Jayapangus
Jayapangus atau Jaya Pangus (memerintah tahun 1178–1181
M) adalah Raja Bali dari dinasti Warmadewa. Dia dikenal
melalui prasasti-prasastinya, beberapa di antaranya berkaitan
dengan pajak.[1] Dia adalah keturunan penguasa terkenal
Airlangga.[2]
Sejarah
Raja Jayapangus yang bergelar Pāduka Śri Māhāraja Aji Jayapangus Arkaja
Cihna/Lañcana adalah seorang raja penguasa Bali Kuno yang menjadi simbol keharmonisan
etnik dan asimilasi kebudayaan seperti halnya Bali dan Tionghoa pada saat itu sehingga aman dan
tentramlah Bali pada zamannya.[4]
Dalam pengaruh kebudayaan Tionghoa pada Bali Kuno, cerita-cerita yang menarik dari rakyat
Tionghoa-pun menyebar di Bali, misalnya kisah Sampik – Ing Tay. Ilmu silat dari Tiongkok juga
berkembang di Bali Kuno dalam bentuk pencak, dan dalam bentuk tarian masal misalnya seperti
baris dapdap, baris demung, baris presi, baris tumbak, baris tamiang, dan lain-lain.[5]
Menyadari akan tugas seorang raja sangat berat, untuk mengontrol jalannya pemerintahan, maka
Raja Jayapangus menggunakan beberapa kitab hukum Hindu sebagai pedoman pelaksanaan
pemerintahan, yang dipatuhi oleh segenap pelaksana atau pejabat pemerintahan. Kitab hukum
yang sering disebut-sebut dalam prasasti antara lain kitab hukum Manawakamandaka,
Manawakamandaka Dharmasastra, dan Manawaśasanadharma.
Di samping itu diterapkan pula ajaran-ajaran tentang Dasaśila, sepuluh jenis tingkah laku yang
baik dan harus dilaksanakan oleh pejabat Negara dan Pancaśiksa, keterampilan untuk melengkapi
diri dalam melaksanakan tugasnya.
Barong Landung
Semenjak menjadi penguasa Bali pada saat itu, Beliau berkeraton di Puri Balingkang Kintamani
pada tahun 1133 - 1173 yang dalam kisah Barong Landung diceritakan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Jayapangus 1/3
3/3/24, 1:57 PM Jayapangus - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Masyarakat Bali pun sedih kehilangan raja mereka dan memohon kepada Batari Batur untuk
membuat pratima (patung sakral) untuk mengenang Jayapangus dan istrinya. Jayapangus pun
diubah menjadi Barong Landung sedangkan Kang Cing We diubah menjadi Patung Bekung.[6]
Raja Jayapangus setelah wafat dimakamkan di Dharma Anyar. Beliau memiliki dua orang putra
yaitu Sri Hikajaya dan Sri Danadiraja.
Salah satu dari peninggalan di zaman Jayapangus tersebut adalah Goa Garba. Goa Garba terletak
di bawah Pura Pengukur-Ukuran. Goa Garba merupakan sebuah ceruk pertapaan yang dipahat
pada dinding tepi jurang sungai Pakerisan yang legendaris. Untuk mencapai situs purbakala ini
harus terlebih dahulu melewati sebuah gapura yang tangganya berupa susunan batu-batu kali. Di
https://id.wikipedia.org/wiki/Jayapangus 2/3
3/3/24, 1:57 PM Jayapangus - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
atas ceruk pertapaan ini terdapat beberapa kolam dan pancuran. Di samping salah satu kolam
tersebut terdapat sebuah lubang masuk menuju sebuah terowongan atau ruangan. Di lokasi Goa
Garba ini pun terdapat sebuah tulisan yang dipahat, berbunyi “Sra”.
Lihat pula
Sejarah Bali
Hinduisme di Indonesia
Hubungan Tiongkok–Indonesia
Referensi
1. A short history of Bali Robert Pringle p.53 (https://books.google.com/books?id=5TOBKsLvjjkC&
pg=RA1-PA49-IA4)
2. Barski 2007, hlm. 34.
3. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (19 Juni 2015). "Raja Jayapangus
dari Bali Mengeluarkan 40 an Prasasti dalam Satu Tahun". Kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2017-08-22. Diakses tanggal 3 Juli 2016.
4. Dewanto, Herpin (29 Desember 2011). "Warisan Semangat Pluralisme Jaya Pangus".
Kompas.com. Diakses tanggal 3 Juli 2016.
5. I Putu Budiana; I Wayan Mudana; Ketut Sedana Arta. "Pemanfaatan Kebudayaan Cina pada
Masa Pemerintahan Sri Haji Jayapangus di Pura Dalem Balingkang, di Desa Pinggan,
Kintamani, Bangli dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal di SMA". Jurnal
Widya Winayata. 2 (1). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal
2017-08-21.
6. Putu Wahyura, A.A. Gde (29 Juni 2016). "Ketika Raja Jaya Pangus Memadu Kasih di Bali Dan
Dikutuk Menjadi Barong Landung". Tribunnews.com. Diakses tanggal 3 Juli 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Jayapangus 3/3