Kelas : PR (B)
Matkul : PR Kontemporer
BAB I
PENDAHULAN
LATAR BELAKANG
Beberapa pekerjaan kini dapat dipermudah oleh kehadiran teknologi komunikasi. Demikian juga
dengan perusahaan, instansi pemerintahan, individu, maupun kelompok, mereka menggunakan
inovasi dari teknologi komunikasi untuk membentuk citra, menyelesaikan masalah, mengatur
kegiatan, menjalin hubungan dengan orang atau relasi lainnya, mempromosikan atau
mengumumkan sebuah berita, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan beberapa kegiatan
yang lazim dilakukan oleh seorang Public Relation atau biasa disingkat dengan PR.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah latar belakang munculnya Publik Relation di era digital?
2. Apa saja peran dari seorang PR?
3. Apa saja tugas yang dilakukan oleh seorang PR?
4. Fungsi PR?
5. Kendala apa saja yang dapat di alami oleh seorang PR dalam menjalankan tugas
6. Publik seorang PR?
7. Media apa saja yang digunakan oleh seorang PR?
8. Aktivitas apa saja yang dilakukan oleh PR?
9. Lingkup kerja PR?
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada era globalisasi sekarang ini PR semakin mengikuti perkembangan zaman, internet
menjadi sarana pilihan efektif bagi praktisi PR untuk melakukan kegiatannya. Kegiatan PR
menemukan kembali standar dan metodologi untuk melindungi, mengelola, dan memelihara aset
paling berharga, yaitu citra atau image yang akan meningkatkan kepercayaan dan reputasi.
Internet merupakan salah satu inovasi teknologi komunikasi yang tidak bisa disepelekan begitu
saja. Bahkan, internet membuat banyak orang bergantung kepadanya. Kehadiran internet
membuat seolah dunia tanpa batas. Hal tersebut memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk
dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi tanpa adanya batasan ruang dan waktu.
Kemudahan yang berdampak pada setiap lini kehidupan manusia, salah satunya adalah kegiatan
public relations.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang
Perkembangan profesi PR sangat berpengaruh pada perkembangan media. Dimulai dari PR
kuno hingga munculnya PR modern. Maka, media yang digunakan oleh PR pun terbagi ke dalam
tiga bentuk, yaitu media sangat tradisional, media tradisional, dan media kontemporer. Contoh
dari media sangat tradisional adalah kentongan, bedug, calung, wayang, angklung, api unggun,
kendang, dan seni atau budaya tradisional lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan media
tradisional yaitu seperti radio, televisi, majalah dan lain-lain. Selanjutnya adalah media
kontemporer yang merupakan media terbaru. Media kontemporer ini dibagi menjadi tiga, yaitu
media massa online seperti newspaper online atau digital radio, media non massa online seperti
chating atau teleconfrence, dan sosial media online seperti facebook atau twitter.
Saat ini, media kontemporer lah yang sedang digandrungi oleh berbagai kalangan, termasuk
kalangan profesi PR. Maka, Anda akan mendengar istilah Cyber PR. Cyber PR adalah PR yang
dilakukan dengan sarana Media elektronik internet dalam membangun merek (brand) dan
memelihara kepercayaan, pemahaman, citra perusahaan/organisasi kepada publik dan dapat
dilakukan secara one to one communication bersifat interaktif.
Menurut Bob J. Onggo (2004:1) pengertian inisiatif PR atau Public Relations yang
menggunakan media internet sebagai sarana publikasinya, inisiatif PR ini di Indonesia lebih
dikenal dengan istilah Cyber Public Relations. Namun dalam bukunya menggunakan istilah yang
disingkat menjadi E-PR.
Kini, hampir seluruh aktivitas PR dapat dilakukan menggunakan teknologi internet dari mulai
melakukan kegiatan publikasi, melakukan hubungan dengan pengguna informasi dan yang lebih
hebatnya lagi bahwa management kehumasanpun dapat dilakukan di internet. Dengan demikian,
kegiatan kehumasan bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata.
8. Aktivitas PR
Hampir seluruh aktivitas PR dapat dilakukan menggunakan teknologi internet dari mulai
Melakukan kegiatan publikasi, melakukan hubungan dengan pengguna informasi dan dapat
Melakukan management kehumasanpun di internet.
9. Lingkup Kerja PR
Public Relations (PR) adalah profesi yang bekerja untuk meningkatkan citra
atau imageseseorang atau suatu organisasi, sehingga lingkup kerjanya selalu berhubungan
dengan banyak orang yang menjadi publiknya. Untuk dapat menjangkau publiknya, maka
praktisi PR pun harus mengikuti perkembangan publiknya tersebut.
Digital PR merupakan perluasan lingkup kerja public relations, bukan perubahan lingkup kerja.
Perluasan yang dimaksud adalah contohnya media relations, awalnya hanya media cetak dan
elektronik saja namun sekarang bertambah, praktisi PR juga harus membina hubungan baik
dengan media online seperti Okezone.com, detik.com, dan lainnya. Perluasan lainnya yaitu
praktek PR secara konvensional tetap dilakukan, seperti penyelenggaraan event, konferensi pers,
pembuatan press release, dan lain-lain, namun dalam prakteknya, ada penambahan tools yang
digunakan seperti media social activation, website activation, dan lain-lain. Maksudnya, ketika
akan melakukan penyelenggaraan event, publikasi yang dilakukan tidak hanya melalui poster,
brosur, baligo, dan media outdoor lainnya saja melainkan melalui media sosial ataupun website.
Pengaplikasian lainnya, untuk menghemat waktu dan biaya pun press release tidak dikirimkan
melalui pos ataupun hand-to-hand lagi namun dapat dikirimkan melalui e-mail kepada pers
ataupun mempostingnya di website resmi perusahaan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
PR memainkan peran penting dalam setiap manajemen. Humas berperan sebagai fasilitator dan
selalu ada saat masa kritis perusahaan muncul.
PR juga akan menjadi fasilitator atau jembatan komunikasi antara konsumen, masyarakat dan
perusahaan.
SUMBER