Anda di halaman 1dari 45

Pangeran Taliwang

Pangeran Taliwang (ke-1) merupakan gelaran yang diberikan kepada Raden Subangsa alias
Raden Marabut yang datang dari Kesultanan Banjarmasin ke Seleparang kemudian menetap
di Karang Banjar, negeri Taliwang, pulau Sumbawa. Raden Subangsa merupakan menantu
Raja Seleparang-Sumbawa (Kamutar Ampat).[1][2][3][4][5][6][7][8][9][10][11]
Datu Pangeran Taliwang
juga sebutan untuk Raja-raja Taliwang. Raja-raja di Taliwang yang merupakan keturunan raja-
raja Banjar, biasanya bergelar Pangeran atau Gusti.[12][13][14][15]

Kedatangan orang Banjar di pulau Bali, Lombok dan


Sumbawa

Menurut silsilah raja-raja Banjar yang terdapat di museum Candi Agung di kota Amuntai,
Kalimantan Selatan, terdapat seorang putera raja Banjar yang bernama Raden Arya Banjar
Tatas (P. Dipati Antasari) yang tinggal di pulau Bali (Gelgel ?) dan mengabdi pada raja Bali
(raja Gelgel - Dalem Waturenggong ?). Di Bali, Pangeran ini lebih dikenal sebagai Arya Banjar.
Jejak keturunan Banjar sampai sekarang masih dapat ditemukan di desa Kampung
Kusamba, kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.[16]

Jejak keturunan Banjar juga ditemukan di bagian barat pulau Lombok tepatnya di Kampung
Banjar di kecamatan Ampenan, kota Mataram. Menurut Hikayat Banjar-Kotawaringin,
kerajaan Banjar juga memiliki hubungan perdagangan yang baik dengan kerajaan Selaparang
yang terdapat di bagian timur pulau Lombok. Kerajaan Selaparang ini merupakan incaran
Kerajaan Gowa untuk ditaklukan. Baru pada tahun 1640 Selaparang Lombok dapat
ditaklukkan oleh Kerajaan Gowa (mungkin sebagian dari Kerajaan Selaparang). Tetapi
kedudukan Gowa di Selaparang tidak selalu kuat dan bertahan lama, sebab dalam Babad
Selaparang disebutkan cucu dari Deneq Mas Kertajagat yaitu Raja Kertabumi dapat
membangun Kerajaan Selaparang kembali. Kertabumi menyusun pemerintahan dengan
teratur dan membangun masyarakatnya sehingga kehidupan rakyat menjadi makmur.
Kerajaan Seleparang memiliki hubungan dagang yang baik dengan Kesultanan Banjarmasin.
Sehingga banyak pedagang dan bangsawan Banjar (termasuk Raden Subangsa) yang datang
di kerajaan Seleparang, dan sebagian menikah dengan wanita setempat. Suatu ketika Arya
Sudarsana (Arya Banjar), patih kerajaan Seleparang memberontak kepada Prabu Kertabumi
dan berhasil membunuh dua orang panglima kerajaan. Prabu Kertabumi sangat penasaran
dengan si Arya ini. Telah banyak korban yang jatuh dalam usaha melenyapkan manusia kutu
negeri ini. betapa tidak, permaisuri yang dibuatnya gila kasmaran telah menimbulkan
cemburu besar di hati raja. Kekalahan para prajurit andalan Selaparang melawan pasukan
Arya Sudarsana (Suranggana) yang cuma seratus orang lebih memanaskan hati baginda.
Karenanya pula raja Selaparang harus minta bantuan ke Banjarmasin. Raja Banjarmasin
mengutus Patih Pilo dan Patih Laga ke Selaparang. Sedang menurut versi lain, patih yang
dikirim Raja Banjarmasin ialah Patih Pilo dan patih Sudarbaya. Setelah pasukan bantuan dari
Banjarmasin ini tiba maka barulah pasukan Arya Banjar Getas (Arya Sudarsana) dikalahkan.
Karena terdesak dan tidak dapat mengalahkan kedua patih dari Kerajaan Banjarmasin. Ariya
Banjar (Arya Sudarsana) meminta perlindungan Raja Pejanggik. Di Kerajaan Pejanggik Ariya
Banjar di angkat menjadi patih (bergelar Dipati Patinglaga) dan mendapat anugerah seorang
isteri, yaitu Dewi Junti dari negeri Parigi. Pada suatu saat Ariya Banjar yang berganti nama
menjadi Banjar Getas. Tahun 1691 Patih Banjar Getas memberontak rajanya di Pejanggik.
Ketika Banjar Getas kewalahan menghadapi raja, ia meminta bantuan Raja Karangasem
untuk menghadapi lawannya. Pejanggik pun takluk akibat serangan pasukan gabungan
Banjar Getas dan Raja Karangasem.[17][18][19][20][21]

Biografi

Pangeran Taliwang (ke-1) adalah Raden Subangsa (sebelumnya bernama Raden Marabut).
Raden Subangsa digelari Pangeran Taliwang oleh orang Seleparang dan Sumbawa. Raden
Subangsa seorang bangsawan Banjar yang menjadi menantu Raja Seleparang-Sumbawa
(Datu Mutar). Raden Subangsa alias Raden Marabut putera dari Pangeran Martasari (Marta
Sahary) yang dinikahkan dengan Mas Surabaya puteri dari Raja Selaparang-Sumbawa
(Kamutar 4). Pasangan Raden Subangsa dan Mas Surabaya ini dianugerahi seorang putera
bernama Raden Mataram alias Amas Mattaram atau Maes Materan. Mas Surabaya
kemudian meninggal dunia.

Raden Subangsa yang ditinggal mati isterinya ini kemudian dinikahkan lagi oleh Raja
Selaparang-Sumbawa dengan puterinya Mas Panghulu yang tinggal di Sumbawa Besar. Buah
pernikahan ini memperoleh seorang putera yang bernama Raden Bantan alias Amas Bantani
atau Maes Bantam. Raden Subangsa oleh orang Selaparang dan orang Sumbawa Besar
digelari Pangeran Taliwang (Datu Taliwang), karena ibunda Raden Mataram/Amas Mattaram
(yakni Mas Surabaya) itu berdiam di negeri Taliwang. Mas Surabaya dan Mas Panghulu
merupakan saudara perempuan dari Mas Goa (Sultan Sumbawa).

Ketika di Tanah Banjar dahulu, dari isterinya yang tinggal di sana Raden Subangsa telah
memperoleh tiga orang puteri yaitu Gusti Yada, Gusti Tika dan Gusti Pika.

Seorang putera dari Pangeran Taliwang (Raden Subangsa) yang bernama Raden Bantan atau
Dewa Mas Bantan Datu Loka Dewa Dalam Bawa kemudian dinobatkan menjadi Sultan
Sumbawa ke-3.[22][23]

Hubungan dengan Pangeran Singamarta

Raden Subangsa (bekas Raden Marabut) yang kini bergelar Pangeran Taliwang merupakan
anak tiri Putri Busu (Ratu Hayu) binti Sultan Mustain Billah Raja Banjar IV bin Sultan
Hidayatullah 1 Raja Banjar III.

Putri Busu telah menikahi sepupunya dari keluarga ayahnya yang bernama Raden Timbakal
bergelar Pangeran Martasari (bin Pangeran Mangkunagara).

Menurut J. J. Ras (1990:161), Pangeran Mangkunagara merupakan gelar Pangeran dari


Raden Subamanggala bin Sultan Hidayatullah 1 Raja Banjar III.[6]

Buah dari perkawinan Putri Busu dengan Pangeran Martasari maka lahirnya Raden Pamekas
(Raden Sutarta) dan Raden Sutasoma Pangeran Singamarta.[3][24][25][26]

Pangeran Martasari (bekas Raden Timbakal) kemudian menikah lagi dengan dua orang
gundik (selir) yang berasal dari pulau Jawa yang bernama Si Jawa dan Si Pasupit.

Nyai Si Jawa kemudian melahirkan tiga orang anak, salah satunya adalah Raden Subangsa.

Jadi hubungan darah antara Raden Subangsa Pangeran Taliwang dengan Raden Sutasoma
Pangeran Singamarta merupakan saudara sebapak lain ibu.

Kabar berita tentang keadaan Raden Subangsa di pulau Sumbawa diketahui oleh kerabat
kesultanan Banjar pada masa pemerintahan Sultan Ri'ayatullah (1660-1663) yang dibawa
beritanya oleh Raden Subantaka (yang ikut bersama rombongan Patih Pelo dan Patih
Laga/Sudarbaya) yang dahulu disuruh memperisterikan Raden Subangsa ke Selaparang.
Raden Subantaka adalah anak Pangeran Martasari. Jadi Raden Subantaka merupakan
paman dari Pangeran Singamarta dan Pangeran Taliwang ini.
Menurut Amir Hasan Kiai Bondan (1953), Pangeran Singamarta (bekas Raden Sutasoma)
adalah seorang Menteri Besar yang pernah diutus Sultan Banjar kepada pihak Kesultanan
Bima pada tahun 1701. Dalam lawatan ke pulau Sumbawa tersebut, Pangeran Singamarta
menikahi puteri dari Adipati Thopati Tlolouang (Taliwang?).[27]

Hubungan kekerabatan dengan Raden Kasuma Lelana / Pangeran Dipati


Anom II (Sultan Dipati Anom) / Pangeran Suria Nata II / Sultan Agung

Raden Subangsa merupakan saudara sepersusuan (saudara angkat) dengan Raden Kasuma
Lalana yang bergelar Pangeran Dipati Anom II yang setelah menjadi raja Banjar disebut
Sultan Dipati Anom.

Pangeran ini juga disebut Pangeran Suria Nata II bergelar Sultan Agung. Pangeran Suria
Nata II atau Sultan Agung alias Sultan Dipati Anom merupakan Sultan Banjar yang
memerintah tahun 1663-1679.[28] Sultan Dipati Anom inilah yang menyuruh memperisterikan
Raden Subangsa ke Selaparang dan demikian juga sanak-saudaranya yang lain juga
dinikahkan dengan putera/puteri dari kerajaan lain.[3][29]

Silsilah

Hikayat Banjar-Kotawaringin menyebutkan tentang pernikahan Raden Subangsa dengan


puteri-puteri Raja Selaparang yang memerintah pulau Sumbawa (Kamutar 4), pernikahan
pertama di Taliwang dan pernikahan kedua di Sumbawa Besar dan dari kedua pernikahan itu
lahirlah putera masing-masing bernama Raden Bantan dan Raden Mataram yang berlainan
ibunya.[3]

Ayahanda Raden Marabut (Raden Subangsa)


"Sudah itu saudara Pangeran
adalah Raden Timbakal Pangeran Martasari
Singamarta lain ibu namanya
dan ibundanya merupakan isteri kedua
Raden Subangsa itu
ayahnya seorang selir yang berasal dari pulau
Jawa yang disebut Nyai Si Jawa. diperisterikannya ke Silaparang,
lawan anak raja Silaparang
Hikayat Banjar-Kotawaringin menyebutkan
namanya Mas Surabaya. Sudah itu
tentang saudara sesusu (saudara angkat)
mati maka bertinggal anak seorang
Raden Marabut:
laki-laki namanya Raden Mataram.
Sudah itu dijadikannya pula
Raden Subangsa itu oleh raja
Silaparang lawan anaknya di
Sumbawa itu namanya Mas
Panghulu; itu beranak laki-laki
dinamainya Raden Bantan.
Adapun Raden Subangsa itu
sudah beranak di Banjar tiga orang
perempuan, yang tua namanya
Gusti Yada, yang pertengahan
namanya Gusti Tika, yang busu
namanya Gusti Pika. Maka Raden
Subangsa itu disebut orang
Silaparang dan orang Sumbawa itu
Pangeran Taliwang karena
isterinya itu, ibu Raden Mataram
itu, diam di negeri Taliwang.
Sudah itu datang Raden Subantaka
- itu mamarina Pangeran
Singamarta yang disuruh
mengisterikan Raden Subangsa itu
- membawa khabarnya Raden
Subangsa itu, maka tiadalah
tersebut lagi.".

— Hikayat Banjar.[3]

“ .....Kemudian daripada itu Pangeran Martasari lawan Ratu Hayu itu beranak
pula laki-laki dinamai Raden Pamakas. Banyak tiada tersuratkan. Kemudian
daripada itu maka Pangeran Dipati Antasari sumalah. Sudah kemudian
daripada itu maka Pangeran Martasari itu menggundik orang Jawa namanya Si
Jawa itu beranak laki-laki dinamai Raden Marabut. Sudah itu Pangeran Dipati
Tuha lawan Gusti Timbuk itu beranak laki-laki dinamai Raden Kasuma Lalana.
Ia itu sesusu dengan Raden Marabut itu.[3] ”
Hikayat Banjar-Kotawaringin menyebutkan tentang saudara-saudara Raden Marabut yang
sekandung dan sebapak:
“ Yang lain daripada itu maka gundik Pangeran Martasari Si Jawa itu beranak
pula dua orang laki-laki, namanya Raden Modin, yang muda bernama Raden
Chatib, seibu sebapa lawan Raden Marabut itu. Gundik seorang itu orang Jawa
jua itu namanya Si Pasupit itu beranak dua orang, seorang perempuan
namanya Gusti Bajah, seorang laki-laki namanya Raden Pakih.[3] ”
Hikayat Banjar-Kotawaringin menyebutkan tentang Raden Sutasoma yang kini bergelar
Pangeran Singamarta mengganti nama adik tirinya yaitu dari nama Raden Marabut kini
bernama Raden Subangsa:

“ Sudah itu maka Ratu Agung bekerja akan menggelar sekalian raja-raja yang
memegang pekerjaan. Maka Raden Sutasoma itu digelar oleh Ratu Agung:
Pangeran Singamarta. Sudah itu Pangeran Dipati Anta-Kasuma itu digelar oleh
Ratu Agung dinamai Ratu Kota Waringin. Maka Raden Kasuma Taruna itu
digelar oleh Ratu Agung dinamai Pangeran Dipati Kasuma Mandura; itu masih
di Martapura. Pangeran Dipati Anom itu disuruh Ratu Agung disebut Pangeran
di Darat pada orang karena tempatnya diam di darat pada istana itu; maka
segala orang menyebutnya Pangeran di Darat. Sudah itu maka Raden Kasuma
Raga digelar oleh Ratu Agung, Pangeran Mas Dipati. Sudah demikian maka
Pangeran Singamarta menggelar Raden Pamakas - Raden Sutarta, Raden
Marabut - Raden Subangsa.[3] ”
Kekerabatan Sultan Banjar dan Sultan Sumbawa

Kerajaan-kerajaan: Seran, Taliwang, dan


"The King of Banjar at that time
Jereweh masing-masing merupakan kerajaan
was Panombahan, from the royal
vasal dari kerajaan Sumbawa. Raja Samawa
house of Sumbawa, and his chief in
yang pertama dari kerajaan (kecil) Sampar
Kemulan bernama Maja Paruwa, dari dinasti command was Pengerang
Dewa Awan Kuning yang telah memeluk Poerabaja, descendant of Crain
agama Islam. Setelah meninggal, Maja Crongong of Macassar ".
Paruwa diganti oleh Mas Goa. Mas Goa tidak
lama memerintah karena pola pikir dan — Brunei Museum Journal, volume
pandangan hidupnya masih dipengaruhi 4, edisi 2.
ajaran Hinduisme. Pada tahun 1637 Mas Goa
[30][31]
diturunkan dari tahta oleh rakyatnya, sebagai
penggantinya diangkat Mas Cini. Pada tanggal
24 Desember 1650 Raja Sumbawa (menurut Speelman: bernama Mas Cini) kawin dengan
Karaeng Panaikang I Nampa Daeng Niaq (janda Kaicil Kalamata) adik tiri Raja Tallo Harun Al
Rasyid. Sejak itu terjadilah hubungan raja-raja Sumbawa dengan raja-raja Gowa dan Bugis
melalui hubungan perkawinan. Mas Cini digantikan oleh saudaranya (keponakannya), Mas
Bantan. Lama pemerintahannya, dari tahun 1675 s.d. 1701. Mas Bantan adalah putera Raden
Subangsa, seorang pangeran dari Banjarmasin.[23][32]

Kekerabatan Sultan Banjar (Panembahan Kuning) dengan Sultan Sumbawa (Dewa Mas
Bantan) diberitakan dalam laporan pelaut Inggeris dalam buku "Notices of the Indian
archipelago & adjacent countries: being a collection of papers relating to Borneo, Celebes,
Bali, Java, Sumatra, Nias, the Philippine islands" (1837:99), menyebutkan:[33][31]

"Sekitar tahun 1700, Inggris "About the year 1700, the English
memperbaiki diri di Banjar, fixed themselves in Banjar, with
dengan sekitar 40 orang Inggris about 40 English and 100 Bugis, at
dan 100 Bugis, pada saat itu kepala which time the chief of Banjar had
Banjar memiliki gelar the title of Panambahan, and of the
Panembahan, dan dari keluarga family of Sumbawa..
[penguasa] Sumbawa."[33]
— Notices of the Indian
Dalam "The Asiatic Journal and Monthly archipelago & adjacent countries
Register for British India and Its (1837:99) .[33]
Dependencies" (1816:571) tertulis:[34]

"Sekitar tahun 1700, Inggris "About the year 1700, the English
memperbaiki diri mereka di fixed themselves in Banjar, with
Banjar, dengan sekitar empat about forty English and one
puluh orang Inggris dan seratus hundred Bugis-men, at which time
orang Bugis, yang pada saat itu the chief of Banjar had the title of
kepala Banjar memiliki gelar Panambahan, and was of the
Panembahan, dan berasal dari family of Sumbawa."
keluarga [penguasa] Sumbawa."[34]
— The Asiatic Journal and Monthly
Raja Sumbawa pada tahun 1700 adalah Mas Register for British India and Its
Bantan Datu Loka Dewa Dalam Bawa Dependencies" (1816:571).[34]
(memerintah 1675-1701; wafat 1713).[35]

https://pl.wikipedia.org/wiki/W%C5%82adcy_Sumbawy#Su%C5%82tani_Sumbawy

Dalam "Verhandelingen van het Bataviaasch genootschap der kunsten en wetenschappen",


Volume 23, Lands drukkerij (1850:173) menyebutkan:
"Dari uraian di atas, kita hampir "Uit het vroeger gezegde kunnen
dapat menyimpulkan dengan pasti wij haast met Zekerheid afleiden,
bahwa orang-orang Sassakh dan dat de volken van Sassakh en
Sumbawa muncul dari sumber Soembawa eens een en hetZelfde
leluhur yang satu dan sama. wolk Zijn gewecst. Of echter de
Namun, apakah orang-orang menschen van Soembawa van
Soembawa dari Sassakh, atau Sassakh, of omgekeerd, die van
sebaliknya, Sassakh yang berasal Sassakh van Soembawa
dari Soembawa, sulit ditentukan. herkomstig Zijn, laat Zich
Saya cenderung percaya bahwa moeijelijk bepalen. Ik ben geneigd
suku asli berasal dari Sassakh. te gelooven, dat de oorspronkelijke
Banyak tradisi memiliki Putra stam uit Sassakh was. Vele
ketiga yang ditarik dari Dompo ke overleveringen laten een' derden
Sumbawa sebagai raja pertama; Zoon wan den eersten koning van
Sehingga juga di tanah ini orang Dompo maar Soembawa trekken;
Jawa telah menetap. Saya Zoodat Zich ook in dit land Javanen
diberitahu bahwa orang-orang hebben nedergezet. Men zeide mij,
hebat Sumbawa tidak melacak asal dat de Grooten van Soembawa den
usul keluarga mereka dari para oorsprong van hunne familien niet
pangeran Dompo atau Bima, tetapi Zocliten van de vorsten van
dari orang-orang Dompo of Bima, maar van die van
[36][37][38]
Bandjermassin." Bandjermassin."

If the Dutch not give him a hand, it — Verhandelingen van het


would be over with him. "It is true, Bataviaasch genootschap der
there are my brothers Amas Malin kunsten en wetenschappen",
and Amas Atchin, but it is not fit Volume 23, Lands drukkerij
that they become kings, because (1850:173).[36]
thay are not of the line of the
Sumbawan kings, but of Bali. But
there is, one may add, my nephews
called Amas Mattaram and Amas
Bantani [= Datu Loka] who are 5 of
the royal house of Sumbawa of
olden times ".
— Hindu rulers, Muslim subjects.
(2001:171)[13]

Ketika Mas Goa diturunkan dari tahta raja Sumbawa, maka ada usulan untuk menjadikan raja
Sumbawa penggantinya yakni Amas Malin dan Amas Atchin, tetapi mereka tidak pantas
mereka menjadi raja, karena mereka bukan dari garis keturunan raja Sumbawa terdahulu,[39]
tapi dari (ibu orang) Bali. Maka diusulkan, keponakan Mas Goa bernama Amas Mattaram dan
Amas Bantani (=Datu Loka).[40][41][42]

Penerbit Martinus Nijhoff (1971:58) dalam "Rijks geschiedkundige publicatiën: Grote serie",
Volume 134, menyebutkan: [43]

Mas Bantam dan Mas Mataram, " Mas Bantam en Mas Mataram,
putra dari dua saudara zoons van twee zusters van den
perempuan Raja Sumbawa dan Koning van Sumbawa en van den
Raden Subangsa dari Bandjarmasinsen Raden Subangsa.
Bandjarmasin. Mas Bantam Mas Bantam volgde na de afzetting
berhasil [menjadi raja] setelah van Mas Gowa in Sumbawa op; hij
deposisi (menggeser) Mas Goa di was gehuwd met een dochter van
Sumbawa; dia menikah dengan den Vorst van Tello en werd in
seorang putri Pangeran Tallo dan 1705 opgevolgd door zijn zoon Mas
digantikan pada tahun 1705 oleh Madura; hij stierf in mei 1713.
putranya Mas Madura (Amas
— Rijks geschiedkundige
Madina); dia meninggal pada Mei
publicatiën: Grote serie", volume
1713.
134.[43]
[44][43]

Silsilah
Silsilah menurut naskah hikayat Cerita Turunan Raja-raja
Banjar dan Kotawaringin yang juga disebut Hikayat Raja
Banjar dan Kotawaringin, Raden Subangsa Pangeran
Taliwang merupakan keturunan ke-5 dari Sultan Banjar I
Suriansyah,
Trah RAJA
MAJAPAHIT[45]

RAJA NEGARA
DIPA 4

♂ Maharaja
Suria-Nata

Raden Putra

Raden Suria-
Cipta

Raden Aria
Gegombak
Janggala Rajasa

↓(beristeri)

♀ Putri Junjung
Buih RAJA
NEGARA DIPA
3

Raden Galuh
Cipta-Sari

Putri Ratna
Janggala Kadiri

RAJA NEGARA
DIPA 5

♂ Maharaja
Suria-
Ganggawangsa
↓(beristeri)

♀ Putri
Huripan

binti

Lambung
Mangkurat
RAJA NEGARA
DIPA 2

bin

Empu Jat-Maka
Maharaja di
Candi RAJA
NEGARA DIPA
1

♀ Putri
Kalarang

↓(bersuami)

♂ Pangeran
Suria-Wangsa

bin

Maharaja
Suria-Nata

RAJA NEGARA
DIPA 6

♂ Maharaja
Carang Laleyan

↓(beristeri)

♀ Putri
Kalungsu RAJA
NEGARA DIPA
7

binti

Maharaja
Suria-
Ganggawangsa

RAJA NEGARA
DAHA 1

♂ Maharaja
Sari
Kaburungan

Raden Sekar
Sungsang

RAJA NEGARA
DAHA 2

♂ Maharaja
Sukarama

RAJA ♀ Putri Galuh RAJA


NEGARA Baranakan NEGARA
DAHA 3
DAHA 4

♂ Maharaja ♂ Pangeran
Mangkubumi
↓(bersuami) Tumenggung

Raden Paksa Raden


Panjang
♂ Raden
Mantri Alu

bin

Raden
Bangawan

bin

Raden Sekar
Sungsang

SULTAN
BANJAR 1

m. 1500-
1540/46[46][47]

♂ Raden Jaya
Sutera

Raden Raga
Samudera

Pangeran Jaya
Samudera

Sultan
Suryanullah

Sultan
Suriansyah

anumerta:
Susunan
Panembahan
Batu Habang
♂ Pangeran SULTAN ♀ Putri
Anom
BANJAR 2
Norhayati
Pangeran di ♂ Sultan
Hangsana Rahmatullah

anumerta:
Susunan
Panembahan
Batu Hirang m.
1546-1570

SULTAN
BANJAR 3 m.
1570-1595

♂ Pangeran
♂ Sultan
Demang
♂ Raden
Hidayatullah 1

Dipati Zakaria
anumerta:
Demang
Susunan
Panembahan
Batu Putih

SULTAN ♂ Raden ♂Ratu


BANJAR 4
Subamanggala
Bagus

♂ Sultan Pangeran Raden Bagus

Mustain Mangkunagara
(cucu dari
Billah
(anak dari Kiyai Di
Marhum Putri Nur Alam Podok)
Panembahan
binti Pangeran
Raden di Laut)
Senapati

Gusti Kecil

Raden Kushil
(cucu dari
Tuan Khatib
Banun)

♂ Raden
Timbakal

Pangeran
♂ Raden Dipati
Timbako
Martasari ♂ Raden
Pangeran Subantaka
Singasari
↓(beristeri)

♀ nyai Si Jawa

KEDATUAN
TALIWANG

Pangeran
Taliwang 1

♂ Raden
♂ Raden Marabut
♂ Raden
Modin Raden Khatib
Subangsa

(ipar dari Mas


Goa SULTAN
SUMBAWA 1
m. 1648-1668)

♀ Gusti Yada ♀ ♀ Gusti KARAENG SU


Gusti Tika TALIWANG
SUM
Pika RAJA m. 1
TALIWANG
+
DATU ♂
TALIWANG
B
♂ Raden De
Mataram
B
Amas Da
Mattaram
Dew
(anak B
dengan ♀ S
Mas Hasa
Surabaya
dan (ana
keponakan ♀D
dari Mas Pa
Panghulu)
saud
(Saudara De
Sultan Pam
Sumbawa
disebutkan
↓(b
dalam surat
VOC tahun
1689)[48](14 ♀ St.
Juli 1693 Tom
mati Tan
dibunuh
Raden IM
Sanggaleja di D
Bontoala, Ma
Makassar) Sulta
Al
an
Tum
La
(Raja

Leluhur
16. ♂ Sultan Rahmatullah
         

Sultan Banjar II bin


     

Sultan Suryanullah Sultan


 

Banjar I [49]
8. ♂ Sultan
 
       

     

Hidayatullah 1
 

Sultan Banjar III


 

17. ♀
     
   

 
   

4. ♂ Pangeran
 
       

     

Mangkunagara

(Raden  

Subamanggala)
18. ♂ Pangeran di Laut
         

     

9. ♀ Putri Nur
 
       

     
 
   

 
Alam  

19. ♀
     
   

 
   

2. ♂ Pangeran
 
       

Martasari

(Raden  

Timbakal)
20. ♂
         

     

10. ♂
 
       

 
     

21. ♀
     
   

 
   

5. ♀
 
       

   
   

22. ♂
         

     

11. ♀
 
       

 
     

23. ♀
     
   

 
   

1. ♂
 
       

Pangeran
Taliwang

(Raden
Subangsa)

  Raden
Marabut
24. ♂
             
       

     

12. ♂
 
       

 
     

25. ♀
     
   

 
   

6. ♂
 
       

26. ♂
           
   

     

13. ♀
 
       

       
       
 
  27. ♀
3. ♀ Nyai Si
 
       

Jawa (selir
 

orang Jawa)
 

28. ♂
         

     

14. ♂
 
       

 
     

29. ♀
     
   

 
   

7. ♀
 
       

   
   

30. ♂
         

     

15. ♀
 
       

 
     

31. ♀
     
   

 
   

Hubungan Silsilah
Hubungan Silsilah dengan Sultan
Muhammad Kaharuddin IV

Keturunan Raden Subangsa Pangeran Taliwang di


Sumbawa sudah 13 generasi.[50][51][52]
PANGERAN TALIWANG I

Raden Marabut
Raden Subangsa

(duda dari Mas Surabaya)

↓(beristeri)

♀ Dewa Mas Panghulu

SULTAN SUMBAWA III m.


1675-1705

♂ Raden Bantan

Amas Bantani

Dewa Mas Bantan

Dewa Masmawa Sultan


Harunnurrasyid I

(+ Mei 1713)

↓(beristeri) menikah 29 Juni


1684

♀ Halimah Tomy Karaeng


Tannisanga

binti

I Mappaijo Daeng Manjauru


Sultan Harun Alrasyid Raja
Tallo X m. 1654-1673 = I
Pangka Dampu Krg. Bonto
Matte'ne Kr. Bonto Mate'ne
SULTAN SUMBAWA IV m.
1702-1725

♂ Dewa Masmawa Sultan


Muhammad Jalaluddin Syah I

Amas Madina

(duda dari We Bataritoja, Datu


Talaga Arung Timurung,
Sultanah Zainab
Zulkiyahtuddin, Raja Bone XX
m. 1724-1749 )

↓(beristeri) menikah 29
November 1702

♀ I Rakkia Karaeng Kanjenne


Addatuang Sidenreng VI Arung
Berru VII (m. 1720 - 1740)

binti

La Mallewai Arung Ujungpulu


Arung Berru Addatuang
Sidenreng ke-5 Matinroe ri
Tana Maridie (m. 1700 - 1720) =
Isabaro Daeng Mattinri
Karaeng Bontoramba binti
Abdul Hamid Kareng
Karunrung to menanga ri
ujung tana.

SULTAN SUMBAWA VIII m.


1759-1761

♀ Dewa Masmawa Sultanah Siti


Aisyah

I Sugiratu Karaeng Bonto


Parang

Karaeng Bontowa 02

↓(bersuami)

♂ I Mappasempa' Ahmad
Daeng Mamaro Opu
Mangnguluang Karaeng
Bontolangkasa 06

♀ Siti Khadijah

Datu Baing

Datu Bonto Paja

Karaeng Bonto Masugi

↓(bersuami) menikah 1755

SULTAN SUMBAWA IX m.
1762-1765

♂ Datu Pengantin

Dewa Masmawa Sultan


Muhammad Jalaluddin II

Gusti Mesir Abdurrahman

Pangeran Anom
Mangkuningrat

Dewa Pangeran
SULTAN SUMBAWA X m. 1765

♂ Dewa Masmawa Sultan


Mahmud

(b. 1756, + 8 Jumadil Akhir 1194


H/1780)

↓(beristeri)

♀ Ratoe Laija[53]

SULTAN SUMBAWA XI m.
1795-1816

♂ Dewa Masmawa Sultan


Muhammad Kaharuddin II

Lalu Muhammad

↓(beristeri)

♀ Lala Amatollah

binti

Karaeng Manippi Datu Bonto


Mangape = Lala Intan Ratu
Nong Sasir binti Dea Adipati
Lalu Kaidah Mele Habirah

SULTAN SUMBAWA XV m.
1843-1882

♂ Dewa Masmawa Sultan Lalu


Muhammad Amaroe'llah[54]

↓(beristeri)

♀ Lala Rante Patolah

binti

Muhammad Yakub Ruma


Kapenta Wadu bin Tureli
Donggo Mawa'a Kadi (Abdul
Nabi) Raja Bicara Bima

DATU RAJA MUDA SUMBAWA

♂ Datu Raja Muda Daeng


Maskuncir

Maskuncir Datu Lolo Daeng


Manassa

↓(beristeri)

♀ Datu Balasari

SULTAN SUMBAWA XVI m.


1882-1931

♂ Dewa Masmawa Sultan


Muhammad Jalaluddin Syah III

↓(beristeri)

♀ Siti Maryam Daeng Risompa


Datu Ritimu

binti

Daeng Padusung bin Sultan


Amrullah Sultan Sumbawa
XIV m. 1837-1883

SULTAN SUMBAWA XVII m.


1931-1975)

♂ Dewa Masmawa Sultan


Muhammad Kaharuddin III

Kaharuddin Daeng Manurung

↓(beristeri)
♀ Siti Khodijah Daeng Ante
Ruma Pa'duka

binti

Sultan Muhammad Salahuddin


"Ma Kakidi Agama" SULTAN
BIMA XIV m. 1915-1951

SULTAN SUMBAWA XVIII m.


2011-sekarang

♂ Dewa Masmawa Sultan


Muhammad Kaharuddin IV

Muhammad Abdurrahman
Daeng Rajadewa

Daeng Ewan

(b. 5 April 1941)


↓(beristeri)

Dewa Maraja Bini

♀ Andi Bau Tenri Djadjah

Datu Tenri

(b. 23 Oktober 1946)

binti

Andi Burhanuddin Karaeng


Pangkajene = Andi Tenri
Ampareng Datu Sengngeng
Pamanna Wajo[55]

♀ Daeng Sarrojini Naidu

↓(bersuami)

♂ Sentot Agus Priyanto

♂ ♂
Raehan Rayaka
♂ Raindra Saadya Ramadhan
Omar Ali
Priyanto
Hasani Kareem
Priyanto Priyanto

Hubungan Silsilah dengan Sultan Lalu


Onye Datu Ungkap Sermin

Sultan Lalu Onye Datu Ungkap Sermin keturunan ke-9


dari Sultan Banjar ke-1 melalui jalur silsilah Raden
Subangsa Pangeran Taliwang 1 yang berputra Dewa Mas
Bantan (Sultan Sumbawa 3). Raden Bantan alias Amas
Bantani memiliki beberapa anak, salah seorang putri
bernama Dewa Ya atau Dewa Iya (Datu Tengah) yang
pernah menikah dengan Sultan Bima.[32]
PANGERAN TALIWANG I

Raden Marabut
Raden Subangsa

↓(beristeri)

♀ Dewa Mas Panghulu

SULTAN SUMBAWA III m.


1675-1705

♂ Raden Bantan

Dewa Mas Bantan

Dewa Masmawa Sultan


Harunnurasyid I

(+ Mei 1713)

↓(beristeri) menikah 29 Juni


1684

♀ Halimah Tomy Karaeng


Tannisanga

binti

I Mappaijo Daeng Manjauru


Sultan Harun Alrasyid
RAJA TALLO X m. 1654-
1673

♀ Dewa Iya

Datu Tengah

(janda cerai dari Sultan


Hasanuddin Muhammad
Ali Syah SULTAN BIMA V m.
1696-1731)

↓(bersuami)

♂ Datu Budi dari Gowa

♂ Datu Seppe

↓(beristeri)

♀ Ran Tambas

(binti Dewa Maspakil Dewa


Lengan Seran)[12]

SULTAN SUMBAWA IX m.
1761-1752

♂ Dewa Masmawa Sultan


Lalu Onye

Datu Ungkap Sermin

anumerta: Dewa Lengit


Ling Dima

(saudara dari ♂ Lalu


Mustanderman Datu Bejing
& ♀ Datu Singasari)

↓(beristeri)

♀ Lala Kaca Uni

(janda dari Kapitan Jepara


Lalu Anggawasita Dea Mele
Sarapiah)

♂ Lalu Abdullah
Syahbandar

♂ Lalu Cela Tureli Belo

♀ Siti Saleha Bumi Pertiga

↓(bersuami)

♂ Sultan Abdullah
Muhammad Syah

"Rumata Mawa’a Adil"


(yang membawa keadilan)
SULTAN BIMA XI m. 1854-
1868

SULTAN BIMA XIII m.


1881-1915

♂ Sultan Ibrahim

"Rumata Mawa’a Taho


Perange (yang baik
perangai)

(b. 19 Februari 1866, + 6


Desember 1915)

↓(beristeri)

♀ Siti Fatimah

binti

Lalu Yusuf Ruma Sakuru

SULTAN BIMA XIV m.


1915-1951

♂ Sultan Muhammad
Salahuddin

anumerta: Marrbora di
Jakarta, Ma Kakidi Agama
(yang meninggal di Jakarta,
yang menegakkan agama)

(b. 14 Juli 1889)[56]

↓(beristeri)

♀ Siti Aisyah
binti

Sultan Muhammad
Sirajuddin, Manuru Kupa
SULTAN DOMPU XX

SULTAN BIMA XV

♂ Sultan Haji Abdul Kahir II

Ama Ka'u Kahi

anumerta:Ruma Ma Wa'a
Busi Ro Mawo

(b. 5 Mei 1925, + 24 Oktober


2001)

↓(beristeri)

♀ Hj. RM Zubaidah

SULTAN BIMA XVI m. 4


Juli 2013-23 Desember
2013

♂ Putra (Iskandar)
Zulkarnain

Sultan Haji Fery Zulkarnain

Dae Ferry

(mantan Bupati Bima 2015-


26 Desember 2013)

(b.1 Oktober 1964, + 26


Desember 2013)

↓(beristeri)

♀ Hj. Indah Damayanti


Putri

(Bupati Bima)

Jena Teke SULTAN MUDA


BIMA XVII

♂ Muhammad Putera
Ferryandi

↓(beristeri)

♀ ♂ ♂

Referensi
1. https://www.scribd.com/doc/190123982/Hikayat-Banjar

2. Ras, Johannes Jacobus (1968). Hikajat Bandjar [Malayisch u.


engl.] A study in Malay historiography by J[ohannes]
J[acobus] Ras. [Illustr.] - The Hague: Nijhoff 1968. XIII, 651 S.
8°, Volume 1 dari Bibliotheca Indonesica, ISSN 0067-8023,
Proefschrift ter verkrijging van de graad van doctor in de
letteren aan de Rijksuniversiteit te Leiden (https://books.googl
e.co.id/books?id=VxATAQAAIAAJ&q=Pangeran-Poetra-Raden-
Boeyoet-Kasoema-Matan&dq=Pangeran-Poetra-Raden-Boeyoe
t-Kasoema-Matan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiwr5qV6ujqAh
WEbn0KHRGNCv0Q6AEwAHoECAAQAg) (dalam bahasa
Inggris). 1. Bibliotheca Indonesica, Koninklijk Instituut voor
Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), Martinus Nijhoff.
ISSN 0067-8023 (https://www.worldcat.org/issn/0067-8023) .

3. Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar (dalam bahasa


Melayu). Diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Lot 1037,
Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor
Darul Ehsan, Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan
Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983-62-1240-X
4. Rosyadi, Sri Mintosih, Soeloso, Proyek Penelitian dan
Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Indonesia) (1993).
Hikayat Banjar dan Kotaringin (https://books.google.co.id/boo
ks?id=GxdxAAAAMAAJ&q=mas+bantan+kerajaan+sumbawa
&dq=mas+bantan+kerajaan+sumbawa&hl=id&sa=X&ved=0ah
UKEwj3loHPtqjeAhXMeisKHdDJDPgQ6AEIPzAF) . Indonesia:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian
Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara.
hlm. 139.

5. (Belanda) Cense, Anton Abraham (1928). De kroniek van


Bandjarmasin (https://books.google.co.id/books?id=ctwBAAA
AMAAJ&q=soebangsa+taliwang&dq=soebangsa+taliwang&hl
=id&sa=X&ved=0ahUKEwjIocbM7NnZAhWMi5QKHTH7CAgQ
6AEIJzAA) . C.A. Mees. hlm. 54.

6. Ras, Johannes Jacobus (1968). Johannes Jacobus Ras, ed.


Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography (https://boo
ks.google.co.id/books?id=VxATAQAAIAAJ&q=pangeran+taliwa
ng&dq=pangeran+taliwang&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjypu
Wx7dnZAhXIlpQKHSzoA3wQ6AEIMjAC) (dalam bahasa
Inggris). Martinus Nijhoff. hlm. 588.

7. Ras, Johannes Jacobus (1968). Bibliotheca Indonesica (https://


books.google.co.id/books?id=dUM8AAAAIAAJ&q=pangeran+t
aliwang&dq=pangeran+taliwang&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEw
iil9r4__TiAhVCRKwKHYAtB5MQ6AEIOjADC) (dalam bahasa
Inggris). 1. Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en
Volkenkunde. ISSN 0067-8023 (https://www.worldcat.org/issn/
0067-8023) .

8. Rogayah A. Hamid, Etty Zalita Zakaria. Inti sari karya klasik


(https://books.google.co.id/books?id=EQMNAQAAMAAJ&q=ka
suma+mandura&dq=kasuma+mandura&hl=id&sa=X&ved=0a
hUKEwjGqOu_rLjiAhUQQ6wKHcJmB1IQ6AEINTAC) (dalam
bahasa Melayu). 1. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan
Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia.
ISBN 9836295062. ISBN 9789836295064
9. Majod, Ali (2004). Hikayat Banjar, Siri karya sastera klasik
untuk remaja (https://books.google.co.id/books?id=fuFRAQAA
MAAJ&q=Raden+Buyut+Kasuma+Matan+Pangeran+Putra&dq
=Raden+Buyut+Kasuma+Matan+Pangeran+Putra&hl=jv&sa=
X&ved=2ahUKEwj27qKstdbqAhVEWH0KHZp4B_kQ6AEwAHo
ECAQQAg) (dalam bahasa Melayu). Malaysia: Percetakan
Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan
Malaysia. ISBN 9836280146. ISBN 9789836280145

10. "Museum Negeri Lambung Mangkurat". Hikayat Banjar


Volume 1 dari Seri penerbitan Museum Negeri Lambung
Mangkurat (https://books.google.co.id/books?id=8uNRAQAAM
AAJ&q=raden+saradipa&dq=raden+saradipa&hl=id&sa=X&ve
d=0ahUKEwjR2MKJvrjiAhUFLa0KHVVwAjgQ6AEIKDAA) .
Indonesia: Museum Negeri Lambung Mangkurat. 1981.

11. Barbary, Iberamsyah (1 Maret 2015). 1001 Gurindam (https://


books.google.co.id/books?id=qxmRCAAAQBAJ&pg=PA269&dq
=Sira+Manguntur&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjf0IL2pJfoAhX
YTX0KHQZJDtcQuwUILjAA#v=onepage&q=Sira%20Manguntu
r&f=false) . Indonesia: EnterMedia. hlm. 269.

12. Mantja, Lalu (1984). Sumbawa pada masa dulu: suatu


tinjauan sejarah (https://www.google.co.id/books/edition/Sum
bawa_pada_masa_dulu/G7ceAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&bsq=
Datu-Taliwang-Banjar&dq=Datu-Taliwang-Banjar&printsec=f
rontcover) . Indonesia: Rinta. hlm. 131.

13. Hägerdal, Hans (2001). Hindu rulers, Muslim subjects:


Lombok and Bali in the seventeenth and eighteenth centuries
(https://books.google.co.id/books?id=icNwAAAAMAAJ&q=Kar
aeng+Panaikang&dq=Karaeng+Panaikang&hl=id&sa=X&ved=
0ahUKEwj__Nu70bPoAhWCbisKHeAxDK44ChDoAQgvMAE)
(dalam bahasa Inggris). Indonesia: White Lotus Press.
hlm. 96. ISBN 9747534118. ISBN 9789747534115
14. Mukhlis Paeni, ‎Edward Lamberthus Poelinggomang, ‎Ina
Mirawati (2002). Batara Gowa: messianisme dalam gerakan
sosial di Makassar (https://www.google.co.id/books/edition/Ba
tara_Gowa/vbbXAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&bsq=Pangeran-T
aliwang&dq=Pangeran-Taliwang&printsec=frontcover) .
Indonesia. hlm. 108. ISBN 9794205141. ISBN

15. Harnish, David D. (2021). Change and Identity in the Music


Cultures of Lombok (https://www.google.co.id/books/edition/C
hange_and_Identity_in_the_Music_Culture/iTlIEAAAQBAJ?hl=i
d&gbpv=1&dq=Sumbawa+-1648-son-Adipati+Topati&pg=PA8
&printsec=frontcover) (dalam bahasa Inggris). Indonesia.
hlm. 8. ISBN

16. Mashad, Dhororudin (2014). Muslim Bali (https://www.google.


co.id/books/edition/Muslim_Bali/P3btDAAAQBAJ?hl=id&gbpv=
1&dq=orang+banjar+kampung+kusamba&pg=PA139&printse
c=frontcover) . Indonesia: Tim Pustaka Al-Kautsar. hlm. 139.

17. Wacana, Lalu (1983). Sejarah perlawanan terhadap


imperialisme dan kolonialisme di Nusa Tenggara Barat (http
s://books.google.co.id/books?id=jtMgAAAAIAAJ&q=Selaparan
g&dq=raja+kertabumi+seleparang&hl=id&source=gbs_word_c
loud_r&cad=4) . Indonesia: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional,.

18. "Sri Yaningsih, Umar Siradz, Lalu Gde Suparman, Kencana S.


Pelawi, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan
Nusantara (Indonesia)". Pengungkapan nilai budaya naskah
kuno NTB Babad Selaparang (https://books.google.co.id/book
s?id=t80-AAAAIAAJ&q=banjarmasin+raja+kertabumi&dq=ba
njarmasin+raja+kertabumi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjH2ef
wrtXZAhWMxrwKHTq2BzQQ6AEINDAD) . 2. Indonesia:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian
Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara.
1993.
19. "Tim Koordinasi Siaran (Indonesia. Direktorat Jenderal
Kebudayaan), Indonesia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan". Aneka ragam khasanah budaya Nusantara (htt
ps://books.google.co.id/books?id=aplwAAAAMAAJ&q=banjar
masin+raja+kertabumi&dq=banjarmasin+raja+kertabumi&hl
=id&sa=X&ved=0ahUKEwjH2efwrtXZAhWMxrwKHTq2BzQQ6
AEILDAB) . 8. Indonesia: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1997.

20. Dwinanto, Djoko (2001). Bara Api di Tanah Lombok (https://b


ooks.google.co.id/books?id=gqx3DQAAQBAJ&pg=PA31&dq=ba
njarmasin+raja+kertabumi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjH2ef
wrtXZAhWMxrwKHTq2BzQQuwUIKjAA#v=onepage&q=banja
rmasin%20raja%20kertabumi&f=false) . Indonesia: PT Balai
Pustaka. ISBN 9796666715. ISBN 9789796666713

21. Ki Supriyoko (1 Januari 2005). Sutiman, ed. Pendidikan


Multikultural dan Revitalisasi Hukum Adat Dalam Perspektif
Sejarah (https://books.google.co.id/books?id=EQCoCgAAQBAJ
&pg=PA165&dq=Banjar+Getas&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwir
56WUsPffAhWIMY8KHT8nAIoQ6AEIQDAF#v=onepage&q=Ba
njar%20Getas&f=false) . Indonesia: Direktorat Jenderal
Kebudayaan. hlm. 165.

22. http://kesultananbanjar.com/id/hubungan-kesultanan-
sumbawa-dengan-kesultanan-banjar/

23. Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan Nusa Tenggara


Barat (https://books.google.co.id/books?id=2QJwAAAAMAAJ&
q=pangeran+taliwang&dq=pangeran+taliwang&hl=id&sa=X&
ved=0ahUKEwjtyIbV5f_YAhVBnpQKHe-DBoI4HhDoAQgsMA
E) . Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kantor Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat, Bagian
Proyek Pembinaan Permuseuman Nusa Tenggara Barat. 1997.

24. http://sejarahastrologimetafisika.blogspot.com/2011/06/silsila
h-kerajaan-banjar.html

25. https://plus.google.com/104506069717580147857/posts/gsKkm
G8PtcB
26. https://archive.kaskus.co.id/thread/4338834/12

27. Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan


(https://books.google.co.id/books?id=SWpbE8ubIEMC&q=Andi
ns-Nanang&dq=Andins-Nanang&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi
etvvb3MzoAhVXfisKHU4jDNMQ6AEIOTAC) . Bandjarmasin:
Fadjar.

28. "Salinan arsip" (https://web.archive.org/web/20180111003919/


http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin)
. Diarsipkan dari versi asli (http://web.raex.com/~obsidian/sea
siaisl.html#Bandjarmasin) tanggal 2018-01-11. Diakses
tanggal 2018-03-07.

29. http://suluhbanjar.blogspot.co.id/2010/11/sejarah-orang-
orang-banjar-di-pulau.html

30. Muzium Brunei (1978). "Brunei Museum Journal" (https://ww


w.google.co.id/books/edition/Brunei_Museum_Journal/XuJwA
AAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&bsq=Pengerang+Poerabaja&dq=Pe
ngerang+Poerabaja&printsec=frontcover) (dalam bahasa
Inggris) (edisi ke-2). Muzium Brunei: 90.

31. "The Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia" (htt
ps://www.google.co.id/books/edition/The_Journal_of_the_India
n_Archipelago_an/sJAaAQAAIAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=banjar
massing&pg=PA509&printsec=frontcover) (dalam bahasa
Inggris). 2. 1848: 509.

32. "Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah".


Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat (https://books.google.co.
id/books?id=6yR_CgAAQBAJ&pg=PA51&dq=mas+bantam&hl=i
d&sa=X&ved=0ahUKEwjb9dPRu6jeAhUCbysKHc4nBgwQ6AEI
KzAA#v=onepage&q=mas%20bantam&f=false) . Indonesia:
Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1978. hlm. 51.
33. J. H. Moor (1837). "Notices of the Indian archipelago &
adjacent countries: being a collection of papers relating to
Borneo, Celebes, Bali, Java, Sumatra, Nias, the Philippine
islands" (https://books.google.co.id/books?id=fHhNAAAAYAAJ
&pg=RA1-PA99&dq=#v=onepage&q&f=false) (dalam bahasa
Inggris). F.Cass & co.: 99.

34. "The Asiatic Journal and Monthly Register for British India
and Its Dependencies" (https://books.google.co.id/books?id=gp
BNAAAAcAAJ&pg=PA561&dq=Panambahan,+and+was+of+th
e+family+of+Sumbawa&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjup9aSqc_
fAhUCTI8KHZNsDIwQ6AEIKjAA#v=onepage&q=Panambaha
n%2C%20and%20was%20of%20the%20family%20of%20Sum
bawa&f=false) (dalam bahasa Inggris). Black, Parbury &
Allen. 1816: 561.

35. http://www.mbojoklopedia.com/2018/04/perang-para-
pangeran-sumbawa.html?m=1

36. Verhandelingen van het Bataviaasch genootschap der kunsten


en wetenschappen (https://books.google.co.id/books?id=kEJaA
AAAcAAJ&pg=RA2-PA173&dq=Bandjgrmassin&hl=id&sa=X&v
ed=0ahUKEwiq24Ly1brfAhUT5o8KHe8ZDLUQ6AEIKjAA#v=o
nepage&q=Bandjgrmassin&f=false) (dalam bahasa Belanda).
23. Lands drukkerij. 1850. hlm. 173.

37. Zollinger, Heinrich Zollinger (1851). Verslag van eene reis


naar Bima en Soembawa, en naar eenige plaatsen op Celebes,
Saleijer en Floris, gedurende de maanden Mei tot December
1847 (Report of a trip to Bima and Sumbawa, and to some
places on Celebes, Saleijer and Floris, during the months of
May to December 1847) (https://books.google.co.id/books?id=6
Zd9UMsF0M8C&pg=PA173&dq=datoe+taliwang+bandjermass
in&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwijxquzpMXfAhVFLI8KHT5BDd
MQ6AEIKjAA#v=onepage&q=datoe%20taliwang%20bandjerm
assin&f=false) (dalam bahasa Belanda). Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. hlm. 173.
38. Zollinger, Heinrich Zollinger (1850). Verslag van eene reis
naar Bima en Soembawa, en naar eenige plaatsen op Celebes,
Saleijer en Floris, gedurende de maanden Mei tot December
1847 (https://books.google.co.id/books?id=T-0aAAAAYAAJ&pg
=PA173&dq=datoe+taliwang+bandjermassin&hl=id&sa=X&ve
d=0ahUKEwjXrbTtoc_fAhUlTI8KHbChDTAQ6AEISTAE)
(dalam bahasa Belanda). Lange.

39. Dewa Maja Paruwa

40. G. Kolff (1901). Dagh-register gehouden int Casteel Batavia


vant passerende daer ter plaetse als over geheel Nederlandts-
India (https://books.google.co.id/books?id=3bY7AQAAMAAJ&q
=Amas-Mattaram&dq=Amas-Mattaram&hl=id&sa=X&ved=2a
hUKEwiTkub85NftAhUhguYKHSCIAloQ6AEwAXoECAEQAg)
(dalam bahasa Belanda). hlm. 168.

41. Anthony Marinus Hendrik Johan Stokvis (1888). Manuel


d'histoire, de généalogie et de chronologie de tous les états du
globe, depuis les temps les plus reculés jusqu'à nos jours (http
s://books.google.co.id/books?id=MAWd_M1fw6cC&pg=PA389&
dq=Kara%C3%ABng-Bontowa&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj2
98f5gt7tAhVaOSsKHc_1AIEQ6AEwAnoECAAQAg#v=onepage
&q=Kara%C3%ABng-Bontowa&f=false) (dalam bahasa
Prancis). Brill. hlm. 380.

42. "Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara" (https://sejarah-n


usantara.anri.go.id/id/search_letters/?q=&ruler=Brother%20o
f%20Sultan%20Harunurrasyid%20I) . Arsip Nasional
Republik Indonesia. Diakses tanggal 2020-07-23.
43. "Netherlands. Ministerie van Binnenlandse Zaken,
Netherlands. Ministerie van Onderwijs, Kunsten en
Wetenschappen, Netherlands. Ministerie van Onderwijs en
Wetenschappen, Netherlands. Commissie voor's Rijks
Geschiedkundige Publicatiën, Netherlands. Rijkscommissie
voor Vaderlandse Geschiedenis". Rijks geschiedkundige
publicatiën: Grote serie (https://books.google.co.id/books?id=R
6UJrTniW6QC&q=Maes+Bantam+Materan+raden+subangsa&
dq=Maes+Bantam+Materan+raden+subangsa&hl=id&sa=X&v
ed=0ahUKEwjKjoug55nhAhWKro8KHQ1rCx4Q6AEIKjAA)
(dalam bahasa Belanda). 134. Martinus Nijhoff. 1971. hlm. 58.

44. Nederlandsche Oost-Indische Compagnie, Willem Philippus


Coolhaas (1971). Generale missiven van gouverneurs-generaal
en raden aan Heren XVII der Verenigde Oostindische
Compagnie: deel. 1610-1638 (https://books.google.co.id/books?
id=BLVoAAAAMAAJ&q=MAS+Bantam+raden+subangsa&dq=
MAS+Bantam+raden+subangsa&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi
d1K2dsoPgAhXRTn0KHdIACMoQ6AEIKDAA) (dalam bahasa
Belanda). Martinus Nijhoff. hlm. 58.

45. Bhre Kahuripan Prabu Hayam Wuruk, Sri Rajasa Nagara ?

46. Hoëvel, Wolter Robert (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch


Indië (https://books.google.co.id/books?id=PJMKAAAAYAAJ&p
g=PA199&dq=Snlthan+Soerian+Sjah,+of+Soeria+Angsa,+(de+g
enoemde+Samoedra);+1500%E2%80%941540.&hl=id&sa=X&v
ed=0ahUKEwj4qNGrpOvhAhVRMawKHVtXCvcQ6AEIKjAA#v=
onepage&q=Snlthan%20Soerian%20Sjah%2C%20of%20Soeri
a%20Angsa%2C%20(de%20genoemde%20Samoedra)%3B%20
1500%E2%80%941540.&f=false) (dalam bahasa Belanda).
52. Ter Lands-drukkerij. hlm. 199.
47. Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (1861). "Tijdschrift voor
Nederlandsch Indië (Geschiedkundige aanteekcningen
omtrent zuidelijk Borneo)" (http://books.google.co.id/books?id
=ZxkmAQAAIAAJ&dq=Sulthan%20Soerian%20Sjah%2C%20o
f%20Soeria%20Angsa&pg=PA199#v=onepage&q=Sulthan%20
Soerian%20Sjah,%20of%20Soeria%20Angsa&f=false) . 23.
Ter Lands-drukkerij: 199.

48. "Rulers in Asia (1683 – 1811): attachment to the Database of


Diplomatic letters" (https://sejarah-nusantara.anri.go.id/medi
a/userdefined/pdf/rulersinasiav7.pdf) (PDF). Arsip Nasional
Republik Indonesia (dalam bahasa Inggris). hlm. 57. Diakses
tanggal 2019-01-05.

49. "Salinan arsip" (https://web.archive.org/web/20180111003919/


http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin)
. Diarsipkan dari versi asli (http://web.raex.com/~obsidian/sea
siaisl.html#Bandjarmasin) tanggal 2018-01-11. Diakses
tanggal 2018-03-07.

50. "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Sultan-sultan


Sumbawa"
(http://kebudayaan.sumbawakab.go.id/objek/id/5) .
Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei
2019.

51. "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Pemerintahan Sultan


Bagian 1"
(http://kebudayaan.sumbawakab.go.id/objek/id/34) .
Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei
2019.

52. "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Pemerintahan Sultan


Bagian 2"
(http://kebudayaan.sumbawakab.go.id/objek/id/35) .
Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei
2019.
53. "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (https://
books.google.co.id/books?id=ZUVBAQAAMAAJ&pg=PA503&dq
=Ratoe+Laija&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiWhuSa8vzhAhUN
2qwKHZytCYQQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Ratoe%20Laija&f=
false) (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange &
Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503.

54. Landsdrukkerij (Batavia) (1871). Almanak van Nederlandsch-


Indië voor het jaar (https://books.google.co.id/books?id=jlZVA
AAAcAAJ&pg=PA224&dq=Amaroe%E2%80%99l1a11%60+Su
mbawa&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiQjfXa2qTiAhVCUKwKHb
hDCwoQ6AEIKjAA#v=onepage&q=Amaroe%E2%80%99l1a1
1%60%20Sumbawa&f=false) (dalam bahasa Belanda). 44.
Lands Drukkery. hlm. 222.

55. "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Lahirnya Kesultanan


Sumbawa" (http://kebudayaan.sumbawakab.go.id/objek/id/3
3) . Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei
2019.

56. http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bima

Lihat pula
Muhammad Jalaluddin II

Pranala luar
https://dapobud.kemdikbud.go.id/detail/cagar-budaya-
situs/603d165b55f806252251dcdd

http://suluhbanjar.blogspot.com/2010/11/sejarah-orang-
orang-banjar-di-pulau.html
http://opiniartikel.kampung-media.com/2017/04/15/situs-
sejarah-kesultanan-taliwang-di-anggaraksa-18272
Diarsipkan (https://web.archive.org/web/2018030804173
8/http://opiniartikel.kampung-media.com/2017/04/15/situ
s-sejarah-kesultanan-taliwang-di-anggaraksa-18272)
2018-03-08 di Wayback Machine.

http://aryheritage.blogspot.co.id/2016/11/makam-
makam-tua-di-pulausumbawa-nusa.html

http://gdefik.blogspot.co.id/2012/10/kedatuan-di-gumi-
sasak-1.html

https://www.myheritage.com/person-
1503365_223968631_223968631/raden-subangsa-
pangeran-datu-taliwang-raden-marabut-datu-taliwang-

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Pangeran_Taliwang&oldid=19377001"


Terakhir disunting 3 hari yang lalu oleh Alamnirvana

Wikipedia

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai