Anda di halaman 1dari 7

RAMA DWIYANTORO

8335152504
S1 AKUNTANSI A 2015

KRISIS MANAJEMEN DI DALAM GOJEK


Untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Pengantar Bisnis, saya akan mencoba
membahas tentang terjadinya krisis manajemen yang terjadi dengan GOJEK. Sebelum itu,
apa sih arti dari kiris manajemen itu sendiri ?. Krisis manajemen adalah suatu hal yang paling
ditakuti oleh bisa dibilang semua perusahaan ataupun organisasi, karena bisa menghancurkan
reputasi yang telah meraka bangun hanya dengan sekejap. Krisis bisa datang tanpa
memandang bulu dengan cara tidak terduga. Kapan, dimana dan bagaimana pun krisis bisa
terjadi dan menimpa sebuah perusaahan. Krisis yang muncul bisa berasal/ bersumber dari
internal maupun eksternal perusahaan dan juga tidak memandang apakah perusahaan itu kecil
ataupun besar.
Ketika suatu organisasi maupun perusahaan sedang menghadapi suatu krisis
manajemen, sikap mengulur waktu atau membiarkan krisis itu menjadi lebih besar dan
berkembang adalah sikap yang tidak seharusnya dilakukan. Dengan menerapkan sikap
membiarkan krisis tersebut menjadi lebih besar lagi, akan berdampak negative bagi
perusahaan. Begitu juga sikap menutupnutupi krisis manajemen yang terjadi dengan
berbohong kepada public atau tertutup, maka akan membuat citra perusahaan tersebut akan
semakin hancur dan menyebabkan penanggulangan krisis akan semakin menjadi lebih sulit
dilakukan ke depannya. Mengingat saat ini teknologi informasi yang semakin modern,
membuat segala berita akan mudah tersebar dalam hitungan detik.
Komunikasi di masa kritis sangat penting dilakukan bagi perusahaan atau organisasi
yang sedang mengalami krisis manajemen. Ketika perusahaan atau organisasi yang sedang
mengalami krisis gagal dalam mengelola komunikasi, biasanya krisis manajemen yang
sedang melanda perusahaan atau organisasi tersebut akan semakin bertambah. Untuk itu
kemampuan perusahaan atau organisasi dalam berhadapan dengan krisis yang terjadi sangat
amat perlu dipunyai oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Perusahaan harus cepat tanggap
dalam memberikan respon atas krisis manajemen yang terjadi di perusahaannya dan harus
memiliki serangkaian cara dalam mengatasi kritis manajemen yang sedang terjadi.
Perusahaan harus memiliki kemampuan dalam mengelola krisis dan menjalin komunikasi
yang baik dengan pihak internal ataupun eksternal sebagai bagian penting dalam
menyelesaikan krisis yang terjadi, sehingga krisis yang sedang terjadi tidak menjadi masalah
yang berlarut-larut dan bertambah parah yang dapat memberikan efek negative tidak hanya

berupa penurunan citra/ reputasi perusahaan di mata masyarakat bahkan bisa juga
menghancurkan perusahaan.
Apa sih itu Gojek ?. Pasti banyak yang bertanya-tanya tentang Gojek ini, karena
memang layanan ini memang belum terlalu terkenal di kotakota selain Jabodetabek. Gojek
di dirikan pada tahun 2011. Di dirikian oleh seorang lulusan jurusan Bisnis dari Universitas
Harvard, Amerika Serikat Nadiem Makariem,mendirikan PT Gojek Indonesia dengan
memanfaatkan layanan transportasi ojek yang bisa di pesan secara online. Gojek mempunyai
kantor utama yang bisa di jadikan pusat pengaduan pelanggan apabila mendapat pelayananpelayanan buruk. Para driver Gojek melalui system perekrutan yang terbilang sulit. Ini
dilakukan agar keselamatan penumpang bisa terjamin. Nadiem Makariem percaya layanan
transportasi ojek online yang dibuatnya ini bisa menjadi solusi kemacetan di kota-kota besar
seperti Jakarta
Pada awal berdirinya, Gojek hanya bisa di pesan melalui telepon. Seiring
perkembangan waktu, Menurut Nadiem Markariem, dia mendirikan sebuah perusahaan PT.
Gojek Indonesia ini, memiliki tujuan yaitu menghubungkan tukang ojek dan penumpang ojek
itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, sebelum adanya layanan pemesanan ojek ini, para
tukang ojek hanya menunggu penumpang mereka di pangkalan ojek. Begitu juga sebaliknya,
para penumpang yang ingin menggunakan jasa ojek harus menghampiri pangkalan ojek
mereka. Dengan adanya perusahaan ini atau Gojek ini, Nadiem Markarien berharap para
tukang ojek mendapatkan penumpangnya dengan lebih cepat dan efisien. Awal tahun 2015
ini, layanan Gojek sekarang bisa dipesan melalui smartphone kapanpun dan dimanapun.
Inovasi layanan online ini akhirnya memberikan keuntungan yang lebih banyak lagi untuk
pendiri Gojek ataupun para driver Gojek itu sendiri. Gojek tidak hanya melayani penumpang
yang ingin ke tempat tujuannya, tetapi Gojek juga bisa mengantar barang ataupun mengantar
makanan yang di pesan oleh pelanggan dengan hanya melalui smartphone mereka.
Sejak awal kemunculan layanan online Gojek pada tahun 2015 lalu, Gojek telah di
respon positif oleh masyarakat luas khususnya Jabodetabek. Gojek bagaikan seorang
pahlawan di tengah-tengah kemacetan jalan raya Jabodetabek. Layanan ojek online ini
banyak di minati oleh masyarakat yang tidak mau terjebak kemacetan di jalan raya. Selain
itu, seragam yang unik mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat atau penumpang
Gojek. Para driver Gojek berpenampilan lebih rapi dengan seragam dan helm bertuliskan
logo Gojek dengan dominasi warna hijau. Penampilannya yang unik membuat banyak warga

tidak ragu untuk memposting gambar atau foto setelah menggunakan fasilitas layanan Gojek
online tersebut. Ditambah lagi dengan menerapkan promo yang bisa dibilang sangat berani
dilakukan oleh PT. Gojek Indonesia. Dengan harga Rp.10.000 mereke bisa menggunakan
fasilitas ojek online ini kemana pun. Semua itu Gojek lakukan untuk membangun citra atau
reputasi yang baik di mata masyarakat Indonesia. Dan itu terbukti berhasil, karena banyaknya
masyarakat yang lebih memilih ojek online dari pada tukang ojek pagkalan.
Sebagai suatu perusahan baru, Gojek tidak akan terlepas begitu saja dengan berbagai
konflik atau krisis yang akan menentukan nasip dari perusahaan itu sendiri. Suatu organisasi
atau perusahaan besar ataupun kecil sekalipun tidak akan terlepas dari namanya konfil atau
krisis, namun dengan adanya konflik atau krisis tersebut dapat membuat sebuah perusahaan
ataupun organisasi menjadi lebih kuat apabila mereka dapat belajar dari konflik ataupun
krisis yang pernah terjadi. Di awal keterkenalan dan kecintaan masyarakat terhadap Gojek.
Gojek mendapat penentangan dari teman se-profesinya yaitu tukang ojek pangkalan. Para
Driver Gojek mendapatkan ancaman dari para tukang ojek pangkalan. Banyak spanduk
spanduk bertuliskan Gojek dilarang lewat sini menghiasi jalan jalan di Jakarta. Bahkan
bukan hanya sekedar ancaman, kekerasan secara fisik terhadap para driver Gojek juga terjadi.
Mereka merasa tersaingi oleh kehadiran Gojek, menurut mereka pendapatan meraka menurun
drastis semenjak ojek online berkeliaran atau muncul.
Krisis semacam ini tentunya akan dapat berdampak penurunan pelanggan karena para
pelanggan merasa terancam terhadap terror yang dilakukan oleh para ukang ojek pangkalan.
Dan juga berdampak kepada para driver gojek yang enggan tau takut untuk melewati
pangkalan tukang ojek lokal. Apabila masalah miskomunikasi ini tidak segera di tangani oleh
pihak Gojek, bukan tidak mungkin masalah ini bisa menjadi lebih besar dan menimbulkan
konflik yang lebih besar lagi antara tukang ojek pangkalan yang merasa lahan pencaraian
mereka di rampas dengan pengendara Gojek. Sebagai perusahaan yang baru saja berkembang
di kota besar seperti Jakarta, Gojek harus berusaha memberikan peningkatan terhadap
pelayanan atau service nya terhadap para pelanggan. Gesekan yang terjadi antara tukang ojek
pangkalan dan driver Gojek dapat menghalangi tujuan mereka untuk memperlebar usahanya
dan dapat pula menghancurkan citra atau reputasi yang selama ini mereka sudah bangun
Permasalahan Gojek semakin rumit dengan adanya keberatan atas keberadaan Gojek
dari pihak Organda DKI. Pihak Organda DKI beranggapan bahwa Gojek ataupun ojek tidak
memiliki peraturan perundangan undangan yang dapat melindungi penumpang Gojek itu

sendiri. Mereka juga beranggapan bahwa Gojek bukanlah sebuah angkutan atau transportasi
umum yang tidak diakui oleh pemerintah secara resmi. Organda DKI meminta transportasi
jenis baru ini di tindak secara tegas karena melanggar UU LLAJ Nomor 22 Tahun 2009. Di
dalam undang undang tersebut di jelaskan bahwa sepeda motor bukanlah angkutan orang
ataupun barang.
Permasalahan gesekan antara tukang ojek pangkalan dan pengendara Gojek ataupun
permasalahan penolakan dari Organda DKI secara tidak langsung akan membuat para
pelanggan Gojek kehilangan kepercayaan sedikit demi sedikit terhadap transportasi ini.
Berbeda dengan pihak Organda DKI, Gubernur DKI Jakarta dalam metrotvnews
menyebutkan mendukung keberadaan Gojek di DKI Jakarta. Menurutnya, keberadaan
angkutan umum roda doa sangat amat diperlukan oleh DKI Jakarta untuk menembus
kemacetan yang biasa terjadi sehari hari di jalanan ibukota. Menurutnya, Gojek tidak
memiliki masalah apapun karena memiliki kelebihan kelebihan bagi pengendara ataupun
penumpang Gojek.
Di dalam krisis yang sedang dihadapi oleh perusahaan Gojek, mereka perlu
melakukan manajemen krisis yang baik agar konflik tidak menjadi berkepanjangan yang
dapat merugikan perusahaan. Untuk itu mereka perlu mencari cara How to Deal dengan krisis
yang sedang mereka alami. Karena sebenarnya konflik yang terjadi antara Gojek dengan
tukang ojek pangkalan maupun dengan Organda DKI Jakarta disebabkan oleh adanya
kesalahpahaman antara kedua belah pihak dan juga kurangnya komunikasi antara kedua
belah pihak. Karena tujuan utama Gojek adalah sebenarnya membantu para ojek dalam
mencari penumpang dan meningkatkan pendapatan mereka. Namun, para tukang ojek
pangkalan justru menggap hal itu sebagai ancaman yang bisa mengambil atau merampas
lahan pencaharian mereka sehari hari. Gojek menginginkan para tukang ojek tidak hanya
mangkal menunggu penumpang, sebaliknya mereka harus mencari penumpang mereka.
Supaya pendapatan mereka pun akan meningkat. Namun, sayangnya hal ini belum di
komunikasikan kepada para tukang ojek pangkalan.
Sebuah krisis dapat menimpa siapa saja, termasuk juga dapat menimpa suatu
perusahaan. Sebelum adanya kecanggian teknologi, krisis perusahaan hanya terbatas pada
lokal ataupun nasional. Tetapi setelah adanya kecanggian teknologi, bukan tidak mungkin
krisis yang sedang menimpa suatu perusahaan akan tersebar hingga internasional. Munculnya
berbagai media cetak online, media cetak, televisi, dan website membuat krisis yang sedang

terjadi dapat di ketahui oleh semua orang hanya dengan hitungan detik saja. Maka dengan
adanya kecanggian teknologi, memaksakan para perushaan yang sedang mengalami krisis
perlu melakukan respon yang cepat dalam menanggulangi krisis yang sedang terjadi. Di
dalam kasus Gojek ini, ruang lingkup krisis baru sampai ke nasional.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan krisis
manajemen yang sedang terjadi dengan perusahaan Gojek
1. Bersikap Sesuai terhadap Media
Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Cangara, 2006 : 119), media adalah alat
atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi
antarmanusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah
pancaindera manusia seperti mata dan telinga. Pesan pesan yang diterima
selanjutnya oleh pancaindera selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk
mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam
tindakan. Perusahaan yang sedang mengalami krisis perlu melakukan pendekatan ke
media - media berita supaya mereka memiliki hubungan yang baik dengan media
media berita tersebut. Tujuan di adakannya pendekatan ke media bukan untuk
menciptakan pemahaman kepda masyarakat sesuai dengan kemauan atau keinginan
perusahaan demi mendapatkan sebuah citra yang baik
Dalam kasus Gojek, Gojek sepertinya sudah memiliki hubungan yang sangat baik
dengan beberapa media. Di buktikan dengan beberapa media yang memberitakan
konflik yang sedang terjadi secara positif dan berpihak kepada Gojek. Contoh berita
online yang memberitakan positif terhadap kasus yang sedang di alami Gojek adalah
Metrotvnews.com dengan diantaranya mengangkat judul berita Kelebihan Gojek
dimata Ahok edisi 12 Juni 2015 dan Rencana Ahok Gandeng Gojek edisi 18
Februari 2015. Sambutan media yang baik, tidak terlepas dari peran pemilik
perusahaan PT. Gojek Indonesia dalam menghadapi krisis yang sedang terjadi.
Nadiem sejak awal tidak pernah menutup - nutupi apapun kepada media dan
mensosialisasikan Gojek dengan baik melalui media. Berita yang di sampaikan pun
benar apa adanya yang terjadi di lapangan.
2. Perlunya Mencari Dukungan
Perusahaan perlu mencari dukungan dari public. Publik disini bukan hanya sekedar
masyarakat saja, namun dukungan dari pemerintah sendiri perlu di dapatkan di dalam
situasi krisis manajemen seperti ini. Di dalam kasus Gojek ini, mereka justru

mendapat dukungan penuh dari masyarakat atau pelanggannya. Mereka berpendapat,


dengan adanya Gojek mereka merasa sangat terbantu karena tariff yang jelas, mereka
juga merasa lebih aman dengan driver Gojek yang sudah di seleksi dengan ketat. Citra
ataupun reputasi yang telah dibangun pihak perusahaan selama ini membantu
perusahaan dalam mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat.
Selain masyarakat, dukungan dari pemerintah dalam hal ini adalah pemerintah DKI
Jakarta juga perlu di dapatkan. Gubernur DKI Jakarta, Ahok berpendapat konflik yang
sedang terjadi menurutnya hanya sebtas iri karena persaingan usaha angkutan darat
yang semakin ketat. Ahok menilai masyarakat Jakarta saat ini sangat memerlukan
keberadaan Gojek. Karena menurutnya, dengan keberadaan Gojek, masyarakat
Jakarta merasa sangat terbantu dalam menembus kemacetan jalan raya ibukota.
3. Menginformasikan Kepada Karyawan
Ketika Gojek sedang mengalami konflik eksternal, maka manajer atau pemilik
perusahaan perlu menginformasikan kepada seluruh karyawannya dan tidak
cenderung menutup nutupi. Hal ini sangat penting, dengan karyawan mengetahui
situasi dan kondisi yang sedang terjadi, mereka akan lebih berhati hati, karyawan
juga dapat memberikan masukan dan membantu perusahaan dalam menemukan
alternative yang tepat dalam menghadapi krisis yang terjadi. Karena Gojek
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi sehingga keselamatan
dari penumpang Gojek dan juga pengendara Gojek sangatlah penting.
4. Berkomunikasi secara Baik terhadap Pihak yang Menentang Gojek
Gojek perlu berkomunikasi secara baik terhadap pihak yang menentang keberadaan
Gojek dalam hal ini adalah pihak Organda DKI dan juga para tukang ojek pangkalan.
Gojek harus memberikan informasi yang jelas terhadap pihak Organda DKI ataupun
para tukang ojek pangkalan bahwa tujuan utama pendirian Gojek adalah membantu
para tukang ojek untuk menemukan penumpang mereka. Pemberian informasi yang
jelas ini, dimaksudkan agar kesalahpaham yang terjadi selama ini tidak terjadi dan
berkepanjangan.
5. Membuat Rencana Untuk Menghindari Krisis Terjadi Kembali
Krisis yang sudah selesai, bukan tidak mungkin terjadi lagi di kemudian hari. Untuk
itu perlu dilakukan persiapan yang matang dengan menjalin hubungan yang baik
dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan mereka. Pemilihan PR
yang berkopenten juga dapat membantu perusahaan dalam membangun citra mereka
ataupun membantu perusahaan apabila terjadinya krisis kembali.

Selain point point di atas Gojek juga dapat melakukan beberapa upaya yang dapat
dilakukan ketika krisis manajemen melanda, yaitu dengan meningkatkan dan juga
memelihara kepercayaan dan pelayanan mereka terhadap pelanggan, memastikan informasi
yang di terima masyarakat dan mengawasi segala berita yang beredar mengenai Gojek di
masyarakat, segingga penanggulangan sebelum terjdinya krisis dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai