Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SEKOLAH

NADA AINUN NURALI

KELAS : 4A

1. Yupa peninggalan dari Kutai


Prasasti Yupa adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Kutai.
Terdapat tujuh buah yupa yang memuat prasasti, tetapi baru 4 yang berhasil dibaca dan
diterjemahkan. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa Pra-Nagari dan dalam bahasa
Sanskerta, yang diperkirakan dari bentuk dan jenisnya berasal dari sekitar Abad ke-5 Masehi.
Prasasti ini ditulis dalam bentuk puisi anustub.

Gambar 1. Yupa dari Kerajaan Kutai (sumber Gambar 2. Yupa dari Kerajaan Kutai (sumber
https://museum.kemdikbud.go.id/) https://intisari.grid.id/)

2. Peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara


a. Prasasti Ciaruteun di Bogor
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara pertama adalah Prasasti Ciaruteun. Prasasti
yang ditemukan sekitar tahun 1863 silam ini ditemukan di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Pada prasasti ini ditemukan pahatan laba-laba, cap telapak kaki Raja Purnawarman, serta
sajak beraksara Pallawa yang berbunyi:
"Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang
Purnavarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia"
(https://www.cnnindonesia.com/).

1
Gambar 3. Prasasti Ciareteun (sumber https://www.kompas.com/)

b. Prasasti Kebun Kopi di Bogor


Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
Kabupaten Bogor. Prasasti ini ditemukan pada awal abad 19 oleh Belanda. Prasasti Kebon
Kopi juga dituliskan dalam bahasa Sansekerta dengan gambar telapak kaki gajah, yang
diperkirakan sebagai tunggangan Raja Purnawarman. Penemuan telapak kaki gajah inilah
yang membuat prasasti Kebun Kopi juga disebut sebagai Prasasti Tapak Gajah.

Prasasti ini diperkirakan dibuat pada masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara saat
diperintah Raja Purnawarman. Dibanding prasasti lainnya, Prasasti Tugu menjadi prasasti
terpanjang yang ditinggalkan Raja Purnawarman. Isi dari prasasti Tugu adalah penggalian
yang dilakukan di Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati (Bekasi) yang ditulis dengan
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Penggalian diduga untuk mengendalikan banjir
serta membantu usaha pertanian di wilayah tersebut kala itu.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230503101048-569-945851/7-
prasasti-peninggalan-kerajaan-tarumanegara.

Gambar 4. Prasasti Kebun Kopi (sumber https://www.cnnindonesia.com/)

c. Prasasti Tugu di Jakarta


KOMPAS.com - Prasasti Tugu merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan
Kerajaan Tarumanegara. Seperti prasasti yang dibuat pada masa pemerintahan Raja
Purnawarman lainnya, isi prasasti ini juga berbentuk puisi anustubh. Prasasti Tugu
menceritakan tentang penggalian Sungai Cabdrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian
saluran (sungai) yang bernama Gomati yang panjangnya 11-12 kilometer oleh
Purnawarman. Keterangan yang didapatkan dari Prasasti Tugu memberi petunjuk bahwa

2
Kerajaan Tarumanegara melakukan penggalian itu untuk menghindari bencana alam
berupa banjir dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

Sumber : https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/13/090000679/prasasti-tugu-
letak-isi-dan-maknanya?page=all.

Gambar 5. Prasasti Tugu (sumber https://www.kompas.com/)

d. Prasasti Lebak di Banten


KOMPAS.com - Prasasti Cidanghiang adalah prasasti yang ditemukan di Banten, Jawa
Barat. Menurut sejarah, Prasasti Cidanghiang merupakan salah satu peninggalan
Kerajaan Tarumanegara. Prasasti Cidanghiang terletak di tepi aliran Sungai Ci Danghiang
di Desa Lebak, Banten, Jawa Barat.

Sumber : https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/28/170000379/prasasti-
cidanghiang--isi-dan-kondisinya.

Gambar 6.Prasasti Cidanghiang/Lebak (sumber https://www.kompas.com/ )

3. Candi Prambanan Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno (Hindu)


KOMPAS.com - Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha
terbesar yang pernah berkembang di Jawa Tengah bagian selatan. Pendirinya adalah Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya yang berkuasa antara 732-760 Masehi. Selama hampir tiga abad
berkuasa, terdapat tiga dinasti yang memerintah di Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Dinasti
Sanjaya dan Dinasti Syailendra (di Jawa Tengah), serta Dinasti Isyana (di Jawa Timur). Salah
satu bukti kejayaan kerajaan ini dapat dilihat dari keadaan masyarakat dan kebudayaannya

3
yang telah maju. Masyarakat Mataram Kuno terkenal dengan keunggulan dalam seni
bangunan candi, baik yang bercorak Hindu ataupun Buddha.

Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/11/120000579/candi-peninggalan-
kerajaan-mataram-kuno?page=all.

Gambar 7. Candi Prambanan (sumber https://www.kompas.com/)

4. Candi Penataran Peninggalan Kerajaan Kediri


KOMPAS.com - Candi Penataran atau Candi Palah merupakan kompleks candi Hindu Siwa
yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Salah
satu kompleks candi Hindu termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat
daya Gunung Kelud. Candi Penataran dibangun pada masa Kerajaan Kediri, tepatnya periode
pemerintahan Raja Srengga (1190-1200) pada sekitar abad ke-12. Uniknya, Candi Penataran
digunakan pada masa Kerajaan Majapahit, dibuktikan dengan keterangan di Kitab
Negarakertagama. Dalam Kitab Negarakretagama, candi ini disebut Candi Palah, yang
dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanannya keliling Jawa Timur.

Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/15/140000279/candi-penataran-
sejarah-fungsi-dan-kompleks-bangunan?page=all.

Gambar 8. Candi Pelataran (sumber https://www.kompas.com/stori)

5. Candi Singosari Peninggalan Kerajaan Singosari di Malang


KOMPAS.com - Kerajaan Singasari adalah kerajaan Hindu-Buddha di Pulau Jawa yang
berkuasa pada abad ke-13. Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok, yang setelah menjadi
raja bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi. Letak Kerajaan Singasari berada di
daerah Singasari, Malang. Kerajaan ini berhasil mencapai puncak kejayaan saat diperintah

4
oleh rajanya yang terakhir, yaitu Raja Kertanegara (1272-1292 M). Selain membawa Singasari
menuju kejayaan, di tangan Kertanegara pula kerajaan ini runtuh. Salah satu faktor
runtuhnya Kerajaan Singasari adalah lemahnya pertahanan karena raja dan jajarannya sibuk
melakukan ekspansi ke luar Jawa. Sumber sejarah yang membuktikan keberadaan Kerajaan
Singasari cukup banyak.

Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/11/180000879/peninggalan-
kerajaan-singasari?page=all.

Gambar 9. Candi Singosari (sumber https://www.kompas.com/)

6. Arca Gajah Mada Peninggalan Kerajaan Majapahit

Gambar 10. Arca Gajah Mada (sumber https://www.kompasiana.com/)

7. Candi Wringin Lawang Peninggalan Kerajaan Majapahit


KOMPAS.com - Gapura Wringin Lawang atau Candi Wringin Lawang peninggalan Kerajaan
Majapahit terletak di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Bangunan
ini bertipe candi bentar atau gapura yang terbentuk dari dua bangunan kembar tanpa atap.
Para ahli menduga bahwa pada zaman dulu fungsi bangunan Gapura Wringin Lawang adalah
sebagai salah satu pintu gerbang menuju salah satu kompleks ibu kota Majapahit.

Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/11/120000479/gapura-wringin-
lawang-candi-bentar-peninggalan-kerajaan-majapahit?page=all.

5
Gambar 11. Candi Wringin (sumber https://www.kompas.com/)

8. Nisan Makam Sultan Malik As-saleh Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai


KOMPAS.com - Islam adalah agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat di Indonesia.
Sejarah masuknya Islam ke Indonesia ada beberapa versi. Ada yang meyakini Islam masuk ke
Nusantara pada abad ke-7, ada pula yang menyatakan pada abad ke-13. Ditemukan makam
Malik-Al Saleh Bukti sejarah bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13 Masehi
adalah ditemukannya makam Malik Al-Saleh pada 1297. Makam Malik Al-Saleh dikatakan
mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat, India. Malik Al-Saleh atau Marah Silu
merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Awalnya, Malik Al-Saleh
masih belum memeluk agama Islam.

Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/13/180000079/nisan-malik-as-saleh-
bukti-sejarah-islam-masuk-ke-indonesia-abad-ke-13?page=all.

Gambar 12. Makam Malik Al-Saleh (Sumber https://www.kompas.com/)

9. Masjid Baiturahman Peninggalan Kerajaan Aceh


KOMPAS.com - Kerajaan Aceh adalah kerajaan Islam di Sumatera yang berdiri pada abad ke-
15 dan runtuh pada abad ke-20. Kerajaan yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah ini
terletak di Kutaraja atau Banda Aceh sekarang. Karena letaknya yang strategis, yaitu di dekat
jalur pelayaran dan perdagangan internasional, kerajaan ini mampu berkembang dengan
cepat. Puncak kejayaan Kerajaan Aceh kemudian dapat diraih pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda, yang berkuasa antara 1607-1636 Masehi. Setelah berkuasa selama
kurang lebih lima abad, Kerajaan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Belanda. Sumber
sejarah Kerajaan Aceh dapat diketahui dari beberapa peninggalannya yang masih ada hingga
sekarang.

6
Masjid Raya Baiturrahman merupakan peninggalan Kerajaan Aceh yang paling terkenal.
Beberapa tulisan tentang sejarah pembangunannya menyebut bahwa Masjid Raya
Baiturrahman dibangun semasa Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-
1636 M). Pada masa penjajahan, masjid peninggalan Kerajaan Aceh ini juga digunakan
sebagai markas pertahanan terhadap serangan musuh. Fungsi tersebut sangat terasa semasa
Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Alaidin Mahmud Syah (1870-1874 M). Di masjid ini
sering pula diadakan musyawarah besar untuk membicarakan strategi penyerangan dan
kemungkinan serangan Belanda terhadap Kerajaan Aceh Darussalam. Karena posisinya yang
sangat strategis, Masjid Raya Baiturrahman bahkan sempat dua kali dibakar Belanda.

Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/11/092511779/peninggalan-
kerajaan-aceh?page=all.

Gambar 13. Masjid Raya Baiturrahman (sumber https://www.kompas.com/)

10. Masjid Agung Demak Peninggalan Kerajaan Demak di Demak


KOMPAS.com - Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa.
Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah, putra Raja Majapahit yang terakhir. Sejarah
Kerajaan Demak juga tidak terlepas dari dukungan wali sanga, penyebar agama Islam di
Pulau Jawa. Meski terdapat banyak versi tentang tahun berdirinya, tetapi Kerajaan Demak
diperkirakan berdiri pada 1478 M. Sejak saat itu, kerajaan yang terletak di Kota Demak, Jawa
Tengah, ini terus berkembang menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam. Kesultanan
Demak kemudian mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Sultan Trenggono, yang
berkuasa antara 1521-1546 M. Pada periode pemerintahan Sultan Trenggono, Demak
menjadi kerajaan terkuat di Jawa dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, meliputi
sebagian Jawa Barat, Jayakarta, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Sayangnya,
Kesultanan Demak tidak berumur panjang karena terjadi perebutan kekuasaan hingga
akhirnya runtuh pada 1568 M.
Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak yang paling terkenal adalah Masjid Agung
Demak. Masjid ini diperkirakan didirikan oleh para wali sanga pada masa pemerintahan
Raden Patah. Selain itu, berikut ini peninggalan Kerajaan Demak yang masih tersimpan di
Museum Masjid Agung.

Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/11/200000579/peninggalan-
kerajaan-demak?page=all.

7
Gambar 14. Masjid Demak (sumber https://www.kompas.com/)

11. Meriam Ki Amuk Peninggalan Kerajaan Banten


Merdeka.com - Peninggalan sejarah di Indonesia memang punya keunikan tersendiri. Tak
hanya bentuknya saja yang unik, tapi juga sarat akan nilai-nilai kebaikan. Nilai-nilai ini tersirat
dalam sebuah simbol masih melekat pada peninggalan tersebut. Salah satu peninggalan yang
membawa pesan kuat adalah Meriam Ki Amuk. Alat perang berupa meriam peninggalan
pemerintahan Kerajaan Banten ini memiliki nilai sejarah yang sangat kuat.

Meriam raksasa itu memiliki ukuran panjang 341 cm, diameter bagian belakang 66 cm,
diameter mulut atau moncong bagian luar 60 cm dan bagian dalam 32 cm. Dan, lebar bagian
yang menonjol mencapai 1.15 m. Saat ini, Meriam Ki Amuk tersimpan di Museum
Kepurbakalaan Banten Lama, yang berlokasi di Jl. Raya Serang-Jakarta, Banten, Kecamatan
Serang, Kota Serang, dekat Masjid Agung Banten dan Istana Surosowan.

Sumber: https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-meriam-ki-amuk-alat-perang-warisan-
kerajaan-banten-yang-bawa-pesan-kebaikan.html

Gambar 15. Meriam Ki Amuk (sumber https://www.merdeka.com/jabar/)

Anda mungkin juga menyukai