Anda di halaman 1dari 37

Perspektif Islam Nusantara dalam penulisan

sejarah Islam Nusantara (materi ke2):


rasionalitas, Obyektifitas, dan “angajawi”
(ber-nusantara)

AHMAD BASO
Pusat-pusat skriptorium
historiografi wali songo

1. GIRI (GRESIK): DIINISIASI MULAI DI ERA KODIFIKASI DAN PENULISAN


DI TANGAN SUNAN GIRI DALEM (SUNAN GIRI 2, WAFAT 1551 M)
2. CIREBOB DIINISIASI MULAI DI ERA KODIFIKASI DAN PENULISAN DI
TANGAN PANGERAN WANGSAKERTA CIREBON ABAD 17, CICIT SUNAN
GUNUNG JATI
3. DEMAK: DIINISIASI MULAI DI ERA KODIFIKASI DAN PENULISAN DI
TANGAN
4. BALI-LOMBOK: DIINISIASI MULAI DI ERA KODIFIKASI DAN
PENULISAN DI TANGAN SUNAN GIRI PRAPEN (SUNAN GIRI 3)
Islam nusantara: PERSPEKTIF
ma’na idhafah dari kitab alfiyah ibnu malik

 ‫اجرر وانو من َأ ْو ِفي إذا‬


ْ ‫والثَّا ِني‬
ُْ َ َ
ُ ‫ل َْم يَ ْصل ُِح الّا َذا َك َوالّال َم‬
 ‫خ َذا‬

 Jar-kanlah! lafazh yg kedua (Mudhof Ilaih). Dan mengiralah pada midhaf ilahi itu makna
MIN atau FI bilamana tidak pantas kecuali dengan mengira demikian. Dan mengira-ngira
pula makna LAM ...

Islam nusantara:
ngaji “muttashil” dari kitab alfiyah ibnu malik
ARTI KATA “ISLAM NUSANTARA”:
menemukan yang muttashil itu

 Babad Cirebon naskah Br 75/PNRI: “Pon Duriyating Rasulullah, kang bade [bakal]
mencar ngajawi”. Naskah Babad Bali Lombok menyebut para penyebar Islam ke
Nusantara “pan punika, wiwitane wang ajawi, milane gami Slam”.
 Dalam Serat Suryo Rojo, dari abad ke-18, yang sekarang menjadi pusaka Kraton
Yogyakarta, ada istilah Din Arab Jawi. Naskah itu mengungkap kisah tentang
pembaiatan Sunan Giri kepada seorang raja dengan gelar ‘Kimudin Arab Jawi’
(komitmen menegakkan Islam Nusantara).
 Din Arab = agama Islam, Aswaja
 Jawi = pengamalan dan suara ke-Nusantara-an.
 Din Arab Jawi = Islam Aswaja dari Arab tapi dengan karakter Jawi atau ke-
Nusantara-an.
rasionalitas,
Obyektifitas,
“angajawi” (ber-nusantara)
Sumber-sumber (bahan-bahan) penulisan sejarah indonesia
Visi, sumber, & metode
historiografi indonesia

 Visi: angajawi (ber-nusantara)


 Sumber, data, bahan sejarah: prioritas dan titik tolak: karena ini sejarah
indonesia, maka diprioritaskan Sumber-sumebr dan data yang dekat
dengan “angajawi” (yang ber-nusantara)
 Metodologi & pendekatan atas sumber: al-muhafazhah (penjabaran dari
visi angajawi) & al-akhdzu (rasionalitas & obyektifitas)
 Metode: kualitatif, kuantitatif, kajian pustaka, studi lapangan, studi teks,
multi-disipliner,
Persebaran naskah-naskah wali songo:
tiga kluster utama (cirebon, giri-demak, bali-Lombok)
Naskah giri

 Dua naskah Wali Songo dari Giri dan Ampel yg menjadi rujukan utama penulisan sejarah para Waliyullah penyebar Islam di
Nusantara: naskah Babad Gresik dan Babad Ampel Denta.
 Kedua naskah ini jadi rujukan orang Situbondo: Kiai As'ad Syamsul Arifin menggunakan referensi ini dalam menulis bukunya
Tarikh Islam di Indonesia.
 Juga referensinya wong Tuban: Mbah Bafadlol Senori merujuk ini ketika menulis Ahlal Musamarah fil Awliya al Asyarah.
 Juga rujukannya wong Rembang: Mbah Bisri Musthofa merujuk ini kala menulis naskah pegon Tarikh Al Awliya.
 Juga referensinya orang Sumenep: Panembahan Abdurrahman Natakusuma merujuk ini kala menulis sejarah Islam di Jawa yg
jadi bahan Raffles menulis History of Java.
 Juga referensinya orang Demak Semarang ketika Raden Surodimenggolo Bin Yahya menulis sejarah Wali Songo di pesisir yg
kemudian jadi bahan Raffles menulis History of Java
ASAL-USUL DAN ARTI PENTING naskah-naskah demak koleksi keluarga
habaib bin yahya demak-semarang
Keluarga bin yahya semarang abad 18-19:
informan raffles untuk sejarah jawa

 Naskah-naskah Bin Yahya Semarang: subkluster dari kluster giri-demak


 Ada tiga informan yang memberikan bahan-bahan naskah sebagai sumber primernya:
Panembahan Sumenep, Kiai Adipati Demak (sudah almarhum ketika buku History of
Javaedisi ke-2 terbit di tahun 1824), dan sekretaris Pangeran Adipati Surakarta.
 Disebut juga Kanjeng Terboyo (1765-1827), cucu Ki Bustam dan emrupakan paman
Raden Saleh (1813-1880) pelukis terkenal itu. Awalnya menjabat sebagai bupati Kendal,
lalu bupati Demak. Ia mengundurkan diri dari jabatan bupati Demak di masa
pemerintahan Daendels, karena menentang ekras yang etrkahir ini dalam kebijakannya
represif terhadap rakyat Jawa. Ia dikenal sebagai pejabat pribumi yang menjauhi
menenggak opium atau ebrjudi. Di masa pemerintahan Raffles, pada 18 Desember 1811
ditunjuks ebagai Bupati Semarang.
 Di awal 1794 menikah dengan putri Mangkunegara I (1726-1795), raja pertama Kraton
Mangkunegaran Solo. Selain membantu Raffles dalam menulis History of Java, dan John
Crawfurd untuk bukunya, History of the Indian Archipelago, juga membantu
menerjemahkan naskah Jawa Kitab Tuhpah tentang hukum-hukum Islam untuk Crawfurd.
Beliau dikenal sebagai penjaga naskah-naskah pesisir Jawa.
 Kakeknya, Ki Bustam, berasal dari keluarga habaib Bin Yahya. Nama sebenarnya Ki Bustam adalah
Sayid Abdullah Muhammad Bustam atau Ki Ngabehi Kertoboso (1681-1759), pernah menjabat
sebagai asisten bupati di Terboyo, pinggiran Semarang. Dua putra beliau dan lima cucu belau pernah
menjabat sebagai bupati di daerah pesisir utara Jawa tengah.
 yahnya bernama Sayid Husain bin Yahya atau dikenal Kiai Jungke atau Wangsa Naya. Silsilah Raden
Saleh sang pelukis bertemu pada nama Ki Bustam.
 Lengkapnya dalam versi Habib Luthfi bin YAHYA Pekalongan: Raden Saleh bin Husein bin Aud bin
Hasan bin Aud bin Hasan bin Idrus bin Muhammad bin Hasan bin Yahya. Ayahnya, Sayid Husain bin
Alwi bin Awd, adalah putra dari putri Ki Bustam yang bernama Nyai Sayid Alwi bin Awd bin Yahya.
Sementara ibunya, Mas Ajeng atau Raden Ayu Syarifah Husain bin Alwi bin Awd, adalah putri dari
putra Ki Bustam yang bernama Kiai Haji Agung Muhammad Bustam.
 Dua orang putra Kiai Sura Adimenggala, Raden Saleh dan Raden Sukur, dikirim ke India belajar
di Calcutta. Raden Sukur pulang duluan. Sementara Raden Saleh balik ke Jawa di tahun 1815,
dan diangkat sebagai penerjemah di Bogor. Setelah pemerintahan Belanda kembali ke Jawa, ia
lalu diangkat sebagai bupati Probolinggo, lalu bupati Lasem. Namun nasib beliau dan ayahnya
berubah drastis setelah meletusnya Perang Diponegoro di tahun 1825. Pada bulan Desember
tahun itu, Kiai Sura Adimenggala dan putra sulungnya, Raden Saleh, dituduh sebagai pngkhianat
karena diduga etrlibat dalam pernag yang dipimpin Pangeran Dipoengoro itu. Tuduhan itu
dikaitkan dengan keetrlibatan Raden Sukur dalam perlawanan melawan Kompeni itu. Beliau
yang waktu itu dalam usia 60-an tahun, bersama putranya, raden Saleh dibuang ke Ambon.
Permohonan penundaan hukuman ditolak. Beberapa waktu kemudian penguasa Sumenep dan
sahabat akrab beliau, Panembahan Abdurrahman Natakusuma, memohon agar beliau dibuang ke
Sumenep dari Ambon. Di Sumenep Kiai Sura Adimenggala wafat pada 20 Juli 1827
Naskah-naskah bin yahya semarang

 Bagian kolofon atau penutup


salah satu naskah yg dihasilkan
oleh Kiai Sura Adimenggolo
berjudul Hikayat Raja Pasai
kode RAS Raffles Malay 67,
ditulis dengan aksara Jawi
Melayu dan diakhiri catatan
nama beliau dalam aksara
Jawa:
saking Kyahi Suradimenggala
bupati sepuh panagari Demak,
nagari Bagor (ditulis pas dinas
di Bogor) warsa 1742 (1814 M)
Naskah wali songo:
pelajaran rasionalitas dalam historiografi islm nusantara
 ni naskah asal Cirebon abad 18, lalu diterjemahkan ke dalam baahasa Melayu oleh Adipati Suroadimenggolo Bin
Yahya Demak di tahun 1810-an, kini etrsimpan di London (kode RAS Raffles Malay 30).
 Pada hal 24 naskah ini, disebut asal usul sebutan Kalijaga pada nama Sunan Kalijaga adalah karena di dekat Kali
Jaga itu di negeri Cirebon, Raden Sa'id membangun "rumah" (maksudnya: pondok, langgar, pesantren) beratap
daun kelapa, bersama kedua istrinya ditemani dua santrinya, yang merupakan santri generasi pertama Sunan Kali.

Naskah ini mengoreksi pemahaman populer selama ini bahwa SUnan Kalijaga itu bertapa di pinggir kali
sendirian bertahun tahun sampai katanya 40 tahun lalu kemudian menjadi waliyullah ...
 berikut bunyi teksnya:
 Bahwa inilah adaseora[ng] nama Raden Said anak Tumenggung Tuban, yaitu raden Said berbuat rumah ekcil
dengan kedua istrinya ada di tepi sungai Kali Jaga. Tepi rumah itu mendamping ke pantai. Dan [ditemani] dua
orang muridnya. dengan keras riyadlahnya, yakni mengurangkan makan dan tidur dan minum.
Lama dan kelamanya masyhur lah banyak karamahnya menjadi tanda awliyaullah, maka digelar Raden Said itu
Suhunan Kalijaga .....
Naskah semarang: memperkenalkan tradisi-tradisi islam nusantara = halal bihalal

 tradisi luhung Islam Nusantara...


ini buktinya dalam naskah Jawa ini, Sajarah Jawa kode IOL Jav 10, hal.
119r.
Disebut yang pertama kali perkenalkan tradisi Halal bi Halal adalah Sunan Ampel dan
Syekh Maulana Ishaq Syekh Alul Iman ayahanda Sunan Giri, lalu disosialisasikan oleh
Sunan Makedum Sunan Kali Sapuh atau Sunan Gunung Jati di Cirebon ....
Naskah ini salah satu koleksi McKenzie 1812-1816 waktu menjabat di Semarang bersama
Raffles yg saat itu mengumpulkan naskah naskah pesisir lalu dibawa ke London ...
Naskah demak serat surya ngalam
 Naskah hukum dari Kesultanan Demak Serat Surya Ngalam BL Add 12329 tentang hukum material dan
hukum acara hukum pidana dari masa Wali Songo. Ini koleksi Semarang keluarga Bin Yahya abad 18
yg dibawa Raffles cs ke London di tahun 1816.
Anak anak santri jenius dari kampus uin iain unu stai dll mestinya kuasai bahasa Latin lalu terjemahkan
kitab ini lalu jadi pegangan anak anak hukum dari UGM dan UNDIP agar tidak melulu mazhabnya
Jerman yg penuh kutipan Latin .....
ACTORI INCUMBIT PROBACIO
ACTORI INCUMBIT ONUS PROBANDI
ACTORE NON PROBANTE REUS AFTO TITUR ..... bla..bla..bla
 Santri yg ngaji Fathul Qarib dan naskah Surya Ngalam ini pasti tahu kaidah hukum itu. Karena
terjemahan dari bunyi dalil al-Bayyinatu ala- l-Mudda'i...dst
Itu baru namanya santri untuk negeri...untuk rahmatan lil alamin... bukan santri untuk pawai..bukan
pula santri yg sibuk ngurus twiternya eks hti cs
Naskah babad demak

 Strategi Para Wali Songo membetulkan arah kiblat Mesjid Ageng Demak
Naskah Serat Sajarah Demak (BL Add 12313) dari tahun 1792 pada halaman foto ini
berbicara tentang para Wali di Demak berkumpul "mawas benerekaken Ka'bah" di Mesjid
Agung itu. Setelah baru saja dibangun ternyata Kanjeng Sunan Bonang menemukan
ternyata arah kiblat mesjid ini tidak sesuai dengan arah Ka'batullah.
Inilah cerita mereka membetulkan posisi kiblat mesjid itu sebagaimana diceritakan teks
dari Demak Semarang ini dari koleksi keluarga habaib Bin Yahya di Semarang awal abad
19.
Naskah Serat Surya Ngalam Demak koleksi British Library London (BL Add
12329)

 SISTEM HUKUM BERBASIS PRINSIP KEADILAN


KESULTANAN DEMAK
 Menurut naskah Babad Cirebon (Br 75b PNRI), ada satu landasan utama prinsip ketata-
negaraan Cirebon dan Demak yg dibangun para Wali: keadilan. Itu digali dari hukum
fiqih Islam dan dari hukum tata negara Majapahit yg berbasis keadilan.
Lalu bagaimana pelaksanaan dan penjabaran prinsip keadilan itu menjadi satu sistem
hukum nasional d tangan Wali Songo?
Nah naskah Surya Ngalam ini menjelaskan dengan detil, baik dari sisi penguatan aspek
hukum materilnya maupun hukum proseduralnya yg menjamin tercapainya keadilan itu:
 hal. 1
 Punika wonten ratu cinarita, bisikani [bernama] Ratu Sultan Surya Ngalam [gelar RAden Patah], kedhatonipun ing
Allah ngullah [Allahu Ta'ala], mitraning Rasul[ullah], Sultan Surya Ngalam cinarita,
kang cinaritakhaken [diceritakan] sang prabu ing Ngatas Angin, sang titi jagat [sang penguasa dunia], karanira sang
titi jagat cinaritakhaken danding Sultan Surya Ngalam, dene amadangi negara, ana dene padu sewu pitung ngatus
pitu, pakem ing kamegat padhu, satus patang puluh sekawan, ratu iku nata, yen jenenging ratu suh sirna ing balane,
anglimputi ing sarirane, dene mantep sak ubayane, ing piyambakira, dadi wedhar ing budine, tan gingsi ing
pandikane, tan amiwaraken kasihye, tan sengit
 Hal. 2
 ing satrune, tan abecikhaken ing badane dhewe, miwah rusak ing negara, wiyose ratu iku den pangetrapen
[menerapkan] ahukumolah [hukum Allah]
nadyan tanganira kiwa [tangan kiri], kang durjana [berdosa], tanganira tengen [tangan kanan] kang angetrapena
[yang harus menerapkan hukum itu], tangan tengen kang durjana [kalau tangan kanan yg berdosa], tang[an] kiwa
angetrapena [tangan kiri pula yg ahrs menerapkan hukum], ya kang den jenengngaken ADIL lollah belaka [dan
harus menegakkan hukum yg adail, karen itu adalah keadilan Allah]
AKAR NASIONALIS HABAIB BIN
YAHYA:
RADEN SALEH

 Karena keluarganya Bin Yahya di Semarang adalah pelestari dokumen Islam Nusantara, Raden Saleh
nyantri di Eropa dan tetap ingat akar kebangsaannya, bahkan ngajarin orang bule sana cara melukis
secara nasionalis modern. Ini seperti ditunjukkan dalam lukisannya tentang penangkapan Pangeran
Diponegoro yg bikin geger kolonialisme Eropa.
Karena akrab dengan naskah2 Wali Songo, saat ditanya di Belanda dan Jerman apa arti KIAI, ya
jawabnya kiai itu MASTER ...
 Foto yang menunjukkan tulisan tangan dan tanda tangan Raden Saleh pas di Jerman dan Perancis
dalam aksara Jawa, Arab dan Jawi Melayu
Naskah babad Cirebon (br 75/pnri)
 Ini kutipan naskah babad Cirebon koleksi perpusnas RI yg berbicara tentang pelembagaan
pemerintahan Kesultanan Demak era raden Patah, PERHATIKAN PULA asal usul sebutan
PANATAGAMA yg dikhususkan untuk jabatan qadhi/penghulu Kesultanan, bukan untuk raja:
Nama Raja: Arya Palembang Raden Patah Sultan ing Demak Ratu Agami Muhammad Tajul Arifin
Nama Patih: Patih Wanasalam
Nama penghulu (qadhi, panatagama): Pangeran Kudus Panatagama Qodli Amirul Mu'minin
Nama Jaksa: Ki jaksa Yuda Bintara (mantan jaksa Majapahit)
 Halaman naskah ini juga menyebut asal-usul penyelenggaraan Maulid Nabi di Nusantara yg dimulai
di Demak era Raden Patah. Perayaan itu ditandai dengan lantunan musik gamelan yg dilakukan oleh
para Wali.
Korpus babad demak
Babad Demak kode Ms or oct 175 Koleksi Perpus Berlin, Jerman
Tertulis di atas kertas daluwang atau kertas rakyat dengan tahun sangkala waktu disalin dari naskah tua:
Karti suta tunggang wulan (tahun Jawa 1714/1792 M)
Babad Demak (Schoemann II, 8 koleksi Berlin), asalnya dibawa ke Eropa oleh Dr Schoemann yang
menghabiskan waktunya selama 1845-1851 keliling Indonesia dan pernah menjadi guru bagi anak-anak
Gubernur Jendral Rochussen.
Kolofon bagian awal naskah: h. 1, nalikanira winarni, kala wanti pukul songa, Kemis kaliwon pasarane,
anuju sasi punika, sasi Pasa awitya, tahun sewu wolung ngatus, patang puluh langkung lima [1845].
Serat Sajarah Demak (BL Add 12313), ditulis di tahun 1778 M, koleksi Crawfurd yang dijual pada
Februari 1842 kepada British Museum

Anda mungkin juga menyukai