Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Bengkulu yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera bagian selatan
mempunyai sembilan subetnis (suku bangsa) penduduk asli yaitu : Mukomuko, Pekal,
Lembak, Rejang, Melayu Bengkulu, Serawai, Pasmah, Kaur, dan Enggano. Pendatang
dari berbagai etnis Nusantara seperti Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Jawa, Bali,
Bugis dan lain-lain, serta negara tetangga Cina dan India membaur dengan penduduk asli
membentuk Bengkulu sebagai satu komonitas budaya dan menyebut dirinya sebagai
orang Bengkulu (Departemen P&K, 1978:64).

Temuan arkeologis tersebar hampir di seluruh wilayah provinsi Bengkulu berupa


menhir, lingga dan yoni di Bengkulu Selatan dan Rejang Lebong (Latifundia. 2003: 32-
54) Ekskavasi Situs Padang Sepan Bengkulu Utara merupakan bukti bahwa kebudayaan
Bengkulu telah berkembang sejak masa megalit yang secara arkeologis mengindikasikan
bahwa masyarakatnya sudah menguasai teknologi yang berhubungan dengan religi dan
organisasi sosial (Indriastuti, 2004:14-28).

Pada abad ke 16 dan 17 berkembang kerajaan-kerajaan kecil yaitu: Sungai Serut,


Selebar, Depati Tiang Empat, Sungai Lemao, Sungai Itam, dan Anak Sungai sebagai
penghasil lada dengan mutu terbaik. Sejarah juga mencatat bahwa pada waktu itu
Bengkulu terbagi dua; dari Air Urai ke Utara dibawah pengaruh Aceh, dan ke Selatan
dibawah pengaruh Banten (Siddik,1996:31-32). Bahkan Banten mengklaim Bengkulu
sebagai bagian dari wilayahnya. Kedatangan Inggris di Bandar Bengkulu 24 Juni 1685
telah merubah jalan sejarah Bengkulu. Berdasarkan Traktat London 17 Maret 1824 :
wilayah kekuasaan Belanda dan Inggris di Asia Tenggara dipisahkan oleh Selat Malaka.;
Bagian selatan Selat Malaka merupakan wilayah kekuasaan Belanda dan utara Inggris,
dengan demikian Bengkulu harus diserahkan kepada Belanda dan Inggris mendapatkan
Singapura dan Malaka sebagai gantinya (Siddik,1996:91).

Eksploitasi dan pemerahan sosial ekonomi kolonial menimbulkan ketegangan


sosial dan konfrontasi terbuka. Tercatat beberapa pemberontakan besar seperti :
penguasaan fort Marlborough 17 Maret 1719 yang memaksa Inggris angkat kaki dari

1
Bengkulu, pembunuhan Residen Thomas Parr 23 Desember 1807, pemberontakan
Borniat, terbunuhnya Asisten Residen Van Amstel dan lain-lain adalah bukti patriotism
rakyat Bengkulu. Dalam masa perang kemerdekaan, patriotisme itu kembali terbakar
sejarah merekam beberapa insiden dengan pihak Jepang, Sekutu maupun Belanda.
Berdasar UU no 9/1967 jungto Peraturan Pemerintah No 20 tanggal 18 November 1968,
Bengkulu resmi menjadi provinsi ke 26, terdiri dari satu Kodya dan tiga kabupaten. Saat
ini telah berkembang menjadi sembilan kabupaten dan satu kota.

Bukti materil tinggalan sejarah budaya Bengkulu yang multi etnis itu sebagian
tersimpan di Museum Bengkulu berupa artefak dan naskah yang jumlahnya mencapai
5.837 koleksi. Koleksi itu merupakan potensi museum untuk menghadirkan kejayaan
masa lampau dalam rangka mengenal jati diri, membentuk kesadaran kolektif dan
memahami hubungan antarbudaya serta memosisikan diri sebagai bagian dari budaya
regional dan nasional.
Dengan demikian Museum Bengkulu seharusnya menjadi jendela informasi
sejarah budaya dan alam di tengah masyarakatnya yang multi etnis, sehingga peran sosial
museum akan menjadi lebih penting. Untuk itu diperlukan museum yang representatif
informatif dan komunikatif melalui peningkatkan potensi sumber daya yang ada.

B. Masalah

Potensi sumber daya dan koleksi yang dimiliki museum Bengkulu saat ini belum
terolah secara maksimal, Masih terdapat kendala yang bersifat teknis maupun non teknis
antara lain : 1) penyajian koleksi berupa pameran tetap, sosialisasi, dan publikasi
museum belum memadai; 2) pengelolaan koleksi yang masih bersifat manual; 3)
performan museum dan lingkungan kurang manarik.

Pameran tetap yang telah berlangsung sejak Januari 1983 berfokus pada objek/
koleksi tidak lagi sesuai dengan konsep museologi dan persfektif permuseuman saat ini
yang bersifat informatif dan berorientasi publik. Pengelolaan koleksi masih dilakukan
secara manual dan masih tersimpan dalam buku (belum tersedia secara elektronik), data
yang tersaji juga kurang lengkap. Perawatan koleksi baik prefentif dan kuratif secara
teknis belum optimal. Storage juga belum dikelola secara baik (penyimpanan maupun
administrasi). Demikian juga dengan performan dan lingkungan (ekterior) masih jauh
dari kesan menarik, luas areal yang hanya kurang dari satu hektar belum tertata.

2
Dengan kondisi ini sangat mendesak dilakukan pembenahan dan peningkatan
diberbagai aspek. Melalui program revitalisasi museum direktorat museum direktorat
jendral sejarah dan purbakala kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Museum
Bengkulu mengusulkan kegiatan :

1. Renovasi Tata Pameran Tetap dan penataan ruang storage.


2. Renovasi gedung dan infrastruktur mencakup gedung pameran tetap, storage,
ruang koleksi, konservasi/preparasi, penataan taman, areal parkir, pengecatan
pagar dan perbaikan sarana lainnya.
3. Peningkatan pemanfaatan museum untuk pelayanan pengunjung mencakup
penyiapan data base berbasis teknologi informasi, ruang koleksi, pengadaan
ruang multimedia, peningkatan pelayanan perpustakaan, perbaikan musala,
WC/ Kamar mandi, dan pos satpam.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud :

Meningkatkan potensi sumber daya museum dan performan yang menarik,


melalui penyajian pameran yang komunikatif interakti menggambarkan khasanah
keragaman budaya, sejarah dan alam Bengkulu yang multi etnis sebagai sumber
belajar dan pengetahuan, sarana wisata serta secara bersama menumbuhkan
kesadaran upaya pelestarian warisan sejarah budaya dan alam.

Tujuan :

1. Meningkatkan daya tarik museum sebagai pusat informasi dan destinasi melalui
pembenahan infrastruktur dan sarana pendukung lainnya.
2. Memuplikasikan hasil penelitian koleksi dan memberikan apresiasi kepada
masyarakat tentang potensi budaya, sejarah dan alam Bengkulu, serta memberikan
pemahaman identitas kebudayaan lokal.
3. Menciptakan peluang dan prospek pemanfaatan koleksi museum untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, seni, dan kepariwisataan.

3
D. Out Put.
Terwujudnya museum yang representatif dengan performan menarik sehingga
menjadi sarana bermain yang nyaman dan menyenangkan, penyajian pameran yang
menggambarkan keselarasan interaksi manusia dan lingkungan alam dan budaya serta
menimbulkan pencerahan pikiran akan sumber daya koleksi museum khususnya dan
benda cagar budaya umumnya, serta dapat menumbuhkan kesadaran akan potensi
budaya sebagai jati diri bangsa.
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada masyarakat akan arti penting
peninggalan sejarah budaya dan nilai yang terkandung di dalamnya sebagai warisan
leluhur bangsa. Melalui penyajian koleksi diharapkan masyarakat khususnya pelajar dan
generasi muda bisa menyingkap tabir masa lalu mengenali jati diri untuk memperkokoh
integrasi antar suku serta.memahami hubungan antar budaya dan memosisikan diri
sebagai bagian dari budaya regional dan nasional

E. Waktu Dan Tempat


Waktu :
Januari s/d Desember 2011
Tempat
UPTD Museum Negeri Bengkulu Jalan Pembangunan No 08 Padang Harapan
Bengkulu.

F. Angaran Biaya.

Untuk pelaksanaan program revitalisasi Museum Bengkulu melalui kegiatan


renovasi gedung dan infrastruktur, renovasi Tata Pameran Tetap, dan Peningkatan
pemanfaatan museum untuk pelayanan pengunjung/ masyarakat dibutuhkan dana sebesar
Rp 2.500.000.0000,00. (dua milyar lima ratus juta rupiah) yang berasal dari Anggaran
Revitalisasi Museum Direktorat Museum direktorat jendral sejarah dan purbakala
kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Rincian anggaran terlampir.

4
G. Struktur Organisasi

Untuk mencapai hasil yang optimal pelaksanaan revitalisasi Museum Bengkulu


tahun 2011 perlu ditetapkan panitia pelaksana Revitalisasi Tata Pameran Tetap Museum
Bengkulu dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Pelindung penasehat : Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Penanggung Jawab : Kepala Museum
Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
Dibantu oleh kurator dan team teknis lainya yang menangani penyajian koleksi pameran.
Untuk pelaksanaan teknis dimintakan konsultan dari : Direktorat Museum, Direktorat
jendral Sejarah dan Purbakala, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

5
BAB II.

PROGRAM KEGIATAN

REVITALISASI UPTD MUSEUM NEGERI BENGKULU

Museum Bengkulu didirikan pada tanggal 1 April 1978, berfungsi sebagai


museum pada tanggal 3 Mei 1980 menempati lokasi sementara di belakang benteng
Marlborough. Mulai tanggal 3 Januari 1983 pindah ke gedung baru yang berlokasi di
Jalan Pembangunan No. 08 Padang Harapan Bengkulu (Asiarto, 1999:161). Berdasarkan
SK Mendikbud RI No. 0754/0/1987, ditingkatkan statusnya menjadi museum negeri
provinsi dengan klasifikasi museum umum tipe C. Peresmian penegeriannya
dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 1988 oleh Direktur Jendral Kebudayaan Drs
G.B.P.H. Poeger.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu nomor 14 tahun 2001 tentang


Organisasi Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu, Museum Negeri Bengkulu
menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu.
Sekarang berdasarkan Peraturan daerah provinsi Bengkulu no 7 tahun 2008 menjadi
UPTD Museum Negeri Bengkulu dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Dalam malaksanakan tugas pelayanan publik fasilitas yang dimiliki museum


Bengkulu saat ini adalah :
1. Gedung Pameran Tetap 2 lantai 1.000 m².
2. Gedung Pameran Temporer 2 lantai 500 m², lantai atas dipakai untuk pameran tetap.
3. Ruang Aula 265 m².
4. Gedung Perkantoran dan Perpustakaan 250 m².
5. Gedung Storage 250 m² lantai 2, ruang koleksi dan konservasi/preparasi 250 m²
lantai 1.
6. Musala 25 m2.
7. Lapangan Parkir, dan Taman bermain. 1000 m2
8. Pos Satpam.9 m2
9. Kamar mandi dan WC.( 7 unit) 17 m2
Minimnya anggaran pemeliharaan beberapa tahun belakang menyebabkan
bangunan dan fasiltas lainnya kurang terpelihara dengan baik. Kerusakan dan pelapukan
terjadi hampir pada semua gedung seperti kap dan atap gedung, plafon, dinding dan

6
lantai. Program revitalisasi ini diharapkan dapat mewujudkan museum Bengkulu
menjadi museum yang representatif, informatif, kumunikatif dengan berbagai kegiatan
yang inovatif kreatif. Program revitalisasi UPTD Museum Negeri Bengkulu tahun 2011
diprioritaskan pada :
A. Penataan Ruang Pameran dan Displai Pameran Tetap.
1. Perbaikan atap gedung pameran tetap.
2. Penataan Ruang Pameran/Displai
a. Interior ruang pameran tetap
b. Renovasi tangga lantai 2 ke lantai dasar
c. Pengadaan sarana pameran: vitrin, box, panel, foto, banner, koleksi
penunjang, dan lain lain
d. Penataan ruang lobi, tiket, dan informasi
e. Pembuatan diorama
f. Pengadaan koleksi tambahan, perawatan dan penelitian koleksi
g. Penataan koleksi dan labeling
h. Pencahayaan koleksi dan ruang pameran

B. Penataan Ruang Penyimpanan Koleksi /Storage


a. Perbaikan atap gedung penyimpanan koleksi
b. Pengadaan lemari/box penyimpanan koleksi
c. Pengadaan alat pemantau kondisi lingkungan: termometer, higrometer, uv
meter, lux meter, dll

C. Pengadaan Media informasi dan Elektronik Museum


a. Pembuatan ruang multimedia: web dan hotspot
b. Pengadaan alat pengamanan: alarm, CCTV, AC, blower, smoke detector,
penyedot debu, dan lain-lain

7
BAB
III

RENCANA KEGIATAN REVITALISASI MUSEUM NEGERI BENGKULU

Program revitalisasi UPTD Museum Negeri Bengkulu diarahkan untuk


meningkatkan performan museum yang representatif, tata pameran tetap yang informatif
dan atraktif serta peningkatan pemanfaatan museum untuk pelayanan masyarakat
sehingga memberikan kesan terbaik dan menyenangkan untuk setiap pengunjung.
Rencana Kegiatan revitalisasi UPTD Museum Bengkulu diprioritaskan pada penataan
ruang pameran tetap dan penataan storage serta sarana penunjang lain yang dapat
meningkatkan kualitas pelayanan museum.

A. Penataan Ruang Pameran/Displai


Pameran tetap adalah fokus utama tujuan pengunjung, sehingga pameran menjadi
identik dengan museum karenanya pameran oleh sebagian besar masyarakat dianggap
sebagai museum. Bahkan nilai dan keberadaan sebuah museum akan ditentukan oleh
pamerannya. Pameran tetap yang akan dikembangkan adalah pameran yang informatif,
komunikatif dan atraktif sehingga semua pesan dapat dicerna dengan mudah oleh semua
kapisan pengunjung Kegiatan renovasi Tata Pameran Tetap museum Bengkulu
mencakup :
1. Perbaikan atap gedung pameran tetap.

8
Foto 1. Gedung Pameran Tetap

Kondisi atap ruang pameran yang bocor menyebabkan rangka atap menjadi lapuk
sehingga perlu penggatian agar tidak meluas dan rembesan air tidak merusak tata pamer
dan koleksi yang ditampilkan. Perbaikan difokuskan pada penggantian kayu rangka atap
yang lapuk dan pengecatan atap tanpa merubah gaya arsitekturnya.

2. Penataan Ruang Pameran/Displai


a. Interior ruang pameran tetap
Penataan interior ruang Pameran seluas 1000 m2 terdiri dari 2 lantai,
menggunakan bahan gypsum. Interior yang bagus sangat menunjang bahkan menentukan
nilai estetik dari sebuah pameran serta menimbulkan kesan bagi pengunjung.

FotoFoto 2 :4 Kondisi
3 dan : Ruang Interior
lobi danruang pameran
informasi yangtetap saat ini
sederhana

b. Renovasi Tangga
Renovasi
interior dan
perubahan
alur/sirkulasi
pengunjung pada ruang pameran menyebabkan terjadi
pula pergeseran letak tangga turun lantai dua menuju ke
lantai satu/dasar dengan demikian posisi tangga saat ini dirubah arahnya 90° ke kanan.
c. Penataan ruang lobi, tiket, dan informasi

9
Ruang tiket, lobi dan informasi adalah tempat pertama berlansungnya interaksi
pengunjung dengan museum, karenanya ruang ini harus menarik sehingga menimbulkan
kesan terbaik bagi pengunjung. Ruang lobi museum Bengkulu yang sangat sederhana
akan direnovasi menjadi ruang yang lebih representative dengan disain minimalis yang
dipadu dengan ornament tradisional khas Bengkulu dan dilengkapi informasi tenologi
digital. Ruang informasi tidak hanya menampilkan profil museum tapi juga menyajikan
Bengkulu masa kini secara global.

Foto 5 dan 6 : Model Ruang lobi dan informasi yang direncanakan

Foto 7 : Kondisi Pintu Utama Ruang Pameran Tetap sekarang

Pintu masuk utama disesuaikan dengan perkembangan interior masa kini tanpa
meninggalkan ornamen dan relief tradisional sebagai ciri khas daerah Bengkulu.

d. Pembuatan diorama
Diorama sebagai koleksi penunjang yang mendukung materi pameran akan sangat
penting dalam menjembatani pemahaman pengunjung terhadap penyajian museum
sehingga informasi yang disampaikan dapat ditangkap secara utuh oleh pengunjung.

10
Disamping diorama penunjang pameran juga akan ditampilkan sketsa
yang ,menggambarkan patriotisme rakyat Bengkulu, serta kehidupan sosial budaya dan

lain-lain sesuai kebutuhan.


e. Pembuatan sarana pameran berupa: vitrin, box, panel, foto, banner, boneka patung
dari bahan fiber, koleksi penunjang, dan lain lain
Sarana pameran berupa vitrin, box, panel, foto dan koleksi penunjang dalam
sebuah pameran museum disesuaikan dengan ruang dan koleksi yang akan dipamerkan.
Boneka patung dibuat sesuai dengan postur dan bentuk wajah penduduk Bengkulu.
Bentuk vitrin dan box yang digunakan untuk menata koleksi pada pameran museum
Bengkulu yang dipakai sekarang dibuat seragam sehingga menimbulkan kesan monoton.

Foto 8 -9 : Vitrin yang menyatu dengan dinding dan Vitrin terbuka

Sebagian terdapat vitrin terbuka dengan koleksi hasil tenun, kondisi ini tidak
dapat menjamin keamanan dan keselamatan koleksi. Untuk keamanan koleksi dan
kenyamanan pengunjung penataan koleksi haruslah menarik dan artistik.
Foto 10 – 11 : Model Vitrin dan Box

f. Labeling.

11
Pameran sebagai media informasi museum haruslah informative, komunikatif
danmenarik. Untuk mewujudkan pameran yang informatif dan komunikatif diperlukan
data yang akurat, dan koleksi yang dipemerkan haruslah mendapatkan perawatan terlebih
dahulu. Koleksi yang dipamerkan disesuaikan dengan tema dan pendekatan pameran
mengacu pada perpaduan estetis, romantik dan konseptual. Koleksi di display pada vitrin
tertutup dan box sesuai dengan tema dan alur yang masing-masingnya dilengkapi judul
dan sub judul serta foto penunjang, banner dan lain-lain Prolog dan label koleksi dobuat
untuk memberikan iinformasi yang lebih lengkap dengan memanfaatkan teknologi
informatika.

g. Pencahayaan koleksi dan ruang pameran


Pencahayaan yang akan dilaksanakan adalah perpaduan cahaya alam dan buatan
yang berbasis hemat energi. Pencahayaan koleksi diupayakan yang memenuhi standard
pameran museum yang mempertimbangan efek cahaya pada material koleksi.
Pencahayaan vitrin dan panel menggunakan sensor otomatis yang akan menyalakan
lampu jika ada pengunjung depan vitrin.

Foto 12 : Model Vitrin dan Pencahayaan

a. Ringkasan Isi Pameran


Displai pameran dikelompokkan berdasarkan tematik dan kronologis dalam
ruang-ruang yang dilengkapi judul/ sub tema serta prolog.

Ruang 1 : PROFIL DAN POTENSI BENGKULU


 Baner Sub Judul
 Peta Administratif Provinsi Bengkulu
 Slide Piagam pendirian Provinsi Bengkulu

12
 Foto Gubernur yang memimpin Bengkulu
 Peta Persebaran penduduk asli
 Potensi alam dan sumber daya Bengkulu

Ruang 2 : LINTASAN SEJARAH BENGKULU

 Banner Sub Judul


 Bengkulu masa Prasejarah (1)
 Artefak prasejarah.
 Tradisi megalit (situs Padang Span Bengkulu Utara)
 Bengkulu jaman sejarah (2 – 3)
 Pengaruh hindu budha
 Pengaruh Islam
 Kerajaan – kerajaan Bengkulu abad ke 17
 Bengkulu masa kolonial (4 – 5)
 Bengkulu masa Inggris
 Bengkulu masa Hindia Belanda
 Bengkulu masa pendudukan Jepang
 Masa Kemerdekaan (6 – 7)
 Awal kemerdekaan dan Perang kemerdekaan
 Pembentukan Provinsi Bengkulu
 Bengkulu setelah OTDA

Ruang 3 : RAGAM BUDAYA


Baner Sub Judul
Menyajikan keanekaragaman budaya Sembilan kelompok penduduk asli
masyarakat Bengkulu dengan menampilkan identitas kolompok yang perlu
lestarikan. Keanekaragaman budaya yang ditampilkan memberikan gambaran
khasanah budaya daerah sebagai potensi yang menjembatani integritas dan
pengembangan jati diri serta identitas kelompok yang dapat menumbuhkan
kesadaran kolektif.

Ruang 4 : SENI KRYA DAN TENUN


 Baner dan Sub Judul
 Menyajikan aneka anyaman tradisional
 Tenun tradisional

13
 Kerajinan batik besurek
 Perlengkapan dan teknik pembuatan.

Ruang 5 : Naskah Kuno Aksara Ka-ga-nga


 Banner Sub Judul
 Kesehatan dan pengobatan tradisional berdasarkan naskah Ka-ga-nga (1)
 Kehidupan sosial budaya dan legenda berdasarkan naskah Ka-ga-nga (2)
 Penciptaan alam semesta, adat dan hukum adat berdasarkan naskah Ka-
ga-nga (3)

Ruang 6a : UPACARA RITUAL / DAUR HIDUP

 Banner Sub Judul


 Ritual Adat
 Ritual Daur Hidup
 Ritual sosial ekonomi.
 Ritual Religi

Ruang 6b : PEREKONOMIAN TRADISIONAL

 Baner Sub Judul


 Pertanian
 Perikanan.
 Pengolahan /produksi dan distribusi hasil pertanian dan perikanan
 Penyajian makna dan nilai-nilai budaya perekonomian tradisional

Ruang 7 : SENJATA TRADISIONAL


 Banner Sub Judul
 Senjata Bela diri
 Senjata Berburu
 Senjata Perang.
 Senjata mekanik (pabrikan dan rakitan)

Ruang 8 : ALAT MUSIK DAN KESENIAN TRADISONAL


 Banner Sub Judul
 Musik Tiup. (1)
 Musik pukul (2)

14
 Musik Petik (3)
 Kesenian Ritual/adat (4)
 Kesenian Hiburan rakyat (5).

Ruang 9 : NUMISMATIK DAN HERALDIK

 Banner Sub Judul


 Koleksi uang jagung
 Uang Inggris (EIC)
 Uang Hindia Belanda
 Uang Jepang
 Uang ORI
 Uang Orla
 Uang Orba sampai sekarang
 Mesin cetak uang

Ruang 10 : Creative Corner


Ruang yang disediakn untuk pengungjung guna lebih memahami dan menghayati
materi pameran melalui kegiatan kreatif seperti menulis dengan aksra Ka-Ga-Nga
maupun membatik yang hasil karyanya dijadikan cendra mata untuk pengunjung
yang bersangkutan.

Ruang Hotspot menyatu dengan ruang Biologi dan Keramik yang disediakan untuk
menarik pelajar dan mahasiswa berkunjung ke museum sambil mengakses data melalui
internet. Ruang Keramik dan Biologi tidak termasuk dalam penataan tetapi
disempurnakan karena ruang ini terpisah dari gedung pameran tetap.

Penunjang display berupa Diorama, foto-foto, lukisan, banner berisi informasi


dalam bentuk prolog dan keterangan lainnya dengan memanfaatkan teknologi multi
media yang dapat mewujudkan pameran yang interaktif dan kumunikatif. Untuk
meningkatkan kenyamanan pengunjung ruang pameran akan dilengkapi dengan pengatur
suhu (air Conditioner) didukung pencahayaan alami dan buatan yang representatif.

b. Pendekatan Pameran

15
Pendekatan pameran pada yang digunakan adalah pendekatan tematis terhadap
berbagai elemen warisan kebudayaan dan periodik pada ruang pra sejarah dan sejarah.
Selain itu penggunaan multi media dimaksudkan agar pameran lebih interaktif sehingga
dapat memancing respon pengunjung. Pendekatan tematis dan interaktif diharapkan
dapat mengungkapkan secara menyeluruh identitas kebudayaan masyarakat Bengkulu,
mulai dari asal usulnya dan perubahan yang terjadi pada unsur kebudayaannya, serta
menerapkan pengetahuan praktis nilai-nilai budaya yang positif dari masa lalu untuk
diterapkan di masa kini dan membangun depan.
Pendekatan secara tematis diharapkan memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa di Bengkulu terdapat sembilan suku bangsa asli yang menyatu dengan
pendatang dan membentuk Bengkulu sebagai satu komunitas budaya. Pengunjung juga
bisa menghayati arti penting integrasi antar suku bangsa dan secara bersama membangun
kesadaran kolektif Bengkulu dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena dalam kurun 15 tahun terakhir telah dirasakan dampak globalisasi yang
mengarah kepada pergeseran nilai–nilai budaya bahkan dikhawatirkan akan
mengaburkan identitas budaya lokal.
Salah satu cara untuk mengantisipasi gejala tersebut adalah dengan
mengoptimalkan peran sosial museum dengan menggunakan pendekatan kebudayaan
dalam penyelesaian masalah melalui kegiatan edukatif kultural, diantaranya adalah
penataan kembali ruang pameran yang informatif dan kumunikatif diikuti dengan
kegiatan kreatif, inovatif serta menyenangkan yang dapat mempresentasikan semua
unsur warisan budaya Bengkulu secara utuh. Proses penyampaian ide pameran kepada
pengunjung menggunakan pendekatan tematik dan interaktif diterapkan pada pola
sirkulasi linear yaitu pengunjung dapat melihat semua objek yang dipamerkan secara
berurutan.

c. Tata Pameran
Denah Ruang

d. Media Pamer

16
Media pameran adalah:
1. Koleksi, koleksi museum yang sesuai dengan tema pameran yang telah ditetapkan
atau sesuai skenario.
2. Kemasan Tulis, berupa teks diletakkan pada label group dan individu, teks pada
banner, serta print panel pada dinding.
3. Kemasan Visual dan Audiovisual:
a) Gambar, berupa sketsa atau lukisan mengenai peristiwa yang berkaitan dengan
koleksi.
b) Foto, berupa foto-foto penunjang yang menjelaskan fungsi atau nilai suatu
koleksi dan peristiwa yang dipamerkan.
c) Multimedia interaktif, penyajikan melalui media interaktif menggunakan touch
screen.
d) Animasi, mengenai kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan pada masa
prasejarah dalam tradisi megalit, kawasan hunian, aktivitas ekonomi dan sosial,
pemujaan, dan tradisi penguburan.
e) Maket, menyajikan maket kawasan kerajaan-kerajaan Bengkulu.
f) Diorama, Menggambarkan perlawanan rakyat Bengkulu menentang kolonialis
dan menegakan kemerdekaan, Pendudukan fort Marlborough 17 Maret 1719
yang dijadikan hari jadi kota Bengkulu, tragedy mount Felix 23 Desember 1807,
front Lagan dan Peristiwa Tabarena dalam masa perang kemerdekaan.
g) Model, misalnya model peragaan pembuatan anyaman, kain tenun tradisional
teknik ATBM dan batik besurek.
h) Unsur pendukung lainnya misalnya suara Kamyo (alat musik tiup tradisional)
dalam tradisi masyarakat Enggano, pembacaan naskah Ka-ga-Nga dengan
birama.

B. Penataan Gudang/Storage
a. Perbaikan atap dan pengecatan

Atap yang bocor menimbulkan rembesan air akan menyebabkan ruang menjadi
lembab dan akan sangat berpengaruh pada keselamatan koleksi. Secara teknis juga
dibutuhkan peralatan pemantau kondisi lingkungan seperti thermometer, uv meter, lux
meter serta alat pengendalaian suhu AC, exhouster dan lain-lain.

17
Foto 13 dan 14. Kerusakan Ruang Storage penyimpanan
koleksi

b. Pengadaan lemari/box penyimpanan koleksi.


Storage sebagai tempat penyimpanan koleksi harus benar-benar dapat menjamin
keselamatan dan keamanan koleksi serta terbebas dari semua kemungkinan yang akan
merusak koleksi. Kondisi storage museum Bengkulu secara fisik belum menjamin
keamanan koleksi, demikian juga dengan sistem penyimpanan belum terkelola secara
optimal. Perlu pembenahan system penyimpanan dan administrasiannya.

Foto 15 dan 16. Kondisi Penyimpanan Tektill dan penataan storage sekarang

C. Sarana Teknis dan Pengamanan.

a. Pembuatan ruang multimedia: web dan hotspot

18
Multi media sudah merupakan keharusan dari museum untuk memberikan
pelayanan publik dan penyebaran informasi. Sebagai institusi informatif museum
Bengkulu harus melaksanakan tugasnya dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Pembukaan jaringan web dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pada masyarakat
mendapatkan informasi tanpa harus berkunjung ke museum disamping itu juga sebagai
pengenalan awal atau informasi awal. Sementara hotspot dimaksudkan sebagai daya
tarik bagi pengunjung terutama generasi muda untuk datang ke museum serta mengikis
kesan bahwa museum adalah tempat menyimpan sesuatu yang sudah lama.

b Pengamaan dan pulikasi

Publkasi merupakan bagian dari penyajian koleksi, sesuai dengan per kembangan
kemajuan teknologi pelaksanaan publikasi harus didukung leh sarana pendukung dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Penyediaan media publikasi dan pengamanan berupa
Alaram, CCTV, AC, Lux meter, Blower, dan penyedot debu.

D. Jadual Kegiatan.
Pelaksanaan Kegiatan Revitalisasi UPTD Museum Negeri Bengkulu
direncanakan pada tahun 2011 mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember
2011.
Jadual Kegiatan dirancang sebagai berikut :
No Program/ Rincian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Ket
1 Rapat persiapan dan perencanaan Januari – Maret 2011
2 Penyusunan Program Kerja Januari – Februari 2011
3 Konsultasi dan koordinasi dengan Februari – November 2011
tenaga ahli
4 Persiapan dan perencanaan pekerjaan Februari – April 2011
5 Pelaksanaan pekerjaan April – November 2011
6 Laporan perkembangan Pekerjaan Februari – Desember 2011
Bulanan, triwulan, caturwulan, dan
laporan akhir tahun
7 Evaluasi kegiatan November – Desember 2011
8 Penyusunan dan penyampaian laporan Desember 2011
akhir pekerjaan
BAB IV

PENUTUP

19
A. Simpulan.

Museum Bengkulu dengan potensi sumber daya yang dimilikinya berpeluang


untuk dikembangkan menjadi museum yang representative, kemunikatif, informatif dan
interaktif serta menarik menjadi jendela informasi sejarah budaya dan alam daerah dalam
konteks regional dan nasional melalui kegiatan revitalisasi yang mencakup :

1. Renovasi dan perbaikan gedung pameran tetap, renovasi dan penataan storage serta
perlengkapannya, ruang koleksi, konservasi/preparasi, taman bermain, pagar,
halaman, areal parkir, dan sarana umum lainnya, serta infrastruktur penunjang.
2. Renovasi tata pameran tetap seluas 1000 m2 untuk mewujudkan pameran yang
nformatif dan atraktif dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3. Peningkatan pemanfaatan museum untuk pelayanan pengunjung karena tugas utama
museum adalah menberikan pelayan dan penyampaian informasi kepada
masyarakat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan tersebut dan kenyataan lapangan tentang kondisi museum


Bengkulu beberapa tahun terakhir kami mengharapkan realisasi dari proposal ini dapat
dilaksanakan secara optimal. Untuk itu museum perlu mengalang kerjasama dengan
berbagai pihak yang mempunyai simpati pada perkembangan museum.

Daftar Pustaka

Asiarto, Lutfi 1999,

20
Perkembangan Permuseuman di Indonesia dari Pelita I-VI.Derektorat
Permuseuman Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978.
Geografi Budaya Daerah Bengkulu. Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya.
Hooper, Eilean. and Greenhill. 2006. Museums and the Interpretation of Visual
Cultural. Routledge. London and New York.
Indriastuti,Kristantina. 2004.
Pemukiman Megalitik di Wilayah Provinsi Bengkulu. Laporan Penelitian
Arkeologi No 11.Balai Arkeologi Palembang.
Kartodirdjo, Sartono. 1999.
Pengantar Sejarah Indonesia Baru : 1500-1900. Dari Imporium Sampai
Imperium. Gramedia.Jakarta.
Latifundia, Effie. 2003.
Peninggalan Sejarah Purbakala di Provinsi Bengkulu. Dinas Pendidikan
Nasional Provinsi Bengkulu.
Magetsari, Noerhadi. 2008.
Filsafat Museologi. Makalah Seminar Reposisi Museum, Dep Budpar.
Sarwono, Sarwit. 2006.
Pemetaan Penulisan dan Pusat Penulisan Naskah-Naskah Ulu pada Masyarakat
di Provinsi Bengkulu. Laporan Penelitian, FKIP-UNIB, Bengkulu.
Siddik, Abdullah. 1996.
Sejarah Bengkulu 1500 – 1990. Balai Pustaka. Jakarta.
Wayong, P. 1987.
Geografi Budaya Dalam Wilayah Pembangunan Bengkulu. Depdikbud.

21

Anda mungkin juga menyukai