Anda di halaman 1dari 15

Pemimpin Karismatik

Soekarno
Mata Kuliah Kepemimpinan

Dosen Pengampu : Warsito Su.

Di Susun Oleh :
Abdul Aziz

(14010113120058)

Ranu Widiyatmoko (14010113120062)


M. Arif Fachrudin

(14010113130092)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK

TAHUN 2015/2016

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sukarno, sosok paling fenomenal dalam sejarah berdirinya bangsa Indonesia.
Seorang proklamator; Sang pemimpin besar revolusi yang telah memperjuangkan bangsa
ini menuju kepada suatu kemerdekaan yang hakiki. Banyak orang telah menulis tentang
Sukarno baik dalam buku maupun bentuk tulisan lainnya. Sebagian menilainya positif
dan sebagian lain menilainya negatif. Semua penilaian ini tidak lepas dari pemikiran
politik dan kenyataan praktiknya.
Sejak dahulu orang yang terpandai pun tidak pernah bebas dari kehilangan serbuk
permata intan yang terlindas oleh kikirannya, begitu juga seorang jenius tak bisa
mengelakkan berbuat kekeliruan dari sekian tahun yang ditempuh dalam perjalanan
hidupnya. Demikian juga Sukarno, dalam perjuangannya sebagai manusia banyak
berbuat kesalahan, tapi sebagai pemimpin yang bercita-cita, dia telah banyak mencapai
sukses. Sikap dan penilaian masyarakat terhadap Sukarno bermacam-macam. Namun
pendapat umum sepakat mengatakan bahwa Sukarno adalah seorang tokoh pemersatu
bangsa ini. Sebagai salah seorang pemersatu, Sukarno telah menyumbangkan pemikiran
dan tenaga dalam pembentukan bangsa Indonesia sejak usia muda. Perannya yang sangat
dominan itulah yang kemudian membuatnya diangkat sebagai presiden pertama Republik
Indonesia sehari setelah di proklamasikannya kemerdekan. Sejak saat itu, Sukarno selalu
menjadi sosok sentral dalam percaturan politik di Indonesia hingga tahun 1966, saat
Diana perkembangan politik memaksanya untuk turun dari panggung kekuasaan sebagai
presiden.

BAB II
ISI
A. Biografi Soekarno
Nama Lengkap : Soekarno
Alias
: Bung Karno | Pak Karno
Status
: Pahlawan Nasional
Agama
: Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 6 Juni 1901
Zodiac
: Gemini
Warga Negara : Indonesia
Ayah
Anak

: Raden Soekemi Sosrodihardjo


: Megawati Soekarnoputri, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra,

Guntur Soekarnoputra, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Taufan


Soekarnoputra , Bayu Soekarnoputra, Totok Suryawan, Kartika Sari Dewi Soekarno,
Sukmawati Soekarnoputri
Ibu
: Ida Ayu Nyoman Rai
Istri
: Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Kartini Manoppo, Ratna Sari Dewi,
Haryati, Yurike Sanger, Heldy Djafar, Fatmawati Soekarno.
Ir. Soekarno atau yang biasa dipanggil Bung Karno yang lahir di
Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi
Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai. Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden
Soekemi bertemu dengan Ida Ayu ketika dia mengajar di Sekolah Dasar Pribumi
Singaraja, Bali. Soekarno hanya menghabiskan sedikit masa kecilnya dengan
orangtuanya hingga akhirnya dia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di
Tulung Agung, Jawa Timur. Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga
akhirnya dia ikut kedua orangtuanya pindah ke Mojokerto. Di Mojokerto, ayahnya
memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School. Di tahun 1911, Soekarno dipindahkan
ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger
School (HBS). Setelah lulus pada tahun 1915, Soekarno melanjutkan pendidikannya di
HBS, Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para tokoh
dari Sarekat Islam, organisasi yang kala itu dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto yang juga
memberi tumpangan ketika Soekarno tinggal di Surabaya. Dari sinilah, rasa nasionalisme
dari dalam diri Soekarno terus menggelora. Di tahun berikutnya, Soekarno mulai aktif
dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang dibentuk sebagai organisasi dari

Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian Soekarno ganti menjadi Jong Java
(Pemuda Jawa) pada 1918. Di tahun 1920 seusai tamat dari HBS, Soekarno melanjutkan
studinya ke Technische Hoge School (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi
Bandung) di Bandung dan mengambil jurusan teknik sipil. Saat bersekolah di Bandung,
Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam dan
sahabat karib Tjokroaminoto. Melalui Haji Sanusi, Soekarno berinteraksi dengan Ki
Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr Douwes Dekker, yang saat itu
merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij. Pada tahun 1926, Soekarno
mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang diinspirasi dari Indonesische Studie
Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene Studie Club

merupakan cikal bakal

berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927. Bulan Desember 1929, Soekarno
ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy karena aktivitasnya di PNI.
Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara
inilah, Soekarno membuat pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat. Soekarno
dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung
dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali
ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke Flores. Karena
jauhnya tempat pengasingan, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional
lainnya. Namun semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya
kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga
tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru benar-benar bebas
setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Di awal kependudukannya, Jepang
tidak terlalu memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia hingga akhirnya sekitar
tahun 1943 Jepang menyadari betapa pentingnya para tokoh ini. Jepang mulai
memanfaatkan tokoh pergerakan Indonesia dimana salah satunya adalah Soekarno untuk
menarik perhatian penduduk Indonesia terhadap propaganda Jepang. Akhirnya tokohtokoh nasional ini mulai bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk dapat
mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang tetap melakukan gerakan
perlawanan seperti Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah
fasis yang berbahaya. Soekarno sendiri mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar

pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Pada


bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan
Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi menyatakan bahwa
sudah saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia
adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri. Setelah menemui Marsekal Terauchi di
Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Para
tokoh pemuda dari PETA menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada saat itu di Indonesia terjadi kevakuman
kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang telah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba.
Namun Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lainnya menolak tuntutan ini dengan alasan
menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Pada akhirnya,Soekarno bersama
tokoh-tokoh nasional lainnya mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia. Berdasarkan sidang yang diadakan oleh Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) panitia kecil untuk
upacara proklamasi yang terdiri dari delapan orang resmi dibentuk. Pada tanggal 17
Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks proklamasi secara
langsung dibacakan oleh Soekarno yang semenjak pagi telah memenuhi halaman
rumahnya di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno
dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Mohammad Hatta dikukuhkan oleh KNIP. Kemerdekaan yang telah
didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di tahun-tahun berikutnya masih ada
sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan
berusaha untuk kembali menjajah Indonesia. Gencaran senjata dari pihak sekutu tak
lantas membuat rakyat Indonesia menyerah, seperti yang terjadi di Surabaya ketika
pasukan Belanda yang dipimpin oleh Brigadir Jendral A.W.S Mallaby berusaha untuk
kembali menyerang Indonesia. Rakyat Indonesia di Surabaya dengan gigihnya terus
berjuang untuk tetap mempertahankan kemerdekaan hingga akhirnya Brigadir Jendral
AWS Mallaby tewas dan pemerintah Belanda menarik pasukannya kembali. Perang
seperti ini tidak hanya terjadi di Surabaya tapi juga hampir di setiap kota. Republik
Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB karena agresi militer

tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan


Linggajati. Walaupun telah dilaporkan ke PBB, Belanda tetap saja melakukan agresinya.
Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang
dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, di mana
kemudian dikeluarkan Resolusi No 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan
agar konflik bersenjata dihentikan. Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15
Agustus 1947, Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan
Keamanan untuk menghentikan pertempuran. Pada 17 Agustus 1947, Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk
melakukan gencatan senjata dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk
suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Setelah
Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan
Kedaulatan), Presiden Soekarno kembali diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia
Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Karena
tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada
tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali diubah menjadi Republik Indonesia dimana Ir
Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta menjadi wakilnya. Pemberontakan
G30S/PKI melahirkan krisis politik hebat di Indonesia. Massa dari KAMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi
demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya
meminta agar PKI dibubarkan. Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI
karena menilai bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan pandangan Nasakom
(Nasionalisme, Agama, Komunisme). Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI
kemudian melemahkan posisinya dalam politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah
Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang ditandatangani oleh Soekarno dimana
isinya merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan
yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.
Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima
Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi
terlarang. MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966 tentang
pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang memberikan

jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat bisa menjadi
presiden apabila presiden sebelumnya berhalangan. Pada 22 Juni 1966, Soekarno
membacakan pidato pertanggungjawabannya mengenai sikapnya terhadap peristiwa
G30S. Pidato pertanggungjawaban ini ditolak oleh MPRS hingga akhirnya pada 20
Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di
Istana Merdeka. Hari Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di
RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno
disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa Timur
berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah kemudian
menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.

Ir Soekarno adalah seorang sosok

pahlawan yang sejati. Dia tidak hanya diakui berjasa bagi bangsanya sendiri tapi juga
memberikan pengabdiannya untuk kedamaian di dunia. Semua sepakat bahwa Ir
Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa yang belum tentu dilahirkan kembali
dalam waktu satu abad. Ir Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan tergantikan.
PENDIDIKAN
Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto
Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)
Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi
Bandung) (1920)
PENGHARGAAN
Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara lain dari
Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas
Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama Islam Negeri Jakarta, Columbia
University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia)
dan Al-Azhar University (Mesir).
Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo
yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi
emas dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa Soekarno dalam
mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju
serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan
membebaskan diri dari politik apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di
Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria (April 2005).

B. Kepemimpinan Soekarno.
Kepemimpinan / Leadership adalah Kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau
kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan
oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Presiden Soekarno
adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat
nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis,
bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral
dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan
sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga
menonjol dan Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh
inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak
kepemimpinannya,

pernah

menjadi

panutan

dan

sumber

inspirasi

pergerakan

kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas


ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa). Ir. Soekarno adalah
pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan rela berkorban
demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Namun berdasarkan
perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata
mengarah pada figur sentral dan kultus individu. Menjelang akhir kepemimpinannya
terjadi tindakan politik yang sangat bertentangan dengan UUD 1945, yaitu mengangkat
Ketua MPR (S) juga. Soekarno termasuk sebagai tokoh nasionalis dan anti-kolonialisme
yang pertama, baik di dalam negeri maupun untuk lingkup Asia, meliputi negeri-negeri
seperti India, Cina, Vietnam, dan lain-lainnya. Tokoh-tokoh nasionalis anti-kolonialisme
seperti inilah pencipta Asia pasca-kolonial. Dalam perjuangannya, mereka harus memiliki
visi kemasyarakatan dan visi tentang negara merdeka. Ini khususnya ada dalam
dasawarsa l920-an dan 1930-an pada masa kolonialisme kelihatan kokoh secara alamiah
dan legal di dunia. Prinsip politik mempersatukan elite gaya Soekarno adalah alle leden
van de familie aan een eet-tafel (semua anggota keluarga duduk bersama di satu meja
makan). Dia memperhatikan asal-usul daerah, suku, golongan, dan juga partai.
I.

Tindakan Soekarno Sebelum Kemerdekaan

Soekarno, dilahirkan tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Ayahnya seorang


bangsawan Jawa bernama Sukemi Sastrodihardjo dan Ibunya seorang bangsawan Bali
bernama Idayu Njoman Rai. Perpaduan darah dari kedua bangsawan ini nampaknya
menumbuhkan pribadi yang disegani, berwibawa, jiwa yang berkarakter dan watak
cerdas pada diri Soekarno. Pada masa pergerakan nasional kita telah mengenal beberapa
kelompok organisasi sosial maupun politik seperti: Boedi Utomo, Sarikat Islam, dsb,
yang masing-masing berjuang untuk tujuan yang sama yaitu melepaskan diri dari
kolonialisme Belanda. Meskipun cara yang ditempuh berbeda antara yang satu dengan
yang lain. Namun hakikat gerakan tetap merupakan suatu cerminan dari rasa cinta
terhadap tanah air. Salah satu dari gerakan tersebut adalah nasionalisme radikal (PNI)
yang didirikan oleh Soekarno, dialah yang memberikan warna pada gerakan tersebut
dan dia pula yang menempatkan nasionalisme pada tempat yang paling tinggi.
Kecintaan pada bangsa dan tanah air merupakan fokus utama. Bagi Soekarno, bangsa,
kebangsaan atau nasionalisme dan tanah air merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Dia memandang semuanya sebagai Ibu Indonesia yang memberikan
seluruh isi alamnya untuk hidup kita semua. Itu sebabnya dia mengajak kita untuk
memperhambakan diri kepadanya. Penderitaan bangsa Indonesia dibawah kolonialisme
Belanda juga memberikan pengaruh terhadap warna nasionalisme yang diyakininya.
Nasionalisme yang diyakininya adalah berdasarkan menselijkheid. Nasionalismeku
adalah perikemanusiaan, begitulah dia mengambil kalimat dari Mahatma Gandhi,
pemimpin pergerakan politik India. Begitu pentingnya nasionalisme dalam perjalanan
politik Soekarno membuat dia menempatkan nasionalisme ketempat teratas dalam
prinsip ideologi yang dikenal Pancasila, yang dikemukakan pada saat perumusan dasar
negara disidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Dengan kemampuannya meyakinkan
orang lain membuat Pancasila ini diterima oleh seluruh kalangan, mengalahkan pahampaham lain yang diajukan oleh rekan-rekannya seperti: Moch.Yamin, Ki Bagus Hadi
Kusumo, Mr. Soepomo, dan Lim. Dan dengan hal ini pula, Soekarno dikenal sebagai
pencipta dari Pancasila yang terdiri dari: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau
perikemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial dan Ketuhanan Yang
Berkebudayaan; yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia.
II.

Tindakan Soekarno Setelah Kemerdekaan

Sehari setelah diproklamasikan kemerdekaan Indonesia, PPKI segera menunjuk


Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama. Ini semua tidak lepas atas
kontribusi yang diberikannya kepada bangsa ini, sehingga bangsa ini telah sampai
kepada pintu gerbang kemerdekaannya. Selanjutnya, Soekarno yang telah mendapat
legitimasi dan wewenang bergerak untuk memimpin jalannya roda pemerintahan
Indonesia. Menurut analisa penulis, wewenang yang ada pada diri Soekarno merupakan
wewenang kharismastik, hal ini didasarkan pada kepercayaan anggota masyarakat pada
kesaktian (kewibawaan) dan kekuatan mistik sekalipun Soekarno juga memiliki unsur
wewenang rasional-legal yang didasarkan atas kepercayaan pada tatanan hukum
rasional (UUD 1945) yang melandasi kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
Ternyata, Indonesia yang sudah memproklamasikan kemerdekaannya belumlah
sepenuhnya merdeka. Indonesia masih mendapatkan ancaman dari serdadu Belanda
yang datang melakukan agresi militer sekaligus gencatan senjata. Walaupun didalam
jiwa bangsa Indonesia masih bergelora semangat juang Sekali Merdeka tetap merdeka
dan Merdeka atau Mati, namun akhirnya para pemimpin bangsa bersedia melakukan
perundingan dengan Belanda untuk menghindari jatuhnya korban. Terhitung terdapat
tiga perjanjian antara Indonesia dan Belanda. Setelah melalui pertumpahan darah dan
perjuangan diplomatis, pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda mengakui Kedaulatan
Republik Indonesia dengan syarat Indonesia haruslah berbentuk serikat. NKRI yang
diproklamasikan Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 hanya dianggap sebagai
negara bagian dari RIS. Akhirmya, pada tanggal 16 Desember 1949 diselenggarakan
pemilihan presiden RIS di Yogyakarta. Soekarno terpilih dalam pemilu tersebut dan
dilantik keesokan harinya, sehingga untuk mengganti kekosongan dalam jabatan
Presiden Negara Republik Indonesia, diangkatlah Mr. Assat. Bentuk negara serikat
(RIS) nyatanya tidak hidup terlalu lama di bumi Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus
1950 Indonesia kembali menganut bentuk negara kesatuan walaupun konstitusinya
masih menggunakan konstitusi RIS (UUDS 1950) dan sistem pemerintahan masih
berbentuk parlementer dimana para menteri (kabinet) bertanggung jawab kepada
parlemen. Jabatan presiden pun diambil alih lagi oleh Soekarno tetapi jabatan ini hanya
sebagai kepala negara saja. Untuk urusan kepala pemerintahan masih dipegang oleh
perdana menteri. Walau sudah kembali kedalam bentuk negara kesatuan, terdapat

ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat yang terjadi di beberapa daerah sehingga


menimbulkan gerakan separatis. Kemudian sering terjadinya pergantian kabinet yang
jumlahnya mencapai tujuh kali. Keadaan tersebut semakin dirancukan oleh berbagai
keaadan seperti, rancunya hubungan antara legislatif dan eksekutif dimana menurut
pihak eksekutif, konstituante sebagai pihak legislatif pada masa itu tidak mampu
menyelesaikan tugasnya dalam menghasilkan Undang-undang yang baru. Presiden
Soekarno yang saat itu hanya menjabat sebagai presiden konstitusional dimana
kedudukannya hanya sebagai simbol pemersatu bangsa tidak puas dengan
kedudukannya itu dan ingin ikut campur dalam pemerintahan. Menurut pengataman
Soekarno, demokrasi liberal yang dipegang Indonesia saat itu tidak mendorong
Indonesia mendekati tujuan revolusi yang berupa masyarakat adil dan makmur,
sehingga pada gilirannya pembangunan ekonomi sulit dimajukan. Soekarno ingin
melihat bangsa Indonesia kembali seperti pada awal-awal kemerdekaan dulu. Dengan
dalih itu, akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959, Soekarno mengeluarkan Dekrit yang isinya
membubarkan konstituante dan menyatakan kembali ke UUD 1945. Dengan ini pula
menandai awal berdirinya masa Demokrasi Terpimpin di Indonesia. Demokrasi
Terpimpin adalah demokrasi yang tidak didasarkan atas paham liberalisme, sosialismenasional, fasisme, dan komunisme, tetapi suatu paham demokrasi yang didasarkan atas
keinginan luhur bangsa Indonesia seperti yang dicantumkan dalam pembukaan UUD
1945, menuju pada satu tujuan yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur dengan
kebahagiaan material dan spiritual sesuai dengan cita-cita Proklamasi. Segala bentuk
ataupun tindakan Soekarno dalam memimpin Indonesia pada saat Demokrasi Terpimpin
akan sangat terasa apabila kita melihatnya melalui pendekatan perilaku (behavioral
approach). Dalam pendekatan ini, Soekarno yang diangkat oleh MPRS sebagai
Pemimpin Besar Revolusi merupakan pusat dari seluruh aspek sistem sosial politik
Indonesia. Walaupun dalam perjalanannya, terdapat dua kekuatan besar lainnya yang
berada dibelakang Soekarno dalam sistem sosial politik Indonesia pada masa itu, yaitu:
PKI dan Angkatan Darat. Namun sangat disayangkan, pada masa ini terjadi banyak
penyimpangan. Praktik dari cita-cita Demokrasi Terpimpin yang luhur tidak pernah
dilaksanakan secara konsekuen. Soekarno diangkat sebagai presiden seumur hidup
melalui TAP MPRS No.III Tahun 1963. Hal ini telah menyalahi UUD 1945 mengenai

pembatasan waktu jabatan presiden selama lima tahun. Soekarno pun membubarkan
konstituante (DPR) hasil dari pemilu pertama dan digantikan oleh DPR-GR. DPR-GR
ditonjolkan peranannya dalam membantu pemerintah tetapi fungsi kontrolnya
ditiadakan. Selanjutnya pimpinan DPR-GR diangkat sebagai menteri. Dengan demikian,
DPR-GR ditekankan fungsinya sebagai pembantu presiden disamping fungsi utamanya
sebagai wakil rakyat. Kemudian konsep trias politica seolah hilang. Misal, presiden
diberikan wewenang untuk ikut campur dalam bidang yudikatif berdasarkan UU No. 19
Tahun 1964 dan dibidang legislatif berdasarkan Peraturan Tata Tertib Peraturan Presiden
No. 14 Tahun 1960 ketika DPR-GR tidak mencapai kata mufakat. Hal ini menjadikan
kaburnya batas-batas wewenang antara eksekutif dan legislatif, keduanya dirangkap
oleh Presiden.
III.

Karismatik
Definisi Pemimpin Karismatik
Karisma berasal dari bahasa Yunani yang berarti anugrah. Kekuatan yang tidak
bisa dijelaskan secara logika disebut kekuatan karismatik. Karisma dianggap sebagai
kombinasi dari pesona dan daya tarik pribadi yang berkontribusi terhadap kemampuan
luar biasa untuk membuat orang lain mendukung visi dan juga mempromosikannya
dengan bersemangat (Truskie, 2002). Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang
mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi,
filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya (Ivancevich, dkk, 2007:209).
Pemimpin karismatik mampu memainkan peran penting dalam menciptakan
perubahan. Individu yang menyandang kualitas-kualitas pahlawan memiliki karisma.
Sebagian yang lain memandang pemimpin karismatik adalah pahlawan. House (1977)
mengusulkan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan karismatik dalam hal
sekumpulan usulan yang dapat diuji melibatkan proses yang dapat diamati. Teori itu
mengenai bagaimana para pemimpin karismatik berperilaku, ciri, dan keterampilan
mereka, dan kondisi dimana mereka paling mungkin muncul. Sebuah keterbatasan
teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Shamir, dkk (1993) telah
merevisi dan memperluas teori itu dengan menggabungkan perkembangan abru dalam
pemikiran tenyang motivasi manusia dan gambaran yang lebih rinci tentang pengaruh
pemimpin terhadap pengikut (dalam Yukl, 2005:294).

Indikator Karisma
Bukti dari kepemimpinan karisma diberikan oleh hubungan pemimpin-pengikut.
Seperti dalam teori awal oleh House (1977), seorang pemimpin yang memiliki karisma
memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikut. Para pengikut merasa
mereka bahwa keyakinan pemimpin adalah benar, mereka bersedia mematuhi
pemimpin, mereka merasakan kasih saying terhadap pemimpin, secara emosional
mereka terlibat dalam misi kelompok atau organisasi, mereka memiliki sasaran kinerja
yang tinggi, dan mereka yakin bahwa mereka dapat berkontribusi terhadap
keberhasilan dari misi itu (Yukl, 2005).
Ciri dan Perilaku
Ciri dan perilaku merupakan penentu penting dari kepemimpinan karismatik. Para
pemimpin karismatik akan lebih besar kemungkinannya memiliki kebutuhan yang kuat
akan kekuasaan, keyakinan diri yang tinnggi dan pendirian yang kuat dalam keyakinan
dan idealism mereka sendiri. Perilaku kepemimpinan dan perilaku dari pengikut antara
lain (Yukl, 2005:294):
1. Menyampaikan sebuah visi yang menarik
2. Menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan ekspresif saat mencapai visi itu
3. Mengambil resiko pribadi dan membuat pengorbanan diri untuk mencapai visi itu
4. Menyampaikan harapan yangt tinggi
5. Memperlihatkan keyakian akan pengikut
6. Pembuatan model peran dari perilaku yang konsisten dari visi tersebut
7. Mengelola kesan pengikut akan pemimpin
8. Membangun identifikasi dengan kelompok atau organisasi
9. Memberikan kewenangan kepada pengikut.
Tipe Pemimpin Karismatik
Pemimpin karismatik dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu karismatik visioner
dan karismatik di masa krisis (Ivancevich, 2007:211). Pemimpin karismatik visioner
mengekpresikan visi bersama mengenai masa depan. Melalui kemampuan komunikasi,
pemimpin karismatik visioner mengaitkan kebutuhan dan target dari pengikutnya
dengan target atau tugas dari organisasi. Mengaitkan para pengikut dengan target dari
pengikut dengan visi, misi, dan tujuan organisasi akan lebih mudah jika mereka
merasa tidak puas atau tidak tertantang dengan keadaan pada saat ini. Pemimpin
karismatik visioner memiliki kemampuan untuk melihat sebuah gambar besar dan
peluang yang ada para gambar besar tersebut (Barbara Mackoff dan Wenet, 2001).

Sementa tipe pemimpin karismatik di masa krisis akan menunjukkan pengaruhnya


ketika system harus menghadapi situasi dimana pengetahuan, informasi, dan prosedur
yang

ada

tidak

mencukupi

(Ian

I.

Mirtoff,

2004).

Pemimpin

jenis

ini

mengkomunikasikan dengan jelas tindakan apa yang harus dilakukan dan apa
konsekuensi yang dihadapi.

BAB III
Penutup
I.

Kesimpulan
Sikap Soekarno sebagai pemimpin bangsa pada saat itu sangat menekankan pentingnya

persatuan dalam nasionalisme, kemandirian sebagai sebuah bangsa dan anti pejajahan. Hal
ini tercermin di dalam pidato-pidato beliau dalam menggelorakan semangat revolusi secara
besaran-besaran untuk lepas dari belenggu imperialisme. Melihat bagaimana seorang
Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasimaupun pemerintahan, menunjukkan
perannya yang sentral sebagai seorang pemimpinsejati, sebagai seorang inspirator, idealis dan
sebagai simbol perjuangan rakyat dalammenegakkan negara yang berdaulat yang dapat
dijadikan sebagai panutan. Akan tetapi,ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa
yang mengakibatkan kekacauan politik di masa akhir kepemimpinannya. Dan gaya yang
diterapkannya jelas menunjukkan bahwa Soekarno merupakan tipe pemimpin yang
demokratis dengan mengedepankan semangat persatuan di atas kepentingan golongan,
kelompok, ras, suku,agama tertentu akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai pemimpin
yang bertipe otoriter karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya kepada
lembaga legislatif pada saat itu.Sebagai seorang pemimpin sejati soekarno mampu membawa
arah perjuangan tetap konsisten meskipun banyaknya rintangan yang dihadapinya. Dapat
dijadikan contoh ketika beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kolonial, beliau tetap

tegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai memperoleh


kemerdekaannya. Dalam hal sebagai inspirator atau seorang idealis Soekarno dapat
menunjukkan prestasinya melalui rumusan Pancasila yang menjadi dasar negara hingga
sekarangdisamping pemikiran-pemikiran yang lain seperti Marhaenisme, kemandirian untuk
hidup di atas kaki sendiri, nasionalisme persatuan di atas perbedaan yang ada di dalamnegara
dan satu idealisme yang kontroversial mengenai konsep NASAKOM(Nasionalis, Agama dan
Komunis)

demi

tercapainya

persatuan

bangsa

mencapaieksistensinya

di

dalam

mempertahankan kemerdekaan. Sebagai pemimpin yang idealis,Soekarno tidak mudah


terpengaruh dengan keadaan bangsa ketika dihadapkan padasituasi yang sedang gawat.
Kepemimpinan Soekarno paling karismatik baik terhadap rakyat dan kaum wanita, Berani
melawan kekuatan asing, komunikator ulung, pergaulan internasional terbaik.
REFERENSI
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/soekarno/
Hendryadi Basrah. https://www.academia.edu/6062125/Charismatic_Leadership.
Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia.
https://www.academia.edu/5703501/Sukarno_Sejarah_Singkat_Dari_Awal_Hingga_Jatuhny
a_Sang_Pemimpin_Besar_Revolusi.
http://nature-ridhotask.blogspot.co.id/2013/01/analisis-model-kepemimpinan-soekarno.html

Anda mungkin juga menyukai