Anda di halaman 1dari 22

NAMA: Kadek Metarini

NIM: 2212011044

Kelas: 3A

Mata Kuliah: Sastra Lama

Rangkuman Bab III Liaw Yock Fang

3. Cerita Panji dari Jawa

Cerita Panji adalah hasil sastra Jawa yang sangat digemari oleh orang Indonesia,
terutama orang Jawa dan Ball. akan cerita Panji. Ini dapat dibuktikan dengan banyak naskah
cerita Panji Satu hal yang tidak terdapat pada cerita pelipur lara falah kisah percintaan yang
erotis serta cerita panakawan Penyebaran cerita Panji mungkin juga adalah akibat usaha
propaganda orang Jawa sendiri.

Beberapa orang sarjana telah membuat kajian yang mendalam ten- ng cerita Panji.
Dalam disertasinya yang berjudul De Pand Rassers menguraikan dengan panjang lebar asal
usul cer Menurutnya, cerita Panji mungkin berasal dari mitos bulan dan matahari seperti yang
masih dapat dibaca dalam cerita Kalangi dan Manimporok Dalam cerita Kalang dan
Manimporok ini dicertakan bahwa Kalangi dan Manimporok adalah dua orang dewa yang
bersahabat baik. yang kebetulan tidak ada di rumah. buat sebuah patunig yang dengan perlahan-
perlahan kian menyerupai isterinya yang menghilang itu. ng bulan yang membesar,
Manimporok adalah bulan susut, sedangkan Kalongkopan adalah bulan purnama.

Selanjutnya Rassers menjelaskan bahwa mitos bulan dan matahari masyarakat Jawa
terbagi menjadi dua golongan dan yang diceritakan dalam cerita Panji tidak lain daripada
kehidupan dan kelalakuan nenek-nenek kedua golongan ini. Pengalaman yang dialami oleh
wira dan wirawati pengalaman biasa, melainkan inisiasi (upacara) yang dijalani sebelum
mereka kawin. Kedua golongan ini dibag pula atas dua sub-golongan terjadi pembagian empat
kelompok dalam masyarakat. hubungan dengan totemism ini, upacara inisiast diadakan bag
tokoh-tokoh ini lahirlah kedua golongan dalam masyarakat Jawa.

Teori Rassers tentang asal usul cerita Panji dirumuskan oleh Kuntjaraningrat 75.
Susunan masyarakat yang mempengaruhi hasil sastranya, misalnya cerita Rama dan Mahabarta
Jawa, menurut Rassers, tidak lain daripada cerita Panji. Dan peperangan yang berlaku para
Pandawa dan Kurawa tidak lain adalah perjuangan antara susut dan bulan yang kian membesar.
Banyak sarjana yang tidak setuju dengan teori Rassers dengan dasar berpendapat bahwa
perjuangan antara dua golongan yang diceritakan dalam dongeng-dongeng Indonesia dan cerita
Panji adalah lambang dari dua kekuatan yang terdapat dalam fiwa manusia. pembagian dua
golongan (moiety) yang dikatakan Rassers terjadi dalam yang mengatakan bahwa cerita Panji
adalah cerita suci. Stutterheim menentang pendapat Rassers yang mengatalkan semua hasil
sastra di Jawa disusun berdasarkan pola cerita Panji. sarjana India, juga berkata bahwa cerita
Panji adalah satu mitos-alam ature-myth) dan tidak ada hubungan dengan totemisme atau ek
Dr. Poerbatjaraka, seorang sarjana Jawa, juga menyatakan keberatan.

Menurut, naskah cerita Panji yang digunakan oleh Rassers cerita Panji yang muda.
Dalam versi cerita Panji yang lebih tua, misalnya Hikayat Parji Kuda Semirang, selalu
diceritakan Panji mempunyai dua orang kekasih, dan kekasih pertamanya adalah puteri seorang
patih yang ada dalam cerita Panji ada usaha untuk mempertibangkan pertama itu tidak lain
adalah puteri Daha, Candera Kirana sendiri. asal usul cerita Panji dikatakan bahwa cerlta Panji
lahir pada akhir zaman jejapahit, karena keperluan akan bahan bacaan. dak tahu bahasa Sanskrit
lagi, sedangkan bahan baru dari juga tidak ada. Dan orang Jawa masih belum bersedia
menerima bahan- bahan bacaan Islam melalut bahasa Melayu."

Di tempat lain yaitu dalam Itulah sebabnya cerita Panji juga ialah cerita dalam Babad
Daha-Kediri yang berbunyi: (1) Dewi Kilisuci, seorang biku yang menetap di Gunung
Kapucangan; den Dewakusuma atau Prabu Lembu Amiluhur yang menggantik handa di
Janggala; (3) Prabu Lembu Amerdadu, ratu Daha; (4) I Dewi Angreni, anak perempuan seorang
patih Daha yang kemudian menitis pada orang yang salah. berpindah ke Candera Kirana dan
dengan demiklan, perkawinan Wisnu dan Dewi Sri bisa dilakonkan melalu Raden Inu dan
Candera Kirana. Angreni lalu dibunuh, tetapi Raden Inu tidak mau kawin dengan puteri
memberikan anak perempuannya kepada Raden Inu sebagai isteri.

Pada saat itu, seorang raja dari Hindustan datang menyerang Daha dan Raden Inu
disuruh pamannya pergi membantu Daha. Hindustan lalu dikalahkan dan Biku Suci muncul
untuk mengatur perkawinan antara Raden Inu dengan Candera Kirana. Candera Kirana
melaksanakan fungsinya sebagai jelmaan Dewi Sri yang sudah ditakdirkan akan berkawin
dengan Wisnu, yaitu putera Janggala. (Dalam cerita ind, Raden Inu adalah cucuk Erlangga yang
dianggap sebagai Dari cerita di atas, jelas bahwa cerita Panji sebenarnya adalah suatu itulah
juga sebabnya mengapa dalam banyak cerita Panji, misalnya Hikayat Cekel Wanengpati,
pengembaraan Raden Inu dan Candera Kirana selalu dipentaskan ketika upacara perkawinan
Raden Inu dan Candera Kirana berlangsung. sebagai titisan Wisnu, puteri Daha sebagai Dewi
Sri, cerita ini menjadi lambang alegoris penyatuan dan perkawinan Wisnu dengan Dewi Sri.
Cerita Panji selalu dipertunjukkan pada upacara perkawinan raja dari putera dan puteri.

Hikayat Galuh Digantung

Menurut Poerbatjaraka yang telah membanding-bandingkan 8 versi cerita Panji yang


berlainan, hikayat ini termasuk ke dalam versi cerita panji yang tua. Terkenal cerita Panji yang
Di Jawa, cerita Panji juga menjadi bahan wayang Tentang bilakah terjadinya cerita Panji juga
pernah terjadi polemik cerita Panji terjadi antara tahun 1277, masa Pamalayu sampai kira-kira
tahun 1400, yaitu abad ke-13 dan ke-14 di Jawa Timur. cerita Panji adalah zaman keemasan
Majapahit, sebagai akibat dari politk ekspansi Jawa. Dr. Poerbatajaraka tidak setuju dengan
pendapat Dr. C , kalau ada penulis yang menganggap Singasari .

Kedua, bahasa cerita Panji yang mula-mula ditulis adalah bahasa Jawa tengahan dan
bukan Jawa kuno seperti yang Ketiga, tentang metrumnya, cerita Panji tertulis dalam macapat
atau tengahan dan bukan metrum India. nama-nama tempat dalam cerita Panji mempunyai
persamaan dengan tempat.julukan yang dipakaI oleh tokoh-tokoh cerita Panji juga, misalnya
Pararaton dan Negara Kretagama (dikarang oleh Mpu Parapanca pada episode cerita Panji yang
terpahat pada suatu relief. Panji yang asli tercipta pada atau sesudah masa kejayaan Majap 293-
1520).

Kemudian cerita Panjt tersebar ke Bali menjadi cer cerita Panji yang berlain-lainan
judulnya. aga menjadi bahan wayang gedog dan wayang topeng. dibicarakan tufuh certta Pani
yang terkenal di Sumatra dan Tanah Melayu Hitkayat Galuh Digantung Menurut Poerbatjaraka
yang telah membanding-bandingkan 8 versi Perita Panjt yang berlainan, hikayat inl termasuk
ke dalam verst cerita berpendapat bahwa hikayat int mungkdn disusun pada masa yang "muda"
Dikatakannya juga bahwa hikayat int penuh dengan kata-kata Jawa, terutama dalam adegan-
adegan yang berada di keraton, dan adegan-adegan teld atau wangsalan yang dikemukakan
juga dalam bahasa Jawa.

Hikayat ini disusun pada tahun 1300 H (1882) di Palembang. Bangbang Selaka yang
kembali 'ke kayangan dan menjadi dewa semula. Hatta ia pun kawin dengan seorang bidadari
dan bernama Batara Naya Maka dunia pun sunyilah, karena tiada kerajaan yang besar- anak-
anaknya menjadi raja yang besar-besar. enjadi ratu di Kuripan dan mengembangkannya
menjadi sebuah kerajaan Ia juga mempunyai lima orang anak, anak sulungnya menjadi ratu dt
Kuripan, anak yang kedua menjadi ratu di Daha, anak ketiga menjadi ratu di Gagelang, anak
ke empat menjadi ratu di Singasari dan anak bungsunya, seorang puteri, tinggal bersama
dengan kakangnya di Daha. Ratu Kuripan pergi ke Pulau Nusa Sari berkaul memohon anak.
Daha juga datang ke pulau itu untuk tujuan yang sama. Hatta berapa Iamanya, Ratu Kuripan
pun memperoleh seorang putera Kedua orang puteranya masing-masing diberi nama Raden
Inu Kertapatt dan Di Daha, Permaisurl juga melahirkan seorang putera, Raden Perbatasari
Gunung Sari dan seorang puterl yang diberi Ratu Gagelang juga mendapat seorang putera dan
seorang puterl dengan permaisurl. Demikdan juga Ratu Singasari, mendapat seorang puterl di
permaisuri.

Maka Inu dan Candera Kirana pun ditunangkanlah melalui utusan. Tersebut pula
perkataan Inu yang suka bermain senjata, dan tidak nimbulkan prasangka di dalam hatt
ayahandanya bahwa la n ak boleh menjadi seorang raja yang balk. Sementara itu, seorang dewa
yang disur Guru juga datang di1 Daha sebagai seorang Kelana Jela mengemukakan satu teka-
tekd yang mesti dijawab, kalau tidak Guru mengirim bidadarl Segerba dan adik perempuannya
yang cantik mengubah Inu dan penakawannya menjadI perempuan.

Menjadi seorang dalang perempuan yang bernama Kin Penggod dan disuruh Batara
Guru pergi ke Daha, Inu mempertunjukkan kemahirannya sebagai seorang dalang dan semua
orang menaruh cinta Di gunung itu, Inu memberi jawaban yang tepat kepada teka-teld itu dan
Kelana Jeladeri pun menjadi dewa semula. Inu dan penakawannya juga Di Daha, Puteri
Candera Kirana jatuh sakit pula dan hanya dapat Dengan daun itu, amak Puteri Candera Kirana
pun sembuhlah, dan Inu juga dinamai Adipati Tambak Baya.

Candera Kirana ingin memiliki seekor burung ketitiran yang berterbangan Inu pun
dinikahkan dengan Candera Kirana. juga ingin meminang Candera Kirana mencoba
menyerang Inu, tetap! serangan mereka dipatahkan Inu dengan mudah saja. Ratu Mengawan-
awan juga datang meminang Candera Kirana dengan ya mengenakan guna-guna kepada
Candera Kirana. Tatkala Inu datang di keraton, Candera Kirana mengusirr . Raden Perbatasari,
adik Candera Kirana yang banyak ta thir, dapat menghilangkan guna-guna yang terkena pada
tu Sementara itu, Inu juga sudah mengalahkan tentara ratu ngawan-awan yang datang
melanggar.

Candera Kirana dipangku dan mengikat Candera Kirana dan dayang-dayangnya


menggantung mereka di atas pohon randu. Batara Kala yang sedang berkeliling dunia menemut
mereka dan dianugerahi juga senjata dan tentara yang diciptakan dari dahan dan Maka Candera
Kirana pun mulallah pengembaraan Ratu Pekambangan dan Rau Cemara bersaudara Janapura
menyerahkan dirl dan ikut serta dalam pengembaraan Candera Kini Candera Kirana bertukar
nama menjadi Pangeran Kesuma dan mengabdikan diri pada Ratu Gagelang. Raden Sarikin,
menjadi sahabatnya yang karib.

Sesudah mengalahkan Ratu Pamotan dan saudara-saudaranya, Inu Inu lalu menjalan
persahabatan yang erat dengan Candera Kirana. Biarpun begitu, Candera Kirana tidak
membuka rahasta dirinya. berapa lama, Ratu Mentaun datang meminang puteri Gagelang yang
Inu dan Candera Kirana membantu Ratu Secara kebetulan, Raden Gunung Sari yang sedang
mencari Candera Kirana dan Carang Tiningal yang sedang mencari Inu, juga tiba Mereka juga
ikut membantu Gagelang. Ratu Mentaun dan Inu, Candera Kirana, Carang Tiningal dan
Gunung Sari, Jenggala/Kuripan sedang diancam oleh binatang-binatang yang boleh na Sang
Sukma Indera dan seorang buta, Sang Sukm disumpah menjadi raksasa dan buta. tu Kuripan
meminta bantuan kepada Ratu Gagelang. tang di Kuripan bersama-sama dengan saudara-
saudaranya.

Kemudian Candera Kirana juga diminta yang mengharukanlah pertempuran. Batara Kala yang
menyaksikan perkelahian ini satu taufan ribut dan dalam keadaan demikian, menerbangkan
Candera Kirana dan kedua dayangnya ke tempat lain Candera Kirana dan dayangnya diubah
menjadi perempuan semula. Sebuah kota juga diciptakan untuk diperintah Candera Kirana
yang kini diberi nama Ratu Emas Inu dan adiknya Gunung Sari pergi bertapa ke Gunung Mercu
Sakti Selepas 21 hari, Batara Kala memberitahu Inu bahwa Candera Kirana kini berada di
negeri Perjuwita Indera. Dengan petunjuk Sang Sukma Ledera sampailah Inu dan Gunung Sari
di negeri Perjuwita Indera. Candera Kirana menolak berjumpa dengan Inu dan tidak mau
memaafkan kesalahan Inu. Ratu Kuripan dan Ratu Daha lalu diberitahu hal ini. dari segala
pihak, akhirnya malah Candera Kirana berdamai dengan Inu. Ratu Kuripan, Daha, Singasari
dan Gagelang mengundurkan diri dan putera-putera mereka menjadi prabu atau ratu anom di
negeri masing- masing. Kecuali Candera Kirana yang diangkatnya menjadi permaisuri, Inu
masih mengawini enam orang puteri lain, puteri dari negeri yang ditaklukkannya Raden
Gunung Sari, Raden Carang Tiningal, Raden Kartabuwana dan Raden Sarikin, juga Ratu
Belambangan mendengar perkawinan Inu dengan Candera Kirana, dan datang dengan bala
tenteranya. Dalam peperangan ini, Ratu Belambangan dan sekutu-sekutunya, semuanya
ditewaskan oleh Inu dan keluarganya. Ratu tua pergi bertapa ke gunung dan Inu memerintah
Kuripan dengan adil saksamanya dan sangat dihormati rakyat jelata.
2. Hikayat Cekel Waneng Pati

Hikayat Cekel Wañeng Pati adalah sebuah cerita Panji yang terkenal. Naskah hikayat
ini banyak sekali: di Perpustakaan Museum Jakarta sudah ada 12 buah, sedangkan di Leiden
ada 7 buah. Biarpun demikian, satu edist yang lengkap dari hikayat ini masih belum diterbitkan.
Hanya saja sebuah naskah di Perpustakaan Museum Jakarta menyebut Sumirada sebagai
dalang yang mengarang cerita. untuk penghibur hati yang menaruh dendam berahi; sebuah lagi
menyebut Surengrana sebagai dalang yang menyusunnya untuk para dalang Jawa yang sudah
kehabisan bahan cerita. Plotnya juga kurang terpelihara dan ceritanya kadang-kadang.

RINGKASAN CEKEL WANENGPATI

Ringkasan cerita ini dibuat berdasarkan tiga naskah yang terdapat di Perpustakaan
Leiden, Cod. 1709, Cod. 2283 dan Cod 2284. Rassers pernah membuat ringkasan panjang-
lebar dalam disertasinya. Batara Nawa Kusuma dan Dewi Nila Utama pun hamillah ashdan
berputerakan seorang lelaki dan seorang perempuan, terlalu amat baik parasnya. Yang laki-laki
dinamakan Dewi Indra Kemajaya dan yang perempuan diberi nama Dewi Nila Kencana. Batara
Naya Kusuma menyuruh puteri dan puteranya turun ke dunia menjelma menjadi manusia,
kalau mereka hendak bertemu. Tiga orang ira saudaranya naik kerajaan masing-masing di
Kuripan, Daha dan Gagelang. Dua orang saudaranya yang perempuan, seorang menjadi
permaisuri Singasari, seorang lagi, Ni Rara Suci namanya, bertapa di Gunung Puncangan.
Bersama-sama dengan permaisuri dan segala bini aji, dan selir sekalian, berlayarlah Batara
Kuripan ke pulau Nusa Sari. Saudaranya yang berkerajaan di Daha juga datang ke pulau ini
dengan maksud yang sama. Indra Kamajaya menjelma menjadi putera permaisuri dan diberi
nama Ino Kartapati atau Undakan Rawlserengga. Ino Kartapati mendapat lima orang
panakawan, masing-masing bernama Jurudeh, Punta, Kertala, Prasonto dan Turas. Maka Ino
pun makin besarlah, dan baik parasnya. Permaisuri hamil lagi dan berputera seorang anak laki-
laki yang terlalu amat majlis.

Anak perempuan itu, yang tidak lain adalah penjelamaan dari Nila Kencana, diberi
nama Kencana Ratna, nama timang- imangannya Raden Galuh Candra Kirana Lesmi Ning Puri
(Puti?). Tidak lama kemudian lahir pula putera yang diberi nama Raden Gunung Sari, nama
timangannya Raden Perbata Sari. Orang Kuripan dan Daha sepanjang hart bersuka-sukaa
unangan Raden Ino dengan Candera Kirana dirayakan secara yang topeng dan segala
permainan. Sang Nata Kuripan dan San , dendam dan pergl kepada Ratu Soca Windu. ada suatu
malam, Ratu Soca Windu yang amat besar kerala Panakawan Ino, Jurudeh, Punta dan Kertala
tidak amatkan Ino. Karena takut, mereka tidak berand kembali kebaliknya mereka pernah
bertapa di Gunung Sela Mangling. Raden Ino menolak dan b Raden Ino. Tidak lama kemudian
la ditemui oleh Pras Raden Ino lalu hidup ken an berganti nama menjadi Cekel Wanengpati.
Cekel Wanengpati lalu pergi ke negeri Daha.

Di Daha, Cekel Wanengpati mendengar bahwa membunuh bota itu dan membawa
Candera Kirana kembali dan diterima sebagai suami Candera Kirana oleh Ratu Daha.
Wanengpati membunuh bota itu yang tidak lain adalah Dewa Siva sendir. Dewa Siva berterima
kasih kepada Cekel Wanengpati, karena telah Sekembali ke negert Daha, Cekel Wanengpati
tidak Ratu Daha menyangka Cekel Waneng Akan tetapi Cekel Wanengpati d Sehart-harian
Cekel Wanengpati dipeliha Carang Tinangluh dan adik perempuannya Angling Karas pergi
mencari Raden Ino, biarpun ayahanda mereka melarang berbuat demikian. Carang Tinangluh
menjadi jahat rupanya, Bersama-sama dengan adiknya, Carang Tinangluh pergi ke gunung
Arga Sela dan bertemu dengan ketiga orang panakawan Raden Ino yang bertapa di sana.
Carang Tinangluh dan adiknya Akhirnya Batara Indra muncul dan menghadiahkan senjata sakti
kepada Dengan senjata sakti ini, Carang Tinangluh dapat mengalahkan Ratu Manggada
meminanag Candra Kirana.

Negeri Daha akan dihancurkan. Ratu Daha minta tangguh, karena Candera Kirana
masih menyintai Raden Ino menghibur hati Candera Kirana, Ratu Daha bersama-sama Ratu
Daha menjanjikan Candi orang yang dapat menangkap kijang ini hidup-hidup. Cekel
Wanengpati perg dengan penakawannya mandi dala man penglipur lara. Raden Galuh juga
datang mandi di tanam ini. berakhir dengan perkataan: Setelah sudah Raden Galuh pun mulai.

Cod 2283

130 halaman yang pertama halaman 131 adalah sambungan naskah. Seorang bufangga
yang bernama Kelana Brahmana sudah mengalahkan banyak kerajaan yang besar-besar dan
sampal di Daha, tidak Ratu Daha harus menyerahkan Candra Kirana kepada Ratu Manggada
tak dapat menyelesalkan teka-teki Wanengpati dapat menyelesaikannya; tetapi sekali lagi Ratu
Daha ngingkari janjinya tidak mau menerima Cekel Wanengpati Kelana Prabu Jaya terus
mengembara dan mengalahkan negeri -negeri Ratu Daha kebimbangan. Ratu Manggada
bersedia melawan Kelana Prabu Jaya, tetapi Cekel Wanengpati tetap tinggal di Daha.
Sementara itu Ratu Manggada telah ditewaskan oleh Kelana Prabu Jaya. Medan perang dan
diberi gelar Adipati Tambak Baya. Kelana Prabu Jaya tidak berdaya menghadapi Adipati
Tambak Baya dan terbunuh. kemudian Adipati Tambak Baya mengetahui bahwa yang
dibunuhnya tidak Adipati Tambak Baya lalu jatuh pingsang, tidak sadarkan diri. Bersama-sama
dengan adiknya, Adipati Tambak Baya Candra Kirana mendengar bahwa Adipati Tambak Baya
telah tewas menjadi Ken Sela Brangti.

Di hutan ini, la ditemui oleh Ratu Lasem dan Candra Kirana yang telah menghilangkan
diri. Ratu Lasem yang ingin mempertunangkannya dengan Ken Sela Brangti. Adipati Tambak
Baya ingin pergi mencari Candra Kirana. Menakluki negeri Gunung Kendang, Adipati Tambak
Baya bersama-sama adiknya Kelana Prabu Jaya pun sampal di negeri Gagelang. disambut
dengan baik oleh Ratu Gagelang. Adipati Tambak Baya dibersama baru, yaitu Temenggung
Arya Wangsa. Kela Prabu Jaya juga Mesa Ulun dan Sela Brangti juga datang di Gagelang.
Mesa Ulun lalu ya Wangsa, karena Arya Wangsa akan dinikahkan dengan Sela oh Ratu
Gagelang. kenal berkata bahwa Arya Wangsa dapat menyembuhkan penyakti Arya Wangsa
terdapat nama baru, yaitu Pangeran Adipati, dan kawin dengar Adipati terlalu mencintal Ken
Sela Brangti, Dibuatnya dan Adipati termakan Atnah ini dan mengusir Ken Sela Brangt aan,
Tidak lama kemudian Pangeran Adipati sadar akan kesal dak berapa 1ama kemudian,
melahirkan seorang anak laki-lak diberi nama Mesa Tandraman, Puteri Gagelang juga
melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Citra Angling Baya. Arya Prabangsa pergi ke
gunung Pertapa tersebut menyuruh Arya Prabangsa pergi berjumpa dengan Batara Batara Kala
memberitahuikan bahwa obat penyembuh Pangeran Adipati ialah sekuntum bunga Gandapura
Wang yang dapat dicari oleh anak Ken Sela Brangti.

Bersama-sama dengan Citra Angling Baya, Mesa draman pergi ke sebuah pulau dan
membunuh seorang bota berterima kasih, lalu memberitahu Mesa Tandraman bahwa Gandapu
Mesa Tandraman terbang ke taman Banjaran Sari dan kawin dengan Dewi Sukarba. Wangi,
Mesa Tandraman kembali ke tempat Citra Angling Baya. Citra Angling Baya membunuh Mesa
Tandraman. Mesa Tandraman kembali. Mesa Tandraman pergi ke Kasetraan dan bersama-sama
dengan ibunya pergi ke Daha. Citra Angling Baya tidak Pangeran Adipati bahwa bunga itu
bukan perolehan Citra Angling Baya, melainkan Mesa Tandraman. Mesa Tandraman lalu
dijemput. dibuka dan Pangeran Adipati pun sembuhlah.

Tandraman, Dewi Sukarba melahirkan seorang anak yang diberi nama Ratu Manggada
datang meminang Candra Kirana Pangeran Adipati pergl ke Daha dan bertemu dengan Candra
Kirana kembali. Arya Prabangsa dan Mesa Tandraman juga datang ke Daha denganmenyamar
sebagal Ratu Daha mendengar bahwa di istana Candra Kirana ada tersembunyi Prabangsa
ditugaskan membunuh maling itu. bahwa maling itu tidak lain adalah Pangeran Adipati,
saudara AryaRatu Kuripan bimbang dan menyerahkan kerajaan kepadanya Raden Ino yang
kint bernama Ratu Anom Kusuma Mesa Tandraman menjadi Ratu Wirabumd dan bergelera
Mangku Negara. Hampir semua putera raja dan peng Soca Windu sendirl juga dikalahkan oleh
Ratu Anom Ku n terpaksa menyerahkan puterinya sendiri yang bernama mala, kepada Arya
Mangku Negara sebagal isteri. Arya Mangku kerajaan di negeri Soca Windu. Semua raja yang
besar sudah dan selir pergi bermain-main ke laut. Dirinya telah diabaikan oleh Ratu Wirabumi
(Mesa Tandraman), dibuatnya seorang putera Keling yang bernama Sukma Wijaya supaya inta
pada Ratna Komala. Banyak kerajaan yang besar-besar telah dikalahkan. memerintahkan Mesa
Indra Dewa Kusuma, anak Sukarba turun membantu ayah dan neneknya. Ratu Keling tidak
berdaya lagi dan meminta bantuan Dewa Sukmanasa datang, dan peperangan menghebat
kembali, denghan tak ada keputusannya. Akhirnya Batara-Kala muncul dan memarahi Dewa
Sukmanasa. Pesta yang besar diadakan di Kuripan. Dan Ratu-ratu yan glain juga ken Hikayat
Cekel Wanengpati yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka (1965) kurang terpelihara
plotnya. Ino dan Candra Kirana tidak diceritakan.

3. Hikayat Panji Kuda Semirang.

R.M. Ng. Poerbatjaraka pernah menyelidiki sebuah naskah hikayat ini yang tersimpan di
Perpustakaan Museum Pusat di Jakarta. ialah Hikayat Panji Kuda Semnirang (Cohen Stuart
125). Tertulls pada bulan 1832), hikayat ini sebenarnya berjudul Kuda Menurut Poerbatjaraka,
hikayat ini pas rasal dari satu cerita Panji yang sudah tua usianya. Dalam cerita Panji, dem yang
pertama,sehingga akhirnya ia disamakan dengan pute, Poerbatjaraka percaya bahwa hikayat
ini memang langsung disalin Banyak kata-kata, ungkapan dan ayat-ayat Ja rdapat dalam
hikayat ini. Kata-kata dan ungkapan ini, blarpu uga oleh Poerbatjaraka bahwa bahasa Jawa
yang digunakan dalam hikayat.

Hikayat Panji Kuda Semirang (Kol. Cohen StHikaurart 125)

Adapun degan Kuripan itu sudah mempunyai seorang putera, yaitu Brajanata, degan
Maha Dewi, tetapi masih belum memperoleh putera dengan permaisuri. Untuk mendapat anak,
maka Ratu Kuripan pun mulai memuja para dewa. Pada ketika itu, Batara Kala sedang
berkeliling pulau Jawa dan mencium bau kemenyan, lalu mengabarkan hal ini kepada Batara
Guru. Batara Guru memutuskan akan mengirim Arjuna dan Samba bersama-sama dengan Isteri
mereka turun ke dunia. Ratu Kuripan pun mendapat seorang putera dengan permaisurinya.
Putera itu ialah Inu Kartapati dengan gelar Kuda Rawisrengga. masing bernama Jurudeh,
Punta, Semar dan Gemuris itu dipersembahkan kepada Ratu Kuripan sebagai teman permainan
Inu Kartapati.
Hatta berapa lamanya, Ratu Kuripan dianugerahi pula seorang anak yang diberi nama
Carang Tinangluh dengan gelar Pangeran Anom. Kemudian lahir pula seorang puteri yang
diberi nama Ratna Wilis. Tersebut pula perkataan Ratu Daha juga bernazar memohon anak.
Maka lahirlah seorang puteri yang diberi nama Galur Candera Kirana. Selang berapa lama,
lahir pula seorang putera yang diberi nama Perbata Sari, dengan gelar Gunung Sari, karena
tempat tinggalnya di pegunungan. Ratu Gagelanag juga mendapat seorang puteri yang bernama
Ratna Kumuda Agung dan seorang putera, Singa Menteri namanya. Hatta berapa lamanya, Inu
pun besarlah dan ditunangkan dengan Candera Kirana. Lupalah Ratu Kuripan dan Ratu Daha
untuk memuja dewa. Batara Kala murka dan mendapat izin untuk menghukum keluarga ratu
itu. Tersebut pula perkataan Dewi Anggar Mayang jatuh cinta pada Dewa Kusuma yang juga
membalas cintanya. Anggar Mayang adalah anak perempuan seorang kepala desa Pengapiran
yang bernama Marta Langu. Pada suatu hari, Inu pergi berburu dan berjumpa dengan Marta
Langu. Sejak itu, Inu hanya asyik bercumbu dengan Marta Langu saja dan tidak mau ke daha
untuk kawin dengan Candera Kirana.
Mukanya menjadi pucat dan badannya pun klan hari menjadi kurus, 83 Maka pada
suatu hari, Inu pun pergi bertapa di gunung. Sementara itu, Batara Kala juga meniupkan angin
taufan dan dalam keadaan yang kacau ini, mebawa Candera Kirana bersama-sama dengan
kedua orang kedayangnya ke Gunung Jambangan. Maka menetaplah Candera Kirana di
gunung itu dengan memakal nama Endang Sangu Lara. Pada malam hari, Inu pun berangkat
dengan diam-diam keluar dari negeri Kuripan dengan diiringi ole keempat orang
penakawannya. Seorang pertapa yang berupa kera memberitahu Inu bahwa Candera Kirana
masih hidup. Hatta berapa lama, Inu pun meneruskan pengembaraannya dengan memakai
nama Mesa Angulati Sira Panji.
Tersebut pula perkataan Carang Tinangluh juga pergi bertapa di Gunung Lewihijau dan
menyebut dirinya Wirpati. Di puncak gunung itu, Carang Tinangluh melakukan pertapaan yang
keras sekali dan dianuge- rahi sehelai rambut yang bisa menjadi sebatang anak panah. Sesudah
memperoleh senjata itu, Carang Tinangluh pun meneruskan pengembara- annya. Raksasa itu
sangat berteri- ma kasih kepada Carang Tinangluh. Ratna Wills yang diculiknya dahulu
dikembalikan kepada Carang Tinangluh. Ratna Wilis yang diculiknya dahulu dikembalikan
kepada Carang Tinangluh. Carang Tinangluh juga diberi hadiah yang banyak sekali. Kemudian
Carang Tinangluh pun meneruskan perjalanan bersama-sama dengan Ratna Wilis. Dalam pada
itu, Berajanata Juga sudah meninggalkan negeri Kuripan pergi mencari saudaranya, yaitu Inu.
Kerajaan Madiun dikalahkannya, puteri Madiun diambilnya sebagai isteri. Tersebut pula
perkataan Perbata Sari pergi mencari Candera Kirana. Perbata Sari lalu berangkat ke Lasem,
Endang Sangu Lara ditinggalkannya di Pandan Salas. Negeri ini dikalahkan Inu. Dengan Sira
Panji, telah sampat temu dengan Endang Saklain adalama sekali tidak bahwa Endang Sangu
Perbata Sari meden ander Klak disendistinya yang sedang dicari. Perbata Sayemendengar
berita Karadukak Pandan Salas dan la kembali untuk menggempur Inu. Dalam suatu
pertenfuran yang hebat, Perbata Sari pun tewaslah, Baru kemudian diketahui Inu bahwa
Perbata Sari itu adalah "Pangeran Daha", adik Candera Kirana. Inu sangat berdukacita, mayat
Perbata Sari, demidan juga mayat Isteri-isterinya yang ikut membela, diletakkanar ke Tanjung
Prakit dan dihanjutkan kedalam sungat. Rakit itu terdampar kedupkang Pura dan di sana mayat
Perbata Sari beserta isteri-isetrinya dihidupkan kembali oleh Batara Guru.
Kemudian Candera Kirana diterbangkan Batara Kala ke kerajaan dan diubah menjadi
laki-laki yang bernama Kuda Semirang Sira Pa Panji Pandal Rupa. Tatkala Inu sadar kembali,
didapatinya bahwa Candera Kirana sudah tidak ada dalam Negeri. Akhirnya sampailah Inu di
Gagelang dan diangkat menjadi anak oleh Ratu Gagelang. Di Gagelang inilah Inu bertemu
kembali dengan Carang Tinangluh dan Ratna Wilis, saudaranya. Di Madiun, ia mengalahkan
raja yang memerintah dan kawin dengan puterinya. Sesudah mengalahkan negeri Tanjung
Pura, la pun sampai di Gagelang dan mengabdikan diri kepada Ratu Gagelang. Maka
Berajanata pun berkumpul kembali dengan saudara-saudaranya, tetapi mereka berbuat seolah-
olah tidak saling mengenal. Tersebut pula perkataan Candera Kirana yang berada di Tumasik.
Inu seolah-olah mengenalnya dan mencoba mengambil hatinya, tetapi ia pura-pura tidak tahu
dan selalu menyakiti hati Inu. Tersebut pula perkataan Perbata Sari yang sampai di negeri
Gagelang dengan menyamar sebagai dalang. Mujurlah serangan ini dapat dipatahkan oleh Inu
dan saudara-saudaranya yang sedang berada di Gagelang.
Sesudah perang selesai, Candra Kirana mengundurkan diri ke Gunung Dana Raja
bersama-sama dengan saudaranya. Kini Candra Kirana mengubah diri menjadi perempuan
kembali dan menamakan diri Ratu Dewi Kusuma Indera. la sampai di sebuah gunung dan
diberitahu bahwa tidak lama lagi ia akan berkumpul kemball dengan kekasihnya, tetapi terlebih
dahulu ia mesti bertapa 40 hari. Tersebut pula perkataan Ratu Panggal Jaya meminang Ratu
Danu Raja yaitu Candra Kirana sebagai isteri. Ratu Danu Raja mengajukan syarat-syarat, yaitu
perkawinan itu mesti dirayakan dibalat Tenjo Maya dengan disaksikan tujuh orang bidadari
dari kayangan. Ratu Panggala Jaya tidak mau memenuhi syarat ini dan datang dengan bala
tentaranya, pada waktu itu, Inu baru saja selesai bertapa dan datang membantu Ratu Daha Raja.
Kini tiba giliran Inu untuk meminang Ratu Danu Raja. Ratu Danu Raja memajukan syarat yang
sama. Bersama-sama dengan Semar, maka berangkatlah Carang Tinangluh ke Gunung
Inderakila yang puncaknya konon merupakan pintu gerbang ke keinderaan. Peri itu sangat
berterima kasih kepada Carang Tinangluh dan menghadiahinya dua ekor, gajah putih miliknya.
membukakan pintu langit, karena Semar itu tidak lain dari Sang Yang Tunggal.
Raden Inu sangat gembira, bila diketahuinya baha Ratu Danu Raja tidak lain dari
Candera Kirana, yaitu puteri Daha, tunanganya. Inu kawin dengan Candra Kirana, Carang
Tinangluh dengan puteri Gagelang, Perbata Sari dengan Ratna Wilis, Singa Menteri dengan
puteri Singasari, sedangkan Brajanata dengan seorang puteri Soca Windu. Setelah upacara
selesai, sekalian pangeran pun dinobatkan menjadi ratu, Inu di Kuripan, Perbata Sari di Daha,
Singa Menteri di Gagelang, Carang Tinangluh di Singasari dan Berajanata di Wirabumi.
Adapun kelima orang pangeran itu, memerintah dengan sangat adilnya dan kerajaan masing-
masing pun makmurlah. Banyaklah raja yang menghantar upeti kepada kelima ratu muda di
Jawa itu atas kehendak sendiri.
4. Hikayat Panji Semirang

Sejak diterbitkan untuk pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1911 dalam dua
jilid, hikayat ini sudah berkali-kali dicetak- ulang dan merupakan hikayat yang sangat digemari
oleh masyarakat. Mungkin sekali, Hikayat Panji Semirang yang diterbitkan oleh Pustaka
Antara, Kuala Lumpur, adalah naskah yang diterbitkan Balai Pustaka ini, meskipun hal ini
tidak dinyatakan oleh penerbitnya. Perlu disebut bahwa di sini Hikayat Panji Kuda Semirang
(Bat. Gen. Isinya tidak sesuat dengan hikayat yang judulnya sama seperti yang dikatakan
dengan hikayat yang diterbitkan oleh Balat Pustaka.

Demikian juga Hikayat Panji Semirang yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan
Pustaka di Kuala Lumpur itu adalah satu misnomer. Tetapi Kuda Semirang Sert Panji Pandai
Rupa I yang diterbitkan oleh Ahmad bin Muhammad Thaib di Kota Baharu, Kelaritan adalah
sama seperti hikayat ini. Di bahwa ini disajikan ringkasan Hikayat Panji Semirang yang
diterbitkan oleh Balai Pustaka,85 Tersebutlah perkataan penduduk kayangan turun ke dunia
menjadi ratu di Kuripan. di Daha, di Gagelang dan seorang lagi menjadi Tuan Puteri Beko
Gandasari di Gunung Wilis.

Adapun Ratu Kuripan itu terlalu besar kerajaannya, lagi dikasihi oleh rakyat dan
temenggung. Adapun baginda itu berputera seorang anak laki-laki yang amat baik parasnya,
gilang-gemilang serta kilau-kilauan rupanya. Anak laki-laki itu telah diberi nama Raden Inu
Kartapati, tetapi oleh penduduk negeri dia disebut Raden Asmara Ningrat. Tersebut pula
perkataan Ratu Daha yang mempunyai seorang permaisuri dan dua orang anak gundik.
Permaisuri itu bernama Tuan Puteri Puspa Ningrat, sedangkan gundiknya masing-msing
bernama Maha Dewi dan Paduka Liku. Adapun Ratu Daha ituamat suka menurut hawa nafsu
serta menurut semua perkataan isterinya, terutama Paduka Liku. Adapun Galuh Ajeng itu amat
dengki kepada Galuh Candera Kirana, la suka menangis dan berguling-guling di tanah oleh
hal-hal yang sepele. Tersebut pula perkataan Ratu Gagelang yang amat makmur dan aman serta
sentosa. Semua ajar-ajar pertapaan, pendeta dan brahmana juga turun dari gunung untuk diam
di dalam negeri itu. Adapun Ratu Gagelang itu mempunyai seorang putera, Raden Singa
Menteri yang terlalu sarsar dan jumawa adatnya. Tersebut pula perkataan adik perempuan
ketiga orang ratu yang ernama Beko Gandasari. Adapun Beko Gandasari itu amat baik paras
ya dan suka pula bertapa.

Hatta berapa alamanya, Candera pun dipinang oleh Ratu Kuripan sagt Raden Inu
Kartapati. Pertunangan Raden Inu dan Candera Kirana nembuat Galuh Ajeng sakit hati. Paduka
Liku juga sakit hati, melihat sang Ratu makin menaruh kasih dan sayang pada Candera Kirana.
Disuruhnya saudaranya rang bernama Menteri pergi mencari guna-guna yang dapat membuat
Sang Ratu kasih dan sayang kepadanya. Sang Ratu yang pada mulanya endak membunuhnya
juga dibuatnya tergila-gila kepadanya. Maka Candera Kirana pun menjadi anak yatimlah. Maka
khabar kematian permaisuri Daha serta hal Candera Kirana pun kedengaran kepada Ratu
Kuripan. Ratu Kuripan lalu mengirim anak- anakan ke Daha untuk menjadi penghibur hati
Candera Kirana. Galuh Ajeng memilih anak-anakan yang dibungkus dengan kain sutera.
Candera Kirana tidak mau berpisah dengan anak-anakan emasnya, biarpun dipaksa
ayahandanya sendiri. Karena kedegilanya ini, maka rambutnya pun digunting Sang Ratu.
Galuh Candera Kirana tidak betah lagi diam di dalam negeri. Pada suatu hari, dengan
diiringi oleh kedua orang dayangnya serta Maha Dewi dan menteri yang setia, Galuh Candera
Kirana pun meninggalkan negeri Daha. Hatta berapa lama berjalan, maka sampailah mereka di
satu tempat yang hampir dengan negeri Kuripan. Di situlah Galuh Candera Kirana membuat
kota dan menjadi raja. Maka tetaplah Galur Candera Kirana di dalam negeri atau kota. Semua
orang yang lewat di situ dirampasnya, dan dipaksa tinggal dalam negeri Itu; hanya orang
Gagelang yang tidak diganggu. Harta benda dirampas juga oleh Panji Semirang dengan pesan,
jikalau Raden Inu sendiri datang mengambilnya, harta benda itu akan dikembalikan. Raden Inu
datang dan menjadi sahabat Panji Semirang yang karib. Dirabanya lengan dan tangan Panji
Semirang itu tidak lain adalah tunangannya, Candera Kirana. Baru sesudah perkawinan
diketahuinya bahwa Puteri Daha itu bukan kekasihnya, Candera Kirana, melainkan Galuh
Ajeng.
Raden Inu tidak betah tinggal bersama-sama dengan Galuh Ajeng yang selalu minta
dirumrum. Pada suatu hari, Raden Inu pun meninggalkan negeri Daha pergi mencari Panji
Semirang. Dari Maha Dewi diketahuinya bahwa Panji Semirang tidak lain adalah Candera
Kirana. Sudah dua orang puteri yang dinikahinya, yaitu Puteri Galuh Nawang Candera dari
negeri Sedayu dan Puteri Nila Wati dari negeri Jaga Raga, sebelum Raden Inu tiba di Gagelang.
Karena itu, sebelum Raden Inu datang mencarinya, ia suadha membubarkan negeri yang
didirikannya itu dan pergi mengembara berkeliling negeri. Hatta berapa lamanya, Candera
Kirana disuruh bibinya pegi ke negeri Gagelang serta menyamarkan diri sebagai gambuh.
Maka pergilah Candera Kirana ke negeri Gagelang sebagai Gambuh Warga Asmara. Raden
Inu atau Raden Panji Jayeng Kesuma juga sangat tertarik kepada Gambuh Warga Asmara dan
selalu mengajaknya pergi berjalan jalan. Rupa dan tingkah laku gambuh itu seperti bersaduara
selbu dengan Raden Panji itu. Tersebut pula perkataan Ratu Lasem dan Sang Ratu Pudak
Setengal yang bersaduara dengan Ratu Jaga Raga itu datang menyerang Gagelang Raden Panji
dan penakawannya. Semar maju menghadapi serangan ini. Kedua ratu ini tidak dapat bertahan
lalu menyerahkan diri. Dua Orang Puteri mereka juga dipersembahkan kepada Raden Panji.

Dalam pada itu, Nila Wati, seorang gundle Raden Panji sudah menyangka Gambuh Warga
Asmara adalah seorang perempuan dan meminta Raden Panji menyelidiki hal ini. Raden Panji
mengintip Derbuatan Gambuh Warga Asmara di balk tiral peraduan. Raden Panji tidak dapat
menahan diri lalu melompat masuk ke tempat peraduan Warga Asmara. Mak Raden Panji dan
Gambuh Warga Asmara pun bersuka-sukaan slang dan malam dengan tanda berhentinya.

Tersebut pula perkataan Paduka Liku dan Galuh Ajeng. Sekali lagi Paduka Liku menyuruh
saudaranya Menteri pergi mencari sepah sirin (guna-guna) Tetapi Menteri mati disambar
halilintar di tengah jalan. Tidak lama kemudian, maka matilah Paduka Liku.

Maka Gunung Wilis itu pun menjadi bertambah ramai, karena banyak ajar-ajar dan
brahmana, orang pertama dan pendeta yang datang menghada dan menjunjung duli baginda di
situ. Hatta Ratu Gagelang juga merajakan Raden Singa Menteri dalam negeri dan menjadi
begawan di sebuah gunung. Tersebutlah pula bahwa negeri Gagelang dan negeri Kuripan itu
semakin lama semakin bertambah-tambah ramainya; banyak orang dagang dan biaperi yang
singgah di situ.

5. Hikayat Misa Taman Ajeng Kusuma


Hikayat yang disunting oleh Abdul Rahman Kach ini berasal dari sebuah naskah yang
tersimpan di Perpustakaan Negara Malaysia. Menurut Abdul Rahman Kach, hiltayat ini
munglin disalin antara tahun 1860 hingaga 1870. Perpustakaan Museum British, ada sebuah
naskah, yaitu peristiwa Ini tidak terdapat dalam hikayat ini, tidak dapat diterangkan juga
hubungan hikayat ini dengan Hikayat Misa Taman yang disebut ole Werndly pada tahun 1736.

Maka Betara Naya Indera pun kembali ke kayangan dan anak-anaknya yang menjadi ratu
di dunia itu pun pada saatnya anak pula. Raden Inu Kertapati, putera Kuripan, sebenarnya
sudah bertunangan dengan Candera Kirana, puteri Daha. Setelah mellhat gambarnya yang
dilukis Semar, Ini tidak mau kawin dengan Candra Kirana. Perempuan buruk itulah yang
dilukis Semar. Hatta berapa lama, Ini pun kawin dengan puteri Daha.Sementara itu, Candera
Kirana sudah ditunangkan pula dean Raden Singa Persatu (Putera Belambangan). Inu tidak
dapat menahan berahinya dan sentiasa mau mendekati Candera Kirana saja. Untuk
mengelakkan kejadian yang tidak dingini, Candera Kirana diterbangkan Batala Kala ke hutan
Segara Gunung. Di dalam hutan ini, Candera Kirana ditemul Ratu Segara Gunung dan diangkat
menjadi anak. Kini Cadnera Kirana bertukar namanya menjadi Ken Segerba Ningrat. Raden
Inu dan saudaranya Raden Carangluh juga pergi mencari Candera Kirana. Mereka sampai di
Gunung Jamurdipa dan bertapa di sana. Hatta. berapa lama, Batara Indera mengunjungi mereka
dan menghadiahi mereka sebentuk cincin hikmat. Mereka juga diajar berbagai ilmu hikmat.
Dengan perlengkapan ini, Raden Inu meneruskan pengembaraannya. Kini Raden Inu memakai
nama Misa Jayeng Kusuma Sira Panji Jayang Seteru; saudaranya juga bertukar nama menjadi
Kelana Anom Perwira. Mula-mula mereka mengalhkan empat oran gratu bersaudara yang
membakar persanggarahan pengiring Raden In yang tinggal di kal Gunung Jamurdipa. Maka
Raden Inu dan orang-orangnya pun duduklah di Kembang Kuning, neger keempat orang ratu
bersaudara itu.

Saudara Candera Kirana, yaitu Raden Asmara Agung dan Raden Gunung Sar, juga turut
mencari Candera Kirana. Raden Asmara Agung menewaskan seorang dewa yang kena sumpah
dan memperoleh hadiah berapa sebentuk cincin hikmat darinya. Ratu Melayu menyambut
kedatangan mereka dengan balk dan mengawinkan puterinya dengan Kelana Wrapati Kusuma
Agung. Ratu Gunung menungkul dengan menyerakan putera-puteranya, Al antaranya talah
Candera Kirana. Raden Inu tertarik dan krawin dengan ken Segerba Ningrat tapa diketahul
bahwa puteri yang dikawininya itu tidak lain lalah Candera Kirana. Hatta Raden Gunung Sari
pun kawin dengan Puterl Lasem. Raden Inu sangat mengasthi isterinya yang baru ini, yaltu
Ken Se-gerba Ningrat. Cinta kasih Raden Inu pada isterinya yang baru Int menim-bulkan rasa
irl hatt dan benci di hati selirya Ratan Lango. Ratna Lango memitnah seolah-olah Ken Segerba
Ningrat pernah berbuat jahat dengan orang lain. Ken Segerba Ningrat tidak menerima hukuman
Raden Inu terhadapnya dan meninggalkan istana bersama-sama dengan du orang kedayannya.

Dalam perjalanan, Ken Segerba Ningrat diterbangkan Betara Kala ke gunung Wills. Maka
Ken Segerba Ningrat pun memakai nama Endang Kusuma Jaya dan duduk bertapa di gunung
itu. Tersebut pula perkataan Raden Inu mencari orang yang menodal isterinya. Betala Kala
memberitahu Raden Inu kedudukan perkara yang sebenarnya bahwa Ken Segerba Ningrat tidak
lain adalah Candera Kirana, tunangannya. Akhirnya, Raden Inu dibawa ke gunung tempat Ken
Segerba Ningrat bertapa untuk berobat. Ken Segerba Ningrat takut, kalau-kalau rahasianya
dike-tahut oleh Raden Inu. Karena itu, Ken Segerba pun meninggalkan gunung itu pada suatu
hari. Kali ini ia diubah Betala Kala menjadi seorang lanang (laki-lak) yang bernama Misa
Jejuluk Sira Panji Maling Daha. Selang berapaq lama, sampailah Raden In Gagelang sebagai
seorang kelana yang bernama Misa Edan Sira Panji Jayeng Kusuma. Kedatangan Raden Inu
di-sambut dengan baik oleh Ratu Gagelang. Tersebut pula perkataan Misa Jejuluk (Candera
Kirana) yang mengem-bara sampai di neger Belambangan Jaya. Hatta Misa Jejujuk Juga
mendapat perintah untuk membawa Ratna Wilis, adik Raden Inu. Raden Kerta Buana hendak
keluar mencarl adiknya yang dicultk oleh midsa jejujuk, tapi dilarang ayahnya, raden Kerta
buana tidak mengindahkan larangan ayah-nya dan disumpah menjadi seorang raksasa. Dalam
bentuk raksasa, la menyelamatkan` Puterl Nawang Kusuma yang dilarlkan oleh seorang per-
tapa, Raden kembar Dahang.

Sesudah berapa lama di Lasem, Raden Agung dan Gunung sarl pun meneruskan
pengembaraan mereka dan sampai di gagelang. Pada waltu yyang sama, Misa jejujuk juga
sampai dengan menyyamar sebagal seorang kelana, maka Misa Jejujuk pun bertemulah dengan
saudara-saudaranya dan tunangannya Raden inu, namun masing-masing masth dalam penya-
maran. Misa jejujuk yaitu Canderaq Kirana, masih belum mau membuka rahasia dan
meninggalkan negerl Gagelang. Dalam perjalanan, ia sampai di negeri tambak kencana dan
membunuh seorang raksasa yang tidak lain adalah Raden Kerta buana. Maka Misa Jejujuk pun
menjadi ratu di neger itu dengan gelar Sang Prabu Anom.

Raden Inu dan saudara-saudaranya, berkat bantuan Prabuan Prabu Anom (candera Kirana)
mencapai kemenangan yang besar. kemudian raden In mendengar bahwa Prabu Anom pernah
menyelamatkan Puteri nawang kusuma (Daha) dan Galuh majapahit dan meminta supaya
kedua puteri ini dipulangkan kepada ayahanda mereka prabu anom mendapat bantuan dari
betara kala dan memperoleh kemenangan. Raden inu dan saudara-saudaranya dipenjarakan.
Para ratu di Gagelang dapat mendamaikan Prabu Anom dengan Raden Inu, selang berapa hari,
prabu Anom diubah meniadi perempuan semula oleh betara kala. Ratu Kuripan, Daha,
Singasari dan Gagelang, semuanya berangkat ke Gunung Segara Kidul untuk membayar kaul,
lalu turn dari kerajaan.

6. Hikayat Dewa Asmara Jaya

Menurut Harun Mat Piah yang telah mengkaji sebuah naskah hikayat ini untuk mencapai
gelar Sarjana Sastra di Universiti Malaya, tahun 1972, hikayat in adalah hikayat yang lebih
lengkap daripada hikayat-hikayat lain yang dikenali, B Tentang asal usul hikayat ini hanya
dikatakan naskah yang dikajinya, yaitu naskah Koleksi M.

Sesudah makan sekuntum bunga seroja, permatsuri pun hamil dan melahirkan seorang
putert yang dibert nama Ratu Kemur dan baginda masth mendapat empat orang putera yang
masing-masing bernama Kuda Rawl Serengga,Kuda Mengsari, Kuda Wirajaya dan Kuda
Wirasani. Sementara Itu, Ratu Majapahit Juga mendapat seorang putera, Raden Bangbang
Sukma Indera namanya dan empat orang puterl yang diberi nama Raden Ayu Kusuma, Raden
Candera Kirana, Raden Dewi Kusuma dan Raden Nlla Kusuma, Adapun Raden Bangbang
Sukma adalat seorang putera yang gagah berani dan orang pertapaan. Hatta berapa lamanya,
Betara Malapahit pun menutus ke Kuripan supaya puterl-puterinya dilamar oleh putera-putera
Kuripan.Dalam pada itu, di Kuripan terjadi hura-hara. Kuda Rawi Serengga dan Kuda Wirajaya
Jatuh cinta pada gadis yang sama, yattu Ken Maya Sari, anak perempuan seorang Demang.
Karena cemburu, Kuda Wirajaya menikam mat gadis Itu, dan menimbulkan kemurkaan Ratu
Kuripan kepadanya. Kuda Rawi Serengga Juga tidak mau mengamput kesalahannya. Kuda
Wirajaya sangat menyesalkan dirinya dan pergi bertapa di Gunung Imagiri dengan diringi oleh
seorang penakawannya yang setia saja. Pada saat itu, Kuda Rawi Serengga dan Kuda Mangsari
juga berangkat ke Majapahit untuk kawin dengan puterl-puterl Majapahit.

Sukma Wijaya menamai dirinya Sang Sura Kelana dan mengangkat petani yang
membesarkannya menjadi Dipati di kampung. Dalam pada itu, Kuda Wijaya juga mendapat
perintah dari Batara Kala supaya pergi mencari Sang Sura Kelana dan mengajaknya bersama-
sama pergi ke Majapahit. Dalam perjalanan ke Majapahit, Kuda Rawi Serengga dan Kuda
Mangsari disekat oleh angkatan yang dikepalai oleh Ratu Jajar Cemara. Untunglah Sang Sura
Kelana dan Bangbang Negara tiba pada saat yang genting dan mematahkan sekatan angkatan
Ratu Jafar Cemara. Kuda Rawi Serengga juga berdamai dengan saudaranya, Kuda Wirajaya
yang kini bernama Bangbang Negara. Perkawinan antara putera-putera Kuripan dan puteri-
puteri Majapahit lalu diadakan. Ratu Jajar Cemara datang menghalang lagi dengan sekutunya,
tatkala putera-putera Kuripan hendak kembali ke Kuripan. Ratu Jajar Cemara tewas dan
negerinya juga jatuh ke tangan putera-putera Kuripan. Sang Sura Kelana kembali ke negerinya,
Jajar Angsoka dan kawin dengan Puteri Raden Ratna Kusuma. Puterinya yang tidak kawin,
Ratu Candera Kesuma pergi bertapa ke gunung dan mentadi KIll Suct dengan gelar Nila
Rajapati. Menti ringkasan yang diberikan oleh Harun Mat Plah dan Ist naskah Leiden yang
terdapat dalam katalogus H. Kemudian selepas mengalahkan serangan Ratu Jajar Cemara yang
kedua, la diangkat menjadi anak oleh Ratu Majapahit dan diberi nama Pengeran Jaya Kesuma.

7. Hikayat Undakan Penurat

Walaupun demikian hikayat in adalah salah satu versi cerita Ken Tambuhan dan Raden
Menteri yang terkenal. la mempunyai hubungan yang erat dengan Syair Ken Tambuhan. Satu
masalah yang timbul talah bolehkah hikayat ini, atau Syair Ken Tambuhan, dianggap sebagai
cerita Panji.

Menurut ukuran ini, hikayat ini tidak boleh dianggap sebagal cerita Panji. Teeuw, cerita
Ken Tambuhan dan Raden Menteri ini pada asalnya mungkin merupakan sebuah cerita rakyat
yang mengisahkan percintaan seorang putera raja dengan seorang gadis biasa. Cintanya itu
menimbulkan kemarahan sang permaisuri yang lalu menyuruh orang membunuh gadis itu.
Cerita yang sedth in kemudian menjadi bagian dari cerita Panji dan disesualkan dengan sifat
umum cerita Panjl. Hasilnya ialah cerita seperti Hikayat Undakan Penurat dan Syair Ken
Tambuhan. Inilah sebuah hikayat Ratu Pura Negara yang amat masyhur wartanya di tanah Jawa
dan Tanah Melayú, pada suatu malam, bagina bermimpl memungut bulan Jatuh ke ribaannya.

Selang berapa lama, Permaisuri pun hamll dan pada ketika yang baik, Permaisurlpun
berputeralah seorang lakd-lal yang terlalu amat elk parasnya, gilang-gemilang kilau-kilauan
warna rupanya dan bercahaya-cahaya tubuhnya tada dapat ditentang, nyata, dan lemah gemulal
tingkah lakunya. Hatta Raden Mentei pun besarlah dan dituangkan dengan puteri di Banjar
Kulon.

Pada suatu harl, Raden Menterl pergi menyumpit burung dan masuk ke sebuah taman
larangan, Taman Penglipur Lara namanya: dan menjumpai seorang puterl yang terlalu cantik
rupanya. Raden Menteri terpesona oleh kecantikan Ken Tambuhan dan membawanya pulang
ke rumah. Pada suatu harl, disuruhnya Raden Menteri pergl memburu seladang. Sepeninggalan
Raden Menteri, disuruh-nya Pelembaya membunuh Ken Tambuhan di dalam rimba besar.
Tersebut pula perkataan Raden Menteri tidak berhasil mencari seladang yang diminta
permaisuri.

Dalam hal yang demikian, Raden Menteri pun berjalan kemball ke istana. Dihunus
kerisnya, lalu ia suduk selira, maka Raden Menteri pun mati bertindih bangkai dengan Ken
Tambuhan. Berita kematian Ken Tambuhan dan Raden Mentert pun disampalkan kepada
baginda. Setelah ingat kembali, disuruhnya orang membawa mayat Raden Menteri dan Ken
Tambuhan ke dalam neger untuk dibakar, abunya ditaruh dalam candi emas. Adapun selama
Raden Menteri mati itu, Permaisuri tidaklagi diperdulikan baginda. Batara Kala yang sedang
mengellingi dunia pun kasihan kepada baginda dan meramalkan bahwa Raden Menteri akan
beristerikan Ken Tambuhan kelak.

Pada suatu hari Permasiuri mendapati bahwa candi anakanda sudah menjadi dua
kuntum bunga tanjung, sekuntum mekar dan sekuntum kuncup. Maka Sang Nata dan
Permaisuri pun tap-tiap pagi dan sore pergi melihat bunga itu. Berapa lama kemudian, maka
bermimpilah Sang Nata pada suatu malam. Batara kala dalam rupa seorang tua menyuruhnya
mengambil bunga tanjung yang dua kuntum itu. Bunga yang kuncup itu hendaklah diberikan
kepada Permaisuri untuk diukupt dengan setanggi, dan dia sendiri hendak mengasapi bunga
yang mekar itu. Maka Sang Nata dan Permaisuri pun berbuatlah seperti suruhan Batara Kala
itu. Dari bunga yang kuncup itu muncullah Raden Menterl, sedangkan Ken Tambuhan keluar
dari bunga mekar. Dalam pada itu, Raden Menteri dan Ken Tambuhan pun dikawinkan. Setelah
selesal pesta perkawinan, Raden Menteri pun dirajakan di dalam neger untuk menggantikan
ayahandanya. Maka semua rakyat pun sangat amat kasth kepada Raden.
Cerita Panji Jawa

Yang terkenal ialah Malat dan Panji Angreni. Malat berasal dari nama tokoh utamanya
yang bernama Panji Amalat Rasmi, artinya yang menaklukkan si cantik. Heroin-nya bernama
Puteri Anrang Kesari, artinya yang menentang bunga kesari (dengan kecantikan- nya) Malat
terkenal dengan panjangnya dan ceritanya yang berbelit-belit. Menurut Dr. Poerbatjaraka,
Malat sebenarnya adalah cerita Panji yang muda sekali, hanya dibuat ketua-tuaan saja. Yang
lebih tua, dan merupakan prototype adalah Panji Angreni (Palembang). Ciri-ciri Panji yang tua
ialah:(1) Menyebut empat raja bersaudara (tanpa menyebut nama masing-masing). Salah
seorang, yaitu saudara perempuan, menjadi biku. (2) Menyebut Gagelang sebagai kerajaan
yang keempat dan bukan Urawan. (3) Penda- huluannya menceritakan pahlawan-pahlawan
India (misalnya Arjuna, Samba dan lain-lain) menitis ke dunia.
Ringkasan Panji Angreni (Palembang)

Yang tua, saudara perempuan yang tidak kawin menjadi pertapa dan bernama Rara
Sunti. Lainnya menjadi ratu, masing-masing di Mamenang (Daha-Kediri), Urawan dan
Singasari. Ratu Janggala mempunyai empat orang putera, masing-masing bernama Brajanata.
Wanengpati (putera sulung), Carang Waspa dan Onengan (puteri bungsu). Panji Wanengpati
(atau Raden Mantri, Raden Putera) sudah bertunangan dengan puteri Daha yang bernama Sekar
Taji (Candra Kirana). Pada suatu hari, untuk menghiburkan hati yang rindu-dendam, pergilah
Panji bertamasya. la sampai di suatu daerah dan terpesona oleh puteri seorang patih yang
bernama Angreni. Panji hidup bercinta-cintaan dengan kekasihnya dan tidak mau kawin lagi
dengan puteri Daha. Panji seolah-olah menjadi orang yang tidak waras pikirannya. Panji sudah
tidak betah lagi tinggal di dalam negeri. Pada suatu hari, dengan disertai saudara dan
penakawannya, Panji pun pergi belayar. Dalam pelayarannya, Panji sampai di Bali dan
menaklukkan raja Bali.
Puteri Bali, Andayaprana yang sangat cantik parasnya, diambilnya menjadi isteri.
Biarpun begitu, Panji masih terus mengenangkan kekasihnya yang sudah dibunuh. -Semasa
Panji di Wirasaba, datanglah utusan dari Daha meminta Cerita Panjt dari Jawa 145 bantuan
kepada Panji untuk menghadapi serangan dari Raja Matata Untuk bantuan ini, Panji dijanjikan
puteri Daha yang bernama Sekar Taji. Panji sangat tertarik kepada puteri Daha. Sekar Taji yang
mirip dengan Angreni. Puteri Daha. Sesudah musuh dikalahkan, perkawinan Panji dengan
Sekar Taji pun berlangsunglah. Berita perkawinan Sekar Taji dengan Jayeng Sari, nama
samaran Panji, pun tersebarlah ke mana-mana. Juga sampai di Janggala. Ratu Janggala murka:
untuk menepati janjinya (pertunangan Panji dengan Puteri Daha), la membunuh kekasih Panji
dan karenanya, Panji juga sudah menghilang. Tetapi sekarang, puteri Daha dikawinkan dengan
orang lain. Terbukalah rahasia bahwa Jayeng Sari tidak lain adalah putera Janggala yang
bernama Panji.
Bagian II
Tersebutlah perkataan Ratu Nusakencana yang gagah berani, Kelana Tunjung-Seta
namanya. Ratu ini mempunyai seorang saudara perempuan, Angrenasari, yang tidak lain
adalah titisan Angreni. Ratu ini mempunyai seorang permaisuri dan beberapa orang selir, tetapi
tidak mencintai mereka. la mencintai saudara perempuannya yang berlainan ibu, yaitu
Angrenasari. Angrenasari menolak cintanya dengan mengatakan bahwa saudara yang sudah
dewasa tidak baik duduk berdekatan. Ratu Nusakencana berniat mengalahkan Kediri. Narada
turun ke dunia dan memberitahu Panji tentang niat Ratu Nusakencana yang jahat ini. Ratu
Nusakencana datang dan memohon mengabdikan diri kepada Ratu Kediri, karena itu adalah
kaulnya semasa sakit dahulu. Permohonan Ratu Nusakencana diterima dengan baik oleh Ratu
Kediri. Pada suatu hari, sesudah suatu jamuan, permaisuri Nusakencana tersesat ke tempat
kediaman Panji. Kemudian Panji menyuruh permaisuri memberitahu hal ini, hal dirinya
diperkosa Panji, kepada Ratu Nusakencana.
Dalam peperangan Ini, Ratu Nusakencana tewas, tetapi Panji sendiri juga jatuh
pingsan. Narada turun ke dunia menghidupkan Panji. Penyamaran ini demikian telitinya
sehingga Ratu Daha juga tidak dapat membedakan mana Panji yang sebenarnya, dan yang
mana pula Panji palsu. Akhirnya Panji yang benar dapat berhadapan dengan Panji palsu dan
membunuhnya.
Kemboja dan Thailand
Cerita Panji juga tersebar ke Kemboja dan Thailand. Ini mengingatkan kita cara
mengeja Ino dalam huruf jawi. Menurut Pangeran Dhani Nivat, 03 versi Kemboja yang
diselidiki Dr. Poerbatjaraka itu sebenarnya adalah saduran cerita Panji Stam yang muda, ditulis
oleh Rama II (1767-1824). Menurut Pangeran Dhani Nivat, ada dua versi cerita Panji dalam
bahasa Siam, yang pertama terkenal dengan nama Dalang dan yang kedua Ari Negara. Menilik
ringkasan Dalam yang diberikan, saya dapati bahwa Dalang sebenarnya adalah kumpulan
cerita yang bermacam-macam, dari versi cerita Panji yang berlainan.
Yang pertama ialah Busba Desa, dibedakan dengan Busba Daha, yaitu puteri Daha
yang merupakan kekasih yang kedua. Di samping itu Ino menculik Busba Sari, puteri seorang
penghulu (kekasih yang pertama dibunuh oleh raja, sedangkan kekasihnya yang ketiga tidak
ada cerita lanjutnya). Seterusnya diceritakan bahwa Ino atau Panji tertipu dan dihanyutkan ke
sebuah pulau yang tidak ada lelakinya. Busba Daha, yaitu puteri Daha, diterbangkan oleh
neneknya dan terpaksa menyamar menjadi laki-laki. Seterusnya adalah cerita saling cari-
mencari, disertai dengan penaklukan dan pengalaman cinta yang tidak terbilang banyaknya.
Untuk bahan perbandingan, di bawah ini disajikan ringkasan cerita Panji Kemboja.
Ringkasan 'Cerita Panji Kemboja'
Eynao, pangeran Kuripan, memutuskan pertunangannya dengan Bossaba, puteri Daha,
dan kawin dengan puteri yang lain. Bossaba sudah ditunangkan dengan seorang pangeran dari
Cari- ka dan hari perkawinannya pun sudah ditetapkan. Lagi pula, Bossaba juga sangat marah
kepada Eynao, karena perbuatannya membatalkan pertunangan itu. Mendengar berita
perkawinan Bossaba yang akan dilangsungkan itu, Eynao pingsan. Iparnya, Sangkha-Marita,
berhasil membujuk hati Eynao dengan mengemukakan suatu cadangan: menculik dan
menyembunyikan Bossaba di sebuah gua. Rancangan penculikan berhasil dan Carika ,
tunangan Bossaba, Juga percaya bukan Eynao yang menculik kekasihnya. Pattarac-Cala, nenek
moyang Eynao dan Bossaba, marah terhadap perbuatan Eynao yang kurang sopan ind. Bossaba
yang disembunyikan Eynao di dalam gua diterbangkan ke suatu tempat yang jauh. Bossaba
diubah menjadi seorang lelaki yang diberinama baru Onacan. Dengan senjata yang sakit itu
Onacan pergi mengembara dan diangkat menjadi putera oleh Raja Pramotan. ia bertemu
dengan seorang pertap amuda yang sangat elok parasnya. Eynao mencurigai Bossaba (Onacan)
dan mulai mengikuti jejaknya, ke mana pun Onacan pergi. Mereka sampai di kerajaan Kalang,
dan sama-sama mengabdikan diri kepada Raja Kalang. Kepandatan mereka dalam berkelahi
dan bermain senjata sangat mengagumkan Raja Kalang. Onacan dan Eynao mulai menjadi
sahabat karib. Raja Calapan meminang puteri Kalang yang tertua untuk adiknya Raja Camara.
Raja Calapan datang dengan tentaranya untuk menyerang Kalang. Serangan ini dipatahkan
oleh Eyano bersama-sama dengan Onacan. Di gunung itu, datang pula Pattarac-Cala nenek-
moyangnya. Pattarac-Cala mengubah Onacan menjadi perempuan semula dan menamainya Ci
Enang. Pattarac-Cala juga meramalkan pertemuannya dengan Eyano di gunung Enang.
Siyatara sangat sedih karena kehilangan saudara perempuannya Bossaba, alias Onacan. Ia
bertemu dengan seekor merak emas yang sangat elok rupanya. Karena mengejar merak ini,
akhirnya ia sampai ke negeri Kalang. Di Kalang, ia bertemu dengan Eyano dan tunangannya,
yaitu adik perempuan Eyano yang bernama Vyada.
Raja Prea-bat-meang-roda mendengar kemasyhuran nama Eyano dan merasa iri hati.
Karena ahli-ahli sihir tidak tahu jalan dan tidak kenal Eynao, Jaran lalu diculiknya. Ci Enang,
alias Onacan allas Bossaba, juga ditemukan kembali. Raja Kuripan dan Raja Daha juga datang
di Kalang untuk merayakan perkawinan antara keeluarga raja ini. Tidak lama kemudian,
pangeran yang baru melangsungkan perkawinan itu naik kerajaan di negeri masing-masing

Anda mungkin juga menyukai