Anda di halaman 1dari 22

KILAS SINGKAT SEJARAH

SASTRA MELAYU
ALASAN MEMPELAJARI SASTRA
MELAYU KLASIK
1. SMK STUDI YANG SUDAH LAMA
BERKEMBANG
2. SMK MERUPAKAN BAGIAN SASTRA
DUNIA
3. KARYA SMK WUJUD “ALAM PIKIR
ORANG MELAYU”
4. SMK MASIH RELEVAN DENGAN MASA
KINI
KILAS SINGKAT SEJARAH
SASTRA MELAYU
• Kebudayaan Melayu, sebagaimana kebudayaan
Jawa, memperoleh pengaruh yang sangat kuat
dari India kira-kira semenjak abad ke-5 M
hingga abad ke-14 M. Namun pencapaian
keduanya cenderung berbeda.
• Kebudayaan Jawa telah menorehkan prestasi
menonjol dalam bidang seni ukir seperti candi,
patung dan relief,
• Pencapaian terbesar kebudayaan Melayu
terletak di bidang kesusasteraan.
• Dasar tradisi kebudayaan Melayu adalah
sastra.
• baru ada semenjak abad ke-16, tertera
pada sebuah manuskrip dengan aksara
Jawi dan menggunakan bahasa Melayu.
• Braginsky  ”Yang Indah, Berfaedah dan
Kamal: Sejarah Sastra Melayu dalam
abad 7-19, “
• Ketika orang Melayu mulai mengenal agama
Hindu dan Buddha yang berasal dari India,
mereka turut mengadopsi bahasa dan aksara
yang digunakan di dalam dua agama tersebut.
• mereka mengintegrasikannya dengan bahasa
asli, dan mulai menciptakan karya-karya
tertulis berdasarkan kaidah-kaidah yang
terserap.
• Tujuan mulanya, tentu agar perasaan dan
pikiran mereka yang tercurahkan dalam karya
bahasa, memiliki kemungkinan lebih besar
untuk kekal.
• Namun,  keberadaan aksara, alat tulis
serta kemahiran menulis saja tidak cukup.
• Karya-karya sastra tertulis yang muncul
pada masa integrasi Melayu dengan
Hindu-Buddha sangat sukar ditemukan,
karena hampir tidak ada satu pun yan
selamat, kecuali karya-karya yang
dituliskan pada material yang tidak rentan
dengan perubahan cuaca, seperti pada
prasasti atau nisan.
• belum diketemukan karya sastra Melayu
pada kedua artefak itu.
• Melenyapnya karya-karya sastra dari masa yang
cukup jauh ini, sanggup dikorelasikan dengan hakikat
sastra: baik dalam bentuk maupun isinya, pasti
mengandung nilai-nilai tertentu yang dianut, diyakini
dan diamalkan oleh masyarakat atau anggota
masyarakat yang menciptakannya.
• Karya-karya sastra pada masa pengaruh India
mengandung nilai-nilai keagamaan dan norma-norma
fundamental Hindu-Buddha yang sangat lekat,
sehingga ketika pengaruh Islam muncul, nilai-nilai
tersebut musti disisihkan dan digantikan oleh nilai-nilai
Islam.
• Ahmad Mansur Suryanegara dalam Api
Sejarah mengatakan bahwa Islam sudah memasuki
Indonesia jauh sebelum Hindu-Buddha. 
• Agama Hindu-Buddha mempunyai watak elitis, yakni
pendalaman pengetahuan tentang kedua agama
tersebut hanya mampu dilakukan oleh kalangan
tertentu, misalnya kelas brahmana atau bhiksu 
• Karakter elitis ini membuat Islam yang tidak
membedakan kasta (egaliter) memberikan kesempatan
bagi siapa saja yang ingin mendalaminya dan dapat
diterima, juga tersebar luas di kalangan orang Melayu.
• Dengan karakter egaliter pula, aksara jawi yang
diperkenalkan oleh kebudayaan Islam/Arab-Persia,
mendapatkan dukungan penuh ketika mendesak
karya-karya dan aksara sebelumnya yang masih
mengandung bentuk maupun nilai-nilai budaya yang
elitis.
ISLAM SEBAGAI AWAL PENGGERAK TRANSFIGURASI KESUSASTRAAN MELAYU

• Islam sebagai pemilah bagi dua zaman besar


kesusasteraan Melayu yang berbeda, yaitu Sastra
melayu Rendah dan Tinggi, memiliki peran dan
alasan yang cukup kuat.
• Pada dasarnya Islam adalah daya gerak yang telah
mentransformasi seluruh kebudayaan Melayu,
terutama kesusastraanya, menjadi gejala peradaban
yang berkembang pesat dan menyebar luas. (Harun
Mat Piah, Traditional Malay Literature, diterjemahkan
ke bahasa Inggris oleh Harry Aveling, Kuala
Lumpur) 
• Setelah melewati fase peralihan dari
pengaruh India ke Islam (Masa
Peralihan atau Masa transisi),
kesusastraan Melayu pun mencapai
masa keemasannya.
• Zaman ini sering disebut sebagai
Zaman Klasik.
• Pada zaman ini pula, kesusastraan
Melayu berkembang.
• Bukan hanya sebagai proyek yang
berhubungan dengan tradisi penulis
(literer) tetapi merambah fungsi praktis-
religius, hingga alat transformasi keadaan
sosial, politik dan ekonomi
• Mula-mula, para juru dakwah
menggunakan aksara Jawi untuk
melancarkan pengajaran agama Islam
kepada orang Melayu yang masih
dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan
dari India.
• Traktat-traktat keagamaan dan pelbagai
sarana dakwah lain, termasuk narasi
dakwah melalui wadah literer, ditulis dalam
bahasa Melay dengan menggunakan
aksara Jawi.
• Mau tidak mau, orang Melayu dan etnis-
etnis lain di kawasan Asia Tenggara
lainnya yang ingin menyelami religiusitas
Islam harus menguasai bahasa Melayu
dan aksara jawi.
• Akibatnya sastra Melayu pada Zaman
Klasik menurut Braginsky, adalah sastra
antaretnis.
• Nampak dalam pelbagai genre lain seperti
undang-undang kenegaraan, tata cara
pemerintahan, wawasan pengetahuan
tradisional, bahkan surat-surat obligasi
dan surat-surat resmi antar kerajaan
Melayu, baik antar kerajaan maupun
dengan entitas luar
• periodisasi kesusastraan Melayu ini tidak
menetapkan batas-batas pembagian
yang jami’ dan mani’.
• Gejala kesusastraan Melayu adalah gejala unik
dalam kesusastraan dunia, karena kategorisasi
yang basanya diterapkan dengan cukup mudah
terhadap sastra modern, seringkali mengalamami
kesulitan dalam merangkum khazanah mereka.
• Masa pengaruh India tidak meninggalkan karya
sastra tertulis, tetapi banyak anasir sastrawinya
terkandung di dalam karya-karya sastra yang
dciptakan pada masa pengaruh Islam.
• Hikayat Seri Rama, yang jelas mengandung pengaruh
teramat kental dari Ramayana, sebuah karya khas India.
• Tetapi karya ini dijumpai sebagai karya sastra tertulis
yang menggunakan aksara Jawi dan berasal dari
Zaman Klasik serta telah dimodifikasi sedemikian rupa,
sehinga menjadi sebuah karya yang bisa dikatakan
‘baru’.
• Sulalatu al-Salatin, yang lebih terkenal dengna Sejarah
Melayu, merupakan karya tulis bertarikh 1612 M (ada
juga yang mengatakan 1535 M), namun menjadi ikon
kesusastraan Melayu setelah ditransliterasi dan
diterbitkan dengan alat percetakan modern pada tahun
1800-an oleh Seyikh Abdullah bin Abdul Kadir
Munsyi. (Harun Mat Piah: 2002)
• Demikian besarnya pengaruh Islam
terhadap kebudayaan dan kesusastraan
melayu pada Zaman Klasik sehingga
mempengaruhi semua perkembangan
sastrawi pada masa berikutnya, yakni
setelah pengaruh Barat, Tionghoa dan
ketika kesadaran nasional serta
kebangkitan kembali kebudayaan lokal
muncul.
• tentunya setiap masa juga memiliki
karakteristiknya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai