Sejarah Indonesia
Situs Prasasti Batutulis
Anggota Kelompok
Tegar Farhandi Syarief
Muhammad Ibnu Malik
Asti Amalia
Rohmah
Kelas: X PPLG 3
Jl. Raya Tajur, Kp. Buntar RT.02/RW.08, Kel. Muara sari, Kec. Bogor Selatan,
RT.03/RW.08, Muarasari, Kec. Bogor Sel., Kota Bogor, Jawa Barat 16137
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Prasasti Batutulis.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai penerapan biologi di berbagai bidang ilmu.Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.
Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda selaku pembaca
i
Daftar isi
Prasasti Batutulis………………………………………………………………… 1
Jenis-jenis Batu……………………………………….…………………………………7
Kesimpulan…………………………………………….…………………………10
ii
Hal-1
PRASASTI BATUTULIS
Prasasti Batu Tulis merupakan kekayaan sejarah yang dimiliki oleh Indonesia. Prasasti
peninggalan dari zaman kebudayaan Hindu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Bagi masyarakat Bogor tentunya sudah tidak asing lagi jika mendengar Prasasti Batu Tulis, dimana
prasasti tersebut berada dan menjadi asal-usul keterkaitan kota Bogor ini dengan Kerajaan Pakuan
Pajajaran. Peninggalan bersejarah ini berada di sebuah area dengan ukuran sekitar 17x15 meter saja.
Pada bagian dalam terdapat sebuah bangunan berbentuk rumah kecil dan di area dalam terdapat
beberapa buah batu. Di dalam tidak tercium bau dupa atau kembang layaknya suasana di situs
keramat lainnya. Kondisi ini mungkin disebabkan karena situs ini berada dalam pengawasan
Dinas Purbakala, sehingga kalaupun ada pemujaan tidak terlalu terlihat.
Tujuan dibuatnya prasasti ini diduga untuk menegaskan jasa-jasa Prabu Siliwangi yang merupakan
ayahanda Prabu Surawisesa. Namun para pakar meyakini bahwa prasasti ini di tulis setelah Sang
Prabu Siliwangi meninggal dunia. Terdapat versi lain yang menyebutkan bahwa prasasti ini dibuat
sebagai bentuk penyesalan Prabu Surawisesa yang tidak mampu mempertahankan keutuhan
wilayah Pakuan Pajajaran. Karena, pada zaman itu pasukan yang dipimpinya mengalami kekalahan
saat pertempuran melawan Kesultanan Cirebon yang berujung hilangnya sebagian wilayah kerajaan.
Menurut penjelasan singkat penjaga situs ini, Ibu Maemunah, disebutkan bahwa situs prasasti ini
dulunya adalah tempat yang dipakai sebagai podium penobatan raja-raja di Kerajaan Pajajaran.
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau Persatuan Dagang Hindia Timur merupakan
sebuah ekspedisi yang pertama kali menemukan Prasasti Batu Tulis ini yaitu sekitar tahun 1687
dengan dipandu
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau Persatuan Dagang Hindia Timur merupakan
sebuah ekspedisi yang pertama kali menemukan Prasasti Batu Tulis ini yaitu sekitar tahun 1687
dengan dipandu oleh seorang pemimpin bernama Scipio. Berita penemuan ini tercatat dalam
laporan ekspedisi pada tanggal 28 Juli 1687.
Penelitian tentang prasasti Batu Tulis ini sudah dilakukan oleh banyan ahli arkeolog. Tercatat pada
tahun 1853 seorang ahli dari Belanda yang juga diduga sebagai penemu patung Lembu Nandi di
Kebun Raya Bogor. Sampai akhirnya Saleh Danasasmita peneliti sejarah Bogor menelitinya lagi
sekitar tahu 1981-1984, ia kemudian menyusun ulang teks yang tertera pada Prasati Batutulis.
Kemudian dari sinilah beberapa kesimpulan penting tentang asal usul situs peninggalan ini terkuak.
Hal-3
Isi dari Prasasti Batutulis itu adalah
Lokasi situs bersejarah ini berada di Jl Batutulis No 54, Bogor, Jawa Barat.
Hal-4
Sejarah Batu Telapak Kaki Prabu Siliwangi
Di komplek Prasasti dijumpai antara lain Batu Tapak (bekas telapak kaki Prabu Surawisesa), meja
batu bekas tempat sesajen pada setiap perayaan, batu bekas sandaran tahta bagi raja yang dilantik,
batu lingga dan lima buah tonggak batu yang merupakan punakawan (pengiring-penjaga-emban)
dari batu lingga.
Batu lingga ini adalah bekas tongkat pusaka kerajaan Pajajaran yang melambangkan kesuburan
dan kekuatan. Sekitar 200 meter dari komplek Prasasti, yaitu di daerah Panaisan yang merupakan
bekas alun-alun kerajaan Pajajaran juga dapat ditemui 4 buah area batu.
Keempat area tersebut adalah patung Purwakali, Gelak Nyawang, Kidang Pinanjung dan Layung
Jambul yang kanan masing-masing adalah Mahaguru, pengawal, dan pengasuh Prabu Siliwangi.
“Sayangnya sekarang patung batu ini sudah tiada kepalanya. Dicuri orang ,”ungkap juru kunci
situs, Maemunah
Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan batin Prabu Siliwangi bersama para raja-raja
terdahulu yang terus menaungi dan melindungi kerajaan dengan energi cinta dan kasih.
Makna tersirat dari prasasti Batu tulis yang sebenarnya adalah merupakan ‘harta karun’
peninggalan Kerajaan Padjajaran yaitu sebuah ‘pengajaran luhur’ dari Prabu Siliwangi tentang sifat
dan karakter : Silih Asih – Asah – Asuh. Saling mengasihi atau mencintai, saling mengasah dengan
aktif berdiskusi bertukar pikir, dan saling mengasuh mengisi dalam kehidupan.
Inilah yang seharusnya dipahami dan dilakukan sebagai anak bangsa yang sesungguhnya,”katanya.
Batu tulis merupakan tempat penobatan raja-raja Pajajaran termasuk Prabu Siliwangi (1482-1521).
Siliwangi dari kata Asilih Wewangi atau berganti nama.
Prabu Siliwangi bergelar Prabu Guru Dewata Prana. Kemudian dinobatkan lagi untuk kedua
kali dengan gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaransri Sang Ratu Dewata.
Saat berkuasa, Prabu Siliwangi membangun parit dan benteng Pajajaran (sekarang bekasnya
dapat dilihat di belakang asrama Pusdikzi Lawang Gintung.
Peninggalannya lainnya adalah membuat peringatan berupa gegunungan, hutan Samida, telaga
Rena Naha Wijaya yang terkenal dengan Lubuk Sipatahunan (bekasnya di dalam Kebun Raya Bogor).
Batu Tulis dibuat semasa Suwawisesa, putra Prabu Siliwangi (1521-1535) ketika berkuasa. Prasasti
ini dipersembahkan untuk mendiang ayahnya untuk membanggakan silsilah serta kebesaran karya
ayahnya.
Hal-6
Ketika itu, kawasan Batu Tulis dipergunakan untuk upacara agama, agar Sri Baduga Maharaja
yang dianggap bersemayam dalam lingga (lambang kesuburan) tanda kekuasaanya mampu
melindungi negara yang diancam musuh.
Di kawasan Batu Tulis terdapat 15 buah peninggalan berbentuk batu dari jenis batu terasit yang
terdapat di sepanjang aliran Cisadane. Enam batu di dalam cungkup, satu batu di teras dan delapan
batu di bagian luar.Satu batu, Batu Gigilang telah diambil tentara Banten ketika menyerang
Pajajaran. Batu ini sebagai tempat duduk untuk upacara penobatan raja.
Diambilnya Batu Gigilang ini bermakna politis. Setelah diambilnya batu tempat penobatan
raja Pajajaran, maka tidak akan ada lagi penobatan Raja di Pajajaran.
Hal-7
Jenis-jenis Batu
Batu menhir juga kata orang tua zaman dulu buat ikat kuda kerajaanya.
Tedapat juga 3 buah batu yng seperti meja untuk menaruh sesajen atau makanan dan
minuman zaman kerajaan dulu.
Di samping kiri prasasati ada batu lingga, batu lingga ini melambangkan kesuburan, lingga yoni
lambang kejantanan lelaki yng berbentuk tinggi bulat
Hal-9
Silsilah leluhur Sumedang