Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Faisal Adnan ESAI PERSYARATAN OPREC LEM

NIM : 20/460084/SA/20504
Prodi : Sejarah

TETAP PRODUKTIF DI MASA PANDEMI

Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia memberikan efek besar di bidang
ekonomi, sosial, dan kesehatan. Hampir segala pekerjaan manusia mengalami hambatan
sehingga mengurangi produktivitas dari sebelumnya. Meskipun Indonesia telah
memberlakukan New Normal agar masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan mengikuti
protokol kesehatan yang berlaku, tetapi tetap saja ada rasa yang hilang dari bekerja di masa
seperti sekarang ini. Namun, kita mesti bersyukur bahwa pandemi ini hadir di masa ketika
teknologi komunikasi berkembang dengan canggih-canggihnya. Internet telah hadir 20 tahun
sebelum Corona melanda, sehingga kita memiliki piranti untuk tetap berkomunikasi antara
dua orang atau lebih.

Kegiatan organisasi kampus juga turut berpengaruh akibat adanya wabah ini. Kita tau
bahwa sebagian besar program kerja organisasi membutuhkan orang banyak dan ruang
publik. Ketika ruang publik telah dibatasi, maka kesempatan yang ada hanyalah
menggunakan dunia maya untuk menjaring komunikasi. Kita mengenal 3 pembagian besar
aplikasi komunikasi yang sering digunakan pada masa ini. Pertama adalah aplikasi chatting,
seperti Whatsapp dan LINE. Kedua adalah aplikasi sosial media seperti Instagram dan
Twitter. Dan ketiga adalah aplikasi virtual room seperti GMeet atau Zoom. Aplikasi ini telah
dikuasai oleh banyak kaum muda, dan bisa dimanfaatkan seluas-luasnya untuk menunjang
proker organisasi.

Kebutuhan desain dan publikasi menjadi penting mengingat media sosial menjadi cara
paling jitu dalam menggaet partisipasi banyak orang. Departemen media sebagai penunjang
utama dalam mensukseskan program kerja “daring” ini patut diapresiasi karena dalam situasi
seperti ini, bobot tugasnya pasti lebih banyak hingga 2 kali lipat daripada biasanya. Maka,
kolaborasi antar departemen lainnya menjadi penting agar semua anggota organisasi tetap
nyaman dalam bertugas.
Salah satu trik jitu agar departemen media tidak terbebani adalah memberikan
pelatihan mendesain bagi beberapa anggota yang berminat. Mendesain bukanlah sesuatu
yang tidak terlalu sulit, ada banyak aplikasi pembantu seperti Canva atau Poster Maker yang
bisa dikuasai oleh pemula. Dengan begitu beberapa departemen bisa membuat desainnya
sendiri sehingga departemen menjadi berdikari tanpa perlu merepotkan departemen media.

Kemudian problem lainnya adalah banyaknya proker yang terpaksa ditunda karena
dapat mengundang banyak orang. Maka dari itu, kita bisa memilah terlebih dahulu proker
mana yang benar-benar tidak bisa diadakan dan mana proker yang bisa “disesuaikan”,
penyesuaian yang dimaksud adalah mengubah latar tempat proker ke dunia maya. Adanya
seminar-seminar yang biasa dilaksanakan di ruang auditorium, kini bisa diubah latar
tempatnya ke Virtual zoom Zoom atau Gmeet. Lomba-lomba yang dulunya harus
berkompetisi di ruangan besar, kini bisa dilakukan di rumah dan dikirim dokumentasinya
lewat email. Dana yang dianggarkan menjadi lebih irit karena tidak butuh uang konsumsi dan
transportasi.

Terlintas dari pembahasan diatas, publikasi menjadi suatu hal yang vital. Bagaimana
cara agar semua anggota mau dan mampu kompak mempromosikan prokernya dengan
semangat agar pesan itu dapat sampai ke warga kampus lainnya. Sikap egois dan tidak peduli
harus terus dikikis termasuk dari anggota organisasi itu sendiri. Dengan kemudahan dunia
maya yang tinggal klik dan snap, tugas publikasi akan jauh lebih mudah. Tinggal bagaimana
semua anggota tetap bersatu, saling kompak, melengkapi dan menyemangati, agar tujuan
organisasi dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai