Anda di halaman 1dari 3

URUTAN PERTANYAAN

1. {WHELI} Berikanlah pendapat anda mengenai penyusunan History of Jawa


oleh Raffles ?
Yang menjadi perhatian disini ketika Raffles menyusun RHJ adalah bagaimana
Raffles ketika masuk ke inti persoalan cerita atau sejarah Jawa dan Raffles
menghadirkan fakta fakta sejarah dan sumber-sumber sejarah, dia tidak lagi berbicara
seperti yang dilakukan oleh para Sejarawan Kolonial yang lain atau sebelumnya.
Bagaimanapun juga Raffles memposisikan betapa luar biasanya kebudayaan Jawa
tetap lebih rendah dari kebudayaan eropa secara umum atau secara khusus Inggris itu
sendiri. Mengutip dari John Bastin, bahwa penulisan RHJ yang dilakukan oleh Raffles
tidak semata-mata tentang Sejarah tetapi meliputi bab-bab tentang geografi, pertanian,
pabrik-pabrik, dan perdagangan Jawa. Selain itu RHJ juga merupakan suatu langkah
maju yang prnting dalam historiografi barat tentang Indonesia.

2. {ADNAN} Bagaimana Mackenzie mendapatkan sumber-sumber Sejarah


tersebut?
Sumber-sumber Mackenzie sebenarnya sangat bervariasi. Ada yang berasal dari
transkip penulis Jawa yang dipekerjakan oleh Kolonel Mackenzie sendiri. Ada yang
berasal dari salinan dokumen-dokumen penting Kraton, ada yang berasal dari
perpustakaan kerajaan lokal, dan ada juga hasil terjemahan dari pegawai penerjemah.
Mackenzie sendiri memiliki seorang penerjemah bernama JG Vincent, tetapi karena
sikap Mackenzie yang terburu-buru membuat si penerjemah kadang merasa
kewalahan. Dapat disimpulkan pada masa itu kehadiran seorang penerjemah (dari
bahasa Jawa ke Belanda) sangat langka, yang disebabkan oleh berbagai faktor.

3. {WHELI} Mengapa dalam penulisan RHJ, Raffles lebih banyak mengutip karya
dari Midllekloop atau MMS?
Pada dasarnya Raffles tidak hanya menggunakan satu sumber untuk menyusun RHJ.
Bahkan Raffles sendiri menyebutkan bahwa dirinya menggunakan sumber-sumber
sejarah Jawa yang berasal atau pemberian langsung dari Kyai Sura Adimanggala.
Raffles juga menyebutkan bahwa sumber-sumber yang berasal dari Kyai Sura
Adimanggal dijadikan kerangka utama penyusunan RHJ. Selain menggunakan
sumber-sumber tempatan, Donald Weatherbee dalam artikelnya menyebutkan bahwa
Raffles juga menggunakan manuskrip karya Midllekloop. Sebagai contoh pada
paragraf pertama bab 10, Raffles mengacu pada karya Midllekloop/MMS. Walaupun
pada bagian lain Raffles mengutip MMS tanpa menyebutkan kembali pengarang
tersebut. Weatherbee berpendapat bahwa hal ini dikarenakan Raffles menggunakan
MMS sebagai bahan atau sumber utama rujukan penulisan RHJ dibandingkan dengan
sumber-sumber yang berasal dari Kyai Adimanggala. Selain itu dalam artikel tersebut
disajikan perbandingan bukan hanya antara RHJ dengan MMS saja tetapi juga dengan
BTJ dan ESK. ESK dan MMS memiliki perbedaan yang cukup signifikan mengenai
jatuhnya kerajaan Majapahit dan berdirinya kerajaan Islam di Jawa begitu juga
dengan akhir hidup Angka Wijaya yang dikisahkan berbeda diantara tiga sumber
tersebut. Kisah lain mengenai kematian Kebo Knanga atau Ki Aging Pengging yang
dapat ditemukan di ESK hlm. 250-310 juga diceritakan dalam RHJ hal. 135-136 yang
mana juga ditemukan dalam MMS hal. 104-105.
4. {LIA} Apa sih perbedaan dari naskah ESK dan RHJ perihal asal usul nenek
moyang orang Jawa?
Dalam ESK (hal 1-10) dijelaskan bahwa Aji Saka adalah penemu orang Jawa
dan ia merupakan nenek moyang yang berasal dari Gujarat. Aji Saka juga dipercaya
sebagai penemu kebudayaan Jawa misalnya sistem penanggalan dan aksara jawa.
Sedangkan dalam RHJ (bab 10, hal 65-66) menjelaskan bahwa penghuni
pertama Jawa adalah orang-orang buangan dari Egypt (Mesir) yang melewati laut
Laut Merah (informasi ini didapat dari MMS hal 36). Dengan begitu, Middlekoop
juga mengklaim bahwa ia pernah menulis tentang orang-orang dari Laut Merah
(informasi di dapat dari Mangong, Bupati Sumenep).

5. {ADNAN} Lalu, bagaimana dengan kisah Sejarah Kraton Pajajaran? Apakah


terdapat perbedaan juga?
- Yap, apabila dilihat pada MMS hal. 36 sampai dengan hal. 42, Meskipun hal ini
sekali lagi menunjukkan bahwa ESK dan MMS berasal dari landasan "historis"
umum yang sama, keduanya tetap berbeda secara detail. Kisah putri yang sakit
lebih rumit dan spesifik dalam versi Middelkoop. Sang putri dibawa pergi oleh
seorang pedagang Portugis yang dengannya dia memiliki dua anak perempuan,
yang satu menikah dengan seorang Belanda, yang lainnya seorang Inggris.
Menurut Middelkoop, ada ramalan bahwa keturunan dari dua anak perempuan ini
pada suatu waktu akan menguasai seluruh Jawa. Jika ramalan ini adalah bagian
dari bahasa Jawa asli, maka itu akan membantu menentukan tanggal sumber
Middelkoop. Di sisi lain, ada kemungkinan hal tersebut merupakan interpolasi
oleh Middelkoop sendiri, yang menempatkan rezim Inggris dalam kerangka
sejarah tradisional Jawa. Sementara dalam History of Java miliki Raffles, hanya
mencatat bahwa sang putri dibawa pergi oleh "orang kulit putih" tanpa
menyebutkan kewarganegaraan mereka.

6. {LIA} Perbedaan lainnya tentang ESK dan RHJ?


Perbedaan lainnya ada pada pembahasan Bali Aca, Suwela Cala (Awab) dan
Arung Bondang. Dalam ESK (hal 10-25) diceritakan bahwa Bali Aca adalah raja dari
Gujarat yang merupakan keturunan langsung dari Aji Saka. Ia mengirimkan anaknya
(Awab) untuk melakukan eskpedisi ke Jawa. Mereka tiba di Banten, tetapi disarankan
oleh ahli astrologi bahwa mereka disarankan pergi ke Jawa Tengah saja. Di lain
cerita, Arung Bondang dan rombongan mendarat di Blambangan. Karena sama-sama
berada di Jawa Tengah, Awab dan Arung Bondang bertemu. Mereka berdua menjalin
hubungan yang baik di daerah Pajang. Mereka membabat hutan, tetapi pada saat itu
tiba-tiba sebuah wabah menyerang. Lalu pada tahun 525, Awab mengubah namanya
menjadi Suwela Cala dan diangkat sebagai patih di Medang Kamulan. Diceritakan
pula, bahwa Suwela Cala (Awab) menghasilkan wayang terinspirasi dari kisah nenek
moyangnya. Sedangkan kabar dari Arung Bondang belum terdengar.
Dalam RHJ (bab 2 hal 83-84) juga diceritakan hal yang sama. Raffles
mengaku bahwa ia mendapat informasi dari Kyai Adipati Menggala. Selanjutnya pada
halaman 85-86, Raffles menyebutkan bahwa ayah dari Suwela Cala (Awab) bernama
Balia Achar, informasi ini ia dapat dari MMS hal 11-17.
Kesimpulan? Lia/ Adnan
7. {LIA} (CADANGAN) Lalu perbedaan ESK dan MMS?
Dalam ESK pelangi disimbolkan sebagai tanda bagi penjajah atau pendatang
Gujarat untuk menunjukkan bahwa suatu lokasi itu tepat. Sedangkan dalam MMS,
terdapat mitos Tunggul Wulung sebagai benda sakti (sesuatu yang berbau magis)
yang ada dalam mitologi Jawa. Dalam MMS juga dijelaskan secara eksplisit bahwa
Arung Bondang mendapat kekuasaan yang sah dari Awab karena Awab adalah
keturunan sah dari Aji Saka. Maka Awab (Suwela Cala) memberikan kekuasaan
Blambangan kepada Arung Bondang dengan maksud ia dan keturunannya dapat
mendirikan kerajaan yang merdeka.
Diceritakan di ESK bahwa Arung Bondang sukses mendirikan kerajaan
dengan bantuannya anaknya, Brawijaya Adi Kusuma. Lalu dilanjutkan oleh adiknya,
Brawijaya Adi Wijaya. Adi Wijaya memiliki lima orang anak, tetapi setelah
kematiannya Resi Dandang Gendis (anak bungsunya) menolak untuk meneruskan
tahta dan lebih memilih memperdalam ilmu spiritual karena terjadi persaingan antara
kelima saudaranya. Setelah ia meninggal, anaknya Dewa Kusuma (pewaris tahta)
meninggalkan Mendang Kamulan dan pergi ke Jenggala. Disana ia dikarunia satu
orang putri dan 3 putra. Anak laki-laki pertamanya, Lembu Amiluhur bersama
saudaranya pergi ke India untuk memenangkan hati Putri dari Kling. Terdapat
ramalan, jika bisa mencabut tongkat sihir, tunggul wulung maka ia akan
memenangkan hati sang putri dan akan mewariskan keturunan raja-raja Jawa. Dalam
ESK mitos-mitos dijelaskan secara rinci, sedangkan di naskah Middelkoop tidak.

8. {ADNAN} (CADANGAN) Salah satu kisah yang tak boleh dilewatkan dalam
sejarah Indonesia masa kerajaan adalah berdirinya Kerajaan Majapahit.
Bagaimana sumber-sumber sejarah baik itu History of Java karya Raffles, Serat
Kanda, dan tulisan Middelkoop, menuliskan bagian itu?
- Serat Kanda hlm. 106-232, merinci sejarah Majapait. Sama halnya dengan versi
Middelskoop, hlm. 43- 101, mencakup periode yang sama tetapi menunjukkan
beberapa perbedaan struktural yang penting. Brandes, mengomentari perlakuan
Raffles pada masa Majapait menyatakan bahwa: “Sangat disayangkan bahwa
Raffles tidak mendokumentasikan secara tertib sumber informasinya atau dari
siapa dia mempelajarinya. Meski begitu, harus diakui bahwa dalam hal ini sekali
lagi ia mencapai kelengkapan data yang luar biasa untuk masanya.
- Kemdian pada MMS (Manuskrip versi Middelskoop), hal. 43-47, pada dasarnya
adalah versi yang sama dengan Serat kanda. Kecuali keajaiban terakhir telah
dihilangkan, tidak ada suara dari surga. Pertempuran tunggal antara raja-raja
Pajajaran dan Majapait digagalkan oleh seorang pendeta tua yang menetapkan
syarat-syarat perdamaian. Middelkoop juga mencatat bahwa Banggah alias
Panular dijadikan bupati atas wilayah di sepanjang Sungai Solo.

Anda mungkin juga menyukai