0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
262 tayangan40 halaman
Dokumen tersebut membahas pengaruh Hindu (India) terhadap kebudayaan Melayu, khususnya epik Ramayana. Terdapat beberapa teori mengenai penyebaran budaya India di Asia Tenggara, di antaranya oleh pedagang, kesatria, atau Brahmana. Ramayana sangat memengaruhi sastra Melayu dalam bentuk Hikayat Sri Rama dan cerita rakyat lainnya.
Dokumen tersebut membahas pengaruh Hindu (India) terhadap kebudayaan Melayu, khususnya epik Ramayana. Terdapat beberapa teori mengenai penyebaran budaya India di Asia Tenggara, di antaranya oleh pedagang, kesatria, atau Brahmana. Ramayana sangat memengaruhi sastra Melayu dalam bentuk Hikayat Sri Rama dan cerita rakyat lainnya.
Dokumen tersebut membahas pengaruh Hindu (India) terhadap kebudayaan Melayu, khususnya epik Ramayana. Terdapat beberapa teori mengenai penyebaran budaya India di Asia Tenggara, di antaranya oleh pedagang, kesatria, atau Brahmana. Ramayana sangat memengaruhi sastra Melayu dalam bentuk Hikayat Sri Rama dan cerita rakyat lainnya.
Pengaruh Hindu (India) dalam alam Melayu melalui masa yang panjang. Siapakah yang meluaskan kebudayaan India di Asia Tenggara (Nusantara)? Dalam hal ini ada beberapa teori. 1. Penyebar kebudayaan India adalah para pedagang, yaitu kaum Waisa. Teori ini ditentang dengan alasan 1) Pusat kebudayaan bukan di pesisir, tetapi di daerah pedalaman yang tidak dikunjungi kaum pedagang. 2) Kebudayaan yang terdapat di Nusantara bukan kebudayaan kaum Waisa, tetapi kebudayaan kaum Brahmana 2. Penyebar kebudayaan Hindu adalah kaum kesatria (pendapat sarjana India).
Dasar pendapat ini adalah karena serangan dari
bangsa-bangsa utara, kaum kesatria beramai- ramai pindah ke Asia Tenggara serta menyiarkan agama Hindu. Teori ini ditentang oleh sarjana lainnya dengan alasan 1) Perpindahan beramai-ramai mengarungi lautan bukanlah mudah. 2) Kalau betul bangsa India beramai-ramai pindah ke Asia Tenggara, sudah tentu darah orang Asia Tenggara berubah. Kenyataannya tidak. 3. J.C. Van Leur Kaum Brahmanalah yang meluaskan kebudayaan India. Kaum Brahmana ini datang diundang oleh raja-raja setempat untuk meresmikan mereka menjadi kesatria atau memperkokoh kedudukan mereka. 4. G.Coedes Kaum pelajar yang belajar ke Indialah yang meluaskan kebudayaan India.
Kebudayaan India yang berpengaruh ke
Nusantara di antaranya adalah epos Ramayana dan Mahabarata. RAMAYANA Ramayana adalah epos India yang terkenal. Ramayana adalah kavya, yaitu puisi yang digunakan untuk memberi ajaran kepada para muda-mudi. Ajaran yang diberikan meliputi 1. Darmasastra (ajaran moral) 2. Arthasastra (ajaran politik dan peperangan) 3. Nitisastra (ajaran tentang cara hidup yang mulia)
Ramayana juga merupakan cermin hidup orang
Arya yang idealis. Rama adalah lambang anak yang taat, saudara yang ramah, suami yang penuh kasih sayang, kesatria yang gagah berani dan raja yang adil dan idealis.
Sita adalah lambang istri yang setia.
Saudara-saudara Rama, semuanya adalah lambang
saudara yang dicita-citakan manusia.
Dasarata adalah lambang manusia yang lemah, yang
tidak dapat menahan godaan wanita. Ramayana disusun oleh Walmiki.
Ada beberapa pendapat tentang asal-usul
Ramayana 1. Lassen berpendapat bahwa Ramayana adalah gambaran alegoris penaklukan orang Arya terhadap bangsa-bangsa lain India Selatan. 2. Jacobi berpendapat bahwa Ramayana adalah hasil campuran sejarah dan dongeng. Perselisihan dalam istana yang menyebabkan pembuangan Rama ada dasar sejarahna. Dasar sejarah ini kemudian ditambah dengan cerita pembunuhan Rawana yang diambil dari Rigveda, Sita adalah Dewi Pertanian, sedangkan Rama adalah Dewa Indra. Peperangan Rama dengan Rawana sebenarnya adalah sindiran pertentangan antara Indra dan Wirta, seorang demon.
Menurut D.C.Sen Ramayana mempunyai tiga sumber
1. Dasarata Jataka; 2. Dongeng-dongeng Rawana yang berasal dari India Selatan; dan 3. Pemujaan kera.
Walmiki mencampur ketiga cerita ini menjadi satu cerita
yang mempunyai kesatuan plot. Selain Ramayana Walmiki, di India masih ada tiga Ramayana yang lain, yaitu 1. Yoga-Vasistha-Ramayana; 2. Adhiyat-Ramayana; 3. Adbhuta-Ramayana.
Menurut Zoetmulder Adbhuta-Ramayana dapat
menjelaskan beberapa perkara yang kurang jelas tentang cerita Rama, misalnya asal-usul Sita dan bagaimana Rama dianggap penjelmaan Wisnu sebagaimana terdapat dalam beberapa versi. Pengaruh Ramayana besar sekali, pada abad ke- 4 seorang penyair bernama Kalidasa mengolah cerita Rama kembali dalam suatu syair yang bernama Raghuwansa.
Pada abad ke-6 penyair Bhatti mengolah cerita
Rama kembali dalam syair Rawana-Wadha (pebunuhan Rawana). Syair ini juga terkenal sebagai Bhattikavya. Menurut tiga orang sarjana India, yaitu H.B. Sarker, Manomohan Gush, dan C. Bulcke, serta seorang sarjana Indonesia, Poerbatjaraka, yang menjadi sumber Kakawin Ramayana, adalah Rawana-Wadha bukan Ramayana-Walmiki. Ketika agama Budha muncul di India, cerita Ramayana disusun kembali menurut ajaran Budha dan diberi judul Dasarata Jataka. Episode- pisode dalam Dasarata Jataka banyak diambil dari Ramayana Walmiki.
Rama dianggap Bodhisattva. Sita adalah adik
perempuan Rama, tetapi kemudian menikah dengan Rama. Penculikan Sita dan peristiwa setelah penculikan tidak ada pada Dasarata Jataka. Pada tahun 1100 cerita Rama disalin ke dalam bahasa Tamil, oleh seorang penyair bernama Kamban, dengan judul Ramavatram (penjelmaan Rama).
Kemudian muncul pula versi dalam bahasa Hindi,
Malayalam, Telugu, Benggali, dll.
Yang terkenal adalah versi Hindi yang disusun oleh
Tulisi Das pada tahun 1560, yaitu Ramacaritamanas yang kemudian menjadi semacam kitab suci bagi orang Hindu. Dan Rama dianggap sebagai penjelmaan dewa Wisnu dan sangat diimuliakan. CERITA RAMA DI NUSANTARA Cerita Rama pada masa pemerintahan Raja Daksya sudah dipahatkan di relief-relief di Candi Lara Jonggrang, di Prambanan.
Kurang lebih tahun 925 cerita Rama disalin
dalam bentuk puisi Jawa dengan judul Kakawin Ramayana. Poerbatjaraka dan Hooykas berpendapat bahwa sumber Kakawin Ramayana ialah sebuah syair Sanskerta berjudul Ravana- vadha (pembunuhan Rawana) yang dikarang oleh Batti. Oleh karena itu Ravana-vadha juga terkenal dengan nama Bhattikavya. Limaratus tahun kemudian cerita Ramayana dipahat lagi di Candi Panataran. Pada paruh kedua abad 18 Kakawin Ramayana digubah oleh Jasadipura I dalam puisi Jawa baru dalam bentuk macapat dengan judul Serat Rama. Selain Serat Rama dalam sastra Jawa terdapat cerita Rama yang lain, yaitu Serat Kanda Ning Ringgit Purwa (Serat Kanda) cerita ini sering dipentaskan dalam wayang purwa, dan Raja Keling. Serat Kanda adalah cerita Rama khas Jawa, di dalamnya disisipkan cerita Islam, Pandawa, dan cerita Jawa.
Rama Keling jalan ceritanya hampir
sama dengan Hikayat Melayu. Ikhtisar Serat Kanda 1. Cerita diawali dengan pertengkaran Adam dan Hawa. Siapakah yang sanggup menjelma menjadi anak kecil. 2. Cerita Watu Gunung Setelah membunuh Watu Gunung Wisnu mendengar bisikan gaib bahwa pada inkarnasi istri Wisnu akan diculik penjelmaan Watu Gunung. 3. Istri Srigati melahirkan seekor Gajah yang diberi nama Gajendra, yang kemudian menjadi raja di Campa dan ingin mengawini Indradi, putri Batara Guru. Indradi tidak menyukai Gajendra dan meminta Gautama membunuh Gajendra.
4. Arjuna Sahasrabahu mengalahkan sepuluh
orang raja dan kawin dengan putri-putri mereka. 5. Cerita tentang Subana;
6. Cerita tentang Dasamuka membunuh Bisawarna;
7. Peperangan antara Arjuna dengan Dasamuka.
8. Cerita Rama merebut Sinta dalam sayembara
yang diadakan oleh Kala. Naskah ini berakhir dengan tiba-tiba. Rama dan Sinta mandi dalam kolam dan menjadi kera. Rama Keling Rama Keling adalah judul yang diberikan Van der Tuuk. Menurut Brandes, naskah ini berjudul Serat Kanda Ning Ringgit Purwa juga.
Pada garis besarnya cerita Rama Keling sama
dengan Hikayat Sri Rama. 1. Cerita diawali dengan sejarah nenek moyang Rawana yang diikuti dengan perbuatan Dasamuka yang ingin menyerang matahari dan merebut istri Dasarata yang bernama Lesmanadari. Lesmanadari menciptakan seorang perempuan yang serupa dengan dirinya untuk Dasamuka. Lesmanadari palsu dan Dasamuka mempunyai seorang putra bernama Trinetra. 2. Gutama mempunyai seorang putri, Anjani dan dua orang putra, bernama Bali dan Sugriwa. Maesasura ingin merebut bidadari dari kayangan, tetapi dikalahkan oleh Bali.
3. Sukapa (Rama) dan Sukmarasa (Laksamana)
pulang ke istana, setelah menamatkan pelajarannya dengan Begawan Sayak. Peristiwa selanjutnya tentang sayembara yang diadakan oleh Resi Kala dan penculikan Sinta oleh Dasamuka, sejalan dengan Hikayat Sri Rama. 4. Hanoman terbakar oleh bola merah (matahari) yang dianggapnya buah ara. Kelahiran Tunggangan, anak Hanoman. Peristiwa seanjutnya, bagaimana Hanoman menjadi pahlawan Rama dan ditugaskan melompt ke Langka, peperangan Rama dengan Rawana.
5. Sinta masuk ke dalam api untuk membuktikan
kesuciannya. 6. Atas permintaan Ciyata, Sinta menggambar wajah Rawana di kipas. Rama marah dan meminta Laksamana membunuh Sinta. Sinta membunuh seekor kijang dan Laksamana mengantar Sinta ke rumah ayahnya, Resi Kala. Sinta melahirkan sorang putra yang kemudian hilang. Resi menciptakan seorang anak lagi. Kemudian Rama berdamai kembali dengan Sinta. Naskah ini berakhir dengan cerita pemberontaka Anggada. Anggada membakar kota dan membunuh semua kera. Rama dan Laksmana meninggal dalam kebakaran juga. CERITA RAMA DALAM BAHASA MELAYU
Cerita Rama dalam bahasa Melayu dikenal
dengan nama Hikayat Sri Rama. Ada dua versi Hikayat Sri Rama 1. Terbitan Roorda Van Eysinga tahun 1843; 2. Terbitan W.G. Shellabear tahun 1915. Versi Roorda tidak bertanggal, tetapi dianggap sebagai naskah tertua dalam bahasa Melayu. Plotnya masih mendekati Ramayana Walmiki, mskipun mempunyai banyak episode yang tidak terdapat dalam Walmiki. Versi Shellabear adalah milik seorang Uskup Besar Laud, tetapi sejak 1633 tersimpan di perpustakaan Bodleian, di Oxford.
Versi Shellabear sudah tampak pengaruh Islam
yang kuat, sudah agak jauh menyimpang dari Ramayana Walmiki. Ramayana Shellabear dimulai dengan cerita masa muda Rawana ketika Rawana dibuang ke Bukit Serendib. Ia bertapa dengan sungguh- sungguh, Nabi Adam merasa kasihan kepadanya dan menjanjikan kekuasaan empat kerajaan alam kepada Rawana dengan syarat Rawana harus menghukum dengan adil.
Cerita ini tidak ada dalam versi Roorda.
Menurut Dr. A. Zieseniss, peneliti Hikayat Sri Rama, versi Roorda dan Shellabear berasal dari suatu sumber lisan yang sama. Selain versi Roorda dan Shellabear , ada dua versi lain yang dianggap cerita pelipur lara (rhapsodist versions), yaitu Cerita Sri Rama terbitan Maxwell (1886) dan Ramayana-Patani Cerita Sri Rama yang diterbitkan oleh Maxwell dituturkan oleh seorang tukang cerita bernama Mir Hassan yang berasal dari Kampar, Perak. Plot maupun tokoh sudah berganti nama. Sinta berganti nama Sekuntum Bunga Setangkai Hanoman disebut Kera Kecil Imam Tergangga Rawana menjadi Buana MAHABHARATA Inti cerita Mahabharata adalah sejarah bangsa Bharata yang terdiri dari 24.000 seloka, namun dalam perkembangannya cerita-cerita dongeng dimasukkan ke dalamnya, misalnya dongeng tentang Brahmana, dan dongeng-dongeng didaktis, dan syair orang pertapa sehingga epos ini menjadi epos yang maha luas. Epos Mahabharata sudah menjadi buku suci orang Hindu, yang menerangkan cara hidup orang Hindu, susunan masyarakat dan politiknya, serta pemikiran dan kebudayaan orang Hindu.
Mahabharata juga dianggap sebagai buku
Rigveda yang kelima yang boleh dibaca semua orang, termasuk perempuan dan kaum Sudra.