Anda di halaman 1dari 4

Sri Aji Kresna

Kepakisan

Sri Aji Kresna Kepakisan adalah raja yang memerint ah Pulau Bali di bawah kekuasaan kerajaan
Jawa Majapahit (1293-c. 1527). Ia diperkirakan memerint ah pada pert engahan abad ke-14, dan
menjadi nenek moyang raja-raja Bali selanjut nya.[1] Namun, sejarahnya t idak t ercat at dengan
jelas.

Kedatangan dari Majapahit

Menurut sumber yang hampir kont emporer, Kakawin Nagarakret agama, Bali dit aklukkan oleh
pasukan Majapahit pada t ahun 1343. Dalam t radisi Jawa dan Bali di kemudian hari, penaklukan
ini dicerit akan kembali dalam berbagai versi. Babad Dalem, sebuah kronik dari abad ke-18,
mencerit akan bahwa Bali mengalami kekacauan set elah penaklukan Majapahit .[2] Unt uk
memperbaiki hal ini, Pat ih (ment eri ut ama) Gajah Mada mengangkat bangsawan Jawa Sri Aji
Kresna Kepakisan sebagai penguasa vasal Bali. Sri Aji Kresna Kepakisan adalah cucu seorang
Brahmana namun dirinya adalah anggot a kast a Ksat ria. Menurut legenda, Ibunya adalah makhluk
spirit ual, sebuah apsara. Kedua kakak laki-lakinya adalah pangeran bawaan dari Blambangan dan
Pasuruan di Jawa.

Sri Aji Kresna Kepakisan mendirikan sebuah puri di Samprangan, Gianyar. Bersamanya t erdapat
sembilan arist okrat dari Jawa, yang menet ap di sekit ar puri dan membant u penguasa dalam
pemerint ahannya. Cucu lainnya, Arya Gajah Para, menet ap di Gianyar di pant ai ut ara. Namun,
penduduk lama di desa dat aran t inggi, Bali Aga, dengan keras menolak perat uran yang dibuat
oleh para penguasa Jawa ini. Keengganan mereka t ersebut hampir membuat raja kembali ke
Jawa. Mendengar t ent ang masalah yang menimpa vasalnya, Gajah Mada mengirimkan keris, Ki
Lobar, ke Samprangan. Dengan bant uannya, Sri Aji Kresna Kepakisan mengat asi semua
perlawanan yang ada. Pada saat kemat iannya, ia digant ikan oleh anaknya Dalem Samprangan,
t et api kediaman pangeran t ersebut memindahkan pusat pemerint ahannya yang berada dalam
jarak yang dekat dari Samprangan ke Gelgel di dekat pant ai selat an.[3]

Konteks budaya dan sejarah

Kisah penaklukan Majapahit t erhadap Bali dan imigrasi orang Jawa ke pulau t ersebut memiliki
dampak yang sangat besar t erhadap cit ra diri orang Bali. Cit a-cit a budaya Bali dit elusuri
kembali ke model Jawa, dan Majapahit berdiri sebagai simbol kuat peradaban disana. Lat ar
belakang sejarah pemerint ahan Sri Aji Kresna Kepakisan di Bali bersifat kont roversial. Prasast i
t embaga, yang konon t ert anggal 1471, menyebut kan Rat u Pakisan dari Majapahit yang t ampak
sepert i sosok yang sama. Hal t ersebut akan menempat kannya lebih dari sat u abad kemudian
daripada penaklukan Majapahit , meskipun keaslian prasast i t ersebut t et ap harus diverifikasi.[4]
Juga put ra bungsunya Dalem Ket ut , yang mendirikan ist ana Gelgel, seharusnya selamat dari
jat uhnya Majapahit di Jawa (awal abad ke-16). Laporan t ert ua yang menyebut kan asal mula
raja-raja Bali, sebuah t eks geografis oleh Manuel Godinho de Erédia dari Port ugis (t ahun 1600),
menegaskan bahwa raja-raja ini berasal dari penguasa Blambangan di Jawa Timur.[5]

Lihat pula

Sejarah Bali

Hinduisme di Indonesia

Daft ar Raja Bali

Referensi

1. Sudiarga, I Made (2000). Kidung Pamancangah (ghora sirikan): Alih Aksara dan Alih Bahasa.
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

2. Putra, Tjokorda Raka (2015). Babad dalem: warih ida dalem Sri Aji Kresna Kepakisan.
ISBN 9786028953382.

3. C.C. Berg (1927). De middeljavaansche historische traditië. Santpoort: Mees. hlm. 103–6.

4. I. B. Putu Bangli (2005). Mutiara dalam budaya Hindu Bali. Denpasar: Paramita.

5. H. Hägerdal (1995), 'Bali in the Sixteenth and Seventeenth Centuries; Suggestion for a Chronology
of the Gelgel Period', Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde hlm. 151.

Bacaan lebih lanjut


C.C. Berg (1927). De middeljavaansche historische traditie. Santpoort.

A.J. Bernet Kempers (1991). Monumental Bali; Introduction to Balinese Archaeology & Guide to the
Monuments. Berkeley & Singapore. ISBN 0-945971-16-8.

Creese, Helen (1991). "Balinese babad as historical sources; A reinterpretation of the fall of
Gelgel". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 147.

Nordholt, Henk Schulte (1980). "Macht, mensen en middelen; Patronen en dynamiek in de Balische
politiek ca. 1700-1840". Doctoraalscriptie. Amsterdam.

Nordholt, Henk Schulte (1996). The Spell of Power; A History of Balinese Politics. Leiden. ISBN 90-
6718-090-4.

Wiener, Margaret J. (1995). Visible and Invisible Realms; Power, Magic, and Colonial Conquest in Bali.
Chicago & London. ISBN 0-226-88580-1.

Didahului oleh:

Raja Bali Diteruskan oleh:

Ast asurarat na Bumi


Abad ke- 14? (1337- 1343) Dalem Samprangan
Bant en

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sri_Aji_Kresna_Kepakisan&oldid=18721706"


Terakhir disunting 4 bulan yang lalu oleh HsfBot

Wikipedia

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai