Anda di halaman 1dari 22

ABD MAJID MANSAH

 ManajemenKrisis
: Suatu Pengelolaan,penanggulangan atau pengendalian krisis
hingga pemulihan citra perusahaan
(corporateimage recovery).

 Krisis Manajemen
: Kegagalan dari peranan manajemen krisis dan persoalannya
menjadi sulit dipulihkan karena perusahaan yang
bersangkutan dinyatakan ”bubar” baik secara hukum
maupun operasionalnya.

 Djamaludin Ancok Ph.D :


“Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning
point)yang dapat membuat baik atau buruk, jika dipandang
dari kacamata bisnis. Titik krisis merupakan penentu selanjutnya.”
Steven Fink (1986):
4 Tahap perkembangan krisis:
 masa prakrisis (prodromal crisis stage)
 masa krisis akut (acute crisis stage)
 masa krisis kronik (chronic crisis stage)
 masa resolusi krisis(crisis resolution stage)
1. Masa Prakrisis sering disebut warning stage.
Biasanya muncul salah satu dari 3 gejala,
yaitu:
a. Jelas Sekali, co: muncul selebaran gelap di
masyarakat, karyawan minta kenaikan gaji,
manajemen beda pendapat secara tegas.
b. Sama-samar, co: muncul pesaing baru.
Perusahaan memerlukan bantuan para analisis
untuk menganalisis hal yang samar tsb.
c. Sama sekali tidak kelihatan: harus dilakukan
manajemen audit secara rutin.
2. Masa Akut sering disebut point of no return. Sekali
sinyal yang muncul pada tahap preakrisis tidk
digubris, akan masuk ke tahap akut dan tidak bisa
kembali lagi.
- kerusakan bermunculan, reaksi berdatangan, isu
menyebar luas.
3. Masa Kronis disebut juga tahap recovery/self
analysis. Ditandai dengan perubahan struktural.
dimana krisis telah berlalu dan yang tinggal hanyalah
puing-puing masalah akibat krisis. Korban juga sudah
banyak yang berjatuhan akibat krisis ini. Jadi tahap
ini lebih menyoal bagaimana membersihkan
kerusakan-kerusakan akibat krisis. Berakhirnya tahap
akut ditandai dengan pembersihan.
4. Masa Resolusi tahap penyembuhan (pulih
kembali). Harus tetap berhati-hati, karena
umumnya krisis berbentuk siklus yang akan
membawa kembali keadaan
semula(prekrisis)
1.Intensitas permasalahan akan bertambah.
2.Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui
media masa, atau informasi dari mulut-kemulut.
3.Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-
hari.
4.Masalah menganggunama baik perusahaan.
5.Masalah dapat merusak sistim kerja dan
menggoncangkan perusahaan secara keseluruhan.
6.Masalah yang dihadapi disamping membuat
perusahaan menjadi panik, juga tidak jarang
membuat masyarakat menjadi panik.
7.Masalah akan membuat pemerintah ikut
melakukanintervensi.
1.Peramalan krisis (forcasting)dilakukan
dengan mengidentifikai dan menganalisa
peluang, dan ancaman yang terjadi di dunia
bisnis.
2.Pencegahan Krisis (Prevention) sebaiknya
dilakukan pada tahap pra krisis. Begitu
terlihat tanda-tanda krisis, segra arahkan ke
tahap penyelesaian.
3.Intervensi Krisis (Intervantion) lagkah-
langkah pengendalian trhadap kerusakan
diawali dengan identifikasi, isolasi,
membatasi, menekan, dan pemulihan.
 Tindakan Pencegahan:merupakan salah satu
fungsi PR yang penting,antara lain: human
relations, press relations,mutual confidence,
mutual interest, mutual appreciation,
goodwill, tolerance.
 Pengisolasian Krisis :Krisis yang timbul
biasanya diisolasi agar dampaknya tidak
meluas ke sektor lain atau produk lainnya.
Manajemen Krisis dan Solusi Krisis
 1.Program Tahunan Manajemen Krisis
 antara lain:
1. Preventive : pencegahan
2. Damage limitation : membatasi dampak
krisis
3. Maintenance of image erosion :
pemeliharaan kemrosotan citra
4. Recovery : pemulihan keadaan atau citra
5. Simulation : perencanaan simulasi
6. Security and safety : perencanaan
pengamanan dan sistem keselamatan
 Sebagai tindak lanjut atas program-program
tersebut diatas yaitu melalui langkah-langkah berikut:
a) Tindakan preventive = pencegahan
b) Tindakan curative =
mengisolasidanmengidentifikasi
c) Tindakan contingency = langkah-langkah darurat
d) Tindakan recovery = pemulihan citra dan
kepercayaan
1. Menganalisis dan memerinci masalah krisis
2. Mengambil keputusan apa yang akan
dilaksanakan
3. Melaksanakan keputusan untuk mengurangi
krisis utama
4. Menganalisis tiga kegiatan
tersebut diatas,berhasil atau tidak
5. Menghubungi pejabat yang kompeten atau
berwenang, lembaga konsultan, dsb,
sebagai pihak ketiga yang bersifat
mendukung dan mengatasi krisis
2. Tahapan Menangani Krisis Setelah tahapan
tersebut di atas berjalan, tindakan selanjutnya
adalah menentukan tindakan yang tepat yang
sesuai dengan tingkat serta jenis krisis yang dihadapi.
 MasalahKrisis
 ProgramManajemenKrisis
 Pendekatan(Approach)
 Pendekatan(Approach)EvaluasiAkhir
 EvaluasiAkhir
 Hasil(Target)
 Program khusus Ivy Lee, yakni:
a. Menghadapi krisis dengan sistemcase by
case
b. Menunjuksalah seorang sebagai jubir
bagipihak ketiga
c. Memberikan pelatihan dan pengarahan bagi
karyawan, apa yang bisa dilakukan dan apa
yang tidak bisa dilakukannya
d. Tidak berspekulasi terhadap
suatu peristiwa, baik mengenai jumlah
kerugian maupun nilai uang dan materi
lainnya sebelum ada angka pasti
e) Membuka semua saluran informasi, tetapi
harus dikoordinasikan lewat jubir agar
tercipta satu sumber informasi yang
terkendali mengenai tahapan krisis hingga
penyelesaiannya
f) Terakhir, mengawasi dan mengevaluasi
masalah yang telah dicapai atau yang
belum diselesaikan dalam
upaya mengurangi dampak dan efek krisis.
1. Menggali beragam data, informasi dan
status kebijakan untuk melihat , gambaran
krisis yang terjadi
2. Memberikan informasi sejelas mungkin
mengenai kondisi institusi untuk
menciptakan kesadaran publik
3. Memulihkan(recovery image) dan
mempertahankan citra
tersebut (maintenance of image)
4. Mengembalikan kepercayaan publik serta
memulihkan krisis yang terjadi
1. Speak first and often (bicara lebih dulu dan sering).
2. Don’t speculate (jangan berspekulasi).
3. Go off record at your peril (gunakan off the record
hanya untuk diketahui pers, tapi tidak untuk dimuat
bila beresiko).
4. Stay with the facts (siap dengan fakta-fakta).
5. Be opened, concerned, not defensive (terbuka, fokus
dan tidak defensif).

Seminar Nasional “Perkembangan Public Relations Dalam Era Globalisasi”


19
6. Make your point and repeat (buat pokok bahasan dan
ulangi).
7. Don’t war with media (jangan berperang dengan
media).
8. Establish yourself as the most authoritative source
(menetapkan diri Anda sebagai narasumber yang
sangat memiliki otoritas).
9. Stay calm, be thrutful and cooperative (tetap tenang,
jujur dan koopearatif).
10. Never lie (jangan pernah berbohong).

Seminar Nasional “Perkembangan Public Relations Dalam Era Globalisasi”


20
Sumber: Elvinaro Ardianto. Handbook of Public Relations: Pengantar Komprehensif.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011. (p. 69).

Seminar Nasional “Perkembangan Public Relations Dalam Era Globalisasi”


21
Seminar Nasional “Perkembangan Public Relations Dalam Era Globalisasi”
22

Anda mungkin juga menyukai