Anda di halaman 1dari 38

Martiningsih.

Sst.M,Kes
Pengertian Ketahanan Keluarga

• Ketahanan keluarga adalah kemampuan


keluarga untuk mengelola sumber daya dan
masalah yang dihadapi keluarga agar keluarga
sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan seluruh
anggota keluarga (Sunarti 2001).
Pendekatan Terpadu Kerangka Kerja Sosio-
ekologis

Pendekatan

Pendekatan

Pendekatan

Pendekatan

3
LATAR Individu

BELAKANG

Issue
Keluarga Negara
Keluarga

Masyarakat

4
Konsep Ketahanan Keluarga

Konsep Keluarga:
• Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
atau ibu dan anaknya (UU no. 52 tahun 2009).

• Unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan


landasan dari semua institusi, merupakan kelompok primer yang
terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi
interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi

5
Konsep Ketahanan Keluarga
Ketahanan Keluarga Indonesia

KETAHANAN KETAHANAN KETAHANAN


FISIK EKONOMI SOSIAL KETAHANA
KELUARGA PSIKOLOGI N SOSIAL
BUDAYA

Legalitas, Struktur dan


kesetaraan dan kemitraan gender

6
8 Fungsi Keluarga

1. Fungsi Keagamaan,
2. Fungsi Sosial Budaya,
3. Fungsi Cinta Kasih,
4. Fungsi Melindungi,
5. Fungsi Reproduksi,
6. Fungsi Sosialisasi dan
Pendidikan,
7. Fungsi ekonomi,
8. Fungsi Pembinaan
Lingkungan

7
Komponen Ketahanan
Keluarga
Situasi Komponen
Keluarga
Pengangguran sekitar 5%; 61% Penghasilan Kepemilikan Sekitar 60%
60-69% tidak punya
perempuan dan 99% laki-laki per kapita Rp. tabungan tidak mempunyai rumah
dan tanah
data
mempunyai pekerjaan 638.000 ada data

KETAHANAN EKONOMI

Akte nikah:
Data tidak ada 20% Balita BB 63.7% persalinan ditolong bidan;
kurang dokter 17%; dukun 17%

50% Balita punya LEGALITAS


akta kelahiran KEUTUHAN KETAHANAN FISIK

2.8% bercerai, 2.1% KESETARAAN GENDER


ditinggal mati, 1.5% Sekitar 60% keluarga Kondisi rumah
keluarga dengan KK mempunyai rumah tidak ada data
perempuan, 10% dan tanah KETAHANAN
anak tidak tinggal KELUARGA
dengan ibu kandung 30-40% istri setuju 64% perempuan dan
suaminya melakukan 60% laki-laki
65% penghasilan kekerasan berpendidikan SMP atau
keluarga lebih
penggunaannya
ditentukan oleh istri KETAHANAN
SOSIAL PSIKOLOGI

1.62% anak kawin pada usia


10-17 tahun, jumlah anak nakal 2.9% anak
54.712 (2011) drop out

KETAHANAN SOSIAL
BUDAYA

Merawat orang Partisipasi dalam Menjalankan Komunikasi dengan


tua lansia; Data masyarakat tidak ada ibadah tidak ada keluarga; tidak ada 11
tidak ada data data data
Situasi Komponen Ketahanan Keluarga
Komponen Variable/indikator Situasi

Dasar legalitas dan Perkawinan secara resmi di Kantor Urusan Persentase keluarga yang memiliki surat
keutuhan keluarga Agama/Catatan Sipil nikah ???
Mempunyai Akta Nikah
Mempunyai Akta kelahiran 59% anak Balita mempunyai Akta Kelahiran
Keutuhan keluarga(suami dan istri) 2,8% bercerai
2,1 % ditinggal mati
15% keluarga dikepalai oleh perempuan
10% anak tidak tinggal dgn Ibu kandung
Ketahanan fisik Ketahanan pangan 20% Balita dgn Berat Badan Kurang
Anak kurang gizi
Kualitas kesehatan 63,7% persalinan ditolong bidan, dokter
Anggota keluarga sakit berat 17%, dukun 17%
Anggota keluarga mempunyai kecacatan
Kepemilikan rumah Sekitar 60% mempunyai rumah dan tanah,
separuhnya kepemilikan bersama

Kondisi rumah(sekat rumah)

12
Situasi Komponen Ketahanan Keluarga
Komponen Variable/indikator Situasi
Ketahanan ekonomi Penghasilan tetap • Rata-rata pengeluaran perkapita(2011) Rp.
Pekerjaan rutin orang tua 638.000
Kepemilikan tabungan • Pengangguran sekitar 5%
Kepemilikan asset • 64% perempuan dan 60% laki-laki
berpendidikan SMP atau lebih
Kepemilikan asuransi
• 61% perempuan dan 99% laki-laki mempunyai
Tekanan ekonomi pekerjaan
• 60-69% keluarga tidak punya asuransi kesehatan
• Kepemilikan assest:
• 50% perempuan mempunyai rumah dan 41 %
mempunyai tanah. Di desa kepemilikan ini lebih
besar
• Sekitar 68% laki-laki mempunyai rumah dan
tanah. Separuhnnya merupakan kepemilikan
bersama.
• Sekitar 60% mempunyai rumah dan tanah,
separuhnya kepemilikan bersama

13
Situasi Komponen Ketahanan Keluarga
Komponen Variable/indikator Situasi
Ketahanan sosial Kekerasan dalam rumahtangga Sekitar 30-40% istri setuju suaminya melakukan
psikologi kekerasan
Pendidikan orang tua 64% perempuan dan 60% laki-laki
berpendidikan SMP atau lebih

Anak drop out sekolah 2,9% anak drop out


Anggota keluarga terlibat masalah 1,62 % anak kawin pada usia 10-17 th
hukum Jml anak nakal 54.712(2011)

Ketahanan sosial Partisipasi dalam masyarakat


budaya
Merawat Orang tua Lansia

Komunikasi dengan kinship

Melakukan kegiatan ibadah

14
Situasi Komponen Ketahanan Keluarga
Komponen Variable/indikator Situasi
Kemitraan gender Keseimbangan peran ayah ?
dan ibu
Ayah dan ibu menyediakan
waktu untuk anak

Kemitraan dalam Penggunaan penghasilan istri:


manajemen keuangan Ditentukan oleh istri: 65%
Ditentukan bersama: 22-29 %
Ditentukan oleh Suami: 5%
Penggunaan penghasilan suami:
Ditentukan oleh istri: 40-45%
Ditentukan bersama: 37-45%
Ditentukan oleh suami: 13-14%

Sekitar 65% penghasilan keluarga


penggunaannya ditentukan oleh istri

15
Situasi Komponen Ketahanan Keluarga
Komponen Variable/indikator Situasi
Kemitraan gender

Perencanaan keluarga Lebih dari 80% perempuan ikut


menentukan keputusan tentang
perawatan kesehatannya,
pembelian rumah tangga yang
significant dan mengunjungi
keluarga

16
Perbedaan gender dengan seks dapat dengan lebih mudah diamati melalui tabel
berikut:
Seks Gender

Biologis, dibawa sejak lahir (nature) Dibentuk oleh Sosial (nurture)

Tidak dapat diubah Dapat diubah

Bersifat Universal Berbeda di setiap budaya

Sama dari waktu ke waktu Berbeda dari waktu ke waktu

Gender bisa diartikan sebagai ide dan harapan dalam arti yang luas yang bisa
ditukarkan antara laki-laki dan perempua, ide tentang karakter femini dan makulin,
kemampuan dan harapan tentang bagaimana seharusya laki-laki dan perempuan
berperilaku dalam berbagai situasi. Ide-ide ini disosialisasikan lewat perantara
keluarga, teman, agama dan media. Lewat perantara-perantara ini, gender
terefleksikan ke dalam peran-peran, status sosial, kekuasaan politik dan ekonomi
antara laki-laki- dan peempuan. (Bruynde, jackson, Wijermans, Knought & Berkven,
1997 : 7).
Kegiatan pembangunan yang
ditujukan untuk keluarga

18
Program Keluarga
Harapan
PNPM KUBE BLT UUPKS Usaha Mikro

Kursus
KETAHANAN
Calon
EKONOMI
Pengantin Jamkesmas, Jampersal,
BKB,
Akte Perlindungan Kesehatan
BKR
kelahiran LEGALITAS Anak
Gratis KEUTUHAN KETAHANAN
FISIK
BP 4-KUA, KESETARAAN
LK3-Kemsos GENDER
Program perumahan
KETAHANAN
Pendidikan
KELUARGA
berkeluarga
Pendidikan PKDRT melalui Penyuluhan
Keluarga Kadarkum
KKG melalui
Keluarga
KETAHANAN SOSIAL
Isbat nikah-
PSIKOLOGI
Akta Nikah
Gratis
Wajib Belajar-
PPTA
KETAHANAN SOSIAL
BUDAYA

Program Kesehatan Pendidikan Program Program 19


BKL Lansia Lingkungan Kerja Pengasuhan Pembangunan Anak
Buku Nikah Program Keluarga Harapan (PKH) BKB (Bina Keluarga Balita)
PNPM; KUBE (Kelompok Usaha Bersama); BLT
Isbat Nikah UUPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga BKR (Bina Keluarga Remaja)
Akad Nikah Gratis Sejahtera); BKL (Bina Keluarga Lansia)
Akte Kelahiran Usaha Mikro; Jamkesmas; Jampersal
Usaha Rumahan untuk Perempuan
Kartu Keluarga Raskin; Program Desa Siaga BPJS; Program Perumahan
BP4-KUA Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi Asuransi bagi Lanjut Usia
LK3 (WRSE). Terlantar (ASLUT)
Pembangunan Keluarga Lansia Tangguh.
Kursus Calon pengantin

Legalitas Keutuhan (LS) Ketahanan Ekonomi (KE) Ketahanan Fisik (KF)

I N D I K A T O R K E T A H A N A N K E L U A R G A

Kemitraan Gender (KG) Ketahanan Sosial Psikologi Ketahanan Sosial Budaya


(KSP) (KSB)

Program PKDRT melalui Keluarga BKL


Penyuluhan Kadarkum Program Kesehatan Lansia
Pengarusutamaan Wajib Belajar PPTA; Lembaga Konsultasi
Gender Pendidikan Lingkungan Kerja
Kesejahteraan Keluarga (LK3); Unit Peduli Program Pengasuhan
Pendidikan Keluarga Keluarga atau Family Care Unit (FCU); Pendidikan
Program Pembangunan Anak
Pendidikan Keluarga Karakter; Pengasuhan Anak; Program
Program Karang Taruna
Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) bagi anak
Berwawasan Gender

20
Kegiatan pembangunan yg ditujukan
pada keluarga
Kementerian/Lembaga Kegiatan
Men KUKM Bantuan pelatihan dan modal
Bantuan untuk Koperasi yg dikelola
Perempuan
BKKBN Bina Keluarga Balita
Bina Keluarga Remaja
Generasi Berencana
Bina Keluarga Lansia
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Men Sosial Lembaga Konsultasi Kesejahteraan
Keluarga(LK3)
Program Keluarga Harapan
Family Care Center
KUBE
Bantuan Langsung Tunai
Men Pendidikan dan Kebudayaan Wajib belajar
Pendidikan non formal 21
Kementerian/Lembaga Kegiatan
Men Kesehatan Desa Siaga
Jaminan Persalinan
Perlindungan Kesehatan Anak
Perlindungan Anak dengan Disabilitas
Bina Kesehatan Lansia

Pembangunan Kesejahteraan Keluarga 10 Program Pokok PKK

Menko Kesejahteraan Rakyat Koordinasi regulasi


Analisis data
Men Agama Penyuluhan Bagi Calon Pengantin
Penghargaan Keluarga Sakinah
Men Dalam Negeri PNPM
Akta Kelahiran Gratis
Men Perumahan Program Perumahan Rakyat
Men Hukum dan HAM Penyuluhan Keluarga Sadar Hukum

22
Tantangan pelaksanaan penguatan
ketahanan keluarga

• Konsep ketahanan dan kesejahteraan keluarga belum


dipahami dengan baik
• Kegiatan pembangunan belum menggunakan konsep
keluarga
• Kelembagaan belum kuat
• Sumber daya terbatas:
– Akademis
– SDM
– Kebijakan
– Data
– Bentuk-bentuk pendekatan

23
Masalah Dalam Pelaksanaan Kegiatan

24
Paradigma Baru:

Paradigma Lama:
Menggunakan pendekatan keluarga
Menggunakan pendekatan
sebagai unit terkecil masyarakat
individu dalam pelaksanaan
dalam pelaksanaan pembangunan;
pembangunan; Pendekatan
Pendekatan unit keluarga adalah
individu secara terpisah, parsial
bersinergis, holistik, interpendensi
dan independen dalam berbagai
dalam berbagai aspek sosial,
aspek sosial, ekonomi, psikologi
ekonomi, psikologi dan budaya.
dan budaya.

25
Kebijakan Pembangunan Keluarga

UU. No. 52 tahun 2009


Tujuan
(1) Perkembangan kependudukan bertujuan untuk mewujudkan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas,
kualitas, dan persebaran penduduk dengan lingkungan hidup.

(2) Pembangunan keluarga bertujuan untuk meningkatkan


kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram, dan
harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

26
Prinsip-prinsip dalam UU no. 52 tahun 2009

a. Kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan

b. Pengintegrasian kebijakan kependudukan ke dalam pembangunan sosial


budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup;

c. Partisipasi semua pihak dan gotong royong;

d. Perlindungan dan pemberdayaan terhadap keluarga sebagai unit


terkecil dalam masyarakat;

e. Kesamaan hak dan kewajiban antara pendatang dan penduduk


setempat;

f. Perlindungan terhadap budaya dan identitas penduduk lokal; dan

g. Keadilan dan kesetaraan gender.

27
PEMBANGUNAN KELUARGA
(Bab VII UU. No 52/2009)
Pasal 47

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan


keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

(2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk mendukung
keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal.

Pasal 48

(1) Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan


kesejahteraan keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dilaksanakan
dengan cara:

28
a. Peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses
informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan
tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan
anak;
b. Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian
akses informasi, pendidikan, konseling, dan
pelayanan tentang kehidupan berkeluarga;
c. Peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap
produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat
dengan pemberian kesempatan untuk berperan
dalam kehidupan keluarga;
d. Pemberdayaan keluarga rentan dengan memberikan
perlindungan dan bantuan untuk mengembangkan
diri agar setara dengan keluarga lainnya;
e. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga;

29
f.Peningkatan akses dan peluang terhadap penerimaan
informasi dan sumber daya ekonomi melalui usaha
mikro keluarga;

g. Pengembangan cara inovatif untuk memberikan


bantuan yang lebih efektif bagi keluarga miskin; dan

h. Penyelenggaraan upaya penghapusan kemiskinan


terutama bagi perempuan yang berperan sebagai
kepala keluarga.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan


kebijakan sebagaimana pada ayat (1) diatur
dengan peraturan menteri yang terkait sesuai
dengan kewenangannya.

30
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak no. 6 tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Pembangunan Keluarga
Ketahanan Pelaksanaan
Keluarga pembangunan keluarga
dilakukan berdasarkan
KETAHAN KETAH KETAHA konsep yang mencakup:
AN FISIK ANAN NAN KETAH
EKONO SOSIAL ANAN
MI PSIKOL SOSIAL  Landasan legalitas
O-GI BUDAY dan keutuhan
A keluarga
 Ketahanan fisik
 Ketahanan ekonomi
 Ketahanan sosial
Legalitas, Struktur dan psikologi
kesetaraan dan kemitraan  Ketahanan sosial
gender budaya

31
 Memperhatikan aspek penyedia
pelayanan(supply side) dan penerima
manfaat(demand side);
 Melibatkan masyarakat dan dunia usaha;
 Kewenangan Pemerintah dan Pemda untuk
membuat kebijakan/peraturan pelaksanaan;
 Pelaksanaan pembangunan keluarga sedikitnya
melalui apa yg ditetapkan dalam Undang-
Undang no 52/2009;
32
Penyiapan untuk pembangunan yang
menggunakan pedekatan keluarga
(masa depan)

 Penyempurnaan Konsep Ketahanan dan


Kesejahteraan Keluarga
 Penyiapan konsep perkembangan ketahanan
keluarga dari sisi penerima manfaat
 Menyusun Index Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga
 Mengembangkan mekanisme pendataan;
 Menyusun indikator keberhasilan
 Menyusun mekanisme pemantauan dan evaluasi

33
Kemajuan
• Issue keluarga mulai diangkat: Kemsos, BKKBN,
KPPPA, Kem Kesehatan
• Konsep sudah ada
• Alat pendataan dan penilaian tingkat ketahanan
keluarga sudah ada
• Metode peningkatan ketahanan keluarga sudah
dikembangkan(pendidikan ayah-ibu/suami istri
• Pendidikan pra pernikahan menunggu SK Men
Agama
34
Konsep Pemikiran Kebijakan
Peningkatan Ketahanan Keluarga
sebagai Wujud Kebijakan Nasional
Berbasis Pendekatan Keluarga

35
Kementerian Pemberdayaan Perempuan &
Perl. Anak; Kementerian Dalam Negeri-RI;
SINERGISME Kementerian Agama-RI; Kementerian Sosial-
ANTAR K/L DI RI
TINGKAT Kementerian Kesehatan-RI; Kementerian
NASIONAL Pendidikan dan Kebudayaan-RI; Kementerian
Koperasi dan UMKM-RI; Badan Pusat
Statistik; Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional-RI
RAPAT RUTIN DI
KECAMATAN DIPIMPIN SINERGISME ANTAR SINERGISME
SKPD DI ANTAR SKPD DI
OLEH CAMAT
KABUPATEN/KOTA PROPINSI
MASYARAKAT
HOMOGEN,
KELEMBAGAAN LOKAL BERBASIS TERTUTUP, STATIS
RAPAT RUTIN DI MASYARAKAT
DESA/KELURAHAN 1\Kader PKK, Posyandu, Posdaya.
DIPIMPIN
2 Kelembagaan Lokal (Karang
OLEH KEPALA Taruna, Sosial, LKM, Koperasi, MASYARAKAT
DESA/LURAH Lembaga Adat, Lembaga Agama). HETEROGEN,
TERBUKA,
3 Aparat (Desa). DINAMIS

4Tokoh Masyarakat.
Legalitas
Struktur
keluarga
Kemitraan
gender
(LSK)
KELUARGA SEBAGAI UNIT Melalui pembinaan,
TERKECIL MASYARAKAT; bimbingan dan supervisi; Mewujudkan Ketahanan
SEBAGAI SASARAN UTAMA sosialisasi, advokasi, dan Ketahanan dan Fisik
PEMBANGUNAN (KF)
NASIONAL
koordinasi; pelaksanaan Kesejahteraan
DAN DAERAH perkembangan Keluarga
kependudukan dan Indonesia
pembangunan keluarga
Ketahanan
sesuai dengan
Keluarga Inti Terdiri Ekonomi
kebutuhan, aspirasi, dan
Atas Ibu, Ayah, Anak (KE)
Laki-Laki, Anak kemampuan masyarakat
Perempuan setempat
(Dapat Orangtua
Utuh/Tunggal) Ketahanan
Sosial
Budaya
(KSB)
37
Salam keluarga

38

Anda mungkin juga menyukai