Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

EKSPLORASI MOTIF BATIK PADA BUSANA READY


TO WEAR DELUXE DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK DIGITAL PRINTING DAN APLIKASI BEADING

Oleh:
Shilviana Nurrakhmawati
NPM. 19440037

Politeknik STTT Bandung


2023
PROPOSAL PENELITIAN

EKSPLORASI MOTIF BATIK PADA BUSANA READY


TO WEAR DELUXE DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK DIGITAL PRINTING DAN APLIKASI BEADING

Oleh:
Shilviana Nurrakhmawati
NPM. 19440037

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Wine Regyandhea Putri, S.ST., M.Ds)

Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Produksi Garmen Kons. Fashion Desain

(Karlina Somantri, S.ST., M.M)


NIP: 19840301 200911 2001
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................i


DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................................6
1.4 Maksud dan Tujuan ................................................................................................ 6
1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................................... 6
1.6 Metodologi Penelitian ............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................9

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Motif batik kawung……………………………………………………………2


Gambar 1.2 Motif mega mendung..……………………………………………………….3
Gambar 1.3 Contoh bentuk payet…………………………………………………………4
Gambar 1.4 Koleksi busana ready to wear deluxe butik Vie 2022…………………….5
Gambar 1.5 Diagram alir metodologi penelitian…………………………………………8

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, salah
satu keragaman budaya nya adalah kain batik tradisional. Batik merupakan salah
satu warisan budaya yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi / Masterpieces of the Oral and
Intangible Heritage of Humanity pada 2 Oktober 2009 (Yulianto,dkk. 2019).

Batik berasal dari Bahasa Jawa yang terdiri dari dua suku kata yaitu “amba” yang
berarti menggambar dan “tik” yang berarti titik atau kecil (Supriono, Primus. 2016).
Jenis batik pada setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda, serta setiap
motif batik memiliki makna, filosofi dan sejarah yang berbeda juga.

Batik tradisional memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan daerah asalnya.
Batik yang berasal dari keraton memiliki warna yang cenderung gelap, seperti warna
hitam, cokelat, merah tua menjadi warna yang mendominasi. Contoh batik keraton
salah satunya adalah batik kawung yang berasal dari Jawa. Batik daerah pesisir
cenderung memiliki warna dasar yang di dominasi warna cerah seperti biru, hijau
dan merah. Salah satu contoh batik pesisir adalah batik mega mendung yang
berasal dari daerah Cirebon.

Pada jaman Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat tahun 1755 pada abad ke-18
batik kawung mulai berkembang. Bentuk kawung dapat digambarkan seperti buah
kolang-kaling yang berasal dari pohon palem yang tersusun pada empat sudut
persegi. Dari bentuk tersebut melambangkan jumlah empat (empat bentuk yang
sama) dan satu bentuk kelima (bentuk kawung itu sendiri) yang dalam kebudayaan
Jawa dapat disimbolkan dari konsep “pancapat”. Batik kawung memiliki makna
pengendalian diri yang sempurna dan hati yang bersih dari perasaan riya. Motif batik
kawung dapat dilihat pada Gambar 1.1 halaman 2.

1
Sumber : Dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
Gambar 1.1 Motif batik kawung

Kota Cirebon merupakan salah satu kota yang memiliki batik dengan motif yang
sangat khas yaitu berbentuk gumpalan awan yang dikenal dengan batik mega
mendung. Menurut Raja Abdul Gani Natadiningrat S.E. , motif mega mendung
berasal dari kata “mega” yang berarti awan dan “mendung” dapat diartikan sebagai
cuaca mendung atau amarah, sehingga dapat diartikan bahwa setiap manusia harus
dapat mengendallikan diri dari amarah. Batik mega mendung juga memiliki filosofi
dari segi bentuk dan warna. Dalam buku Batik Cirebon dijelaskan bahwa: “Mega
mendung merupakan visualisasi dari bentuk awan. Motif ini merupakan pengaruh
kebudayaan cina. Bukti-buktinya dapat dilihat pada lukisan awan pada piring dari
cina yang menempel pada bangunan di situs Gunung Jati. Bentuk awan itu diolah
seniman-seniman Cirebon sehingga mempunyai gaya tersendiri” (Casta, 2007:178).
Benda-benda seni yang berasal dari Cina tersebut menggambarkan bahwa awan
adalah lambang dari dunia atas, dunia yang luas dan transendental (ketuhanan)
sesuai dengan keyakinan taoisme. Menurut Casta (2007:178) motif mega mendung
memiliki tatanan warna yang berlapis-lapis, terdiri dari lima hingga tujuh lapis yang
memiliki makna yang berbeda yaitu angka lima bermakna rukun islam dan angka
tujuh bermakna langit yang pernah dilalui rasulullah nabi Muhammad SAW pada
peristiwa isra’ mi’raj. Contoh motif mega mendung dapat dilihat pada Gambar 1.2
halaman 3.

2
Sumber : Pinterest
Gambar 1.2 Motif mega mendung

Batik kawung dan batik mega mendung memiliki kesamaan makna yaitu tentang
spiritualiti mengenai pegendalian diri agar menjadi manusia yang baik bagi diri
sendiri maupun orang lain. Kesamaan makna itulah yang menjadi dasar motif ini
dapat digabungkan menjadi motif baru, sehingga warisan budaya ini dapat terus
dilestarikan.

Eksplorasi motif batik kawung dan mega mendung juga bertujuan agar penggunaan
batik bisa diterapkan dalam berbagai jenis busana dan acara seperti busana kerja,
sehari-hari dan busana pesta. Proses pembuatan batik secara tradisional dilakukan
dengan cara menggambar langsung pada kain mori menggunakan canting dan
cairan lilin malam. Seiring perkembangan tren, ilmu dan tekologi, proses pembuatan
batik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain batik ikat celup, batik cap,
dan batik printing. Cara pembuatan motif batik printing adalah dengan mewarnai kain
pada salah satu sisi kain menggunakan mesin khusus, salah satu kelebihan teknik ini
yaitu dapat diterapkan pada berbagai jenis kain. Selain itu, pembuatan kain
menggunakan teknik ini tidak membutuhkan waktu yang lama serta hasilnya pun
lebih detail, konsisten dan dapat diterapkan pada kain yang memiliki karakteristik
ringan, jatuh dan halus. Target market busana ini adalah wanita berusia 25-35 tahun
yang ingin tampil ke acara pesta memakai busana yang terkesan elegan dan anggun
namun memiliki keterbatasan budget, sehingga eksplorasi motif ini diterapkan pada
kain menggunakan teknik digital printing.

Pada pembuatan busana ready to wear deluxe ini menggunakan eksplorasi motif
batik kawung dan batik mega mendung. Motif batik mega mendung akan dipadukan
dengan motif batik kawung menjadi motif baru yang lebih modern. Busana ready to
wear deluxe merupakan busana pengembangan dari busana ready to wear yaitu
busana siap pakai tanpa harus melakukan pengepasan berkali-kali untuk dapat

3
sesuai dengan tubuh yang diberikan ornamen yang dibuat dengan keterampilan
tangan sehingga pengerjaannya rumit dan bervariasi dari baju siap pakai pada
umumnya serta busana ini tidak diproduksi dalam jumlah yang banyak (Yusuf, 2018).
Biasanya busana ini diciptakan untuk dipakai ke acara pesta pagi atau siang hari.
Busana pesta dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan kesempatannya.
Busana pesta pagi atau siang hari harus menggunakan bahan yang bersifat halus,
lembut, ringan, dapat menyerap keringat, berkilau namun tidak terlalu mencolok dan
warna yang digunakan adalah warna cerah tidak terlalu gelap. Sedangkan untuk
busana pesta malam menggunakan bahan yang bertekstur lebih halus, lembut dan
berkilau sehingga terlihat lebih mewah. Oleh karena itu penggunaan reka bahan
untuk busana ini menggunakan teknik reka bahan aplikasi beads, sehingga
menghasilkan busana yang lebih berkesan mewah namun tidak terlalu mencolok.
Teknik reka bahan aplikasi beads adalah teknik menghias busana dengan cara
memasangkan mutiara, kristal dan swarovski pada busana dengan berbagai macam
bentuk. Contoh bentuk payet dapat dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini.

Sumber : Pinterest
Gambar 1.3 Contoh bentuk payet

Pembuatan suatu produk tentunya tidak terlepas dalam perkembangan trend, salah
satunya adalah trend fashion. Trend fashion merupakan acuan yang dipakai oleh
para pelaku industri fashion atau fashion designer dalam membuat suatu produk
fashion. Indonesia memiliki badan organisasi yang bergerak dibidang analisis trend
yaitu Indonesia Trend Forecasting atau ITF.

Trend forecasting merupakan sebuah metode untuk memprediksikan trend yang


akan menjadi selera konsumen untuk beberapa tahun kedepan yang dapat dilihat
dari gaya hidup masyarakat, keadaan sosial dan sebagainya. Menurut Indonesia
Trend Forecasting, Trend forecasting 2023/2024 dengan tema besar “Co-Exist” yang

4
terbagi dalam empat tema yaitu The Survivors, The Soul Searchers, The Saviors,
dan The Self Improvers. Konsep busana ini termasuk dalam tema the soul searchers
yang memiliki arti mencari keseimbangan emosi menjadi dambaan setelah terbebani
oleh pekerjaan, menikmati suasana alam di pedesaan, meresapi romantisme
kesederhanaan penduduk lokal yang memberikan rasa rileks dan damai dan
mendatangkan inspirasi baru gaya busana (ITF, 2023).

Eksplorasi motif batik kawung dan mega mendung menggunakan kain dengan teknik
digital printing yang dihias menggunakan teknik reka bahan aplikasi beading ini
merupakan pengembangan konsep yang terinspirasi dari koleksi busana ready to
wear deluxe 2022 karya brand lokal Butik Vie by Evy Susanti, karya fashion desainer
Indonesia yaitu Evy Susanti yang mengambil tema Wastra Series. Koleksi busana
ready to wear deluxe Butik Vie 2022 dapat dilihat pada Gambar 1.4 di bawah ini..

Sumber : Instagram Vie by Evy Susanti


Gambar 1.4 Koleksi busana ready to wear deluxe butik Vie 2022

Berdasarkan pembahasan di atas pembuatan busana ready to wear deluxe tersebut


akan dibahas dalam skripsi yang berjudul:

“EKSPLORASI MOTIF BATIK PADA BUSANA READY TO WEAR DELUXE


DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIGITAL PRINTING DAN APLIKASI
BEADING”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan identifikasi masalah yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan busana ready to wear deluxe sebagai berikut:

5
1. Bagaimana eksplorasi pembuatan motif batik kawung dan batik mega mendung
yang akan diterapkan pada pembuatan busana ready to wear deluxe menggunakan
teknik digital printing?
2. Bagaimana hasil pengaplikasian teknik aplikasi beading pada busana ready to
wear deluxe?
3. Bagaimana penetapan harga jual dan analisa pasar yang harus dilakukan untuk
busana ready to wear deluxe?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, terdapat batasan masalah


yang perlu diperhatikan dalam pembuatan busana ready to wear deluxe adalah
sebagai berikut:
1. Dilakukan eksplorasi motif batik kawung dan batik mega mendung menjadi motif
baru.
2. Motif eksplorasi batik kawung dan batik mega mendung yang akan diterapkan
pada busana ready to wear deluxe ini menggunakan teknik digital printing.
3. Teknik reka bahan yang dipakai adalah teknik digital printing dan aplikasi beading.
4. Siluet busana yang digunakan adalah siluet A, sehingga busana ready to wear
deluxe memberikan kesan romantic dan anggun terhadap pemakainya.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan busana ini yaitu untuk menampilkan kesan yang baru dan
modern terhadap perpaduan warisan budaya yaitu motif batik kawung dengan batik
mega mendung.

Tujuan pembuatan busana ini yaitu untuk mewujudkan eksplorasi motif batik kawung
dan batik mega mendung yang diterapkan pada busana ready to wear deluxe
menggunakan teknik reka bahan digital printing dan aplikasi beading sehingga
penggunaan motif batik dapat menghasilkan kesan yang baru dan lebih modern.

1.5 Kerangka Pemikiran

Saat ini pemakaian batik sudah digunakan oleh berbagai kalangan dan kesempatan.
Kini batik sudah mengalami banyak perkembangan dari segi motif, warna hingga
teknik pembuatan. Motif batik juga dapat dipadukan dengan motif lain seperti hewan,
tanaman, maupun dengan motif batik lainnya. Eksplorasi motif batik ini dilakukan

6
bertujuan untuk membentuk motif baru sebagai implementasi pelestarian warisan
budaya.

Teknik pembuatan batik tradisional yang dilakukan nenek moyang terdahulu adalah
menggambar diatas kain menggunakan canting dan malam (lilin batik) dan waktu
pengerjaannya cukup lama. Kemudian berkembang seiring banyaknya peminat,
terdapat batik cap yang dapat mempercepat waktu pengerjaan. Seiring
perkembangan teknologi, muncul kain batik printing yang dapat memproduksi lebih
cepat dan banyak. Dengan demikian terdapat kelebihan dan kekurangan pada
masing-masing cara pembuatan batik. Pembuatan busana ready to wear deluxe ini
menggunakan kain dengan motif batik yang diterapkan menggunakan teknik digital
printing. Teknik digital printing dipilih karena penggunaan kain yang dibutuhkan
dalam mewujudkan busana dari rancangan desain adalah kain yang ringan,
melangsai, halus dan nyaman dipakai sehingga menghasilkan busana yang memiliki
kesan anggun, tenang dan damai. Hal ini selaras dengan salah satu tema trend
forecasting 2023/2024 yaitu The Soul Searchers yang menjadi acuan dalam
pembuatan busana ready to wear deluxe ini.

Penggunaan motif batik biasanya menggunakan kain katun sehingga menghasilkan


busana yang berkesan formal. Padahal jika penggunaan kain di eksplor lebih jauh
lagi, penggunaan motif batik dapat dibuat berbagai macam busana, salah satunya
busana pesta. Pembuatan busana ready to wear deluxe ini dapat digunakan untuk
acara pesta pada pagi atau siang hari. Busana yang tidak terlalu mencolok namun
tetap terkesan mewah, sehingga teknik reka bahan yang cocok adalah aplikasi
beading. Aplikasi beading yang digunakan akan menghidupkan motif batik itu sendiri
tanpa mengurangi nilai estetika dan ciri khas, serta hasil busana terlihat lebiih
mewah dan elegan.

Berdasarkan penjelasan diatas diharapkan pembuatan busana ready to wear deluxe


dengan eksplorasi motif batik kawung dan batik mega mendung dapat menjadi
alternatif busana pesta sehingga penggunaan batik dapat terlihat lebih modern.

1.6 Metodologi Penelitian

Pembuatan busana ready to wear deluxe ini mengunakan metodologi penelitian,


diantaranya sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Mengumpulkan data-data dan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian dari
beberapa sumber yaitu buku, jurnal, e-book, dan website. Data tersebut dapat

7
dijadikan sebagai pendukung konsep perancangan dan proses produksi busana
ready to wear deluxe.
2. Wawancara
Dilakukan wawancara kepada narasumber mengenai topik yang dibahas yaitu motif
batik mega mendung yang akan diterapkan pada busana ready to wear deluxe.
3. Eksperimen
Dilakukan eksperimen terhadap eksplorasi motif batik kawung dengan batik mega
mendung menjadi motif baru. Kemudian motif tersebut akan diterapkan pada kain
dengan menggunakan teknik digital printing.
Secara garis besar metodologi penelitian dapat digambarkan pada diagram alir
pembuatan busana ready to wear deluxe, berikut diagram alir metodologi penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1.5 di bawah ini.

Gambar 1.5 Diagram alir metodologi penelitian

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Satriawan, Leo Galih. 2019. Eksplorasi Motif Kawung dalam Karya Instalasi Seni
Kriya. Yogyakarta: Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
2. Hakim, Muhamad Ardan Zia. 2019. Corak Batik Mega Mendung sebagai Warisan
Budaya Cirebon dalam Fashion Photography. Yogyakarta: Fakultas Media Rekam
Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
3. Indonesia Trend Forecasting “Co-Exist” 2023/2024. BeKraf.
4. Casta., Taruna. 2007. Batik Cirebon Sebuah Pengantar Apresiasi, Motif, dan
Makna Simboliknya. Cirebon: Badan Komunikasi Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Cirebon.
5. Yulianto, Eko., Prabawanto, Sufyani., Sabandar, Jozua., & Wahyudin. (2019). Pola
Matematis dan Sejarah Batik Sukapura: Sebuah Kajian Semiotika, Jurnal Penelitian
Pendidikan dan Pengajaran Matematika, Volume 4.
6. Supriono, Primus. 2016. Ensiklopedia The Heritage of Batik. Yogyakarta:Andi
Offset.
7. Yusuf, Ayusnia. (2018). Kreasi Teknik Fabric Slashing Pada Busana Ready To
Wear. Sulawesi Selatan: Universitas Negeri Makasar.

Anda mungkin juga menyukai