Anda di halaman 1dari 4

Sunan Prawoto

Sunan Prawoto (nama lahirnya Raden Mukmin atau ejaan China Muk Ming[1]) adalah raja
Demak keempat bergelar Sultan Prawoto, yang memerintah tahun 1546-1547. Sunan
Prawoto lebih cenderung sebagai seorang ahli agama daripada ahli politik. Pada masa
kekuasaannya, daerah bawahan Demak seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik,
berkembang bebas tanpa mampu dihalanginya. Menurut Babad Tanah Jawi, ia tewas
dibunuh oleh Rungkud, orang suruhan Adipati Jipang Arya Penangsang, yang tak lain adalah
sepupunya sendiri. Setelah kematiannya, Arya Penangsang menggantikannya menjadi Raja
Demak lalu memindahkan pusat pemerintahan ke Jipang. Masa ini dikenal dengan sebutan
DemakJipang.

Masa muda

Naskah babad dan serat menyebut Raden Mukmin sebagai putera sulung raja Demak
Trenggana. Sunan Prawoto lahir saat ayahnya masih sangat muda dan belum menjadi raja.

Pada tahun 1521, Pangeran Sabrang Lor meninggal dunia tanpa keturunan. adiknya yaitu
Raden Trenggana berebut takhta dengan Raden Kikin/ Pangeran Surowiyoto Putra Sulung R.
Fatah. Raden Trenggana adalah adik kandung Pangeran Sabrang Lor, orang Jepara.
Sedangkan Raden Kikin yang lebih tua usianya lahir dari Permaisuri R. Fatah bernama Putri
Solekha, anak dari pasangan P. Wironegoro Adipati Lasem dengan Nyai Ageng Malokha Binti
Sunan Ampel.

Raden Mukmin memihak ayahnya dalam persaingan ini. Ia mengirim pembantunya bernama
Ki Surayata untuk membunuh Raden Kikin/ Pangeran Surowiyoto sepulang salat Jumat.
Raden Kikin tewas di tepi sungai, sedangkan para pengawalnya sempat membunuh Ki
Surayata. Sejak saat itu Raden Kikin terkenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda ing
Lepen, dalam bahasa Jawa artinya "bunga yang gugur di sungai".
Pemerintahan

Sepeninggal Trenggana yang memerintah Demak tahun 1521-1546, Raden Mukmin selaku
putra tertua naik tahta. Namun, keterampilan berpolitiknya tidak begitu baik, ia lebih berbakat
sebagai ulama daripada sebagai raja. Sunan Prawoto, menggantikan kedudukan Sultan
Trenggana. Mukmin memindahkan Pusat Pemerintahan ke Prawoto. Masa ini dikenal dengan
sebutan Demak Prawoto. Mukmin alias Sunan Prawoto memiliki sebuah pasanggarahan
yang digunakan Raja/ Sultan Demak Trenggono selama musim hujan. Oleh karena itu, Raden
Mukmin pun terkenal dengan sebutan Sunan Prawoto.

Kematian

Sepeninggal Trenggana, selain Sunan Prawoto terdapat dua orang lagi tokoh kuat, yaitu
Adipati Arya Penangsang dari Kadipaten Jipang dan Adipati Adiwijaya (Hadiwijaya) penguasa
Kadipaten Pajang. Masing-masing adalah keponakan dan menantu Sultan Trenggana.

Arya Penangsang adalah putra Pangeran Sekar Seda ing Lepen atau Pangeran Surowiyoto
atau Surawiyata alias Raden Kikin adalah Adipati Babagan Caruban Lasem. Pada tahun 1547
disebutkan mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian
ayahnya. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke
dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh
Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Rangkud setuju,
lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata
istri Sunan yang sedang berlindung di balik punggungnya ikut tewas pula. Melihat istrinya
meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan sisa-sisa
tenaganya.

Pada tahun 1554 Aryo Penangsang berhasil dibunuh oleh Danang Sutawijaya dan Pasukan
Pajang atas siasat dari Ki Juru Martani

Sunan Prawoto meninggalkan seorang putra yang masih kecil bernama Arya Pangiri, yang
kemudian diasuh bibinya, yaitu Ratu Kalinyamat dari Jepara. Setelah dewasa, Arya Pangiri
menjadi menantu Hadiwijaya, Sultan Pajang, dan diangkat sebagai Bupati Demak.

Menurut kronik Cina Kuil Sam Po Kong, Ja Tik Su melantik seorang putera dari Mukming/
Raden Mukmin sebagai raja Demak sepeninggal Mukming/ Raden Mukmin.

Kronik Cina
Raden Mukmin disebut dengan nama Muk Ming, menurut kronik Cina dari kuil Sam Po Kong,
di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Disebutkan bahwa pada tahun
1529, ia menggantikan Kin San (Raden Kusen) sebagai kepala galangan kapal di Semarang.
Kin San adalah adik Jin Bun (Raden Patah).

Muk Ming dibantu masyarakat Cina yang muslim dan non muslim bekerja menyelesaikan
1.000 kapal besar yang masing-masing dapat memuat 400 orang prajurit. Pembangunan
kapal-kapal perang tersebut untuk kepentingan angkatan laut ayahnya, yaitu Tung-ka-lo
(Trenggana) yang berniat merebut Maluku. Belum sempat Tung-ka-lo merebut Maluku, ia
lebih dulu tewas saat menyerang Panarukan tahun 1546. Muk Ming pun naik takhta.

Kepustakaan

Babad Tanah Jawi. 2007. (terj.). Yogyakarta: Narasi

H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti

Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram.


Yogyakarta: Kanisius

Slamet Muljana. 2005. Runtuhnya Kerajaan Jindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam
di Nusantara (terbitan ulang 1968). Yogyakarta: LKIS

Catatan kaki

1. (Indonesia) Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara
Islam di Nusantara (http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20orie
ntal&pg=PA70#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false) . PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 70.
ISBN 9798451163.ISBN 9789798451164

Gelar kebangsawanan

Didahului oleh:
Raja Demak
Diteruskan oleh:

Trenggana 1546—1549 Hadiwijaya


Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sunan_Prawoto&oldid=18547651"


Terakhir disunting 5 bulan yang lalu oleh Arya Mataram

Wikipedia

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai