Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

Gambaran Pola Makan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Masyarakat Di


Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Pada Tahun 2014
Dibuat guna memenuhi tugas Pengantar Penelitian dan Penulisan Ilmiah
Dosen pengampu : Icca Narayani S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
Nama : Yulinda Ardiani
Kelas : 3A
Nim : 20171306
Prodi : D3 keperawatan

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


Tahun Ajaran 2019/2020
Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati-Jepang, Mejobo KudusTelp (0291) 4248655,
4248656, Fax (0291) 424865
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Penelitian Dengan Judul “Gambaran Pola Makan Terhadap Kejadian


Obesitas Pada Masyarakat Di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba
Pada Tahun 2014” Dipertahankan Didepan Penguji Proposal Penelitian.

Mengetahui
Pembing/Tim Penguji
Pembimbing utama : (………….)
Pembimbing pendamping : (………….)
Penguji : (………….)

Mengetahui

Ketua Progam Studi Diploma III Ketua Jurusan mata kuliah

1
KATA PENGANTAR
di Wilayah Kerja Posyandu Wonosalam 3 Kelurahan Wonosalam Kota Demak”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Eni Pujianti S.KM.,M.,Kes selaku Direktur Akper Krida Husada Kudus..
2. Icca Narayani S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai Pembimbing Pendamping yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian proposal ini.
3. Seluruh staf dosen dan staf administrasi Jurusan Diploma III keperawatan
yang Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal
yang berjudul “Gambaran Pola Makan Terhadap Kejadian Obesitas Pada
Masyarakat Di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Pada
Tahun 2014” telah memberikan bantuan moril bagi penulis, baik dalam
proses pendidikan maupun dalam penyusunan proposal ini.
4. Sahabat-sahabatku yang telah menemaniku dalam suka maupun duka, yang
memberikucinta dan kebanggaan hidup yang tidak bisa penulis ungkapkan
dengan kata-kata.
5. Teristimewa dari lubuk hati yang dalam, penulis menghanturkan terima
kasih kepada keluargaku khususnya Bapak dan Ibu tercinta atas segala doa
dan pengorbanan yang diberikan, baik moril maupun kritikan dan saran
yang sifatnya membangun demi perbaikan proposal ini. Semoga proposal
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi
penulis.
Kudus 06 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................1

KATA PENGANTAR .......................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Obesitas .....................................................7


B. Tinjauan Umum Tentang Pola Makan Terhadap Kejadian Obesitas .11

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual .........................................................................16


B. Hipotesis Penelitian ............................................................................16
C. Definisi Operasional ...........................................................................16
D. Desain Penelitian ...............................................................................18
E. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................18
F. Populasi dan Sampel...........................................................................18
G. Pengumpulan Data ..............................................................................19
H. Pengolahan Data .................................................................................20
I. Analisa Data .......................................................................................21
J. Etika Penelitian ..................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh yang mempunyai


fungsi sebagai energi, sebagai penyekat panas, penyerap goncangan dan
fungsi lainnya.Rata- rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak
dibandingkan pria.Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat
badan adalah sekitar 25- 30 % pada wanita dan 18-23 % pada pria. Wanita
dengan lemak tubuh lebih dari 30 % dan pria dengan lemak tubuh lebih dari
25 % dianggap mengalami obesitas (Proverawati, 2010 ).

Masalah overweight dan obesitas meningkat dengan cepat dI berbagai


belahan dunia menuju proporsi epidemik. Hal tersebut disebabkan
peningkatan diet yang tinggi lemak dan gula, disertai penurunan aktivitas
fisik. di Negara maju, obesitas telah menjadi epidemik dengan memberikan
kontribusi sebesar 35 % terhadap angka kesakitan dan memberikan kontribusi
sebesar 15-20 % terhadap kematian. Berbagai laporan terkini
mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas diseluruh dunia baik di Negara
berkembang maupun Negara yang sedang berkembang telah meningkat
dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Hal tersebut dapat mengakibatkan
masalah kesehatan yang serius karena obesitas dapat memicu kelainan
kariovaskuler, ginjal, metabolic, prototombik, dan respon inflamasi
(Arundhana, 2010 )

Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di dunia, bahkan WHO


menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan epidemi global, sehingga
obesitas sudah menjadi masalah kesehatan yang harus segera ditangani (
Hidayati, dkk 2006 ).

Kegemukan adalah salah satu dari penyebab kematian yang dapat


dicegah utama di dunia. Data prevalensi obesitasi Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 50 % orang dewasa dan 25 % anak-anak AS menderita
berat badan lebih dan obesitas menggunakan patokan BMI ≥30, presentase

4
yang sangat tinggi menyebabkan epidemic penyakit kronis. Apabila
percepatan penyakit obesitas berlanjut seperti sekarang kemungkinan
sebagian besar populasi di Amerika Serikat menderita obesitas ( Soegih, 2009
hal 2 ).

Himpunan studi obesitas indonesia memeriksa lebih dari 6000 orang


dari hampir seluruh provinsi dan didapatkan angka obesitas dengan Indeks
Massa Tubuh ( IMT ) > 30 kg/m2 pada laki-laki sebesar 9,16% dan pada
perempuan 11,02 %. Apabila tren ini berjalan terus seperti sekarang ini, maka
pada tahun 2015 tidak mustahil penduduk Indonesia akan menyandang gelar
“ obesogenik “ terutama dinegara urban (Soegih. 2009 )

Perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan pola hidup


kurang gerak ( sedentary life styles ) sering ditemukan di kota-kota besar di
Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pola makan
masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak, dan
kolesterol, terutama makanan siap saji ( fast food ) yang berdampak
meningkatkan obesitas ( Hidayati, dkk 2006 ).

Di provinsi Sulawesi Selatan, Bulukumba (20,9 % ) merupakan urutan


ke enam terbesar kabupaten setelah Pinrang ( 22,5 % ), Selayar ( 21,2 % ),
Luwu Timur ( 20,4 % ) dan Jeneponto ( 22,5 % ) Serta kota Makassar ( 23,8
% ) dan kota Pare-pare ( 23,9 % ) yang memiliki prevalensi obesitas umum
tertinggi dari angka nasional ( 18,8 % ) ( Riskendes, 2007 ) . Dari hasil sensus
penduduk tahun 2013 menunjukkan bahwa kecamatan Bonto bahari memiliki
36.877 jumlah jiwa penduduk baik laki-laki maupun perempuan. Dan
menurut pengamatan bahwa angka kegemukan di kecamatan Bonto Bahari
mencapai 5 % . Dimana penghasilan di Bonto Bahari lebih dominan adalah
pertaniaan ( 40 % ), dibanding nelayan ( 30 % ) dan pengusaha/PNS ( 30 % )
dan makanan pokok daerah sana adalah beras ( Profil Data Riset kecamatan
Bonto Bahari, 2014 ).

Berdasarkan hasil penelitian observasi dan wawancara pada salah satu


warga penderita obesitas di kecamatan bonto bahari kabupaten bulukumba
yaitu Ny “ H ” mengatakan bahwa dia merasa menderita dan tidak nyaman

5
dengan kondisinya saat ini, geraknya lamban dan tidak gesit, sedangkan
kehidupan sekarang yang sudah modern menuntut serba cepat.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang


“gambaran pola makan terhadap kejadian obesitas pada masyarakat di
Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba pada Tahun 2014 “.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola makan terhadap kejadian
obesitas pada masyarakat di kecamatan bonto bahari kabupaten bulukumba ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum.
Untuk mengetahui gambaran pola makan terhadap kejadian obesitas ?
2. Tujuan khusus.
a) Untuk mengetahui hubungan frekuensi makan dengan kejadian
obesitas ?
b) Untuk mengetahui hubungan jenis makanan dengan kejadian
obesitas ?
c) Untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan kejadian
obesitas ?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmiah.
Hasil peneliti diharapkan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan
merupakan bahan acuan dan bacaan bagi peneliti berikutnya.
2. Bagi institusi.
Sebagai bahan masukan atau sumber informasi bagi depkes dan institusi
terkait lainnya dalam rangka menentukan kebijaksanaan untuk mencegah
dan penanganan obesitas pada masyarakat.
3. Bagi peneliti.
Merupakan pengalam yang berharga bagi peneliti dalam mengaplikasikan
ilmu dan menambahkan wawasan mengenai obesitas pada masyarakat.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Obesitas


1. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh
berlebihan. Sejumlah tertentu lemak tubuh diperlukan untuk menyimpan
energi, menginsulasi panas, meredam goncangan, dan fungsi lainnya.
Jumlah normal lemak tubuh (dinyatakan sebagai persentase persentase
lemak tubuh) adalah antara 25% -30% pada wanita dan 18% -23% pada
pria. Wanita dan pria yang memiliki lemak tubuh masing-masing lebih dari
30% dan 25% dianggap mengalami obesitas ( Kamus kesehatan obesitas,
2014 )
Terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu obesitas,
overweight, dan obesitas sentral. Obesitas adalah peningkatan lemak tubuh
( body fat ). Cara pengukurannya akan diterangkan kemudian. Overweight
adalah peningkatan berat badan relative apabila dibandingkan terhadap
standar. Overweight kemudian menjadi istilah yang mewakili “ obesitas “
baik secara klinis ataupun epivemologis. Sedangkan obesitas sentral
adalah peningkatan lemak tubuh yang lokasinya lebih banyak didaerah
abdominal dari pada diaerah pinggul, paha, ataupun lengan. Penentuan
abdominal obesitas sentral ini penting karena berhubungan dengan adanya
resistensi insulin yang merupakan dasar terjainya sindrom metabolic.
Obesitas penyebabnya multifaktorial, dan berbagai penemuan
terbaru yang berkaitan dengan penyebab obesitas menyebabkan
pathogenesis obesitas terus berkembang. Terjadinya obesitas secara umum
berkaitan dengan keseimbangan energi di dalam tubuh. Keseimbangan
energy ditentukan oleh asupan energi yang berasal dari zat gizi penghasil
energi yaitu karbohirat, lemak, protein serta kebutuhan energy yang
ditentukan oleh kebutuhan energi basal, aktifitas fisik, dan thermic effect
of food ( TEF ) yaitu energy yang diperlukan untuk mengolah zat gizi
menjadi energy.

7
Keseimbangan energi di dalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik yang berasal dari dalam tubuh yaitu regulasi fisiologis dan
metabolisme ataupun dari luar tubuh yang berkaitan dengan gaya hidup (
lingkungan ) yang akan mempengaruhi kebiasaan makan dan aktivitas
fisik. Regulasi fisiologis dan metabolisme dipengaruhi oleh genetik dan
juga lingkungan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa obesitas (
peningkatan lemak tubuh ) ± 70 % dipengaruhi oleh lingkungan dan ±30
% oleh genetik (Nugraha, dkk. 2009 ).
Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata, namun
merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung
membahayakan kesehatan seseorang ( Proverawati, 2010 ). Obesitas
merupakan faktor risiko untuk terjadinya berbagai penyakit seperti
diabetes Melitus ( dM ), batu empedu, penyakit kardiovaskuler ( PKV ),
hipertensi, osteoarthritis, dan kanker. Tingginya prevalensi obesitas akan
berkaitan dengan tingginya resiko untuk mendapatkan berbagai penyakit
tersebut. (Nugraha, dkk. 2009 ) .
2. Gejala Obesitas
Obesitas umumnya akan menunjukkan sejumlah gejala gangguan. Oleh
timbunan lemak yang sering terjadi adalah gangguan sesak nafas. Hal ini
umumnya disebabkan oleh timbunan lemak berlebihan dibawah diafragma
dan didalam dinding dada yang bias menekan paru-paru. Gangguan sesak
nafas bahkan terjadi meski penderita hanya melakukan aktivitas ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga
pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa
menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif
lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh
tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih

8
banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki ( Ivanto, 2010 )
obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40 %.
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100 %.
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan > 100 %.
Obesitas berat ditemukan sebanyak 5 % dari antara orang-orang yang
gemuk.
3. Pencegahan obesitas.
Untuk penanganan kegemukan berbeda-beda oleh setiap orang. Adapun
beberapa penanganan program pengendalian berat badan adalah sebagai
berikut :
a. Monitor diri sendiri
Tanamkan dalam diri untuk selalu hidup sehat dan makan sesuai
kebutuhan tubuh secara teratur.
b. Modifikasi perilaku untuk mempromosikan penurunan atau
mempertahankan berat badan.
c. Biasakan makan dengan gizi yang seimbang
d. Perlunya pendidikan tentang pola makan sehat.
Dasar untuk membiasakan pola makan dengan gizi seimbang adalah
pendidikan. Nilai pendidikan ini ialah mengubah paradigma dan
budaya makan yang semula tidak sehat menuju pola dan budaya
makan yang sehat ( Hidayah, 2011 ) .
e. Hindari banyak makan makanan yang tinggi lemak.
f. Olahraga secara teratur sehingga lemak dalam tubuh terbakar yang
keluar bersama keringat.
4. Pengukuran Obesitas.
Untuk mengetahui adanya obesitas, ada beberapa cara yang dilakukan
untuk menilai berat badan yaitu sebagai berikut :
a. Standar Harvard
Standar Harvard atau baku Harvard merupakan standar yang dibuat
berdasarkan perhitungan yang sangat sulit yang sangat teliti sehingga

9
diperoleh beberapa kategori berat badan seperti sehat, ideal, maupun
gemuk sehat.
b. Standar Metropolitan Life Insurance Company.
Standar ini dilakukan untuk mengetahui berat badan sehat dalam
menentukan status gizi dan kesehatan. Standar ini dapat dipakai untuk
mengetahui berat badan ideal orang dewasa diatas 25 tahun, baik pria
maupun pria. Seseorang dikatakan gemuk bila berat badannya lebih
dari 10 % berat badan maksimal ( angka terbesar ).
c. Pengukuran Lipatan lemak bawah kulit.
Metode pengukuran lipatan lemak bawah kulit memerlukan
keterampilan dan alat ukur khusus sehingga hal ini biasanya dilakukan
oleh seorang ahli. Penilaian kegemukan dilakukan dengaan cara
mengukur ketebalan lemak dibawah kulit yang terletak dibagian
belakang lengan atas ( triceps ). Dikatakan kegemukan bila ketebalan
lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.
d. Indeks Massa Tubuh ( IMT ).
IMT atau BMT ( body Massa Indeks ) merupakan suatu pengukuran
dengan menghubungkan atau membandingkan antara berat badan
dengan tinggi badan ( Proverawati, 2010 ).
Indeks Massa Tubuh ( kg/m²) didapatkan dengan cara sebagai berikut
:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)
IMT = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)

Dibawah ini tabel klasifikasi berat badan berdasarkan Indeks Massa


Tubuh ( IMT ) untuk orang dewasa( Fitriyani, 2009 ) :

KLASIFIKASI IMT ( kg/m² )

Berat badan kurang < 18,5

Berat badan normal 18,50-22,9

Berat badan lebih ≥ 23

Beresiko ( pra obese ) 23 – 24,9

10
Obese I 25 – 29,9

Obese II ≥ 30

e. Pengukuran Lingkar Perut.


Pengukuran lingkar perut paling tepat untuk menetukan obesitas
sentral. Pinggang diukur pada titik tersempit, sedangkan pinggul
diukur pada titik yang terlebar. Kemudian, ukuran pinggang dibagi
dengan ukuran pinggul.
Gemuk pada pria pada umumnya seperti apel ( android ). Lemak
banyak disimpan didaerah pinggang dan rongga perut. Sedangkan
wanita menyerupai buah pir ( gynecoid ), dimana penumpukan lemak
terjadi didaerah bawah tubuh, seperti pinggul, pantat, dan paha.
Gemuk yang berbentuk apel lebih berbahaya dibandingkan gemuk
yang berbentuk pir. Yang berbahaya adalah timbunan lemak di dalam
rongga perut, yang disebut obesitas sentral. Obesitas sentral lebih
sering dikaitkan dengan komplikasi metabolic dan pembuluh darah (
kardiavaskuler ), sehingga Nampak pengukuran lingkar pinggang
lebih member arti dibandingkan bila menggunakan indeks massa
tubuh ( IMT ). Adanya timbunan lemak di perut tercermin dari
meningkatnya lingkar perut ( Proverawati, 2010 ).
B. Tinjauan Umum Tentang Pola Makan Terhadap Kejadian Obesitas
Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan
asupan energy ( energy intake ) dibandingkan dengan yang diperlukan (
energy expenditure ) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energy tersebut
disimpan dalam bentuk lemak. Makanan merupakan sumber dari asupan
energy. Di dalam makanan yang akan diubah menjadi energy adalah zat gizi
penghasil energy yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Apabila asupan
karbohidrat, protein, dan lemak berlebih, makan karbohidrat akan disimpan
sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak., protein akan
dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak, sedangkan lemak akan

11
disimpan sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak
yang tidak terbatas.

Factor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan terhadap


terjadinya obesitas adalah kuantitas, porsi perkali makan, kepadatan energy
dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan ( contohnya kebiasaan makan
pada malam hari ), frekuensi makan, dan jenis makanan ( Nugraha, 2009 )

Obesitas terjadi disebabkan banyak faktor. Faktor utamanya adalah


ketiakseimbangan asupan energy dengan keluarnya energi. Di Indonesia,
akibat dari perkembangan teknologi dan social ekonomi terjadi perubahan
pola makan dari pola tradisional ke pola makan ala barat seperti fast food
yang banyak mengandung lemak, kalori, dan karbohirat.

Berasarkan data market size beberapa sector industri di indonesia (


SWA 01/ 111/FEBRUARI 2008 ) pada tahun 2008 pertumbuhan industri
makanan di indonesia mencapai 19,4 % hal ini mengindikasikan bahwa
konsumen makanan fast food semakin meningkat setiap tahunnya. Dari data
survey ACNielsen online customer tahun 2007 mendapatkan hasil bahwa 28
% masyarakat indonesia mengkonsumsi fast food minimal satu kali seminggu
33 % diantaranya mengkonsumsi saat makan siang. Tidak mengherankan
jika Indonesia menjai Negara ke 10 yang paling banyak masyarakatnya
mengkonsumsi makanan fast food ( Dwi A, 2012 )

Pola makan terdiri atas :

1) Frekuensi makan
Ukuran atau porsi makan yang terlalu berlebihan juga dapat memiliki
banyak kalori dalam jumlah banyak dibandingkan dengan apa yang
dianjurkan untuk orang normal untuk konsumsi sehari-harinya. (
Proverawati, 2010).
Pola makan yang tidak terkendali biasa menyebabkan lambung, usus, dan
system percernaan setiap saat berada dalam kondisi tegang. Selain itu,
berbagai macam organ tubuh pun menjadi sulit dirawat atau bahkan tidak

12
terawat karena kelebihan beban dan muatan. Makanan yang berlebihan
inilah yang akan merusak tubuh dan otak.
Hasil penelitian ilmu gizi menemukan bahwa setelah makan berlebih, zat
yang disebut “ factor pertumbuhan tunas sel serat “dalam otak akan
bertambah banyak. Jika makan berlebihan berlangsung lama, pasti dapat
menyebabkan arteriosclerosis ( pergeseran pembuluh nadi ), serta
muncul gejala penurunan inteligensi dan penuaan dini pada otak. Selain
itu, kekenyangan dalam jangka lama juga bias menimbulkan penyakit
lambung ( Hidayah, 2011 )
Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan
yang dikonsumsi setiap kali makan. Dalam mengkonsumsi makanan
haruslah seimbang dengan kebutuhan remaja/dewasa yang di sesuaikan
dengan umur. Frekuensi yang telah di standarkan oleh Depkes dimana
anjurkan makan satu hari untuk rata-rata remaja/dewasa secara umum
orang Indonesia dengan energy 2550 kkl dan protein 60 bagi laki-laki
dan bagi perempuan energy 1900 dan proteinnya 50 ( Budi, 2012 )
2) Jenis makanan
Pemilihan makanan juga penting diperhatikan, makanan dan minuman
yang meningkatkan selera umumnya memiliki densitas energi cukup
tinggi, seperti makanan selingan yang dianggap sebagian orang bukan
makan dan tidak diperhitungkan member sumbangan besar terhadap
kegagalan program diet. Pemilihan makanan selingan yang rendah kalori
dan tinggi serat akan membantu mengendalikan selera makan,
mengontrol respon radikal bebas yang umumnya diproduksi lebih tinggi
akibat pembakaran energy. Kedisiplinan makan pada makanan utama
hendaknya tidak dilakukan secara drastic, tetapi penurunan energy
bertahap (Fatimah, 2009 ).
Makanan cepat saji cenderung mengandung sedikit serat, tetapi tinggi
gula, sehingga kadar gula darah akan naik dengan cepat ( Proverawati,
2010 ). Pada umunya, ketika makan, sebagian orang hanya
mementingkan rasa makanan dan tidak memperhatikan keseimbangan

13
gizinya. Akibatnya , makanan yang dikonsumsi menyebabkan berbagai
penyakit
3) Kebiasaan Makan
Penderita obesitas cenderung lebih responsive bila dibandingkan dengan
orang yang berat badannya normal, terhadap isyarat lapar eksternal,
seperti rasa dan bau makanan, atau waktunya untuk makan. Penderita
obesitas cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan pada saat
ia lapar. Pola makan berlebih akan menyebabkan mereka sulit untuk
keluar dari kondisi kegemukan atau obesitas, hal ini disebabkan mereka
tidak memiliki control diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi
berat badan mereka.
Obesitas terjadi karena ketiakseimbangan antara jumlah makanan yang
masuk dan keluar, serta kurang mengoptimalkan energi yang tersedia.
Pola makan makanan cepat saji juga dapat mempercepat tingkat obesitas.
Penelitian membuktikan bahwa orang yang makan direstoran cepat saji
secara teratur atau lebih dari dua kali dalam satu minggu memiliki
perbedaan bermakna antara empat sampai lima kilogram berat badannya
bila dibandingkan dengan orang-orang yang tidak makan di restoran
cepat saji.
Makanan cepat saji seperti burger, ayam goreng, dan kentang goreng
dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas secara cepat, hal ini
disebabkan jenis-jenis makanan tersebut mengandung tinggi lemak,
garam, dan juga kalori secara keseluruhan ( Proverawati, 2010)
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas
yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam
hari (sindroma makan pada malam hari). . Binge mirip dengan bulimia
nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya
pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang
telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak.
Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu
makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi
dan insomnia pada malam hari. . Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan

14
merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian
obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak
aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik
yang seimbang, akan mengalami obesitas ( Taufan, 2012 ).

15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual

Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan sebagai masalah nasional


dengan semakin tinggi angka kejadiannya. Hal ini secara sederhana terjadi
karena konsumsi energy yang berlebihan an tidak disertai dengan aktivitas
fisik yang seimbang, sehingga terjadi kelebihan kalori yang disimpan sebagai
cadangan lemak dan jaringan adipose.

Penyebab lainnya adalah gaya hidup dan konsumsi makanan ( kebiasaan


makan ). Selain itu variabel yang menjadi gambaran pola makan terhadap
kejadian obesitas yang terkait adalah frekuensi makan, jenis makanan, dan
kebiasaan makan.

B. Hipotesis
Dari kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian
sebagai berikut :
1. Ada hubungan frekuensi makan dengan kejadian obesitas pada
perempuan dan laki-laki.
2. Ada hubungan jenis makanan vengan kejadian obesitas pada perempuan
dan laki-laki.
3. Ada hubungan kebiasaan makan dengan kejadian obesitas.
C. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam menganalisis masing-masing variabel, maka perlu
dilakukan defenisi operasional variabel independen yaitu :
1. Obesitas.
Terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan pada responden yang
dinilai dengan indikator berat badan dan tinggi badan berdasarkan Indeks
Massa Tubuh ( IMT ).
Kriteria objektif :
Ya : Jika indeks massa tubuh ≥ 25
Tidak : Jika indeks massa tubuh < 25

16
2. Pola makan.
Pola makan dalam penelitian ini adalah jenis ( kelompok makanan ),
kebiasaan makan, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi oleh responden
setiap hari yaitu makanan yang mengandung lemak tinggi, pengawet,
penyedap, dan kolesterol.
Kriteria objektif :
Ya : Jika pola makan tidak teratur
Tidak : Jika pola makan teratur.
3. Frekuensi makan
Ukuran (jumlah makan ) atau porsi makan yang dikonsumsi sehari-hari
oleh responden.jumlah waktu makan dalam sehari, meliputi makanan
lengkap ( full meat) dan makanan selingan (snack). Makanan lengkap
biasanya diberikan tiga kali sehari (makan pagi, makan siang dan makan
malam),sedangkan makanan selingan biasa diberikan antara makan pagi
dan makan siang, antara makan siang dan makan malam ataupun setelah
makan malam. Frekuensi makan di suatu institusi berkisar antara tiga
hingga enam kali sehari tergantung dari biayaan tenaga kerja yang tersedia.
Waktu makan terdiri dari makan pagi, selingan pagi, makan siang,
selingan, makan malam serta selingan malam.
Kriteria objektif :
Ya : jika frekuensi makan banyak ( > 3 kali sehari ).
Tidak : jika frekuensi makan sedikit ( < 3 kali sehari ).
4. Jenis makanan
Pengkategorian makanan berdasarkan pada hitungan kalori, waktu makan
dan cara pengolahan (masak). Makanan terbagi atas 2 jenis yaitu makanan
ringan yaitu makanan yang dimakan sebagai selingan dan makan utama
yang memenuhi kebutuhan kalori tubuh sehari-hari. Makanan ringan atau
snack adalah makanan yang dikonsumsi untuk selingan di sela-sela makan
utama. Makanan utama terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk hewani dan
nabati, sayur dan buah, dan minuman. Sedangkan makanan ringan atau
snack terdiri dari snack basah dan snak kering maupun yang berkuah.

17
Kriteria objektif :
Ya : jika jenis makanan mengandung lemak tinggi dan sering makan
makanan ringan / selingan ( snack ).
Tidak : jika jenis makanan tidak mengandung lemak tinggi dan
tidak sering makan makanan ringan / selingan ( snack ).
5. Kebiasaan makan.
Kebiasaan yang dilakukan oleh responden pada saat makan. Kebiasaan
makan lebih personal dan terbentuk berdasarkan selera dan ketersediaan
makanan di tingkat rumah tangga.
Kriteria Objektif :
Ya : Jika kebiasaan makan tidak teratur.
Tidak : Jika kebiasaan makan teratur.
D. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah observasional dengan rancangan


deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan dengan
kejadian obesitas pada masyarakat di kecamatan bonto bahari kabupaten
bulukumba pada tahun 2014.

E. Waktu dan tempat penelitian


1. Waktu.
Penelitian dilakukan pada bulan mei sampai dengan juni 2104.
2. Tempat penelitian.
Penelitilian ini dilakukan di kecamatan Bonto Bahari Kabupaten
Bulukumba.
F. Populasi dan sampel
1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang obesitas di kecamatan


Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah warga yang obesitas di kecamatan


Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Jumlah sampel pada penelitian ini

18
adalah 30 orang dengan menggunakan purposive sampling, yaitu dengan
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang dikenal sebelumnya. Adapun kriteria sampel penelitian sebagai
berikut :

a. Kriteria inskluasi
1) Warga yang bersedia untuk diteliti.
2) Warga yang dapat diajak berkomunikasi.
3) Warga yang sehat jasmani dan rohani.
b. Kriteria eksklusi
1) Warga yang tidak bersedia untuk diteliti.
2) Warga yang tidak dapat diajak berkomunikasi.
3) Warga yang tidak sehat jasmani dan rohani.
3. Cara pengambilan sampel.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yakni


dengan cara keseluruhan tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
anggota populasi.

G. Pengumpulan data
1. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian kuesioner yang


dibuat oleh peneliti.

2. Instrument pengumpulan data

Instrument adalah alat pengukur data yang digunakan penelitian.


Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuesioner skala guttman
yang ada pada kuesioner peneliti, yakni skala pengukuran dengan jawaban
ya atau tidak.

3. Jenis dan sumber data.


a. Data Primer

19
Adalah data-data yang diperoleh langsung dari masyarakat yang
mengalami obesitas dengan menggunakan lembar kuesioner yang
telah disiapkan oleh peneliti.

b. Data Sekunder.

Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen seperti buku, catatan-


catatan yang sifatnya tertulis yang dapat menunjang proses penelitian
yang diperoleh dari bagian yang terkait dengan penelitian.

H. Pengolahan data

Prosedur pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai


berikut:

1. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data memeriksa


kesinambungan data dan meneliti kelengkapan jawaban.

2. Koding.

Untuk memudahkan pengolahan data, semua jawaban perlu


disederhanakan dengan cara memberikan simbol-simbol tertentu pada
setiap jawaban.

3. Tabulasi.

Setelah data terkumpul dan tersusun, selanjutnya data di- kelompokkan


dalam satu tabel menurut sifat-sifat pengelompokan- nya atau sesuai
peneliti.

4. Penetapan Skor

Setelah data terkumpul dan kelegkapannya diperiksa, kemudian


dilakukan tabulasi yang diperoleh dari pengisisan kuesioner oleh
responden.

20
I. Analisa data

Melakukan analisa dan interprestasi data sesuai perhitungan dari variabel


untuk mengetahui pola makan terhadap kejadian obesitas pada masyarakat.
Analisa yang digunakan yang dibantu dengan komputerisasi.

J. Etika penelitian.

Etika penelitian bertujuan untuk melinungi hak-hak dengan menjamin


keberhasilan identitas responen dan kemungkinan terjadinya ancaman
terhadap kerahasiaan responden sebelum pelaksanaan penelitian yang akan
dilakukan meliputi :

1. Informasi consents

Lembar persetujuan untuk diberikan kepada responden yang akan diteliti


harus memenuhi kriteria inskluasi disertai judul penelitian serta manfaat
dari penelitian.

2. Anomity

Untuk menjaga kerahasian data responden, peneliti tidak akan


mencantumkan nama responen tapi lembar tersebut diberi kode.

3. Confidentiality ( kerahasiaan )

Kerahasiaan informasi dari responen dijamin oleh peneliti dan hanya


kelompok tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneliti.

21
DAFTAR PUSTAKA

Apriadji,W.H.1986.Gizi Keluarga. PT. Penebar Swadaya Anggota


IKAPI:Jakarta.

Brodbenner.C.,B dalam Wardlaw&Hampl (2007). Perpestive in Nutrition,


Seventh Edition & Diet in Obesity. Therapeutic Nutrition and Dieteties.

https://ismail125cc.blogspot.com/2014/06/contoh-proposal-penelitian-dengan-
judul.html (diakses pada tanggal 06 Desember 2019 pukul 15.00 WIB)

22

Anda mungkin juga menyukai