Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP DEMOGRAFI

Analisis Demografi Disuatu Wilayah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen pengampu :Icca Narayani P, S.Kep.Ns., M.Kep

Nama Kelompok :

1. Eka Rahayu Hirmawati 20171282


2. Eva Ernawati 20171287
3. Irna Sari 20171294

Kelas 3A / D3 Keperawatan

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS

Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati Km. 5 Jepang Kec Mejobo, Kudus

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Analisis Demografi Disuatu Wilayah” dengan baik. Makalah ini kami susun
untuk memberikan informasi kepada kepada pembaca mengenai “ Analisis Demografi
Disuatu Wilayah” . Disamping itu makalah ini disusun juga untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal suka maupun
duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbgai
pihak. Sebagai mana rasa syukur atas terselesainya makalah ini , maka sepenuhnya
kami sampaikan terima kasih kepada yang terhormat Ibu Icca Narayani P, S.Kep.Ns,
M.Kep selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Keluarga.
Kami Berharap semoga makalah ini bisa menambah pengentahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa bahwa mkalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kudus, 30 November 2019


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................

Daftar Isi...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Permasalahan Demografi

B. Analisis Permasalahan Demografi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan


kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam
jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan angkatan kerja yang
tidak sebanding dengan penyediaan lapangan kerja sangat memprihatinkan. Hal ini
berarti tingkat pengangguran semakin besar. Keadaan tenaga kerja yang demikian
mendorong meningkatnya mobilisasi di kalangan penduduk. Mereka meninggalkan
daerah asalnya yang dirasakan kurang memberikan sumber penghidupan yang layak,
menuju tempat lain yang dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi orang untuk migrasi sangat berperan dan rumit. Karena migrasi
merupakan proses yang secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-
ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu. Pesatnya pertumbuhan
penduduk dengan persebaran yang tidak merata, ditambah lagi dengan pesatnya
pertumbuhan ekonomi di kota besar, membuat sebagian besar penduduk terdorong
melakukan mobilitas ke kota yang lebih besar tersebut. Di kota tujuan tersebut
terdapat kesempatan kerja yang lebih besar dengan jenis pekerjaan yang 2 beragam,
adanya berbagai fasilitas, dan dari segi ekonomi mereka yang melakukan mobilitas
tersebut mengharap suatu kehidupan layak dengan pendapatan yang lebih besar dari
pada di daerah asal. Studi yang dilakukan Asep Djadja Saefullah (1992) di Jawa
Barat juga mengungkapkan bahwa lebih dari 90 persen responden menyatakan
bahwa kehidupan ekonomi rumah tangga mereka menjadi lebih baik setelah bekerja
di luar daerah asal.

Semakin tinggi perbedaan pertumbuhan alamiah (kelahiran melebihi


kematian) penduduk di daerah asal dan daerah tujuan, berkorelasi positif terhadap
angka migrasi neto keluar dari daerah asalnya. Proses mobilitas ke kota besar di
Indonesia diperkiraan lebih banyak disebabkan dengan makin rendahnya
pertumbuhan alamiah penduduk di kota-kota besar, relatif lambannya perubahan
status dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan, juga relatif kuatnya
kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan yang “urban bias”, sehingga
memperbesar daya tarik kota besar bagi penduduk yang tinggal di daerah yang
kurang maju misalnya daerah-daerah pedesaan (Prijono Tjiptoherijanto, 2000)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan demografi karena angka kelahiran yang tinggi ?
2. Bagaimana hasil analisis demografi dari permasalah yang ada di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahan demografi yang terjadi di Indonesia
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi pertumbuhan penduduk di Indonesia
3. Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN DEMOGRAFI
Tingkat kelahiran yang tinggi terus memacu pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Saat ini, Indonesia berada peringkat keempat dlam hal penduduk terbanyak di dunia.
Namun, tingkat pertumbuhan sudah cendung melandai. Data dari Badan Pusat
Statistik ( BPS) menunjukan penurunan tingkat pertumbuhan dari tahun 2000 – 2010
yang sebesar 1,49 % pada 2014.
Jumlah penduduk Indonesia mencapai 257.564.00 orang pada 2015, meningkat
dari tahun sebelumnya yakni 254.454.778 orang. Sedangkan Cina adalah negara
dengan penduduk terbanyak didunia yakni sebanyak 1.370.840.000 orang kemudian
disusul India dan Amerika Serikat.
Mantan Kepala BKKPN Sugiri Syarief mengunggakapkan, ledakan jumlah
penduduk di Indonesia setiap 100 tahun naik lima kali lipat ketimbang 100 tahun
sebelumnya. “ Pada tahun 1900 jumlah mencapai 40 juta , sedangkan pada Tahun
2000 mencapai 200 juta, “ kata Sugiri,seperti dilansir dari Antara.

BKKBN DAN PROGRAM KB


Pertumbuhan penduduk yang pesat dan memunculkan beragam masalah, sudah
lama menjadi perhatian pemerintah. Muncul program Keluarga Berencana (KB).
Organisasi keluarga berencana dimulai dari pembentukan Perkumpulan Keluarga
Berencana pada tanggal 23 Desember 1957 di gedung Ikatan Dokter Indonesia. Nama
perkumpulan itu sendiri berkembang menjadi Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood Federation (IPPF) dan kini
menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Kebijakan dan langkah-langkah dalam bidang kependudukan dan Keluarga
Berencana sudah dicanangkan sejak Repelita I dan merupakan bagian dari
serangkaian rencana jangka Panjang untuk pengendalian pendudik. Selaimitu setiap
tanggal 29 Juni juga ditetapkan sebgai hari Keluaga Berencana Nasional untuk
memperlihatkan keseriusan pemeintah dalam pengendalian penduduk.
Awal jangkauan program KB ke seluruh Indonesia dilakukan setahap demi
setahap. Dalam Repelita I, program ini hanya dilakukan di Jawa-Bali yang sangat
padat penduduknya . Selanjutnya dalam Repelita III, jangkauannya mencakup seluruh
provinsi.
Pelaksanaan program KB awalnya berpusat pada klinik-klinik dan rumah-
rumah sakit. Setelah program KB dinilai penting untuk kesehatan dan kesejahteraan
keluarga keikutsertaan masyarakat terus digalakan dan meluas di berbagai klinik dan
rumah sakit
Data dari BKKBN menunjukan jumlah klinik KB terus bertambah baik yang
berada di Rumah Sakit, Rumah Sakit bersalin, Puskesmas, Pustu dan Lainnya. Pada
tahun 2015 sebanyak 364 klinik KB diseluruh Indonesia yang terbagi pada Rumah
Sakit sebanyak 30 klinik, 6 klinik di Rumah Sakit bersalin, 112 klinik di Puskesmas,
68 klinik di Pustu dan 148 Lainnya. Selain itu ada juga sekitar 222 klinik di desa
siaga. Jumlah itu menurun drastic dibandingkan sekitar 27.359 klinik KB dan 12.643
klinik KB di Desa Siaga.
Meski sudah dibangun klinik KB, tetapi hanya 61,75% peserta pada tahun 2014
yang menggunakan alat kontrasepsi KB. Presentase tersebut menurun dari tahun
sebelumnya mencapai 61,98 %. Melihat jumlah penduduk yang terus meningkat serta
peserta KB yang menurun , awal tahun 2014 BKKBN berkoordinasi dengan BPJS
terkait program KB. BPJS Kesehatan bergerak pada demand side ( akses jaminan)
sementara Kementrian Kesehatan dan BKKBN pada supply side ( Penyedia Provider,
alat kontrasepsi ). Ada pula Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 tentang pelayan KB
yang dicakup oleh Jaminan Kesehtan Nasional (JKN)
Selain itu, kampanye “Dua Anak Cukup" terus digaungkan untuk mengganti
slogan “Banyak Anak Banyak Rezeki". Tak hanya kampanye, pemerintah juga
penyediaan sarana-sarana keluarga berencana serta peningkatan pengetahuan, sikap
dan praktek keluarga berencana. Tapi biasanya hanya daerah perkotaan atau yang
memiliki akses yang lebih peduli terhadap program KB. Lantas bagaimana dengan
pencanangan program KB pada penduduk yang berada di kampung-kampung yang
minim informasi?

Kampung KB
Slogan "Cukup Dua Anak" sudah mulai tergusur "Banyak Anak Banyak Rejeki".
Pemerintah menyadari hal itu. Tak mau program KB sirna, pemerintah kembali
menggalakkannya. Pada Januari 2016, Presiden Jokowi meresmikan “Kampung KB”
yang diharapkan dapat menjadi “miniatur program KB” yang diutamakan bagi daerah
miskin, padat penduduk dan minim akses kesehatan. Angaran BKKBN pun pada
tahun 2016 mencapai Rp3,8 triliun.
“ Kami menggunakan pendekatan Kampung KB di seluruh Indonesia yang
diharapkan dapat mengurangi secara signifikan angka putus kesertaan program KB “
ujar Presiden Joko Widodo, sepertidi kutip Antara.
“Kampung KB” juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
tingkat kampung atau yang setara melalui program kependudukan, keluarga
berencana dan pembangunan keluarga. Namun untuk membntuksebua kampung KB
pada suat wilayah dibutuhkan dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah,
partisipasi aktif dari masyarakat serta data yang tersedia.
Kampung Keluarga Berencana (KB) Mustika Jaya di "ujung" Indonesia yang berada
di Kota Sabang Aceh merupakan Kampung KB pertama pada tingkat kabupaten/kota
di Indonesia. selain itu, di Kota Bogor juga sudah dicanangkan Kampung KB.
Menurut Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KBKS) Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Bogor Rina
Widayanti, Kampung KB yang terbentuk baru di satu lokasi yakni di RW 11
Kampung Muara, Kelurahan Pasir JayaMenurut Rina, Pembentukan Kmapung Kb ,
diharapkan dapat mempercepat akselerasi program KB kota Bogor,Mengingat selama
10 tahun belakangan program keluarga berencana stagnan atau jalan di tempat."Maka
dengan adanya Kampung KB mudah-mudahan program KB bisa meningkat terutama
dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk,"
Monitoring dan evaluasi akan setiap tiga bulan atau per enam bulan maupun per
tahun, sehingga data-data dapat lebih akurat dan dengan adanya kampung KB dan
dapat mengevaluasi apa saja yang dilakukan ke depannya, sebelum menghadapi
bonus demografi Tahun 2020.
BONUS DEMOGRAFI
Bonus demografi adalah suatu fenomena dimana struktur penduduk sangat
menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat
besar, sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum
banyak.Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia
angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedang 30 persen penduduk
yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan
terjadi pada tahun 2020-2030 .Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia
akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif
sekitara 60 juta jiwa, atau 10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia
tidak produktif .Namun, jika bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan akan
terjadinya bonus demografi, seperti penyediaan lapangan kerja dan peningkatan
kualitas SDM seperti pendidikan yang tinggi dan pelayanan kesehatan dan gizi yang
memadai, maka akan terjadi permasalahan, yaitu terjadinya pengangguran yang cukup
besar. Oleh karena itu, maka perlunya mengendalikan jumlah penduduk dengan
mendukung program KB, terutama untuk meningkatkan kualitas keluarga dan
generasi mendatang.

B. ANALISIS DEMOGRAFI
1. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 257.564.00 orang pada 2015, meningkat
dari tahun sebelumnya yakni 254.454.778 orang
2. Mantan Kepala BKKPN Sugiri Syarief mengunggakapkan, ledakan jumlah
penduduk di Indonesia setiap 100 tahun naik lima kali lipat ketimbang 100 tahun
sebelumnya. “ Pada tahun 1900 jumlah mencapai 40 juta , sedangkan pada Tahun
2000 mencapai 200 juta, “ kata Sugiri,seperti dilansir dari Antara.
3. Dengan diadakan program BKKBN dan KB diharapkan dapat mengurangi
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
4. Meski sudah dibangun klinik KB, tetapi hanya 61,75% peserta pada tahun 2014
yang menggunakan alat kontrasepsi KB. Presentase tersebut menurun dari tahun
sebelumnya mencapai 61,98 %.
5. Melihat jumlah penduduk yang terus meningkat serta peserta KB yang menurun ,
awal tahun 2014 BKKBN berkoordinasi dengan BPJS terkait program KB.
6. Pada Januari 2016, Presiden Jokowi meresmikan “Kampung KB” yang
diharapkan dapat menjadi “miniatur program KB” yang diutamakan bagi daerah
miskin, padat penduduk dan minim akses kesehatan yang bertujuan untuk
mengurangi laju pertumbuhan penduduk yang sangat besar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan
kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam
jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Bahwa di Indionesia sedang
mengalami permasalahan demografi dengan tingginya angka kelahiran, akan tetapi
pemerintah mencoba menangani permasalahan ini dengan adanya BKKBN dan
Program KB. Akan tetapi dengan andanya progam tersebut masih saja belu bisa
mengatasi permasalahan yang terjadi, karena masih banyak penduduk Indonesia yang
beranggapan banyak anak banyak rezeki. Dan ini menjadi permasalahan yang harus
segera diselesaikan.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan suatu refrensi atau informasi bagi
mahasiswa keperawatan khususnya dan kalangan umum untuk melanjutkan
pendidikan selanjutnya. Mohon maaf bila banyak kekurangan dalam makalah ini dan
mohon kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/mempersiapkan-kualitas-keluarga-jelang-bonus-demografi-bsGe

Anda mungkin juga menyukai