Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEGIATAN

STUDY TOUR KE YOGYAKARTA


(MUSEUM PUSAT TNI AD DHARMA WIRATAMA)

Disusun Oleh :
1. Lutfi Faith Rafi
2. Muhammad Fahmi Aziz
3. Naufal Gibran A
4. Kartika Sari
5. Kayla Athallah Yelqia
6. Mahira Julianti
7. Naya Aulya
8. Naya Safira Azzahra

KEMENTERIAN AGAMA KANTOR KOTA BANJAR


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 KOTA BANJAR
Jl. R. Dewi Sartika No.29, Banjar, Kec. Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat 46311
Email : mtsnbanjarkemenag@gmail.com
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN STUDY KARYA ILMIAH


STUDY TOUR KE YOGYAKARTA
(MUSEUM PUSAT TNI AD DHARMA WIRATAMA)

Nama Anggota :
1. Lutfi Faith Rafi
2. Muhammad Fahmi Aziz
3. Naufal Gibran A
4. Kartika Sari
5. Kayla Athallah Yelqia
6. Mahira Julianti
7. Naya Aulya
8. Naya Safira Azzahra

Telah Disahkan Pada :


Hari : Senin
Tanggal : 12 Desember 2022

Mengetahui,
Kepala MTsN 1 Kota Banjar Wali Kelas

H. NANDANG, M. Pd ………………………………
NIP. 196504201991031004 NIP…………………………….
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia, sehingga kami tetap
iman dan islam, serta komitmen sebagai insan yang haus akan ilmu pengetahuan.
Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW. Yang membawa kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang terang
benderang yakni dengan agama Islam.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Kepala MTsN 1 Kota Banjar
2. Guru – guru yang ku cintai dan ku banggakan
3. Rekan – rekan yang telah membantu hingga selesainya makalah ini
4. Teman – teman
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan pengembangan makalah ini.
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Banjar, 09 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................
Lembar Pengesahan ............................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan................................................................................. 2
D. Metodelogi Penyusunan .......................................................................... 2
BAB II Pembahasan ............................................................................................ 4
A. Sejarah Museum ...................................................................................... 4
B. Pembagian Ruangan dan Koleksi Museum............................................. 6
BAB III Penutup ................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 11
Lampiran ............................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Museum Dharma Wiratama merupakan salah satu museum yang terdapat di
Yogyakarta. Museum merupakan sebuah tempat penyimpanan benda
bersejarah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, rekreasi,
maupun penelitian. Namun, museum yang memiliki potensi tinggi sebagai
objek wisata belum memperoleh tempat yang sewajarnya dan masih dilihat
sebagai aktivitas hidup semata. Permasalahannya, suatu museum sering hanya
ditempatkan dalam posisi yang tidak berbeda dengan artshop atau gallery,
indah tapi kurang informatif (Axioma, 2002 via Yoeti, 2006: 12).
Kurangnya informasi dari produk yang dipamerkan oleh museum akan
berpengaruh pada kepuasan pengunjung yang datang. Pengunjung merupakan
orang yang melakukan perjalanan atau berkunjung ke suatu destinasi wisata
baik menginap maupun tidak di daerah tujuannya. Jumlah kunjungan
merupakan salah satu faktor yang menentukan meningkatnya pendapatan serta
keberlanjutannya suatu museum. Maka keberadaan dan kepuasan pengunjung
harus diperhatikan. Namun, kepuasan pengunjung sebelum, sesaat, dan setelah
mengunjungi museum terkadang tidak dipikirkan oleh pihak pengelola. Rasa
ketidakpuasan dari pengunjung tersebut dapat menjadi salah satu faktor
penyebab suatu museum sering terlihat sepi. Museum yang memiliki produk
pameran yang bagus, lokasi strategis, dan harga tiket yang terjangkau
merupakan hal yang menjadi pertimbangan pengunjung untuk datang. Namun
di sisi lain, pelayanan dan fasilitas yang baik
juga diperlukan untuk menunjang kepuasan pengunjung.
Apabila dilihat dari letaknya, Museum Dharma Wiratama sudah berada di
lokasi yang strategis, namun apabila melintasi museum ini sering nampak sepi
seperti tidak ada pengunjung yang ‫ط‬datang. Padahal jika dilihat jumlah
kunjungannya tidak sedikit. Hal ini menimbulkan fenomena yang unik karena
kawasan sekitaran museum selalu ramai namun, museum ini selalu nampak

1
sepi. Berdasarkan lokasinya yang dekat dengan universitas, sekolah, serta toko
buku, sebenarnya Museum Dharma Wiratama dapat dijadikan sebuah wisata
edukatif. Selain dari sisi tata letak dapat dilihat juga mayoritas pengunjungnya
adalah rombongan pelajar. Museum ini dapat pula dikatakan sebagai tempat
wisata edukatif karena museum ini dapat dijadikan tempat rekreasi dan juga
memiliki banyak ilmu pengetahuan. Namun, banyaknya ilmu yang
terdapatpada sebuah museum dapat mengakibatkan kejenuhan (Melton,1972
via Ross,1998: 162). Kejenuhan tersebut diakibatkan oleh banyaknya
pengetahuan baru yang harus ditangkap dalam waktu yang singkat. Apabila
telah merasa lelah dan jenuh pengunjung malah akan mengantuk dan mencari
pintu keluar atau dengan kata lain mengakhiri kunjungan tersebut. Kejenuhan
yang dialami
pengunjung bisa jadi dikarenakan penjelasan yang membingungkan, objek
yang dipamerkan kurang baik, dan lain sebagainya. Kejenuhan ini bisa menjadi
awal dari ketidakpuasan kunjungan. Keadaan ini harus dipikirkan oleh
pengelola agar dapat mengatasi kejenuhan dan ketidakpuasan pengunjung dari
berbagai aspek. Faktor yang meyebabkan ketidakpuasan pengunjung misalnya
berasal dari pelayanan, kualitas objek, kelengkapan fasilitas, dan lain
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama ?
2. Apa saja ruangan dan koleksi dari Museum Pusat TNI AD Dharma
Wiratama ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Museum Pusat TNI AD Dharma
Wiratama
2. Untuk mengetahui ruangan koleksi dari Museum Pusat TNI AD Dharma
Wiratama

D. Metodelogi Penyusunan

2
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode-
metode penulisan. Adapun metode tersebut adalah :
1. Metode observasi
Yaitu proses pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
lalu mencatatnya dengan sistematis terhadap obyek. Oleh karena itu,
penulis menggunakan metode ini agar lebih jelas dan secara langsung
dapat mengetahui Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama.
2. Metode study Pustaka
Yaitu penulis membaca dan mengkaji buku-buku dan brosur yang
membahas tentang Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama.
3. Browsing internet
Yaitu mencari data-data terkait dengan candi prambanan di berbagai
situs-situs web.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Museum
Museum Pusat TNI – AD Dharma Wiratama Yogyakarta yang kini menjadi
salah satu bagian dari dinas pembinaan mental TNI – AD, adalah merupakan
hasil likuidasidari dinas sejarah TNI AD menjadi Disbintal TNI – AD. Adapun
likuidasitelahtelah dilaksanakan pada tahun 1985, sesuai dengan keputusan
Kasad No. Kep/25/VIII/1985, tanggal 15-8-1985. Pada perkembangan
berikutnya Bagian Museum Pusat TNI – AD berada di bawah Subdis Bina
Dokjarah mustak Disbintalad
Perintisan Museum Pusat TNI – AD Dharma Wiratama Yogyakarta ini telah
dilakukan oleh Disjarahad (Dinas Sejarah TNI AD) sejak tahun 1956 dimana
saat itu masih bernama SMAD (Sejarah Militer Angkatan Darat), yang
diharapkan dapat digunakan untuk menampung benda-benda koleksi
perjuangan TNI – AD. Kegiatan ini dimulai dengan berdirinya suatu Biro
Museum (sesuai Surat Penetapan KSAD No. 10-50 tanggal 1 Juli 1958) dalam
lingkungan Sejarah Militer AD (SMAD) Rencana dan cita-cita SMAD untuk
membangun Museum TNI – AD tersebut sejalan dan bersamaan waktunya
dengan maksud pihak Panitia Monumen Hamengkubuwono IX di Yogyakarta.
Mengingat Yogyakarta sebagai ibukota masa perjuangan ’45, maka
diadakanlah hubungan dan kerjasama dalam rangka pendirian Museum TNI–
AD di Yogyakarta.
Kerjasama ini direstui oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dengan telah
diijinkannya menggunakan sebagian tabah komplek Ndalem brontokusuman
24, (yang kemudian dibangun museum perjuangan) sebagai museum AD.
Lokasi Museum AD di Ndalem Brontokusuman sejak tahun 1959 ini kemudian
disahkan oleh Kasad dengan surat keputusan No. Kpts. 760/9/1959 tanggal 8-
09-1959.
Mengingat pentingnya tugas dan fungsi serta peranan museum AD sebagai
bagiab dari pusat sejarah muliter AD (kedudukan / nama Disjarahad tahun
1960-an), dalam rangka pewarisan nilai perjuanagan para pahlawan bangsa,

4
khususnya TNI / ABRI maka sejak tanggal 17 juni 1968 lokasi museum
dipindahkan ke Bintaran Wetan No.3, bekas tempat tinggal Panglima Besar
Jend. Sudirman.
Pemilihan tempat yang baru ini dipandang tepat, sebab dirumah ini Pangsar
Jend. Sudirman pernah bertempat tinggal dan dari situlah semua kebijaksanaan
TNI /ABRI diolah dan dilahirkan. Disampung itu, lokasi bekas tempat tinggal
almarhum Pangsar Jend. Sudirman strategis untuk suatu museum, karena
terletak di tengah kota. Namun demikian mengingat kemajuan lingkup
perjuangan TNI AD yang harus diabadikan, penggunaan rumah kediaman
almarhum Pangsar Jend. Sudirman sebagai Museum TNI AD, dinilai kurang
memadai lagi. Bekas kediaman Pangsar Jend. Sudirman yang penuh dengan
kenangan sejarah perjuanagn TNI / ABRI akan lebih berdaya guna bila menjadi
suatu ”Sasmitaloka Pangsar Jend. Sudirman”, yang digunakan untuk
mengabadikan riwayat hidup dan perjuanagn almarhum Pangsar Jend.
Sudirman, Didalam Sasmitaloka tersebut dihimpun koleksi benda-benda
pribadi almarhum Jend. Sudirman yang menggambarkan pengabdian,
perjuangan serta pengorbanan beliau kepada nusa dan bangsa.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dengan persetujuan pimpinanan TNI AD.,
direncananakan untuk membangun Museum TNI AD di tempat lain. Perintisan
gedung Museum TNI AD ini semula akan menggunakan bangunan bekas
benteng Vredenberg di jalan A.Yani Yaogyakarta. Pemilihan bangunan tersebut
sebagai Museum TNI AD, karena adanya nilai-nilai historis yang terkandung
didalamnya, antara lain sebagai markas Staf Angkatan Darat (SAD) tahun 1947
dan tempat penggodogan Taruna Militer Angkatan II dan III pada masa
perjuangan kemerdekaan (1947/1948).
Pemilihan gedung bekas benteng Vredenberg sebagai museum TNI AD telah
mendapat restu, baik dari wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Paku
Alam dengan surat Nomor: K/809/II/C/1975 tanggal 26 februari 1975; maupun
dari Kasad berdasarkan Surat perintah Nomor: Sprin/249/III/1976 tanggal 17
Maret 1976, tentang realisasi peningkatan penyelenggaraan Museum TNI AD
di bekas benteng Vredenberg.

5
Dari kedua restu tersebut, segera diadakan persiapan untuk memugar,
membenahi dan mengisi bekas benteng Vredenberg sebagai museum TNI AD.
Tetapi di dalam perkembangannya. Sehubungan dengan adanya gagasan
Presiden Soeharto untuk membangun Taman Budaya di bekas benteng
Vredenberg yang penyelenggaraanya diserahkan kepada PDK, maka Men
Hankam/Pangab mengeluarkan Surat Telegram Nomor : ST/1308/1976 tanggal
18-11-1976 tentang pemgosongan/pembatalan rencana Museum TNI AD di
bekas benteng Vredenberg dan selanjutnya penelolaannya deserahkan ke
Pemda DIY.
Berdasarkan perubahan pemakaian bekas benteng Vredenberg dari Museum
TNI AD menjadi Taman Budaya, maka Kasad mengeluarkan Surat Perintah
Nomor : Srin/13/I/1977 tanggal 6-1-1977 tentang pembatalan penggunaan
bekas benteng Vredenberg di Yogyakarta sebagai Museum TNI AD.
Dengan keluarnya Surat perintah Kasad, maka pada tanggal 29 Mei 1980 jam
10.00 bertempat di bekas Markas Korem 72//pamungkas Yogyakarta,
dilangsungkan penyerahan gedung tersebut dari pangdam VII/Diponegoro
kepada Ka Disjarahad.
Penyerahan gedung utama bekas Markas Korem 72/Pamungkas yang pernah
menjadi MBT itu kepada Disjarahad, maka akan abadi dengan dijadikannya
sebagai Museum Pusat TNI AD, dengan nama : “Dharma Wiratama”
berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/547/VII/12982 tanggal 17
juli 1982 tentang pengesahan nama Museum TNI AD.

B. Pembagian Ruangan dan Koleksi Museum


1. Halaman Depan
Di halaman depan terdapat dua Tank Stuart hasil pekerjaan Amerika
dengan kaliber 37mm. Di sebelah barat terdapat Meriam Bofors (Meriam
Gunung) hasil pekerjaan Swedia tahun 1901 dengan kaliber 7,5 cm. Di
depan pintu masuk ruang pengenalan terdapat dua meriam masing-masing
berkaliber 37mm buatan Amerika dan kaliber 75mm buatan Jepang.
Museum ini terdapat pula bunker/ruang bawah tanah yang berada di balik
aula.

6
2. Ruang Pengantar
Ruang pengantar difungsikan untuk para pengunjung memahami nilai dan
guna perjuangan serta pengabdian para pahlawan dan pejuang dalam
merebut, mengisi, dan mempertahankan kesejarahan Museum Pusat TNI
AD "Dharma Wiratama". Koleksi yang dipamerkan yakni kronologis
sejarah perlawanan terhadap penjajah dan prasasti peresmian serta foto
para mantan Kasad.
3. Ruang Jenderal Sudirman
Ruang ini difungsikan untuk ruang kerja Jenderal Sudirman sewaktu
menjabat Panglima Besar. Koleksi Yang dipamerkan meja kerja, telepon,
rute gerilya, kursi tamu dari rotan, dan foto setengah badan.
4. Ruang Letjend. Urip Sumoharjo
Fungsi di ruang ini untuk ruang kerja. Koleksi yang dipamerkan antara lain
kursi tamu, telepon, meja kerja, dan foto setengah badan.
5. Ruang Palagan
Di ruang ini dipamerkan koleksi senjata aktif, pakaian pejuang, seragam
tentara PETA dan Tentara Keamanan Rakyat serta lukisan. Terdapat pula
kronologi 8 palagan akbar di Indonesia yaitu:
a. Palagan Medan (Pertempuran Medan Lahan)
b. Palagan Palembang (Pertempuran 5 hari 5 malam)
c. Palagan Bandung (Bandung Lautan Api)
d. Palagan Semarang (Pertempuran Lima Hari)
e. Palagan Ambarawa
f. Palagan Surabaya (Pertempuran Surabaya)
g. Palagan Bali (Puputan Margarana)
h. Palagan Makassar
6. Senjata Modal Perjuangan
Berbagai jenis senjata dipamerkan di ruang ini. Berpihak kepada yang
benar berupa senjata api atau senjata tajam.
7. Ruang Dapur Umum
Koleksi menggambarkan dapur tradisional rumah rakyat yang terbuat dari
bambu dan beratap rumbia yang berperan dalam perjuangan.

7
8. Ruang Peralatan Hubung dan Peralatan Kesehatan
Koleksi peralatan hubung berupa radio pemancar dan radio penerima.
Sedangkan peralatan kesehatan berupa peralatan operasi untuk merawat
prajurit yang terluka dan sakit ketika terjadi pertempuran.
9. Ruang Perang Kemerdekaan
Ruang Perang Kemerdekaan terbagi dijadikan tiga ruang. Di Ruang ini
digambarkan dharma bakti Tingkatan Darat dalam mempertahankan
negara kesatuan Indonesia.
10. Ruang Panji-panji:
Ruangan ini memamerkan antara lain,
a. Panji-panji Kesatuan TNI AD
b. Pataka Kotama/Balakpus
c. Dhuaja Resimen, Brigadir, Korem, Grup
d. Sempana Kodiklatad dan Rindam
e. Tunggul Batalyon
f. Pathola Depo Pendidikan
11. Ruang Gamad
Di ruangan ini dipamerkan berbagai susunan dan jenis seragam Tingkatan
Darat meliputi PDH, PDU, PDL beserta atributnya dari tahun 1950 hingga
dengan 1980.
12. Ruang Tanda Jasa
Di ruangan ini dipamerkan Tanda Jasa /Penghargaan berupa Bintang Jasa
dan Satya Lencana untuk pengakuan dan penghargaan atas jasa para
prajurit yang telah berjuang, mengabdi kepada bangsa dan negara sehingga
dapat memberikan dukungan moril dan kebanggaan kepada yang
bersangkutan, keluarga dan generasi penerus.
13. Ruang Peristiwa
Di ruang ini digambarkan peristiwa pemberontakan PKI, DI/TII
Kartosuwiryo di Jawa Barat, DI/TII Sulawesi Selatan, gerakan separatis
dan Operasi Militer yang digelar TNI dalam rangka memulihkan
keamanan, mempertahankan keutuhan wilayah dan menjaga kedaulatan
NKRI

8
14. Ruang Peralatan
Di ruang ini dipamerkan benda-benda bersejarah yang dipergunakan pada
gelar operasi satuan Tingkatan Darat dalam menanggulangi gangguan
keamanan dari pihak-pihak yang merongrong NKRI yang berupa senjata,
peralatan optik, peralatan perhubungan, dan mesin elektronik
15. Ruang Piagam Keutuhan AD dan Kontingen Belanda
Di ruang ini digambarkan situasi tahun 1950, peristiwa rakyat demonstrasi
untuk usaha menyatukan konflik internal Tingkatan Darat yang dirintis
oleh Kol. Bambang Sugeng dan berhasil dilaksanakan upacara di Istana
Gedung Luhur yang dipimpin Presiden Sukarno dengan ditandai tangani
Piagam Keutuhan.
16. Ruang Pahlawan Revolusi
Koleksi yang dipamerkan berupa perlengkapan militer dan foto pahlawan
revolusi.
17. Ruang penumpasan G 30 S / PKI
Ruangan ini berisikan senjata, peralatan transportasi, buku, senjata api
dijadikan bukti sejarah tentang G30S / PKI.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Museum Pusat TNI AD “Dharma Wiratama” adalah museum khusus yang
memiliki koleksi tentang peran serta TNI AD dalam perjuangan Indonesia.
Bangunan Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama didirikan oleh
Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1900 dan digunakan sebagai tempat
tinggal para pejabat/admininstratur perkebunan Belanda di daerah Jawa Tengah
dan Yogyakarta Gagasan pendirian Museum ini berawal dalam lingkungan
Sejarah Militer AD (SMAD) yang berencana untuk membangun sebuah
museum yang akan digunakan untuk menampung benda-benda koleksi
perjuangan TNI AD.
Setelah mendapat persetujuan Kasad, maka dikeluarkanlah surat perintah
kepada Pangdam VII/Diponegoro agar menyerahkan gedung tersebut untuk
dimanfaatkan sebagai Museum Pusat TNI AD. Berdasarkan Surat Keputusan
Kasad No. Skep/547A/l/1982, tanggal 17 Juli 1982 museum pusat TNI AD
disahkan. Kemudian pada tanggal 30 Agustus 1982 diresmikan oleh Kepala
Staf TNI-AD Jendera Ponimain dengan nama Museum Pusat TNI AD "Dharma
Wiratama". Dharma Wiratama yang berarti pengabdian luhur yang telah
disumbangkan oleh prajurit TNI AD di bidang Hankam baik berupa senjata
maupun amal baktinya di bidang non Hankam kepada negara.

B. Saran
Setelah Penulis berkunjung ketempat rekreasi ini, penulis mempunyai sedikit
saran untuk tempat rekreasi yang menyenangkan antara lain :
1. Kunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di daerah Yogyakarta
agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejara-
sejarah dan seni budaya Indonesia.
2. Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga
dan melestarikan museum tersebut tetap menjadi daya tarik terutama
dari segi kepariwisataan dan ilmu pengetahuan .

10
DAFTAR PUSTAKA

https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/854 diakses pada tanggal 10


Desember 2022

https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1041-sejarah-lokasi-museum-tni-ad-
dharma-wiratama dikases pada tanggal 10 Desmeber 2022

Wisata Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama (2022). Yogyakarta

11
LAMPIRAN

12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai