Disusun oleh :
Nama : Yulinda Ardiani
Kelas : 3A
Nim : 20171306
Prodi : D3 keperawatan
Mengetahui
Pembing/Tim Penguji
Pembimbing utama : (………….)
Pembimbing pendamping : (………….)
Penguji : (………….)
Mengetahui
1
KATA PENGANTAR
di Wilayah Kerja Posyandu Wonosalam 3 Kelurahan Wonosalam Kota Demak”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Eni Pujianti S.KM.,M.,Kes selaku Direktur Akper Krida Husada Kudus..
2. Icca Narayani S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai Pembimbing Pendamping yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian proposal ini.
3. Seluruh staf dosen dan staf administrasi Jurusan Diploma III keperawatan
yang Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal
yang berjudul “Gambaran Pola Makan Terhadap Kejadian Obesitas Pada
Masyarakat Di Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Pada
Tahun 2014” telah memberikan bantuan moril bagi penulis, baik dalam
proses pendidikan maupun dalam penyusunan proposal ini.
4. Sahabat-sahabatku yang telah menemaniku dalam suka maupun duka, yang
memberikucinta dan kebanggaan hidup yang tidak bisa penulis ungkapkan
dengan kata-kata.
5. Teristimewa dari lubuk hati yang dalam, penulis menghanturkan terima
kasih kepada keluargaku khususnya Bapak dan Ibu tercinta atas segala doa
dan pengorbanan yang diberikan, baik moril maupun kritikan dan saran
yang sifatnya membangun demi perbaikan proposal ini. Semoga proposal
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi
penulis.
Kudus 06 Desember 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................6
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
yang sangat tinggi menyebabkan epidemic penyakit kronis. Apabila
percepatan penyakit obesitas berlanjut seperti sekarang kemungkinan
sebagian besar populasi di Amerika Serikat menderita obesitas ( Soegih, 2009
hal 2 ).
5
dengan kondisinya saat ini, geraknya lamban dan tidak gesit, sedangkan
kehidupan sekarang yang sudah modern menuntut serba cepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola makan terhadap kejadian
obesitas pada masyarakat di kecamatan bonto bahari kabupaten bulukumba ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum.
Untuk mengetahui gambaran pola makan terhadap kejadian obesitas ?
2. Tujuan khusus.
a) Untuk mengetahui hubungan frekuensi makan dengan kejadian
obesitas ?
b) Untuk mengetahui hubungan jenis makanan dengan kejadian
obesitas ?
c) Untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan kejadian
obesitas ?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmiah.
Hasil peneliti diharapkan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan
merupakan bahan acuan dan bacaan bagi peneliti berikutnya.
2. Bagi institusi.
Sebagai bahan masukan atau sumber informasi bagi depkes dan institusi
terkait lainnya dalam rangka menentukan kebijaksanaan untuk mencegah
dan penanganan obesitas pada masyarakat.
3. Bagi peneliti.
Merupakan pengalam yang berharga bagi peneliti dalam mengaplikasikan
ilmu dan menambahkan wawasan mengenai obesitas pada masyarakat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Keseimbangan energi di dalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik yang berasal dari dalam tubuh yaitu regulasi fisiologis dan
metabolisme ataupun dari luar tubuh yang berkaitan dengan gaya hidup (
lingkungan ) yang akan mempengaruhi kebiasaan makan dan aktivitas
fisik. Regulasi fisiologis dan metabolisme dipengaruhi oleh genetik dan
juga lingkungan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa obesitas (
peningkatan lemak tubuh ) ± 70 % dipengaruhi oleh lingkungan dan ±30
% oleh genetik (Nugraha, dkk. 2009 ).
Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata, namun
merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung
membahayakan kesehatan seseorang ( Proverawati, 2010 ). Obesitas
merupakan faktor risiko untuk terjadinya berbagai penyakit seperti
diabetes Melitus ( dM ), batu empedu, penyakit kardiovaskuler ( PKV ),
hipertensi, osteoarthritis, dan kanker. Tingginya prevalensi obesitas akan
berkaitan dengan tingginya resiko untuk mendapatkan berbagai penyakit
tersebut. (Nugraha, dkk. 2009 ) .
2. Gejala Obesitas
Obesitas umumnya akan menunjukkan sejumlah gejala gangguan. Oleh
timbunan lemak yang sering terjadi adalah gangguan sesak nafas. Hal ini
umumnya disebabkan oleh timbunan lemak berlebihan dibawah diafragma
dan didalam dinding dada yang bias menekan paru-paru. Gangguan sesak
nafas bahkan terjadi meski penderita hanya melakukan aktivitas ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga
pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa
menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif
lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh
tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih
8
banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki ( Ivanto, 2010 )
obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40 %.
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100 %.
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan > 100 %.
Obesitas berat ditemukan sebanyak 5 % dari antara orang-orang yang
gemuk.
3. Pencegahan obesitas.
Untuk penanganan kegemukan berbeda-beda oleh setiap orang. Adapun
beberapa penanganan program pengendalian berat badan adalah sebagai
berikut :
a. Monitor diri sendiri
Tanamkan dalam diri untuk selalu hidup sehat dan makan sesuai
kebutuhan tubuh secara teratur.
b. Modifikasi perilaku untuk mempromosikan penurunan atau
mempertahankan berat badan.
c. Biasakan makan dengan gizi yang seimbang
d. Perlunya pendidikan tentang pola makan sehat.
Dasar untuk membiasakan pola makan dengan gizi seimbang adalah
pendidikan. Nilai pendidikan ini ialah mengubah paradigma dan
budaya makan yang semula tidak sehat menuju pola dan budaya
makan yang sehat ( Hidayah, 2011 ) .
e. Hindari banyak makan makanan yang tinggi lemak.
f. Olahraga secara teratur sehingga lemak dalam tubuh terbakar yang
keluar bersama keringat.
4. Pengukuran Obesitas.
Untuk mengetahui adanya obesitas, ada beberapa cara yang dilakukan
untuk menilai berat badan yaitu sebagai berikut :
a. Standar Harvard
Standar Harvard atau baku Harvard merupakan standar yang dibuat
berdasarkan perhitungan yang sangat sulit yang sangat teliti sehingga
9
diperoleh beberapa kategori berat badan seperti sehat, ideal, maupun
gemuk sehat.
b. Standar Metropolitan Life Insurance Company.
Standar ini dilakukan untuk mengetahui berat badan sehat dalam
menentukan status gizi dan kesehatan. Standar ini dapat dipakai untuk
mengetahui berat badan ideal orang dewasa diatas 25 tahun, baik pria
maupun pria. Seseorang dikatakan gemuk bila berat badannya lebih
dari 10 % berat badan maksimal ( angka terbesar ).
c. Pengukuran Lipatan lemak bawah kulit.
Metode pengukuran lipatan lemak bawah kulit memerlukan
keterampilan dan alat ukur khusus sehingga hal ini biasanya dilakukan
oleh seorang ahli. Penilaian kegemukan dilakukan dengaan cara
mengukur ketebalan lemak dibawah kulit yang terletak dibagian
belakang lengan atas ( triceps ). Dikatakan kegemukan bila ketebalan
lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.
d. Indeks Massa Tubuh ( IMT ).
IMT atau BMT ( body Massa Indeks ) merupakan suatu pengukuran
dengan menghubungkan atau membandingkan antara berat badan
dengan tinggi badan ( Proverawati, 2010 ).
Indeks Massa Tubuh ( kg/m²) didapatkan dengan cara sebagai berikut
:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)
IMT = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)
10
Obese I 25 – 29,9
Obese II ≥ 30
11
disimpan sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak
yang tidak terbatas.
1) Frekuensi makan
Ukuran atau porsi makan yang terlalu berlebihan juga dapat memiliki
banyak kalori dalam jumlah banyak dibandingkan dengan apa yang
dianjurkan untuk orang normal untuk konsumsi sehari-harinya. (
Proverawati, 2010).
Pola makan yang tidak terkendali biasa menyebabkan lambung, usus, dan
system percernaan setiap saat berada dalam kondisi tegang. Selain itu,
berbagai macam organ tubuh pun menjadi sulit dirawat atau bahkan tidak
12
terawat karena kelebihan beban dan muatan. Makanan yang berlebihan
inilah yang akan merusak tubuh dan otak.
Hasil penelitian ilmu gizi menemukan bahwa setelah makan berlebih, zat
yang disebut “ factor pertumbuhan tunas sel serat “dalam otak akan
bertambah banyak. Jika makan berlebihan berlangsung lama, pasti dapat
menyebabkan arteriosclerosis ( pergeseran pembuluh nadi ), serta
muncul gejala penurunan inteligensi dan penuaan dini pada otak. Selain
itu, kekenyangan dalam jangka lama juga bias menimbulkan penyakit
lambung ( Hidayah, 2011 )
Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan
yang dikonsumsi setiap kali makan. Dalam mengkonsumsi makanan
haruslah seimbang dengan kebutuhan remaja/dewasa yang di sesuaikan
dengan umur. Frekuensi yang telah di standarkan oleh Depkes dimana
anjurkan makan satu hari untuk rata-rata remaja/dewasa secara umum
orang Indonesia dengan energy 2550 kkl dan protein 60 bagi laki-laki
dan bagi perempuan energy 1900 dan proteinnya 50 ( Budi, 2012 )
2) Jenis makanan
Pemilihan makanan juga penting diperhatikan, makanan dan minuman
yang meningkatkan selera umumnya memiliki densitas energi cukup
tinggi, seperti makanan selingan yang dianggap sebagian orang bukan
makan dan tidak diperhitungkan member sumbangan besar terhadap
kegagalan program diet. Pemilihan makanan selingan yang rendah kalori
dan tinggi serat akan membantu mengendalikan selera makan,
mengontrol respon radikal bebas yang umumnya diproduksi lebih tinggi
akibat pembakaran energy. Kedisiplinan makan pada makanan utama
hendaknya tidak dilakukan secara drastic, tetapi penurunan energy
bertahap (Fatimah, 2009 ).
Makanan cepat saji cenderung mengandung sedikit serat, tetapi tinggi
gula, sehingga kadar gula darah akan naik dengan cepat ( Proverawati,
2010 ). Pada umunya, ketika makan, sebagian orang hanya
mementingkan rasa makanan dan tidak memperhatikan keseimbangan
13
gizinya. Akibatnya , makanan yang dikonsumsi menyebabkan berbagai
penyakit
3) Kebiasaan Makan
Penderita obesitas cenderung lebih responsive bila dibandingkan dengan
orang yang berat badannya normal, terhadap isyarat lapar eksternal,
seperti rasa dan bau makanan, atau waktunya untuk makan. Penderita
obesitas cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan pada saat
ia lapar. Pola makan berlebih akan menyebabkan mereka sulit untuk
keluar dari kondisi kegemukan atau obesitas, hal ini disebabkan mereka
tidak memiliki control diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi
berat badan mereka.
Obesitas terjadi karena ketiakseimbangan antara jumlah makanan yang
masuk dan keluar, serta kurang mengoptimalkan energi yang tersedia.
Pola makan makanan cepat saji juga dapat mempercepat tingkat obesitas.
Penelitian membuktikan bahwa orang yang makan direstoran cepat saji
secara teratur atau lebih dari dua kali dalam satu minggu memiliki
perbedaan bermakna antara empat sampai lima kilogram berat badannya
bila dibandingkan dengan orang-orang yang tidak makan di restoran
cepat saji.
Makanan cepat saji seperti burger, ayam goreng, dan kentang goreng
dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas secara cepat, hal ini
disebabkan jenis-jenis makanan tersebut mengandung tinggi lemak,
garam, dan juga kalori secara keseluruhan ( Proverawati, 2010)
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas
yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam
hari (sindroma makan pada malam hari). . Binge mirip dengan bulimia
nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya
pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang
telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak.
Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu
makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi
dan insomnia pada malam hari. . Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan
14
merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian
obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak
aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik
yang seimbang, akan mengalami obesitas ( Taufan, 2012 ).
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
B. Hipotesis
Dari kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian
sebagai berikut :
1. Ada hubungan frekuensi makan dengan kejadian obesitas pada
perempuan dan laki-laki.
2. Ada hubungan jenis makanan vengan kejadian obesitas pada perempuan
dan laki-laki.
3. Ada hubungan kebiasaan makan dengan kejadian obesitas.
C. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam menganalisis masing-masing variabel, maka perlu
dilakukan defenisi operasional variabel independen yaitu :
1. Obesitas.
Terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan pada responden yang
dinilai dengan indikator berat badan dan tinggi badan berdasarkan Indeks
Massa Tubuh ( IMT ).
Kriteria objektif :
Ya : Jika indeks massa tubuh ≥ 25
Tidak : Jika indeks massa tubuh < 25
16
2. Pola makan.
Pola makan dalam penelitian ini adalah jenis ( kelompok makanan ),
kebiasaan makan, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi oleh responden
setiap hari yaitu makanan yang mengandung lemak tinggi, pengawet,
penyedap, dan kolesterol.
Kriteria objektif :
Ya : Jika pola makan tidak teratur
Tidak : Jika pola makan teratur.
3. Frekuensi makan
Ukuran (jumlah makan ) atau porsi makan yang dikonsumsi sehari-hari
oleh responden.jumlah waktu makan dalam sehari, meliputi makanan
lengkap ( full meat) dan makanan selingan (snack). Makanan lengkap
biasanya diberikan tiga kali sehari (makan pagi, makan siang dan makan
malam),sedangkan makanan selingan biasa diberikan antara makan pagi
dan makan siang, antara makan siang dan makan malam ataupun setelah
makan malam. Frekuensi makan di suatu institusi berkisar antara tiga
hingga enam kali sehari tergantung dari biayaan tenaga kerja yang tersedia.
Waktu makan terdiri dari makan pagi, selingan pagi, makan siang,
selingan, makan malam serta selingan malam.
Kriteria objektif :
Ya : jika frekuensi makan banyak ( > 3 kali sehari ).
Tidak : jika frekuensi makan sedikit ( < 3 kali sehari ).
4. Jenis makanan
Pengkategorian makanan berdasarkan pada hitungan kalori, waktu makan
dan cara pengolahan (masak). Makanan terbagi atas 2 jenis yaitu makanan
ringan yaitu makanan yang dimakan sebagai selingan dan makan utama
yang memenuhi kebutuhan kalori tubuh sehari-hari. Makanan ringan atau
snack adalah makanan yang dikonsumsi untuk selingan di sela-sela makan
utama. Makanan utama terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk hewani dan
nabati, sayur dan buah, dan minuman. Sedangkan makanan ringan atau
snack terdiri dari snack basah dan snak kering maupun yang berkuah.
17
Kriteria objektif :
Ya : jika jenis makanan mengandung lemak tinggi dan sering makan
makanan ringan / selingan ( snack ).
Tidak : jika jenis makanan tidak mengandung lemak tinggi dan
tidak sering makan makanan ringan / selingan ( snack ).
5. Kebiasaan makan.
Kebiasaan yang dilakukan oleh responden pada saat makan. Kebiasaan
makan lebih personal dan terbentuk berdasarkan selera dan ketersediaan
makanan di tingkat rumah tangga.
Kriteria Objektif :
Ya : Jika kebiasaan makan tidak teratur.
Tidak : Jika kebiasaan makan teratur.
D. Desain Penelitian
2. Sampel
18
adalah 30 orang dengan menggunakan purposive sampling, yaitu dengan
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang dikenal sebelumnya. Adapun kriteria sampel penelitian sebagai
berikut :
a. Kriteria inskluasi
1) Warga yang bersedia untuk diteliti.
2) Warga yang dapat diajak berkomunikasi.
3) Warga yang sehat jasmani dan rohani.
b. Kriteria eksklusi
1) Warga yang tidak bersedia untuk diteliti.
2) Warga yang tidak dapat diajak berkomunikasi.
3) Warga yang tidak sehat jasmani dan rohani.
3. Cara pengambilan sampel.
G. Pengumpulan data
1. Cara pengumpulan data
19
Adalah data-data yang diperoleh langsung dari masyarakat yang
mengalami obesitas dengan menggunakan lembar kuesioner yang
telah disiapkan oleh peneliti.
b. Data Sekunder.
H. Pengolahan data
1. Editing
2. Koding.
3. Tabulasi.
4. Penetapan Skor
20
I. Analisa data
J. Etika penelitian.
1. Informasi consents
2. Anomity
3. Confidentiality ( kerahasiaan )
21
DAFTAR PUSTAKA
https://ismail125cc.blogspot.com/2014/06/contoh-proposal-penelitian-dengan-
judul.html (diakses pada tanggal 06 Desember 2019 pukul 15.00 WIB)
22