Artinya:
‘Bukan termasuk golongan umatku, orang yang tidak menyayangi yang lebih kecil (lebih muda),
dan tidak memahami hak-hak orang yang lebih besar (tinggi / dewasa)”. )HR. Thabrani(
Seseorang yang usianya lebih muda, bisa saja amal perbuatannya dan akhlaknya lebih
baik dibandingkan dengan orang yang telah berumur dewasa, bahkan telah berusia lanjut. Jadi,
umur seseorang tidak menjamin hidupnya lebih mulia dan berkualitas, sekali pun semestinya
semakin bertambah (bilangan) umur (hakikatnya berkurang), harus semakin baik amalnya,
semakin mulia akhlaknya, dan semakin bijak sikapnya.
Kenyataannya, dalam kehidupan sosial, kita menemukan hal yang justru sebaliknya. Ada
yang usianya sudah lebih tua dan dianugerahi panjang umur oleh Allah Swt. akan tetapi kualitas
hidupnya tidak Iebih baik dibandingkan dengan yang lebih muda. Nauzubillah.
Dalam salah satu hadis Rasulullah saw riwayat Ahmad, dikemukakan bahwa terinasuk
orang yang terbaik, jika umurya panjang dan amal perbuatannya baik. Rasulullah saw bersabda:
)دمحا هاور( ُ ُهلَمَع َءاَسَو ُهُرْمُع َلاَط ْنَم ِساَّنلا ُّر َشَو ُ ُهلَمَع َنُسَحَو ُهُرْمَع َلاَط ْنَم ِساَّنلا ُرْي َخ
Artinya:
“Sebaik-baik manusia adalah, mereka yang panjang umurnya dan sangat baik amalnya. Dan
sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya, tetapi jelek amal perbuatannya”
(HR.Ahmad)
Jika kita bergaul dengan yang lebih muda, dan kebetulan kita merasa sudah lebih dewasa
serta berpengalaman, hendaldah kita membimbing, rnengarahkan dan mengajarkan kepada
mereka hal-hal yang baik agar bermakna bagi kehidupannya.
Inilah yang dikehendaki dalam ajaran agama Islam, sehingga orang yang lebih tua
hidupnya lebih bermanfaat karena wawasan dan pengalamannya, sedangkan orang yang lebih
mudah dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki orang yang lebih tua. Rasulüllah saw
bersabda:
)يراخبلا هاور( ِساَّنلِل ْم ُ ُهعَفْ َنأ ِساَّنلا ُرْي َخ
Artinya:
”Sebaik-baik diantara manusia adalah yang paling besar manfaatnya bagi sesamanya”. )HR.
Bukhari)
Artinya.
“Tidaklah halal bagi seorang muslmi mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit van in yang
muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain
pun demikian juga. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu
mengucapkan salam”. )HR. Bukhari Muslim(
Pergaulan dengan teman sebaya termasuk dengan siapa pun harus dilandasi kasih sayang
dan keikhlasan Allah tidak akan menyayangi seseorang jika tidak menyayangi sesamaya. Dalam
salah satu hadis, .Rasulullah saw bersabda:
)هيلع قفتم(ُ هللا ُهْمَحْرَي َال َساَّنلا ُمَحْرَي َال ْنَم
Artinya:
“Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh
Allah”. )HR. Bukhari Muslim(
E. Tata Cara Bergaul dengan Lawan Jenis
Allah telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sempurna, teratur, dan
berpasang-pasangan. Ada langit dan ada bumi, ada siang dan ada malam, ada dunia ada akhirat,
ada surga dan neraka, ada tua dan ada muda, ada laki-laki dan ada perempuan.
Laki-laki dan perempuan: merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan scara
berpasang-pasangan. jadi, merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi pergaulan
di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk saling mengenal.
Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang
sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah indahnya kehidupan.
Laki-laki dan perempuan ditentukan dalam sunah Allah untuk saling tertarik satu dengan
yang lainnya. Laki-laki tertarik dengan perempuan, demikian juga sebaliknya, perempuan
tertarik kepada laki-laki. Allah Swt. memberikan rasa indah untuk saling menyayangi di antara
mereka. Tidak jarang juga masing-masing merindukan yang lainnya. Rindu untuk saling
menyapa, saling melihat, serta saling membenci atas. dasar ketulusan dan kasih sayang.
Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada nafsu
(syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama. Inilah yang
tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasan-batasan yang sangat jelas
dala pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.
Seorang laki-laki yang bukan muhrim, dilarang untuk berduaan di tempat-tempat yang
memungkinkan melakukan perbuatan yang dilarang. Kalau pun bersama-sama sebaiknya disertai
oleh muhrimnya atau minimal ditemani tiga orang, yaitu: dua laki-laki dan satu perempuan. atau
Juga pergaulan untuk belajar atau bergaul jika ada dua orang perempuan dan seorang laki-laki.
Hal ini memungkinkan untuk lebih menjaga diri.
Salah satu hadis mengemukakan bahwa jika seseorang pergi dengan orang lain yang
bukan muhrimnya serta berlinan jenis kelamin, maka yang ketiganya pasti syetan yang selalu
berusaha untuk menjerumuskan dan menghinakan. ltulah yang disinyalir dalam ayat A!-Quran,
agar jangan mendekati zina. Mendekatinya sudah dilarang dan haram, apalagi melakukannya.
Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32:
Artinya: . ‘ -
‘jadi janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zinaitu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk”. )QS. Al-Isra: 32)
Mencintai dan menyayangi seseorang merupakan hal yang wajar. Hendaklah pikiran dan
perasaan kita arahkan kepada hal-hal yang positif, dan bukan sebaliknya. Contohnya, karena
cinta dan sayang, seseorang mengorbankan segalanya termasuk hal-hal yang paling “berharga”
dan dilarang oleh Allah Swt. Membuktikannya, hendaklah dengan sesuatu yang diridai oleh
Allah. Hal inilah yang dikemukakan oleh Rasulullah saw dalam hadis riwayat Abu Daud dan
Tirmidzi:
َ َ )ىديمرتلاو دوادوبا هاور( ْ ِربْخُيْلَف ُها َ َخأ ْمُ ُكد
حا َّب َ َحأ َا ِذإ
Artinya:
“Jika salah seorang di antara kamu mencintai saudaranya, hendaklah ia membuktikannya”.
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk senantiasa saling
menjaga diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih sayang yang tulus karena Allah,
bukan karena derajat, pangkat, harta, keturunan, tetapi semata-mata hanya karena Allah. Hal ini
pernah diriwayatkan dalam salah satu hadis dari Umar bin Khattab, yang diriwayatkan oleh Abu
Daud, suatu ketika Rasulullah saw pernah bersabda,
Yang artinya: “Bahwasannya di antara hamba-hamba Allah ada manusia yang bukan nabi-
nabi, bukan pula para syuhada’,tetapi sangat tinggi kedudukan di sisi Allah. Para sahabat
bertanya: “Siapakah gerangan orang itu, ya Rasullullah”:Nabi saw menjawab: “itulah orang
yang saling mencintai (menyayangi), karena harta. Demi Allah, maka wajah mereka bersinar-
sinar, tiada merasa kekuatan dikala mereka dalam keadaan ketakutan” )HR. Abu Daud(.
Sesudah itu, Rasulullah saw membaca ayat:
َ َ َن ْ ُون َزْحَي ْمُ َهالَو ْمِهْيَلَع ٌفْو
َ َ خال ِهللا َءاَيِل ْ َوا َّنِا
الا
Artinya:
“Ketahuilah, bahwa wali-wali (penolong) Allah, mereka tidak merasa takut dan tidak merasa
bersedih ‘. )Sumber. Khuluqul Muslim”, karangan Muhammad Al-Ghazali)
Cinta karena Allah merupakan titik puncak dan tingginya kualitas iman seseorang
Hasilnya tidak dapat dilihat, melainkan hanya dapat dirasakan oleh orang yang telah nyaris
sempurna keikhlasannya. Cinta yang mendalam. ini merupakan bukti kesempurnaan serta
ketulusan iman, yang kedua-duanya berhak untuk mendapatkan pahala yang paling besar di sisi
Allah, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
َ ث
الث ْ ِ ِناَمْي: ْ َناَو هللا ىِف َضَغْبَيَو ِهللا ىِف َّبِحُي ْ َناَو اَمُهُهاَوَساَّمِم ِهْيَلِا َّب َ َحا ُ ُهلْوُسَرَو هللا َنْوُكَي ْ َنأ
َ ٌ الا َة َ َوالَح َدَجَو ِهْيِف َّنُك ْنَم
)ملسم هاور( ًائِيَس ِهللااِب َكِرْسُي ْ َنا ْنِم ِهْيَلِا َّب َ َحا اَهْيِف ُعَقَيَف ٌةَمْيِظَع ٌراَن ُ َدق ْ ُوت
Artinya:
“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka akan
merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya;
Mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api
neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada syirik (menyekutukan) Allah”. )HR. Muslim(
Orang yang bersahabat, bergaül, dan berkomunikasi dengan yang lainnya hanya karena
Allah, tandanya adalah senantiasa berusaha untuk mendoakan dengan tulus. Dalam hal ini,
Rasulullah saw pernah bersabda:
ُكَلَم ْلا َلاَق ِبْيَغْلا ِرْهَظِب ِهْيِخ َِِال ُلُجَّرلا ا َ َعد َاذِإ: )ملسم هاور( َكِل َاذ ُ ْلثِم َكَلَو
Artinya:
“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka
berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. )HR. Muslim(
Takaful (saling bertanggung jawab)
Jika ada masalah yang dihadapi, maka diupayakan untuk dipikul atau dipertanggung
jawabkan bersama-sama, dan tidak membiarkan salah satu pihak menderita. Dalam peribahasa
diungkapkan: ‘Berat sama dipikul ringan sama dijinjing” Rasulullah saw bersabda:
)يراخبلا هاور( اًضْعَب ُهَضْعَب ُّدُشَي ِناَيْنُبْلا َك ِنِمْؤُم ْلا َنْيَب ُنِمْؤُمْ َلا
Artinya:
“Seseorang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan suatu bangunan, yang
bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. HR. Bukhari)
TASAMUH (Saling Toleransi)
Sikap toleransi dipandang sifat yang sangat baik untuk menciptakan kondisi pergaulan yang
lebih harmonis, dengan saling mengoreksi dan saling mengisi kekurangan masing-masing,
sehingga tidak ada seorang pun yang merasa dikecewakan atau disakiti oleh teman bergaul
lainnya.