Anda di halaman 1dari 39

TEKNIK PENYULUHAN

PEMBANGUNAN KELUARGA LANSIA TANGGUH


DI KELOMPOK BINA KELUARGA LANSIA

TIM PENGARAH :
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Sp.GK
Prof. Dr. Saparinah Sadli, Psi

TIM PENULIS :
Prof. Tri Budi. W. Rahardjo Prof. Dr. Clara M. Kusharto, M.Sc
Dr. dr. Nugroho Abikusno, M.Sc Dr. Ir. Adhi Santika, MS, SH
Dr. Soemiarti Patmonodewo, Psikolog dr. D. Dian Indahwati, Sp.OG
dr. Upik Rukmini, MKM Evita Djaman, M.Psi., Psikolog
Dra. Juny Gunawan Ismet Syaifullah, AKS, MM
Drs. Furqan Ia Faried, MA Retno Dwi Sulistyowati, SH. MH
Nurlaila Susilowati, SKM, MKes Dra. Elly Irawan, MS, Psikolog
Lenny Widjaya, BSc Kartono Donousodo, SH, M.Pd
Masnuryati, SE Juli Yanto, S.Sos

TIM EDITOR :
Prof. Tri Budi. W. Rahardjo Dr. Sudibyo Alimoeso, MA
Nurlaila Susilowati, SKM, MKes Dra. Elly Irawan, MS, Psikolog
Dr. Ir. Adhi Santika, MS, SH Dra. Elisabeth Kuji

ILUSTRATOR:
Dr. Ir. Adhi Santika, MS, SH

TATA LETAK & DESAIN SAMPUL:


Ridwan Nugraha

I
Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Cetakan pertama
Jakarta, Juni 2014

Cetakan Kedua
Jakarta, 2015

Diperbolehkan memperbanyak dan menggandakan buku dengan


izin dari Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan,
tanpa mengubah isi.

ISBN 978-602-316-000-6

II
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................... i


SAMBUTAN KEPALA BKKBN .............................................. iii
SAMBUTAN DEPUTI KSPK ................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................. vii

A. PENDAHULUAN ............................................................ 1
B. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................... 1
C. KONSEP DASAR PENYULUHAN
DI KELOMPOK BINA KELUARGA LANSIA .................... 2
D. CARA MELAKUKAN PENYULUHAN PEMBANGUNAN
KELUARGA LANSIA TANGGUH DI KELOMPOK BKL ... 4
E. PRAKTIK PENYULUHAN PEMBANGUNAN
KELUARGA LANSIA TANGGUH DI KELOMPOK BKL .. 15
F. PENUTUP ..................................................................... 16

i
ii
SAMBUTAN
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Pasal 47 menyatakan
bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan
Pembangunan Keluarga melalui Pembinaan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga.
Kebijakan pembangunan keluarga sesuai Pasal 48 Ayat (1)
dilaksanakan melalui Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga yang diarahkan pada pemberdayaan keluarga dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil bahagia sejahtera.
Untuk membangun keluarga yang berkualitas, maka setiap keluarga
Indonesia didorong untuk memberikan perhatian pada 1.000 hari
pertama kehidupan anaknya, yakni sejak bayi lahir hingga anak
berusia 3 tahun. Selanjutnya, keluarga diharapkan mempunyai
keterampilan dan kemampuan dalam pengasuhan dan pembinaan
tumbuh kembang anak secara sempurna dan seimbang melalui
kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) yang membentuk keluarga-
keluarga Indonesia menjadi Orang Tua Hebat.
Ketika telah memasuki usia remaja, keluarga harus dapat membina
dan melindungi serta menyiapkan mereka menjadi Generasi Emas
agar terhindar dari bahaya Napza, HIV/AIDS, dan seks bebas
pranikah dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR)
atau Generasi Berencana (GenRe) yang dioperasionalkan melalui
kegiatan remaja di sekolah dan kampus-kampus, dengan
memanfaatkan Pusat Informasi Konseling (PIK) remaja/mahasiswa.
Bila telah memasuki masa praLansia, maka keluarga perlu
menyiapkan praLansia tersebut agar menjadi Lansia yang sehat, aktif,
mandiri, dan produktif sehingga mereka menjadi Lansia Tangguh.

iii
Untuk memberdayakan Lansia tersebut, Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengembangkan kegiatan
Bina Keluarga Lansia (BKL) yang saat ini telah berkembang di
sebagian besar kecamatan di seluruh Indonesia yang berjumlah 9.500
kelompok BKL. Berbagai pelayanan untuk Lansia dapat
dikembangkan di berbagai wadah yang sudah ada selama ini,
termasuk Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) yang
keberadaannya di tingkat provinsi, kabupaten/kota, sampai ke tingkat
kecamatan.
Kami sangat berharap agar Bahan Ajar Lansia Tangguh yang sudah
disusun oleh Keluarga Sahabat Lansia dapat digunakan oleh semua
instansi yang menangani Lansia karena materi ini disusun bersama
dengan memperhatikan kebutuhan yang diharapkan oleh para Lansia
tangguh dengan memperhatikan tujuh dimensi.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih serta apresiasi
yang tinggi kepada para anggota Keluarga Sahabat Lansia sebagai
tim penyusun yang sudah bekerja keras sehingga materi yang
dibutuhkan dapat selesai dengan baik.
Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Saparinah
Sadli, Psi yang tak henti-hentinya memberikan semangat bagi kita
semua agar peduli dan harus berbuat sesuatu bagi Lansia yang saat
ini jumlahnya semakin meningkat.

Jakarta, Juni 2014


Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Sp.GK

iv
SAMBUTAN
DEPUTI BIDANG KELUARGA SEJAHTERA
DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin


meningkatnya usia harapan hidup yang menyebabkan jumlah
penduduk lanjut usia (Lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.
Jumlah penduduk Lansia merupakan terbesar keempat setelah Cina,
India, dan Jepang. Berdasarkan Proyeksi Penduduk tahun 2014, saat
ini Lansia Indonesia berjumlah 20,8 juta atau empat kali jumlah
penduduk Singapura. Pada tahun 2035, jumlah Lansia diperkirakan
akan mencapai 80 juta, di mana setiap empat orang Indonesia
terdapat satu orang berumur di atas 60 tahun.
Dalam kehidupan sehari-hari, ditemui variasi permasalahan yang
dihadapi Lansia. Untuk itu, Lansia harus menjadi perhatian kita
semua, baik pemerintah, swasta, lembaga terkait, dan masyarakat
dalam penanggulangan permasalahan yang sangat bervariasi
tersebut.
Program Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
(sesuai Undang-undang No. 52 Tahun 2009) merupakan upaya
komprehensif dari pemerintah untuk membangun kualitas sumber
daya manusia (SDM) sebagai salah satu modal pembangunan
keluarga. Pembangunan Keluarga tersebut sudah dimulai sejak dalam
kandungan, kemudian sesudah anak lahir diberikan stimulasi dan
pengasuhan yang optimal melalui Bina Keluarga Balita (BKB).
Selanjutnya keluarga harus menyiapkan anak agar tumbuh menjadi
remaja yang perlu dipersiapkan menjadi Generasi Emas.
Ketika memasuki usia praLansia, berbagai upaya harus dipersiapkan
oleh Lansia itu sendiri maupun keluarga agar nantinya menjadi Lansia
yang sehat, aktif, mandiri, dan produktif yang disebut sebagai Lansia
Tangguh.

v
Lansia tangguh bukan merupakan beban bagi keluarga, masyarakat,
dan negara melainkan menjadi suatu potensi bagi pembangunan
keluarga. Potensi Lansia Tangguh tersebut dalam kehidupan sehari-
hari sangat berperan dalam masing-masing keluarga karena berperan
sebagai pengasuh anak cucu atau grand parenting, serta sebagai
motivator bagi program Pembangunan Keluarga.
Sebagai salah satu kepedulian dari BKKBN sesuai tugas pokok dan
fungsinya yaitu untuk meningkatkan pembangunan keluarga, maka
BKKBN bersama-sama dengan berbagai instansi pemerintah
menyusun suatu materi Lansia Tangguh yang komprehensif agar
keluarga yang mempunyai Lansia maupun Lansia itu sendiri
mendapatkan informasi yang lengkap sesuai kebutuhan para Lansia.
Kami harapkan agar Bahan Ajar Lansia Tangguh dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh berbagai instansi maupun pemerintah daerah
yang menangani Lansia dan menghimbau bila dibutuhkan dapat
menambah muatan lokal sesuai kebutuhan masing-masing instansi
atau daerah.

Jakarta, Juni 2014


Deputi Bidang Keluarga Sejahtera
dan Pemberdayaan Keluarga

Dr. Sudibyo Alimoeso, MA

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,


karena atas rahmat dan karunia-Nya dapat tersusunnya Bahan Ajar
Lansia Tangguh Tujuh Dimensi yang terdiri dari dua macam paket
buku, yaitu untuk fasilitator dan kader.
Penyusunan Bahan Ajar Lansia Tangguh Tujuh Dimensi ini dikoordinir
oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) bekerja sama dengan Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas
Lansia) bersama berbagai instansi pemerintah terkait (Kementerian
Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat), para Dokter, Psikolog, Akademisi, dan
pengelola panti Lansia yang menamakan komunitasnya sebagai
Keluarga Sahabat Lansia.
Adapun tujuan dari penyusunan Bahan Ajar Lansia Tangguh Tujuh
Dimensi ini agar materi yang diberikan kepada fasilitator maupun
kader Bina Keluarga Lansia (BKL) secara holistik dan integratif karena
sasaran di lapangan sama.
Kami berharap semoga Bahan Ajar Lansia Tangguh Tujuh Dimensi ini
dapat bermanfaat bagi seluruh instansi, organisasi, ataupun pemerhati
Lansia yang secara terus-menerus melakukan pelayanan,
perlindungan, dan pemberdayaan Lansia di Indonesia. Masukan dan
kritik membangun kami terima dengan senang hati untuk perbaikan
yang lebih sempurna.

vii
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun yang
telah berkontribusi dan sehingga Bahan Ajar Lansia Tangguh Tujuh
Dimensi dapat tersusun dengan baik dan tepat waktu.

Jakarta, Juni 2014


Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia
dan Rentan

Dra. Elisabeth Kuji

viii
TEKNIK PENYULUHAN
PEMBANGUNAN KELUARGA LANSIA TANGGUH
DI KELOMPOK BKL

A. PENDAHULUAN

Kegiatan penyuluhan Bina Keluarga Lansia (BKL)


yang dilakukan oleh kader BKL merupakan forum
penyuluhan yang bermanfaat untuk pemberdayaan
keluarga yang memiliki Lansia dan Lansia dalam
rangka mewujudkan Pembangunan Keluarga
Lansia Tangguh. Di samping itu kegiatan
penyuluhan BKL yang dilaksanakan oleh kader
BKL sebagai agen perubahan merupakan wahana
sosialisasi dan silaturahim sesama keluarga
Agar penyuluhan BKL yang dilakukan oleh kader
BKL terarah dan bermanfaat, diperlukan bahan
ajar tentang teknik penyuluhan. Bahan ajar ini
menguraikan tentang cara-cara melakukan
penyuluhan di kelompok BKL.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta
diharapkan dapat mempraktikkan cara
melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan
program Pembangunan Keluarga Lansia
Tangguh di kelompok BKL.

1
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bahan ajar ini, peserta
dapat menjelaskan:
a. menjelaskan konsep dasar penyuluhan di
kelompok BKL
b. menjelaskan cara melakukan penyuluhan di
kelompok BKL
c. mempraktikkan cara melakukan penyuluhan
di kelompok BKL.
C. KONSEP DASAR PENYULUHAN DI KELOMPOK
BINA KELUARGA LANSIA

1. Apa pengertian penyuluhan di kelompok


BKL ?
Penyuluhan di kelompok BKL adalah
penyampaian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan anggota
kelompok BKL tentang Pembangunan Keluarga
Lansia Tangguh. Kegiatan pertemuan
penyuluhan di kelompok BKL dilaksanakan
sesuai dengan kesepakatan antara kader
kelompok BKL dan anggota kelompok BKL,
serta petugas lapangan KB sebagai pembina
kelompok BKL di wilayah kerjanya. Tempat dan
waktu pelaksanaan pertemuan penyuluhan
disepakati bersama.

2
2. Apa tujuan penyuluhan di kelompok BKL ?
a. Mewujudkan pembangunan keluarga Lansia
tangguh berdasarkan tujuh dimensi Lansia
Tangguh.
b. Lansia yang tergabung dalam kelompok
BKL tetap sehat, mandiri, aktif, dan
produktif.

3. Siapa sasaran penyuluhan di kelompok


BKL ?
a. Sasaran langsung
1) Keluarga yang memiliki Lansia, baik
Lansia tersebut sebagai orang tuanya
maupun Lansia lain yang menjadi
tanggung jawab keluarga tersebut.
2) Keluarga yang keadaannya sudah
berusia lanjut (suami dan istri Lansia)
b. Sasaran tidak langsung
1) Tokoh atau anggota masyarakat yang
peduli Lansia
2) Organisasi masyarakat atau LSOM
yang peduli Lansia

Penyuluhan program BKL kepada LSOM, tokoh


masyarakat dan anggota masyarakat peduli,
dimaksudkan agar mereka dapat berperan
sebagai agen perubahan dan narasumber yang
dapat menyosialisasikan program BKL di
lingkungannya.

3
4. Siapa yang harus melakukan penyuluhan di
kelompok BKL ?
a. Kader BKL yang sudah mendapat pelatihan
atau orientasi Pembangunan Keluarga
Lansia Tangguh
b. Kader BKL dapat meminta bantuan
PLKB/PKB, guru, dokter Puskesmas, TP
PKK atau narasumber lain yang sudah
mendapatkan pelatihan atau orientasi
Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh.

D . C AR A M E L AK U K AN P E N YU LU H AN D I
KELOMPOK BKL
1. Apa saja paket materi dan jadwal
penyuluhan di kelompok BKL?
Dalam pertemuan penyuluhan di kelompok BKL
tersedia paket materi penyuluhan yang telah
disusun sebanyak 13 kali pertemuan. Periode
pertemuan penyuluhan di kelompok dianggap
berakhir apabila kader BKL sudah melakukan
penyuluhan kepada peserta kelompok BKL
secara runtut sebanyak 13 kali pertemuan.
Paket materi dan jadwal penyuluhan
Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh di
Kelompok BKL yang harus dilakukan kader
bersama anggota kelompok BKL adalah
sebagai berikut.

4
Tabel 1. Paket Materi dan Jadwal Penyuluhan Pembangunan
Keluarga Lansia Tangguh di Kelompok BKL

Jadwal Pertemuan Materi Pertemuan

Pertemuan ke-1 Kebijakan Pembangunan Keluarga


Pertemuan ke-2 Konsep Dasar Lansia Tangguh
Pertemuan ke-3 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi Spiritual

Pertemuan ke-4 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi


Intelektual
Pertemuan ke-5 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi Fisik

Pertemuan ke-6 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi Fisik


(lanjutan)
Pertemuan ke-7 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi Fisik
(lanjutan)
Pertemuan ke-8 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi
Emosional
Pertemuan ke-9 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi
Emosional (lanjutan)
Pertemuan ke-10 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi Sosial
Kemasyarakatan
Jadwal Pertemuan Materi Pertemuan

Pertemuan ke-11 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi


Profesional Dan Vokasional
Pertemuan ke-12 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi
Profesional dan Vokasional (lanjutan)
Pertemuan ke-13 Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh Dimensi
Lingkungan
Catatan: apabila dalam setiap pertemuan ada materi yang belum
terselesaikan maka dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

5
2. Bagaimana tata laksana pertemuan
penyuluhan di kelompok BKL?
Setiap pertemuan yang merupakan kegiatan
penyuluhan BKL dipimpin oleh kader yang
bertanggung jawab, didampingi oleh petugas
yang kompeten, seperti petugas kesehatan dan
Petugas lapangan KB. Setiap kegiatan
penyuluhan BKL, kader akan mengikuti pola
tahapan sebagai berikut.
a. Pembukaan;
b. Pembahasan bagian inti; dan
c. Penutup.
Apa saja yang harus dilakukan dalam
kegiatan bagian pembukaan?
a. Senam bersama atau olah raga (30
menit)
Kegiatan ini merupakan kegiatan
pemanasan dalam bentuk olah raga ringan
atau senam yang sesuai dengan kondisi
Lansia sebelum dilakukan penyuluhan di
kelompok BKL. Senam sebaiknya dipimpin
oleh kader, keluarga Lansia, Lansia
anggota kelompok BKL secara bergantian.
Maksud kegiatan ini agar Lansia tetap segar
bugar dan anggota kelompok BKL siap
mengikuti kegiatan penyuluhan.

6
b. Pemeriksaan kesehatan sederhana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan oleh
petugas kesehatan setempat atau kader
yang terlatih. Pemeriksaan sederhana
meliputi pengukuran berat badan dan tinggi
badan, pemeriksaan denyut nadi dan
tekanan darah menggunakan tensimeter.
Apabila memungkinkan dapat pula
dilakukan tes kadar asam urat, gula darah,
kolesterol, dan pemberian obat ringan bagi
yang mengalami gangguan, serta konsultasi
kesehatan.
Lamanya pemeriksaan disesuaikan dengan
jumlah Lansia. Bagi Lansia yang
bermasalah dengan penyakit diberi rujukan
ke Puskesmas atau rumah sakit.

7
c. Curhat (curahan hati) permasalahan
Lansia
Kader BKL memberikan kesempatan
kepada peserta pertemuan untuk
mengungkapkan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi, baik oleh
Lansia maupun keluarga Lansia.
Selain itu membahas permasalahan Lansia
yang berkaitan dengan permasalahan
dalam penerapan dimensi Lansia Tangguh
yang telah merupakan pekerjaan rumah
(PR) dalam pertemuan sebelumnya.
Kader juga harus selalu mengingatkan
keluarga yang mempunyai Lansia dalam
kesertaan ber-KB.
Kegiatan ini untuk memanfaatkan waktu
sambil menunggu peserta lain hadir dalam
pertemuan. Apabila peserta kelompok BKL
telah hadir semua dan tidak ada lagi
peserta yang perlu ditunggu, dilanjutkan
dengan pembahasan bagian inti.

8
Apa saja yang perlu dilakukan dalam
pertemuan penyuluhan bagian inti?
Setiap kegiatan pertemuan penyuluhan kader
melaksanakan kegiatan sebagai berikut.
1. Penjelasan materi (penyuluhan) oleh kader
sesuai dengan topik materi pada pertemuan
tersebut.
Misalnya pertemuan ke-5 membahas tentang
Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh
Dimensi Fisik. Sebaiknya satu hari sebelum
pertemuan penyuluhan kader melakukan hal-
hal sebagai berikut.
a. Mempelajari topik tersebut terlebih
dahulu, dan mendiskusikan dengan kader
lainnya tentang bahan ajar atau Buku
Pegangan Kader Lansia Tangguh dengan
7 Dimensi.
b. Menyiapkan media partisipatif sesuai
dengan topik materi pertemuan
penyuluhan, misalnya untuk pertemuan
ke-5, 6, dan 7 menggunakan media
Beberan Tangga Lansia Sehat dan
Produktif.
c. Menyiapkan media atau alat bantu lain
yang akan dipakai dalam penyuluhan
yang tersedia di BKL-kit.
d. Jika BKL–kit belum tersedia, dibutuhkan
kreativitas kader misalnya mencari

9
gambar-gambar atau membuat media
partisipatif lain yang mendukung
pelaksanaan penyuluhan.
Media atau alat bantu penyuluhan ini sangat
membantu untuk memudahkan peserta
pertemuan menyerap materi penyuluhan
sesuai dengan topik yang dibahas dalam
pertemuan itu.
Selama proses penyuluhan, sebaiknya:
a. Kader menggunakan pendekatan
pendidikan orang dewasa dengan cara
mengajak peserta untuk mendiskusikan
dan menggali pengalaman peserta dalam
menjaga kesehatan fisik Lansia. Hindari
kesan menggurui selama memberikan
penyuluhan;
b. Kemungkinan ada juga bahan
pembahasan lain yang merupakan
muatan lokal yang dapat didiskusikan
bersama. Misalnya tentang makanan
sehat bagi Lansia, obat-obatan tradisional
yang dapat menjaga stamina Lansia,
memelihara kesehatan reproduksi Lansia
dan lain-lain;
c. Hindari komunikasi satu arah selama
penyuluhan dan memberikan
kesempatan bertanya kepada peserta;

10
d. Tekankan bahwa dalam pertemuan ini
kader dengan peserta sama-sama
belajar, membahas dan mendiskusikan.
Apabila hal ini dilakukan dengan baik,
proses penerimaan materi penyuluhan
akan mudah diterima oleh peserta.

2. Praktik/demonstrasi sesuai dengan topik


yang disampaikan
Pada waktu praktik digunakan media baik
berupa media partisipatif maupun media/alat
bantu lainnya. Misalnya untuk pertemuan ke-
5 yang membahas tentang Pembangunan
Keluarga Lansia Dimensi Fisik, kader dapat
digunakan media parrtisipatif media Beberan
Tangga Lansia Sehat dan Produktif.
Sedangkan media/alat bantu lainnya dapat
digunakan formulir Pemeriksaan Status
Mental Mini (MMSE) dengan cara sebagai
berikut:
a. Bagikan formulir Pemeriksaan Status
Mental Mini (MMSE) kepada setiap
peserta pertemuan penyuluhan.
b. Minta peserta mempraktikkan cara
mengisi formulir Pemeriksaan Status
Mental Mini (MMSE).

11
c. Kader bersama-sama dengan peserta
membahas hasil pengisian formulir
MMSE dengan menghitung nilai total yan
diperoleh dari hasil pengisian tersebut.
d. Apabila nilai skor mencapai 0 s/d 20
berarti Lansia tersebut sudah mulai
mengalami penurunan daya ingat dan
harus dikonsultasikan/dirujuk ke dokter.
Alternatif untuk praktik/demonstrasi dapat
juga dilakukan oleh kader misalnya
memperagakan penggunaan bola karet
untuk melatih otot, mendemonstrasikan cara
membuat makanan sehat dan seimbang bagi
Lansia.
3. Penugasan Pekerjaan Rumah (PR)
Kader menugaskan anggota BKL melakukan
pengamatan di keluarga masing-masing
tentang penerapan materi yang baru
disampaikan dan merupakan PR untuk
dibahas pada pertemuan berikutnya.
Selanjutnya selesai pembahasan bagian inti,
pertemuan penyuluhan dilakukan dengan
pembahasan bagian penutup.

12
Apa saja yang perlu disampaikan dalam
bagian penutup pertemuan penyuluhan BKL?
Pada bagian penutup pertemuan penyuluhan
kader melaksanakan kegiatan sebagai berikut.
1. Menyampaikan kesimpulan
Bagian penutup dalam pertemuan
penyuluhan BKL hendaknya memberikan
makna yang bermanfaat bagi peserta. Dalam
bagian penutup kader menyimpulkan materi
inti sesuai dengan topik bahasan apabila
semua peserta telah memahami isi dari topik
bahasan. Tanyakan dan jelaskan kembali
hal-hal yang belum dikuasai oleh peserta
sesuai dengan topik bahasan.
2. Mengingatkan pertemuan yang akan datang
Kader membuat kesepakatan dengan
peserta untuk pertemuan penyuluhan yang
akan datang, baik yang berkaitan dengan
tempat, waktu, maupun penjadwalan.
3. Berdoa bersama
Kegiatan pertemuan penyuluhan diakhiri
dengan doa bersama yang dapat dipimpin
oleh peserta secara bergantian.
4. Membuat catatan kegiatan
Setelah seluruh kegiatan selesai dan peserta
pulang, kader mengisi formulir R/1/BKL/10
dan C/1/BKL/10. Selain itu kader dapat juga

13
melanjutkan dengan kegiatan kunjungan
rumah apabila ditemui ada Lansia/keluarga
Lansia yang tidak hadir selama dua kali
pertemuan berturut-turut.

14
E. PRAKTIKMELAKUKAN PENYULUHAN DI
KELOMPOK BKL
Kegiatan praktik penyuluhan pembangunan
keluarga Lansia tangguh di kelompok BKL dalam
proses pembelajaran/pelatihan dilakukan dalam
bentuk simulasi teknik pertemuan penyuluhan
sesuai dengan tata laksana pertemuan
penyuluhan. Simulasi dilakukan dengan membagi
peserta ke dalam beberapa kelompok yang akan
ditugaskan melakukan penyuluhan dengan
topik/dimensi Lansia tangguh yang berlainan.

15
F. PENUTUP
Teknik penyuluhan pembangunan keluarga Lansia
tangguh di kelompok BKL merupakan inti dari
seluruh rangkaian pelaksanaan kegiatan di
kelompok BKL. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka kader perlu memperhatikan setiap tahapan
kegiatan baik dalam bagian pembukaan, bagian
inti, maupun bagian penutup. Di samping itu, agar
pertemuan penyuluhan dapat berlangsung dengan
lancar, kader harus selalu mempersiapkan diri
sebelum pelaksanaan pertemuan penyuluhan
dengan cara mempelajari terlebih dahulu setiap
bahan ajar/materi yang akan disampaikan pada
pertemuan penyuluhan.
Untuk terwujudnya upaya pembangunan Lansia
tangguh, maka setiap anggota kelompok BKL
diharapkan dapat menerapkan materi penyuluhan,
dengan pemantauan dari kader.

16
RANCANGAN FASILITASI PEMBELAJARAN
TEKNIK PENYULUHAN PEMBANGUNAN KELUARGA
LANSIA TANGGUH
DI KELOMPOK BKL

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan akan
dapat:
1. menjelaskan konsep dasar penyuluhan di kelompok BKL
2. menjelaskan cara melakukan penyuluhan di kelompok
BKL
3. mempraktikkan cara melakukan penyuluhan di kelompok
BKL

B. Waktu : 180 menit (4 JP)

C. Rincian Kegiatan Fasilitasi Pembelajaran

Topik Waktu Metode Media


1. Pengantar 5 menit Ceramah Slide 1 dan 2
singkat
2. Konsep Dasar 15 menit  Curah  Slide 3 s/d 7
Penyuluhan pendapat  Flipchart/papan
Pembangunan  Ceramah tulis
Keluarga Lansia Tanya
Tangguh di Jawab (CTJ)
Kelompok BKL

3. Cara Melakukan 45 menit  Curah  Slide 8 s/d 18


Penyuluhan pendapat  Flipchart/papan
Pembangunan  CTJ tulis
Keluarga Lansia  Diskusi
Tangguh di kelompok
Kelompok BKL

Topik Waktu Metode Media

17
4. Praktik 110  Diskusi  Skenario simulasi
Penyuluhan menit kelompok penyuluhan
Pembangunan  Simulasi  Flipchart/papan
Keluarga Lansia  CTJ tulis
Tangguh di  Bahan ajar seri 04,
Kelompok BKL 05, dan 06
 Media beberan
Tangga Lansia
Sehat dan
Produktif
 Media Kartu Ajaib
Lansia Handal dan
Trampil
 Media Poster Seri
Terbuka Lansia
Mantap dan
Berdaya
5. Penutup 5 menit Ceramah  Slide 2 dan 19
singkat  Bahan ajar Teknik
Penyuluhan
Pembangunan
Keluarga Lansia
Tangguh di
Kelompok BKL

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pengantar 5 menit

Kegiatan

a. Ucapkan salam dan perkenalkan diri kepada peserta.


b. Tayangkan slide 1 dan 2 tentang tujuan pembelajaran
pada bahan ajar.
c. Sampaikan kepada peserta bahwa bahan ajar ini
merupakan bagian akhir dari rangkaian paket pelatihan
pembangunan Lansia tangguh.

18
d. Sampaikan kepada peserta bahwa pembahasan,
metode dan media yang dipergunakan dalam bahan
ajar ini akan mempermudah ketrampilan peserta (kader)
dalam mempraktikkan teknik penyuluhan di kelompok
BKL.
e. Oleh sebab itu, partisipasi aktif seluruh peserta dalam
melakukan simulasi teknik penyuluhan sangat
diperlukan.

2. Konsep Dasar Penyuluhan di Kelompok BKL 15 menit

Kegiatan

a. Fasilitator menanyakan kepada peserta mengenai


pengertian dan tujuan teknik penyuluhan di kelompok
BKL. Catat jawaban peserta pada papan tulis/flipchart,
kemudian simpulkan. Tayangkan slide 3 s/d 5
b. Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta
mengenai sasaran penyuluhan dan siapa yang harus
melakukan penyuluhan di kelompok BKL. Catat
jawaban peserta pada papan tulis/flipchart, kemudian
simpulkan. Tayangkan slide 6 dan 7

Cara Melakukan Penyuluhan di Kelompok


3. 45 menit
BKL

Kegiatan

a. Fasilitator menjelaskan tentang materi dan jadwal


pertemuan penyuluhan di kelompok BKL sambil
menayangkan slide 8 s/d 10. Bahas bersama dan beri
kesempatan peserta untuk bertanya.

19
b. Fasilitator menanyakan kepada peserta apa yang
diketahui dari pengalaman mereka tentang tata laksana
pertemuan penyuluhan. Kemudian minta pada peserta
untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada pertemuan penyuluhan yang meliputi pembukaan,
pembahasan bagian inti, dan penutup
c. Fasilitator memberikan klarifikasi dan penjelasan
melalui penayangan slide 11 s/d 18.

Praktik Penyuluhan Pembangunan Keluarga 110 menit


4.
Lansia Tangguh di Kelompok BKL

Kegiatan

Fasilitator membagi peserta kedalam 3 kelompok dan


menugaskan setiap kelompok untuk melakukan simulasi
penyuluhan pembangunan keluarga Lansia tangguh di
kelompok BKL dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Fasilitator menjelaskan cara melakukan simulasi sesuai
dengan tahapan pertemuan penyuluhan dan topik yang
diberikan oleh fasilitator (5 menit).
b. Setiap kelompok mendiskusikan, menyepakati, dan
mempersiapkan rancangan materi dan media
partisipatif yang akan digunakan dalam pertemuan
penyuluhan. Selain itu menyepakati dan menentukan
peran setiap peserta yang terdiri dari kader dan peserta
pertemuan penyuluhan. Selanjutnya setiap kelompok
melakukan simulasi dengan tugas sebagai berikut.(25
menit)
1) Kelompok 1 : melakukan simulasi tentang
pembangunan keluarga Lansia
tangguh dimensi intelektual;

20
2) Kelompok 2 : melakukan simulasi tentang
pembangunan keluarga Lansia
tangguh dimensi fisik;
3) Kelompok 3 : melakukan simulasi tentang
pembangunan keluarga Lansia
tangguh dimensi emosional.
c. Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk
melakukan simulasi sesuai dengan skenario (20 menit)
secara bergantian. Pada saat kelompok yang ditunjuk
melakukan simulasi, kelompok lain melakukan
pengamatan.
d. Fasilitator menyampaikan ulasan/tanggapan setelah
seluruh kelompok melakukan praktik penyuluhan. Beri
kesempatan kepada peserta untuk memberikan saran
tentang tata laksana pertemuan penyuluhan.(20 menit)

5. Penutup 5 menit

Kegiatan

a. Simpulkan kegiatan pembelajaran ini dengan


menyampaikan kembali bahwa Teknik Penyuluhan
Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh di kelompok
BKL merupakan inti dari seluruh rangkaian pelaksanaan
kegiatan di kelompok BKL.
b. Kader perlu memperhatikan setiap tahapan kegiatan
baik dalam bagian pembukaan, bagian inti, maupun
bagian penutup. Di samping itu, kader harus selalu
mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan pertemuan
penyuluhan dengan cara mempelajari terlebih dahulu
setiap bahan ajar/materi yang akan disampaikan pada
pertemuan penyuluhan.

21
c. Agar peserta kelompok BKL dapat menerapkan materi
penyuluhan, sebaiknya kader dapat memantau
ketrampilan peserta yang dilakukan di rumah/PR.
d. Tayangkan slide 2 dan 19 serta bagikan bahan ajar
Teknik Penyuluhan Pembangunan Keluarga Lansia
Tangguh di kelompok BKL.

22
TEKNIK PENYULUHAN
PEMBANGUNAN KELUARGA LANSIA TANGGUH
DI KELOMPOK BINA KELUARGA LANSIA (BKL)

Disampaikan Oleh:

23
Tujuan Pembelajaran Pengertian Penyuluhan Di Kelompok BKL
Kompetensi dasar: • Penyuluhan kelompok BKL adalah penyampaian
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diharapkan dapat
mempraktikkan cara melakukan penyuluhan yang berkaitan informasi untuk meningkatkan pengetahuan,
dengan program Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh di sikap dan ketrampilan anggota kelompok BKL
kelompok BKL
tentang pembangunan keluarga Lansia tangguh.
Indikator keberhasilan:
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diharapkan
dapat:
a.Menjelaskan konsep dasar penyuluhan di kelompok BKL
b.Menjelaskan cara melakukan penyuluhan di kelompok BKL
c. Mempraktikkan cara melakukan penyuluhan di kelompok
BKL
Siapa yang harus Melakukan Penyuluhan di
Tujuan Penyuluhan Di Kelompok BKL
Kelompok BKL?
a. Mewujudkan pembangunan keluarga Lansia • Kader BKL yang sudah mendapat
tangguh berdasarkan tujuh dimensi Lansia pelatihan/orientasi Pembangunan Keluarga Lansia
Tangguh. Tangguh
• PLKB/PKB, guru, dokter Puskesmas, TP PKK atau
b. Lansia yang tergabung dalam kelompok BKL narasumber lain yang sudah mendapatkan
tetap sehat, mandiri, aktif, dan produktif pelatihan atau orientasi Pembangunan Keluarga
Lansia Tangguh

24
Sasaran Penyuluhan di Kelompok BKL
Sasaran langsung
• Keluarga yang memiliki Lansia, baik Lansia tersebut
sebagai orang tuanya maupun Lansia lain yang
menjadi tanggung jawab keluarga tersebut.
• Keluarga yang keadaannya sudah berusia lanjut
(suami dan istri Lansia)
Sasaran tidak langsung
• Tokoh atau anggota masyarakat yang peduli Lansia
• Organisasi masyarakat atau LSOM yang peduli Lansia
PAKET MATERI DAN JADWAL TATA LAKSANA
PENYULUHAN BKL PERTEMUAN PENYULUHAN
Jadwal Pertemuan Materi Pertemuan
Pertemuan ke-1 Kebijakan Pembangunan Keluarga Program KB
A. Pembukaan
Pertemuan ke-2 Konsep dasar Lansia tangguh
Pertemuan ke-3 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi spiritual
B. Pembahasan bagian inti
Pertemuan ke-4 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi intelektual
C. Penutup
Pertemuan ke-5 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi fisik
Pertemuan ke-6 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi fisik
(lanjutan)
Pertemuan ke-7 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi fisik
(lanjutan)

25
MATERI PENYULUHAN ... (lanjutan) Tata Laksana ... (lanjutan)

Jadwal Pertemuan Materi Pertemuan A. BAGIAN PEMBUKAAN


1. senam Lansia atau olahraga 30 menit;
Pertemuan ke-8 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi emosional 2. pemeriksaan kesehatan sederhana;
a. pengukuran berat dan tinggi badan, denyut nadi dan tekanan
Pertemuan ke-9 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi emosional darah;
b. Lansia yang bermasalah dirujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
(lanjutan) 3. Curahan hati (Curhat) yang membahas mengenai:
Pertemuan ke-10 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi sosial a. permasalahan-permasalahan yang dihadapi, baik oleh Lansia
maupun keluarga Lansia;
kemasyarakatan b. membahas permasalahan Lansia yang berkaitan dengan
permasalahan dalam penerapan dimensi Lansia Tangguh yang
Pertemuan ke-11 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi profesional dan merupakan PR dalam pertemuan sebelumnya;
vokasional c. selalu mengingatkan keluarga yang mempunyai Lansia dalam
kesertaan ber-KB
Pertemuan ke-12 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi profesional dan (Kegiatan dipimpin oleh kader, kalau ada didampingi oleh petugas yang
kompeten)
vokasional (lanjutan)
Pertemuan ke-13 Pembangunan keluarga Lansia tangguh dimensi lingkungan
Tata Laksana ... (lanjutan) Bagian Inti ... (lanjutan)

BAGIAN INTI Pada saat membahas topik baru :


1. Penjelasan materi (penyuluhan) oleh kader sesuai
dengan topik materi pada pertemuan tersebut a. kader menggunakan pendekatan pendidikan orang
Misalnya pertemuan ke- V membahas tentang dewasa;
Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh dimensi b. pembahasan muatan lokal dengan metode diskusi;
Fisik, sebaiknya satu hari sebelum pertemuan
penyuluhan kader melakukan hal-hal sebagai c. hindari komunikasi satu arah dan beri kesempatan
berikut: bertanya;
a.Mempelajari topik tersebut terlebih dahulu dan d. tekankan bahwa kader dengan peserta sama-sama
mendiskusikan dengan kader lainnya tentang belajar, membahas dan mendiskusikan.
bahan ajar atau Buku Pegangan Kader Lansia
Tangguh dengan 7 Dimensi;

26
Tata Laksana ... (lanjutan) Bagian Inti ... (lanjutan)

b. Menyiapkan media partisipatif sesuai dengan 2. Praktik/demontrasi sesuai dengan topik yang disampaikan
Gunakan media partisipatif maupun media alat bantu lainnya.
topic materi pertemuan penyuluhan, Misal: untuk pertemuan ke 5 media Beberan Tangga Lansia Sehat
misalnya untuk pertemuan ke-5,6 dan 7 dan Produktif. Media/alat bantu lainnya dapat mempergunakan
menggunakan media Beberan Tangga Lansia bola karet untuk melatih otot atau menggunakan media formulir
Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE) dengan cara sebagai
Sehat dan Produktif; berikut:
c. Menyiapkan media atau alat bantu lain yang a. Bagikan formulir MMSE kepada setiap peserta pertemuan
akan dipakai dalam penyuluhan yang tersedia penyuluhan.
b. Minta peserta mempraktikkan cara mengisi formulir MMSE.
di BKL-Kit; c. Kader bersama-sama dengan peserta membahas hasil
d. Jika BKL-kit belum tersedia, dibutuhkan pengisian formulir MMSE dengan menghitung nilai total yang
diperoleh dari hasil pengisian tersebut.
kreativitas kader misalnya mencari gambar- d. Apabila nilai skor mencapai 0 s/d 20 berarti Lansia tersebut
gambar atau membuat media partisipatif lain sudah mulai penurunan daya ingat dan harus
yang mendukung pelaksanaan penyuluhan. dikonsultasikan/dirujuk ke dokter.
Bagian Inti...(lanjutan)

3. Penugasan Pekerjaan Rumah (PR):


Kader menugaskan anggota BKL melakukan
pengamatan di keluarga masing-masing
tentang penerapan materi yang baru
disampaikan dan merupakan pekerjaan rumah
(PR) untuk dibahas pada pertemuan
berikutnya.

27
Tata Laksana ... (lanjutan)

KEGIATAN PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Mengingatkan pertemuan yang akan datang
3. Berdo’a bersama
4. Membuat catatan kegiatan/kunjungan rumah jika
Lansia tidak hadir dalam pertemuan selama 2 kali
berturut-turut

Anda mungkin juga menyukai