin
banyak saja kajinya. Bukunya juga Targondin mempunyai pemahaman orang
kian banyak. Dan isterinya cantik yang bertugas menyembelih hewan kurban
pula.Aku benar-benar iri. Aku mau
… Suatu Analisis Semiotik (Agus Yulianto)| 11
dengan orang yang menerima daging hewan Kedua, Banyak tetangga menitipkan
kurban mempunyai jatah yang sama. barang kepada Pak Karimun merupakan
Pak Karimun adalah orang yang simbol yang mengandung makna "amanah
bertugas memelihara surau. Baik menyapu atau terpercaya". Masyarakat tahu bila
lantai, mencabuti rumput, atau membuang mereka menitipkan sesuatu barang kepada
daun manggis yang berguguran. Pak Pak Karimun pasti barang itu tidak akan
Karimun tidak hanya rajin membersihkan hilang atau rusak. Pak Karimun adalah orang
surau. Ia ibarat ruh surau. Hal itu terlihat yang sangat rajin mencari nafkah, tetapi
dalam kutipan berikut. tetap mengurusi surau. la berpendapat hidup
tidak hanya untuk dunia, tapi juga akhirat.
"Bukan hanya rajin membersihkan Hal itu terlihat dalam kutipan berikut.
halaman surau, tapi ia merupakan ruh
dari surau itu. Kalau Pak Karimun "la mencari nafkah dengan rajin, tapi
sakit, sepertinya surau ikut pula sakit. tak lupa mengurus surau. "Hidup ini
Kalau ada warga kampung yang mau tidak hanya untuk dunia, tapi juga
menitipkan barang sehari dua, pada untuk akhirat," katanya suatu ketika
Karimunlah mereka menitipkan. padaku. Isterinya juga rajin mencari
Menitipkan cangkul, sabit, bajak yang nafkah. Entah mana yang punya
enggan dibawa pulang, maka penghasilan lebih besar, aku tidak tahu
dititipkanlah pada Karimun. la akan pasti. Sementara anaknya juga
menerima dengan suka cita. mencari nafkah. Rajinnya bukan main.
Karimunlah yang membunyikan tabuh Mungkin karena itu, ia terlambat
tiap waktu shalat masuk. Dia pula bersuami.” (Khairul, 1999:28--29)
yang azan, tapi tak pernah jadi imam.
Karimun pula yang menghidupkan Pandangan hidup Pak Karimun yang
petromak setiap senja datang. Kalau
menyatakan hidup tidak hanya di dunia tapi
kelalawar sudah keluar dari ujung
juga di akhirat merupakan simbol yang
tabuh, maka Karimun segera memukul
tabuh itu. Katanya pertanda maghrib mengandung makna pemahaman Islam yang
sudah datang. Pokoknya ia punya benar. Islam mengajarkan tidak ada
patokan baku untuk dipakai kapan pemisahan antara kehidupan dunia dengan
waktu shalat lima waktu masuk. Dan akhirat. Islam melarang orang untuk
itu, biasanya tidak meleset. Hebat juga mengejar kepentingan dunia saja dan
Pak Karimun ini.” (Khairul, 1999:28) melupan akhirat atau sebaliknya mengejar
akhirat saja dan melupakan dunia. Islam
Dari kutipan di atas terdapat beberapa mengajarkan hidup itu harus seimbang
simbol sebagai berikut. Pertama, ruh surau (tawazun).
merupakan simbol yang mengandung makna Pak Karimun sangat rajin mencari
"nafas kehidupan surau". Surau sebagai nafkah untuk kehidupannya di dunia dan dia
tempat ibadah memiliki aktivitas-aktivitas sangat rajin mengurusi surau untuk
keseharian yang harus dilakukan, seperti kepentingannya nanti diakhirat. Pak
memukul tabuh, azan, salat berjamaah, Karimun tidak diam saja, berdo'a
sampai menghidupakan patromak bila mengharapkan rizki turun dari langit
malam datang, dan semua itu dikerjakan melainkan ia bekerja. Pak Karimun juga
oleh Pak Karimun. Oleh sebab itu, Pak tidak hanya menginginkan surga tanpa usaha
Karimun seakan-akan seperti nafas melainkan ia rajin beribadah. Dalam
kehidupan surau. pandangan Islam semua aktivitas dari
kehidupan manusia bernilai ibadah asal
12|Mabasan, Vol. 9 No.1, Januari—Juni 2015: 1—18
diniatkan untuk mencari keridhaan Allah panjang pula proses perhitungan (hisab) dan
SWT. Orang yang mencari nafkah untuk pertanggungjawabannya di akhirat. Dengan
keluarga itupun termasuk dalam lingkup kata lain, semakin kaya harta seseorang akan
ibadah asal semata-mata diniatkan untuk semakin lama proses perhitungannya di
rnencari keridhaan Allah SWT. Pandangan akhirat mengenai harta yang dimilikinya itu.
hidup Pak Karimun yang lain terdapat dalam Kedua, sekolah umum adalah sekolah
kutipan berikut. dengtan sistem pendidikan sekuler atau
memisahkan urusan agama dengtan urusan
"Meski rajin dan cukup uang, mereka dunia. Pelajaran agama yang terdapat di
tetap tinggal di pondok dekat surau. sekolah umum sangat sedikit sekali dan itu
Alasan keluarga ini, agar dekat dengan pun sebatas pada teori saja. Sekolah umum
air dan dekat pula dengan surau." tidak mewajibkan siswanya untuk langsung
Untuk apa membangun rumah, hidup
mempraktekkan ajaran agama yang
hanya sebentar, pondok ini cukup
diterimanya. Contohnya pelajaran tentang
untuk kami bertiga," kata Pak
Karimun padaku. Kalau Rosma ada salat. Sekolah umum hanya mengajarkan
jodoh, ''biarlah junjungannya nanti teorinya saja (hukum fikih) tetapi tidak
yang membuatkan tempat berteduh langsung mewajibkan siswa untuk
untuknya," katanya. Kalau soal mengamalkannya. Hal itu sangat berbeda
sekolah, katanya melanjutkan, aku dengan pola pendidikan pesantren yang juga
tidak mau anakku masuk sekolah mengedepankan aspek amaliah dari
umum itu. Ketika aku tanya apa beribadah. Oleh sebab itu, biasanya di
alasannya, rupanya ia menganggap pesantren kaum wanitanya mengenakan
sekolah umum itu selain banyak
jilbab sedangkan di sekolah umum tidak. Di
pelajaran kafirnya, juga tidak ada
pesantren, para santri langsung disuruh salat
gunanya. "Mana urusan akhiratnya di
situ, tolong kau tunjukkan padaku sebagai bagian dari pendidikan sedangkan di
yang bodoh ini," kata dia.” (Khairul, sekolah umum tidak. Pendek kata, sekolah
1999:29) umum tidak memberikan porsi yang
semestinya bagi pendidikan agama.
Dari kutipan di atas dapat diketahui Pak Karimun mempunyai cara yang
bahwa pandangan hidup Pak Karimun unik dalam mengatur urusan rumah
merupakan simbol yang mengandung makna tangganya. Hal itu terlihat dalam kutipan
"pemahaman hidup yang benar". Hal itu berikut.
didasarkan kepada penjelasan berikut ini.
Pertama, kehidupan manusia di dunia "Yang unik bukan kehidupannya dan
tidaklah abadi. Manusia pasti akan cara ia mencari nafkah itu, tapi yang
ini: Di pondok itu ada tiga periuk nasi.
mengalami kematian dan menjalani
Yang satu punya Karimun, yang dua
kehidupan di akhirat. Baik buruknya
lainnya punya isteri dan anaknya.
kehidupan di akhirat sangat tergantung oleh Ketiganya bertanak nasi sekali sehari.
perbuatannya di dunia. Orang-orang yang Pagi saja. Masing-masingnya bertanak
mengerti akan hal ini cenderung di periuk sendiri-sendiri, secukupnya
memperlakukan hidup di dunia hanya untuk diri sendiri pula. Karimun untuk
sebagai tempat persinggahan saja. Mereka dirinya, Kirani untuk dirinya dan
mengambil kebutuhan di dunia seperlunya Rosma untuk dia pula. Jelimet benar
saja. Hal itu didasarkan pada pemahaman mereka soal nasi. Soal lauknya juga
bahwa semakin banyak perkara di dunia begitu. Karimun punya lauk sendiri,
apakah ikan sepat, atau belut atau apa
yang di sentuhnya maka akan semakin
saja. Tidak akan pernah disentuh oleh
… Suatu Analisis Semiotik (Agus Yulianto)| 13
isteri dan anaknya, sebaliknya juga besar. la tidak ingin orang tahu kalau
demikian. Tapi mereka makan sama- ia banyak uang. la sangka orang
sama. Mereka punya sepiring sawah memang tidak tahu. Padahal tidak ada
yang tidak terlalu besar. Hasilnya orang di nagari kami yang tidak tahu
dibagi tiga pula. Karimun punya kalau ia banyak uang. la kaya, tapi
tempat penyimpanan uang sendiri, kikir. Tidak saja pada orang lain, tapi
begitu pula yang lainnnya. Kalau juga pada diri sendiri. Setahuku, ia
Kirani ke pasar, Karimun akan selalu bercelana setengah tiang.
berkirim agar dibelikan telur itik atau Sampai di lutut saja. Ikat pinggang
kerupuk piladang. Kalau Karimun besar. Di ikat pinggang besar itulah,
yang ke pasar, biasanya isterinya sering ia menyelipkan uangnya.
berkirim lemang limo kaum, atau Rupiah emasnya, entah diman aia
martabak. Sabun mandi sendiri- surukkan. Aku sudah berusaha
sendiri, odol tidak ada, cukup daun mengintainya, tapi tidak pernah bisa
banto. Handuk juga tidak, cukup kain mengetahuinya.” (Khairul, 1999:31--
basahan. Sterika tidak perlu, sebab 32)
mereka memang tidak membutuhkan.
Kehidupan yang seperti itu dijalani Perbuatan Pak Karimun yang suka
dengan damai. Tidak seorangpun yang menyembunyikan uangnya merupakan
mengeluh pada anggota keluarga
simbol yang mengandung makna kehati-
lainnya. Yang sesak nafas hanyalah
hatian. Pak Karimun tidak mau mengambil
orang lain saja. Panas tadan dari
resiko bila ada orang yang tahu di mana ia
cawan. Namun untuk soal ini, aku
memberanikan diri untuk bertanya.” menyimpan uang maka uangnya tetap aman.
(Khairul, 1999:30) Pak Karimun lebih memilih sikap tidak
takabur atau sombong karena rizki yang
Pengaturan urusan rumah tangga di yang diperolehnya. la tetap bersikap seolah-
rumah Pak Karimun merupakan simbol yang olah ia tidak mempunyai banyak uang.
mengandung makna penyimpangan dari Rahasia tempat penyimpanan uang
konvensi pengaturan rumah tangga pada Pak Karimun baru diketahui saat banjir
umumnya. Dalam pandangan Islam, harta bandang melanda kampungnya. Lebih dari
suami adalah harta istri, tetapi harta istri tiga puluh orang tewas akibat banjir bandang
bukan harta suami. Oleh sebab itu, tindakan itu. Pak Karimun dan istrinya ikut tewas
Pak Karimun yang membagi tiga setiap sedangkan Rosma dan Malin Torgondin
urusan rumah tangga tidak dapat dibenarkan. selamat karena pada saat banjir melanda
Apapun alasannya. Pak Karimun tidak boleh mereka sedang pergi ke pusat nagari. Hal itu
melarang istri dan anaknya untuk menyentuh tampak dalam kutipan berikut.
periuk nasinya.
Pak Karimun juga memiliki banyak "Aku selamat, bukan karena apa-apa,
uang tabungan hasil kerja kerasnya selama tapi waktu galodo tiba. aku tidak
sedang di surau. Malam itu, aku asyik
ini. Akan tetapi, tidak ada seorang warga
mendengarkan orgen tunggal di pusat
pun yang mengetahui di mana Pak Karimun
nagari. Anak-anak yang tidur di surau,
menyimpan uangnya. Hal itu terlihat dalam malam itu, pergi bersamaku, maklum
kutipan berikut. ada acara baralek, pesta pernikahan
family Rosma. Di sanalah orgen
"Jadi uang Pak Karimun yang sudah tunggal itu dimainkan. Penyanyinya
banyak itu untuk apa gunanya?" dari kota kabupaten. Wanita, tiga
"Jangan pula kau masuk ke bilik kecil orang. Cantik-cantik lagi. Pakaiannya
orang, urus saja urusanmu!" la marah ketat-ketat. Malu aku melihatnya, tapi
14|Mabasan, Vol. 9 No.1, Januari—Juni 2015: 1—18
apa boleh buat, kapan lagi melihat sering ke kota kabupaten. Pergi
hiburan. Karena Pak Karimun dan manasik rupanya dia. Tapi sebelum
isterinya sudah tua, maka yang pergi berangkat Tuhan memanggilnya.
hanyalah Rosma. Rosma dengan Lantas siapa yang harus naik haji? Tak
demikian juga selamat dari bencana lain, tentulah anaknya: Rosma. Maka
galodo.” (Khairul, 1999:32) naik hajilah Rosma, dengan uang
ayahnya. Uang yang selama ia dinilai
Malin Torgondin dan Rosma yang mulai dewasa dan pandai mencari,
selamat dari banjir galodo merupakan tidak pernah ia cicipi. Kini tiba-tiba
Tuhan memberikan seutuhnya pada
simbol yang mengandung makna ajal
Rosma. la bangga sekaligus sedih.
manusia yang menentukannya adalah Allah
Bangga karena bisa naik haji. Sedih
SWT. Malin Torgondin dan Rosma selamat
karena orangtuanya yang bercita-cita
dari musibah banjir disebabkan ajal mereka naik haji, ternyata tidak diizinkan
pada hakekatnya belum saatnya datang. Tuhan. Sedih karena ia kehilangan
Kepergian mereka ke pusat kota sehingga kedua orangtuanya sekaligus. Sedih,
mereka selamat dari musibah banjir bukan karena ia tidak bisa tulis baca. Karena
merupakan suatu kejadian yang kebetulan tidak disekolahkan oleh orangtuanya.
saja terjadi. Akan tetapi, kepergian mereka (Khairul, 1999:32--33)
tersebut sudah menjadi rencana Allah SWT
yang menyebabkan mereka selamat dari Dari kutipan di atas terdapat beberapa
musibah banjir. simbol. Pertama, sikap Pak Karimun
Sepuluh hari setelah musibah banjir menyembunyikan niat untuk pergi haji
melanda kampung Malin Torgondin, petugas merupakan simbol yang mengandung
ONH (ongkos naik haji) datang mencari Pak makna niat pergi haji Pak Karimun
Karimun. Petugas mengatakan bahwa Pak semata-mata karena Allah SWT. Pak
Karimun telah melunasi ONH-nya sehingga Karimun tidak memerlukan pujian
ia berhak untuk naik haji. Warga kampung makhluk yang membuat dia harus
akhirnya mengetahui bahwa selama ini Pak memberitahukan kepada orang-orang
Karimun telah menyimpan uangnya untuk tentang niat pergi hajinya itu. Dari kasus ini
ongkos naik haji. Pak Karimun telah tiada, pula dapat dipahami bila Pak Karimun
tewas akibat banjir galodo yang melanda mempunyai konsep tauhid yang tinggi. Pak
kampungnya. Akhirnya Rosma berangkat Karimun menyadari segala aktivitas ibadah
naik haji menggantikan bapaknya. Hal itu harus ditujukan semata-mata untuk Allah
terlihat dalam kutipan berikut. SWT bukan karena sebab yang lain, baik itu
karena manusia atau sebab-sebab lain. Bila
"Namun, sepuluh hari kemudian orang Pak Karimun beribadah masih disebabkan
dikejutkan oleh petugas haji yang oleh selain Allah SWT berarti ia secara tidak
datang dari kabupaten. Ia mencari langsung menyekutukan Allah SWT dengan
rumah Pak Karimun. Setelah sesuatu hal.
diterangkan, petugas haji itu menarik Kedua, kesedihan Rosma karena tidak
nafas panjangnya. "Kalau begitu,
bisa baca tulis mempakan simbol yang
harus ada orang yang
mengandung makna perasaan menyesal dan
menggantikannya untuk naik haji,
sebab almarhum sudah melunasi rendah diri. Rosma menyadari untuk
ONH-nya," kata dia. "Oooh…" kata mengarungi kehidupan dibutuhkan ilmu
orang kampung. Pak Karimun rupanya untuk bertahan hidup. Sementara itu, Rosma
diam-diam mau naik haji. Pantas tidak mempunyai cukup bekal ilmu.
dalam beberapa bulan belakangan ia
… Suatu Analisis Semiotik (Agus Yulianto)| 15
Ketiga, pendirian Pak Karimun untuk meninggal disebabkan tinggal di dekat
tidak menyekolahkan Rosma merupakan surau.
simbol yang mengandung makna 'pandangan Kedua, sikap Hajjah Rosma yang
yang salah terhadap ajaran Islam." Ilmu menyatakan penyebab orang tuanya
adalah cahaya. Islam mengajarkan menuntut meninggal karena tinggal di dekat surau
ilmu itu wajib. Fardhu a'in untuk ilmu merupakan simbol yang mengandung rnakna
agama dan fardhu kifayah untuk ilmu-ilmu Rosma belum paham tentang masalah takdir
dunia. Bahkan Rasulullah Saw menyuruh Allah SWT. Rosma tidak menyadari bahwa
umatnya untuk menuntut ilmu sampai ke kematian kedua orang tuanya merupakan
negeri Cina. Dari perintah ini dapat takdir Allah SWT. Banjir hanya menjadi
dipahami menuntut ilmu dunia pun sangat penyebab saja. Islam mengajarkan ketika
dianjurkan dalam Islam. Hal itu disebabkan seorang manusia lahir sudah ditetapkan tiga
umat Islam tidak mungkin di suruh perkara baginya, yaitu jodohnya, rizkinya,
menuntut ilmu agama ke negeri Cina karena dan kapan ia mati. Oleh sebab itu, Alquran
pusat ilmu agama ada di Mekah dan menyatakan bila ajal sudah datang, tidak
Madinah.Jadi dapat dipastikan ilmu yang akan ada manusia yang dapat
dituntut sampai ke negeri Cina adalah ilmu menghindarinya walaupun ia bersembunyi
dunia. Patut diketahui pada saat itu negeri di dalam benteng yang kokoh.
Cina memang merupakan suatu negeri yang Sikap Hajjah Rosma menolak untuk
maju peradabannya. Jadi, Islam memandang kembali ke surau didasarkan pada anggapan
memuntut ilmu duni dan menuntut ilmu bahwa surau yang akan dibangun sama
agama sama-sama penting. dengan surau yang dulu, sedangkan maksud
Beberapa tahun setelah banjir gubernur surau yang akan dibangun adalah
bandang terjadi di kampung Pak Karimun, surau dengan konsep modern. Hal itu terlihat
gubernur berniat untuk mendirikan surau dalam kutipan berikut.
kembali. Akan tetapi, Hajjah Rosma
menolak keinginan gubernur tersebut. "Maksud saya bukan kembali ke
Keinginan gubernur itu disampaikan pada surau yang dulu, tapi kita hidupkan
saat acara pelantikan wali nagari. lagi pengajian-pengajian seperti di
surau itu dulu. Tempatnya bisa di
mana saja, mungkin di masjid atau di
"Pak Gubernur, tadi bapak bilang
dekat sekolah ini, di mana saja."
kembali ke nagari juga kembali ke
"Caranya Pak?" “Jadi sekarang kita
surau. Ampun Pak, saya tidak mau
perkuat lagi surau kita. Jika dulu surau
lagi kembali ke surau. Kedua orangtua
pakai petromak, sekarang pakai listrik.
saya tewas karena surau itulah.
Jika dulu pakai rotan, kini tidak lagi.
Kalaulah ia tidak berkeras hati tinggal
Jika dulu orang tidur di surau, kini
di dekat surau, mungkin kini kedua
mungkin tidak begitu. Jika dulu, surau
orangtua saya itu masih hidup. Jangan
kayu, kini surau beton. Jika dulu
surau lagi, jangan! (Khairul, 1999:34)
gurunya hanya satu ke depan kita
datangkan dari kabupaten. Surau
Dari kutipan di atas terdapat beberapa
sekarang boleh pakai televisi, antena
simbol. Pertama, sikap Hajjah Rosma digital, komputer, sebentar lagi pakai
menolak seruan kembali ke surau telepon, pakai internet, pakai
mengadung makna Hajjah Rosma perpustakaan. Kalau ada yang mau
mengalami trauma psikologis. la masih takut naik haji, pelajari seluk beluk bangsa
dan belum lupa penyebab orang tuanya Arab dulu lewat buku, lihat dulu kota
Mekkah lewat buku, koran. Jadi surau
16|Mabasan, Vol. 9 No.1, Januari—Juni 2015: 1—18
kita surau yang sudah maju. Kita sudah masuk. Hal itu disebabkan alat
lakukan inovatif, pembaharuan, pengeras suara masjid dipakai untuk acara
globalisasi sebentar lagi akan masuk pelantikan wali nagari. Hal itu terlihat dalam
ke kampung-kampung, kita harus kutipan berikut.
memfilternya. Narkoba sudah
meracuni anak-kemenakan kita,
"Gubernur pun pergi. la pergi dengan
penyakit masyarakat telah meluas”.
mobil berserine. Bunyi serinenya
(Khairul, 1999:34--35)
meraung-raung mencabik udara. Wali
nagari berpakaian kebesaran serba
Dari kutipan di atas terdapat beberapa putih, disalami warga nagari. Di sisi
simbol. Pertama, seruan untuk kembali ke jalan, marawa berkibar-kibar disapu
surau merupakan simbol yang mengandung angin. Waktu Asyar telah masuk, tapi
makna tumbuh kesadaran pada masyarakat suara azan belum terdengar juga.
kampung untuk menumbuhkan kembali Rupanya alat pengeras suara milik
kehidupan beragama. Oleh sebab itu, masjid dipakai untuk acara pelantikan
gubernur menyatakan untuk menghidupkan wali nagari”. (Khairul, 1999:35)
kembali pengajian-pengajian sebagai pintu
gerbang ke arah pemahaman dan Azan yang belum terdengar akibat
pelaksanaan ajaran agama. alat pengeras suara dipakai untuk acara
Kedua, konsep surau modern pelantikan wali nagari merupakan simbol
merupakan simbol yang mengadung makna yang mengandung makna kepentingan
Islam tidak melarang dan menghalangi terhadap manusia masih lebih diutamakan
kemajuan ilmu dan teknologi. Bahkan ilmu dibandingkan kepentingan akhirat. Manusia
dan teknologi secara langsung atau tidak terkadang terlena oleh ajaran yang
langsung dapat menjadi salah satu bukti menyatakan Allah adalah maha pengasih
kebenaran Islam. Contoh, Alquran dan maha penyayang. Oleh sebab itu,
menyatakan bila semakin mendaki ke langit manusia merasa aman-aman saja bila tidak
maka nafas menjadi sesak. Saat ini baru melakukan penghambaan kepad aAllah
diketahui maksud dari nafas menjadi sesak SWT sebagaimana mestinya. Manusia lebih
yaitu akibat kadar oksigen berkurang. mengedepankan "penghambaan" terhadap
Contoh yang lain, Alquran menyatakan manusia. Dalam hal ini alat pengeras masjid
proses kejadian manusia di dalam rahim dipakai untuk pelantikan wali nagari
adalah dalam hitungan empat puluh hari. sehingga panggilan azan tidak dapat
Saat ini baru diketahui memang proses dikumandangkan. Padahal panggilan azan
pembentukan manusia adalah dalam semestinya lebih utama dibandingkan
hitungan empat pulu hari. Jadi pengertian pelantikan wali nagari.
bid’ah yang dilarang dalam Islam adalah
yang menyangkut masalah ibadah bukan 5. Penutup
mengenai fasilitas ibadah. Islam Berdasarkan analisis semiotik
mempersilahkan orang untuk pergi haji terhadap cerpen Surau karya Khairul Jasmi
dengan menggunakan pesawat walaupun di dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu 1)
zaman Rasulullah menggunakan onta. surau yang musnah selama 22 tahun
Setelah gubernur selesai merupakan simbol yang bermakna
menyampaikan ide melalui pidato yang kemunduran kehidupan beragama di
disampaikan dengan pengeras suara, kampung Pak Karimun sudah berada dalam
gubernur pun pergi. Azan masih belum taraf yang paling rendah, 2) pengibaratan
terdengar dari masjid. Padahal waktu Asyar surau dengan pepaya jantan yang tidak
… Suatu Analisis Semiotik (Agus Yulianto)| 17
berbuah merupakan simbol yang Santosa, Djojo. 1991. Kritik Sastra dalam
mengandung makna fungsi surau sebagai Sastra Jawa Zaman Kemerdekaan.
tempat ibadah dan pembinaan umat tidak Semarang: Kongres Bahasa Jawa
berjalan sebagaimana mestinya, 3) Semarang 15--20 Juli 1991 Prosiding
pengibaratan surau dengan pepaya jantan Buku III Pemerintah Provinsi Daerah
yang dapat dijadikan obat yang juga sudah Tingkat I Jawa Tengah.
ditinggalkan masyarakat merupakan simbol
yang mengandung makna fungsi surau Semi. M. Atar. 1988. Anatomi Sastra.
sebagai tempat untuk bermunajat kepada Padang Angkasa Raya.
Allah SWT bagi orang-orang yang mencari
obat bagi jiwa yang gersang karena terlalu Surana F.X. 1982. Himpunan Materi Seni
mengejar kehidupan keduniawian dan Sastra. Solo: Tiga Serangkai.
melupakan akhirat juga sudah mulai
ditinggalkan, dan 4) seruan kembali ke surau Teww, A. 1982. Sastra Modern. Bandung:
merupakan simbol yang mengandung makna Pustaka Jaya.
masih ada sisa-sisa kesadaran pada warga
untuk menghidupkan kembali kehidupan Tarigan, Henry Guntur. 1988. Prinsip-
keagamaan di kampung tersebut. prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.

Daftar Pustaka Zaimar, Okke KS. 1991. Menelusuri Makna


Ziarah Karya Iwan Simatupang.
Jasmi, Khairul. 1999. Buku Kumpulan Jakarta: Djambatan.
Cerpen “Surau”. Gramdedia: Jakarta.

Hawwkes. Terence. 1978. Structuralism and


Semiotics. London: Methuen & co.
Ltd.

Hill, Knox C. 1966. Interpreting Literature.


Chicago: Ihe University Press of
Chicago.

Husnan, Ema dkk. 1984. Apresiasi Sastra


Indonesia. Bandung: Angkasa.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1992. Dewa Telah


Mati: Kajian Strukturalisme Semiotik.
Makalah yang dibentangkan dalam
Temu Ilmiah lmu-ilmu Sastra
Pascasarjana se-Indonesia di Bandung
pada tanggal 21--22 Oktober 1991.

_____. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:


Gajah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai