Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PAMERAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PAMERAN
Yang dibina oleh Dra. Hapsari Kusumawardani, M.Pd

Oleh :
Siti Salma (160544613261)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI S1 PENDIDIKAAN TATA BUSANA
DESEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih


lagi Maha Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya. Sehingga laporan pagelaran ini dapat diselesaikan sebagai tugas
akhir mata kuliah pagelaran.
Laporan pagelaran ini telah disusun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan laporan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Marji, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang.
2. Dr. Mazarina Devi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi
Industri Universitas Negeri Malang
3. Dr. Agus Hery Supadmi Irianti, M.PD. selaku Ketua Prodi S1
Pendidikan Tata Busana Universitan Negeri Malang
4. Dra. Hapsari Kusumawardani, M.Pd, selaku dosen
pembimbing mata kuliah pameran
5. Keluarga dan teman-teman tercinta yang telah membantu
dalam banyak hal yang berkaitan dengan laporan ini
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dan memudahkan penulis.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi


susunan kalimat maupun tata bahasanya di dalam laporan ini. Oleh
karena itu dengan saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata
penulis berharap laporan pameran ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya di kemudian hari.

Malang, 1 Desember 2019


Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
Cover ………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………. 1
B. Tujuan………………………………………………………… 2

BAB II ISI LAPORAN


A. Proses Pembuatan Busana 1…………………………………... 3
1. Story Board……………………………………………….. 4
2. Mood Board……………………………………………….. 5
3. Desain Sketsa……………………………………………… 7
4. Technical Drawing………………………………………... 8
5. Analisis Desain Busana…………………………………… 11
6. Ukuran ……………………………………………………. 12
7. Pola……………………………………………………….. 13
8. Rancangan Harga dan Bahan ……………………………. 14
9. Langkah Pembuatan Busana 1……………………………... 19
10. Hasil Produksi Busana 1………………………………….. 25
B. Proses Pembuatan Busana 2………………………………….... 26
1. Story Board………………………………………………... 26
2. Mood Board……………………………………………… 26
3. Desain Sketsa…………………………………………….. 27
4. Technical Drawing………………………………………. 28
5. Analisis Desain Busana………………………………….. 29
6. Ukuran…………………………………………………… 30

iii
7. Pola……………………………………………………….. 31
8. Rancangan Harga dan Bahan…………………………….. 31
11. Langkah Pembuatan Busna 1…………………..…………… 31
12. Hasil Produksi Busana 1…..………………………………... 43
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………… 44
.
Daftar Rujukan…….………………………………………………... 45

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Perhatian
manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama
hidupnya. Busana yang melekat pada diri seseorang adalah cermin jiwa dan
watak seseorang. Busana sangat penting bagi kehidupan manusia, karena busana
berguna untuk menjaga kesusilaan, selain itu busana berguna untuk melindungi
diri dari pengaruh luar yang tidak baik untuk kesehatan seseorang sebagai alat
melindungi kulit dari sengatan matahari serta melindungi dari udara dingin dan
alat memperindah serta mempercantik diri (Arifah A. Riyanto, 2003:90)
Busana yang memenuhi syarat tidaklah mudah, hal itu memerlukan
pengetahuan tentang bahan tekstil, model, cara membuat, waktu memakai dan
cara pemeliharaannya serta tidak lepas dari rasa keindahan, kesopanan dan
fungsi kesehatan. Pengetahuan tentang bahan tekstil yang dimaksud merupakan
pengetahuan pada kualitas suatu bahan tersebut sesuai kebutuhan terutama pada
kenyamanan kain.
Perkembangan busana selalu terjadi setiap saat. Untuk itu desainer harus
mampu memahami kebutuhan sesuai perkembangan tersebut. Setiap tahun ada
trend canter yang selalu muncul. Untuk ini desainer memilih konsep besar “Sea
Celebration Of Colors” Sea Celebration Of Colors berarti perayaan warna laut
dimana desainer terinspirasi dari laut , Terinspirasi dari langit, dan
menggunakan tone-nya lebih gelap dan akan ada sesuatu ada yang
sparkling, dan sentuhan kain tradisional
Busana ini dibuat sebagai prasyarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
pagelaran. Busana yang dibuat adalah jenis busana ready to wear. Ready-to-
Wear atau Prêt-à-Porter adalah busana siap pakai yang diproduksi massal dan
diproduksi dalam berbagai ukuran dan warna berdasarkan satu desain yang
membawa label nama seorang desainer. Busana ini dapat langsung dibeli dan
dikenakan tanpa harus melakukan pengukuran badan terlebih dahulu. Busana
Ready-to-Wear ini tidak hanya busana yang bergaya street style, tetapi busana

1
pesta maupun kerja pun dapat termasuk ke dalam kategori busana Ready-to-
Wear. Biasanya busana ini menggunakan potongan yang minimalis, pola yang
tidak rumit, penggunaan bahan yang efisien, serta harga jual yang dapat
dijangkau oleh pembeli (Poespo, 2009).
Dalam pembuatan busana ready to wear ini dibuat pada saat desainer
praktik industri di Noor Arfa Batik Sdn.Bhd yang berlokasi di Kuala
Trengganu, Malaysia. Busana yang dibuat terinspirasi dari keindahan laut di
Kuala Terengganu Malaysia dan juga menyesuaikan dengan budaya asli
setempat yakni menggunakan budaya asli setempat yang mayoritas
masyarakatnya beragama Islam. Bahan yang digunakan dalam pembuatan
busana ready to wear merupakan produk batik dari Noor Arfa Sdn. Bhd yang
tidak lolos quality control. Untuk itu, desainer dituntuk untuk dapat berkreasi
mengembangkan ide dengan ketersediaan kain yang terbatas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, munculah judul “Pembuatan
Busana Wanita Ready to Wear “Genuine” yang berarti keaslian dan Busana
Kaftan “Olducta pastelia “ keindahan sebagai prasyarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah pagelaran.

B. TUJUAN
Tujuan umum penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.

1. Mampu Mendeskripsikan proses pembuatan busana wanita


ready to wear “Genuine Nature of Beach ”
2. Mendeskripsikan proses pembuatan busana kaftan “Olducta Pastelia”

2
BAB II
ISI

A. PROSES PEMBUATAN BUSANA


1. Story Board
Desain ini terinspirasi dari keindahan alam dan budaya dari baju
kurung, yaitu dari potongan baju dan roknya yang panjang serta potongan
lengan yang panjang dan lebar. Kemudian dilakukan beberapa perubahan
bentuk pada lengan dan siluet serta penambahan teknik layering pada
busananya. Untuk motifnya, mengangkat kembali Yang mana dalam
pembuatan busana ini, desainer ingin menggabungkan unsur alam,
tradisional dengan modern, unsur lembut dan keras, serta penggunaan warna
muda dan tua. Jadi dalam satu busana, kedua unsur yang bertolak belakang
tersebut digabung menjadi satu kesatuan. berpenampilan sopan, mengerti
akan konsep modesty, up to date mengenai fesyen serta menyenangi hasil
kebudayaan daerah Malaysia , terutama ragam hiasnya. Segmentasi
utamanya adalah wanita berhijab, namun tidak menutup kemungkinan untuk
wanita nonhijab yang masih ingin tampil modest.
Dalam pemilihan warna desainer memilih warna biru tua, biru muda,
putih dan hitam terinspirasi dari keindahan pantai di Kuala Terengganu.
Warna biru dan biru tua merupakan air laut, putih merupakanpasir dan buih
ombak kemudian hitam berarti batu-batuan yang ada di pantai.
Pemilihan materi dari busana dengan tema “Genuine Nature of
Beach” menggunakan bahan katun dipadukan dengan Batik jumputan
produk dari Noor Arfa Sdn. Bhd dan juga dengan aksen menggunakan kain
katun. Dalam pebuatan desainer mengalami keterbatasan, keterbatasan
materi dirasakan desainer karena pada pembuatan busana ini desainer
menggunakan bahan yang disediakan oleh pihak Noor Arfa Sdn.Bhd. Bahan
yang disediakan tersebut merupakan bahan yang tidak lolos proses quality
control dan bahan sisa produksi busana. Bahan katun ekslusif digunakan
pada bagian depan dan rok,
Story board dari desain busana wanita ready to wear “Genuine Nature
of Beach” adalah sebagai berikut

3
1. Story Board

Inspirasi
keindahan alam pantai dan budaya dari baju
kurung, yaitu dari potongan baju dan roknya
yang panjang serta potongan lengan yang
panjang dan lebar

Konsep
Menggabungkan unsur alam, tradisional dengan modern,
unsur lembut dan keras, serta penggunaan warna muda
dan tua. Jadi dalam satu busana, kedua unsur yang
bertolak belakang tersebut digabung menjadi satu
kesatuan. berpenampilan sopan, mengerti akan konsep
modesty, up to date mengenai fesyen serta menyenangi
hasil kebudayaan daerah Malaysia

Pemilihan Bahan
Menggunakan bahan polyester dipadukan
dengan Batik jumputan produk dari Noor
Arfa Sdn. Bhd dan juga dengan aksen
menggunakan kain katun

4
2. Mood Board

Keterangan dari Moodboard busana dengan tema “Nature Of Sea”


adalah sebagai berikut.
1) Laut yang identic dengan ketenangan suasana
2) Putih Buih ombak bersamaan dating memhempas bibiran pantai

5
yang terkadang hening.
3) Mermaidmerupakan inspirasi desainer untuk membuat rok duyung
pada bagian bawah bsanak.
4) Motif jemputan terinspirasi dari buih ombak
5) Bentuk busana terinspirasi dari baju kurung yang sehaihari
digunakan masyarakat Malaysia budaya setempat yang
menjunjung nilai Islami
6) Pemilihan warna biru dan Biru tua terinspirasi dari air laut dan
putih buih ombak. Perpaduan warna putih merukapan buih ombak

6
3. Desain Sketsa

7
Keterangan:
1) Jenis Busana desain ini adalah Ready to Wear
2) Tema dari busana adalah “Natural Of Sea”
3) Bentuk busana two piece terdiri dari atasan dan bawahan rok
4) Warna busana dominan biru tua dipadukan dengan motif batik
jumputan
5) Bahan busana yang dipakai adalah perpaduan dari bahan batik celup
semi sutera, dan katun

4. Technical Drawing
A. Desain Produksi
Depan
Jenis Bahan

Kain batik celup semi


sutera
Katun

Katun

Kain batik celup semi


sutera

8
B. Desai Produksi 2
Bagian Depan Bagian Belakang
Memiliki Kerah rebah Garis hiasan sambungan kain

Kancing sembunyi Rok duyung Panjang 90 cm

Saku bahan katun ukuran Rok duyung bagian belakang


panjang 12 cm lebar 13 memiliki resleting jepang
cm

Lengan licin dan


tambahan rampel bahan Ban Pinggang Ukuran 3cm
semi sutera

Lengan licin dan


tambahan rampel bahan
katun

9
C. Desain Produksi 3
Bagian Baju
Depan Belakang
Kerah rebah

sambungan

Saku tempel

Kupnat

Opening kancing
sembunyi

10
Bagian Rok
Depan Belakang
Ban Pinggangt

Kupnat

Resleting Jepang

Rok duyung

5. Analisis Desain Busana


a. Busana sesuai kesempatan
Busana ini cocok digunakan untuk acara formal maupun normal
b. Busana sesuai dengan umur
Busana ini cocok untuk umur remaja sekitar 15 sampai 20 tahun
c. Busana sesuai bentuk tubuh
Busana ini cocok untuk orang yang memiliki tubuh ideal, rok duyung
akan memberikan kesan tinggi, sehingga cocok untuk orang dengan
tinggi badan yang kurang atau standar.
d. Busana sesuai dengan warna kulit
Busana ini cocok untuk tone kulit sawo matang sampai kuning langsat
e. Busana sesuai dengan kepribadian
Busana ini cocok untuk feminim
f. Aspek-aspek pembuatan busana
1) Pembuatan detail model
Busana nature of beach menggunakan detail berupa perpaduan
bahanyang digunakan
2) Penggunaan elemen tekstil
Penggunaan kain katun eksksuf yang meryerupai kain jean tapi tak
setebal bahan jeans sebagai bahan utama, memberi kesan yang
mewah rapih pada jahitan busana, kombinasi batik celup dari noor
arfa sebagai kombinasi menambah kesan ceria pada busana.
g. Penerapan warna
Warna yang digunakan pada Natural Of Beach menggunakan banyak
warna biru tua dipadukan dengan kain batik celup untuk menambah
kesan ceria pada busana.
h. Teknik penyelesaian busana
Busana Beautiful Bandar menggunakan teknik penyelesaian furing. Hal
ini dikarenakan bahan utama yang digunakan adalah polyester,sehingga
kurang bervolume juka tidak dilapisi furing.
i. Ciri-ciri desain

11
Busana dengan tema Natural Of Beach memiliki desain two pieces
dengan bagian atas berupa tunik jacket dan rok duyung. Busana ini
merupakan perpaduan dari kain polos dengan variasi motif Batik
Malaysia.
6. Ukuran
Ukuran yang dipakai dalam busana tema “Natural Of Beach” adalah
size S sebab keterbatasan bahan yang dialami desainer. Adapun ukuran
yang digunakan sebagai berikut
a. Ukuran Atasan
Lingkar badan : 80 cm
Lingkar Pinggang : 70 cm
Lebar muka : 34cm
Panjang Muka : 32 cm
Lingar Panggul : 90 cm
Lingkar leher : 36 cm
Panjang lengan : 50 cm
½ Lingkar kerung lengan : 22 ½ cm
Lingkar Pergelangan : 24 cm
Panjang punggung : 37 cm
Lebar punggung : 37 cm
b. Ukuran Rok
Panjang rok : 92 cm
Lingkar pinggang : 70 cm
Lingkar panggul : 90 cm
Tinggi panggul : 18 cm
Tinggi duduk : 28 cm

c. Cara Mengambil Ukuran


1) Panjang baju
Diukur dari ujung bahu tertinggi sampai panjang yang diinginkan.
2) Lebar punggung
Diukur dari ujung punggung kiri sampai ujung punggung kanan
3) Lingkar badan
Diukur mengelilingi dada terbesar
4) Lingkar leher
Diukur mengelilingi leher dengan diberi kelonggaran 1 jari
5) Panjang lengan
Diukur dari puncak lengan tertinggi sampai panjang yang
diinginkan, padasaat mengukur lengan panjang bagian
tangan sedikit ditekuk agar ukuran lebih pas.
6) ½ Lingkar kerung lengan
Diukur mengelilingi ketiak diberi kelonggaran kemudian dibagi dua.

12
7) Lingkar Pergelangan
Diukur mengelilingi kepalan tangan
8) Panjang punggung
Diukur dari tengkuk leher sampai batas pinggang.
9) Panjang rok
Diukur dari pinggang kebawah sampai batas yang diinginkan.
10) Lingkar pinggang
Diukur mengelilingi pinggang terkecil
11) Lingkar panggul
Diukur mengelilingi panggul terbesar
12) Tinggi panggul
Diukur dari batas pinggang terkecil sampai pinggang terbesar
13) Panjang lutut
Diukur dari pinggang sampai lutut
14) Tinggi duduk
Diukur dari pinggang sampai kursi pada saat posisi duduk

13
7. Pola
a. Pola Dasar

Keterangan Pola Badan :


Pola Depan Pola Belakang
A.B : ½ Lingkar badan Mengutip pola
A.C : B-D : Panjang jaket depan B-E :
A-K : Lingkar leher dibagi 6+1 A- Naik 3 cm
L : Lingkar leher dibagi 6+1 E-F : A-K
Hubungkan garis K-L untuk Bentuk garis lengkung untuk
membuat kerung leher depan leher dari titik E1 ke titik F
dengan membuat garis lengkung G : Naik 4 cm dari
A-K1 : ½ Lebar punggung titik M Hubungkan
K1-M : turun 4 cm garis F-G
Hubungkan garis K-M
A-N : ½ Kerung lengan
N-J : D1-D : ¼ Lingkar badan

14
1. Pecah Pola Badan
Depan Belakang
3 cm 4 cm 2 cm

11 cm

13 cm

TB
TM

Pola Lengan Licin


Pola Kerah lebar 7 cm

11 cm

15
2. Pecah Pola Rok
Depan Belakang

T
T B
M

Ban Pinggang
3 cm
75 cm

8. Rancangan Harga dan Bahan


a. Rancangan Harga
No Nama Bahan Kebutuhan Harga Jumlah
Satuan
1. Kain katun ekslusif 1,25 m RM 30 RM 37,5
2. Kain batik celup Malaysia 1,5 m RM 35 RM 52.5
3. M32 0,5 m RM 5 RM 2.5
4. Benang hias stik jelujur 1/10 gulung RM 5 RM 0.5
5. Benang jahit 1/10 gulung RM 1 RM 0.1
6. Tricot 1m RM 4 RM 4
7. Kancing 7 buah 25 sen RM 1.5
Total RM 98,1

16
b. Rancangan Bahan Utama
1) Bahan Utama semi sutera

Ukuran kain
P 1,25 cm
L 115 cm

17
2) Bahan Utama Katun Ekslusif

Ukuran kain
P 1,25 cm
L 115 cm

3) Bahan Lapisn Tricot

Ukuran kain
P 100 cm
L 115 cm

18
9. Langkah Pembuatan Busana 1
a. Alat dan bahan
No Nama Barang Fungsi Jumlah
Alat :
1. Mesin Jahit Digunakan untuk menjahit kain- 1 set
kain yang telah terpotong
2. Mesin Obras Mennyelesaikan tepi atau tiras 1 set
kain dengan jahitan obras
3. Mesin Jahit Jelujur Membuat jahitan jelujur hias 1 set

4. Setrika Melakukan pressing bahan pelapis 1 buah


seperti tricot dan M32, selain itu
untuk menngepres busana selama
proses menjahit,dan pressing akhir
setelah busana jadi.
5. Gunting Kain Memotong kain 1 buah

6. Gunting Kertas Memotong kertas 1 buah

7. Gunting Benang Memotong benang 1 buah

8. Jarum Pentul Menyemat kain agar kain tidak Secuku


bergerak,atau untuk alat bantu pnya
dalam proses cutting dan
menjahit
9. Pendedel Melepas jahitan jika terjadi 1 buah
kesalahan
10. Kapur Jahit Memberitanda pada kain 1 buah

11. Rader Mengutip pola pada kain 1 buah

12. Kertas Karbon Digunakan berpasangan dengan 1 buah


rader untuk mengutip pola bada
kain
13. Metlin Mengambil ukuran dan mengukur 1 buah
busana dan pola busana.
14. Kumparan /Spul Untuk menggulung benang 1 buah
bawah mesin jahit
15. Skoci Tempat meletakkan kumparan 1 buah
pada mesin jahit
Bahan :

1. Kain semi sutera Bahan utama pembuatan busana 1,75 m

2. Kain katun Bahan kombinasi busana 1m


eksludif
3. Tricot Melapisi bagian badan depan dan ,75 0m
badan belakang busana untuk

19
menopang tekstur kain agar lebih
bagus.
4. M32 Melapisi ban pinggang, klep saku,dan 0,5 m
lidah penutup bagian
depan.
5. Kertas Pola Membuat pola busana Beautiful 3 buah
Bandar
6. Benang Jahit Menjahit dan membuat hiasan 3
pada busana Beautiful Bandar gulung
7. Karet Elastik Digunakan pada bagian pinggang dan 1, 25 m
manset

20
a. Memotong
1) Menyiapkan alat dan bahan untuk memotong
2) Mengklasifikasikan pola berdasarkan bahan yang akan dipotong
3) Melakukan spreading kain yang akan dipotong
4) Meletakkan bahan sesuaidengan rancangan bahan
5) Menyemat pola dengan menggunakan jarum pentul
6) Memotong bahan sesuai dengan pola menggunakan gunting kain
7) Memberi tanda pada kain yang telah dipotong
menggunakan bantuan rader,kertas karbon, dan kapur
jahit.
b. Pressing pesiapan jahit
Sebelum menjahit, bahan yang telah dipotong dipress dengan
bahan pelapis. Hal ini dilakukan agar tidak memperlambat
proses menjahit. Adapun bagian yang dilakukan pressing
adalah sebagai berikut.
1) Badan depan dan badan belakang jaket dipress dengan pelapis kain
tricot
2) Bagian lidah bukaan depan dipress menggunakan pelapis M32
3) Bagian ban pinggang dipress dengan menggunakan pelapis M32
4) Bagian kerah dipress dengan menggunakan pelapis M32
c. Proses jahit
Proses menjahit jaket busana dengan tema Bandar adalah sebagai
berikut.
1) Menjahit kupnat bagian depan dan belakang dan rok
Lipat kain pada pertengahan kupnat dan pastikanmasing-masing
sisi berada dalam posisi sejajajar, jahit kupnat dari ujung ke atas.
2) Menjahit bagian bahu depan dan belakang

3) Menjahit bagian Sisi baju dengan kampuh 2 cm

21
4) Menjahit Klim Atas Saku

5) Menyelesaikan Tengah muka

Dilipat kemudian di press dengan faselin


setrikaan sehingga menjadi 2 cm

6) Menjahit saku tempel ke badan

22
Dijahit keliling degan
kampuh 1,5 cm

Dijahit keliling degan


kampuh 1,5 cm

7) Menyelesaikan lengan

Menyambung bagian bawag


lengan dengan kain
8) Menjahit sisi lengan kiri dan kanan

23
9) Menyambung kerung lengan ke badan

10) Memberikam M32 di bagian kerah, kemudin memjahit kerah ke


badan

11) Penyelesaian kelim bawah baju dengan cara di sum.


12) Kemudian memberikan tanda pada lidah kancing untuk
memberikan kancing
Sementara itu, untuk menjahit rok adalah sebagai berikut
1) Menjahit Kupnat depan
2) Menjahit bagian kupnat belakang
3) Menjahit resleting
4) Menyatukan sisi bagian rok
5) Mengobras bagian kampuh-kampuh rok
6) Menyelesaikan ban pinggang
7) Menyeesaikan kelim bawah rok dengan di sum
8) Memasangkan kancing kait pada rok
d. Finishing
Pada proses finishing langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Trimming
Merupakan proses membuang benang sisa yang ada pada busana
sehingga busana terlihat lebih bersih
2) Pressing
Merupakan proses mengepres atau menyetrika busana. Pressing
dapat menjadikan busana terlihat lebih rapih dan halus

24
10. Hasil Produksi Pembuatan Busana 1

25
1. Mood Board

OLDUCA PASTELIA

Keterangan :
Desain busana berbentuk kaftan yang sangat sederhana
1) Pembuatan motif terinspirasi dari keberagaman yang ada di
Malaysia dan keindahannya
2) Bunga hibiscus yang menjadi bunga kebangsaan Malaysia
diambil sebagai gambar hiasan motif batik lukis pada busana
3) Bunga hibiscus atau lebih dikenal dngan bunga sepatu
memiliki makna persahabatan, dan ungkapan segala macam
perasaan kasih sayang
4) Penggunaan warna dalam busana ini adalah warna-warna
yang ceria warna-warna pastel

26
2. Desain Sketsa

27
Keterangan :
1) Busana olduca yang berarti keindaha berjenis busana Ready to Wear
2) Bentuk busana adalah kaftan
3) Warna busana terdiri dari warna dominan biru pastel pink,
ungu muda ungu tua dan hijau
4) Busana dibuat menggunakan bahan jenis katun fuji

3. Technikal Drawing

Penyelesaian rompok
dengan mesin corong

Panjang belahan 8
cm

Motif Batik Lukis

Jahitan badan

Penyelesaian neci

Warna Baby Blue

28
4. Technikal Drawing

5. Analisis Desain Busana


a. Busana sesuai kesempatan
Busana ini cocok digunakan untuk kegiatan sehari-hari
karena desainnya yang sederhana dan nyaman
b. Busana sesuai dengan umur
Busana ini cocok untuk umur 9- 13 tahun
c. Busana sesuai bentuk tubuh
Busana ini cocok untuk segala jenis bentuk tubuh karena
potongan yang longgar dan menyamarkan bentuk tubuh
d. Busana sesuai dengan warna kulit
Busana ini sesuai untuk kulit kuning langsat
e. Busana sesuai dengan kepribadian
Busana ini cocok untuk orang dengan kepriadian feminim
f. Aspek-aspek pembuatan busana
1) Pembuatan detail model
Detail dari busana kaftan Serumpun menggunakan teknik
pewarnaan batik lukis
2) Penggunaan elemen tekstil
Kaftan tema Serumpun menggunakan kain jenis Katun Fuji
g. Penerapan warna
Warna yang dipilih dalam desain ini adalah warna-warna
yang berani dan ceria seperti warna biru muda, ungu muda,
ungu tua dan hijau
h. Teknik penyelesaian busana
Kaftan Serumpun menggunakan teknik penyelesaian neci dan
rompok pada bagian leher dijahit dengan bantuan mesin.
i. Ciri-ciri desain
Desain kaftan Serumpun mamiliki ciri adanya hiasan
bunga pada bagian depan dan memiliki potongan yang
sederhana

29
6. Ukuran
Ukuran yang digunakan dalam pembuatan busana kaftan tema
“Olduca Pastelia” adalah sebagai berikut.
a. Lingkar badan : 61 cm
b. Panjang baju depan : 95 cm
c. Panjang baju sisi : 88 cm
d. Lingkar kerung leher : 38 cm

7. Pola
a. Pola kaftan

b. Pola leher

30
8. Rancangan Harga

No Nama Bahan Kebutuhan Harga Jumlah


1. Kain fuji bahan utama 1m RM 10 RM 10
2. Kain Fuji kain serong 0,05 m RM 10 RM 0,5
3. Benang 1/10 gulung RM 1 RM 0,1
Total RM 10,6

9. Langkah Pembuatan Busana 2


a. Membatik kain fuji
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses membatik busana tema
“Olduca Pastelia” adalah sebagai berikut.
1) Pensil
Digunakan untuk mendesain sketsa motif batik yang akan dibuat
pada kain fuji. Pensil yang digunakan adalah pensil warna dengan
shade warna biru muda, ungu muda, ungu tua, dan hijau Penggaris
Penggaris berfungsi untuk menggaris kain fuji dan memberi tanda
ukuran kaftan yang dibuat. Penggaris yang digunakan adalah
penggaris lurus dan panjang.
2) Canting
Canting berfungsi sebagai alat bantu agar malam dapat digambar
pada kain dengan mudah.
3) Kaleng bekas
Kaleng bekas berfungsi untuk tempat malam. Kaleng
bekas diberi kawat pengait agar memudahkan pada saat
memanaskan malam dan juga menggantung malam pada
besi penerap.

31
4) Kuas
Kuas digunakan pada saat proses melukis pewarna remasol pada
kain
5) Botol bekas
Botol bekas digunakan untuk tempat cat remasol

32
6) Besi penerap
Besi penerap digunakan sebagai midangan pada proses membatik kain

7) Kompor gas
Kompor gas berfungsi sebagai alat pemanas malam pada proses mencanting
8) Kain perca
Kain perca digunakan pada saat proses mencanting agar malam yang
menetes dari canting terserap kain perca sehingga tidak terkena kain utma
atau terkena tangan.
9) Kain fuji
Merupakan bahan utama dalam pembuatan busana kaftan tema “Serumpun”
10) Cat remasol
Cat berfungsi untuk memberi warna pada kain

11) Malam
Malam berfungsi untuk memblok warna agar tidak masuk pada kain,
sehingga dapat tercipta motif yang diinginkan.

33
12) Soda abu
Soda abu berfungsi pada proses melorot agar malam mudah hilang atau
luruh dari kain
13) Waterglass
Waterglass berfiungsi untuk penguat warna batik agar tidak mudah luntur.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses membatik adalah sebagai berikut.


1) Memasang kain pada besi penerap
Kain dipasang dengan cara menusukkan ujung kain pada paku besi
penerap. Sebaiknya kain yang ditancapkan diberi jarak dari ujung kurang
lebih 1 inch agar kain tidak mudah terlepas pada saat proses membatik.
Untuk bagian sisi kain diberi pegangan karet dan kawat agar kain dapat
tegang dengan sempurna.

2) Menentukan ukuran kaftan


Ukuran kaftan yang diproduksi oleh Noor Arfa Sdn Bhd ada berbagai
macam jenis. Ada kaftan untuk dewasa dan ada kaftan untuk anak. Kedua
jenis kaftan tersebut masih dibagi dalam berbagai ukuran mulai dari
ukuran S, M, L, dan XL. Pada pembuatan kaftan tema Serumpun
menggunakan ukuran kaftan anak ukuran L.

34
3) Menggambar motif pada kain.
Motif digambar pada kain sesuai dengan desin kaftan yang telah dibuat.
Pada saat menggambar harus memperhatikan letak motif pada kaftan dan
arah motif. Motif yang akan dilukis digambar menggunakan pensil warna
kuning, atau warna yang muda sehingga bekas pensil tidak terlihat pada
hasil jadi kain batik. Selain itu, cara menggambar motif harus diperhatikan
agar tidak terlalu tebal dan coretan, sehingga kain tetap terjaga
kebersihannya.

4) Memanaskan malam dalam kaleng dengan bantuan kompor


Malam yang digunakan untuk mencanting diletakkan dalam kaleng yang
telah disediakan, kemudian panaskan malam diatas kompor.

5) Mencanting motif yang telah digambar


Setelah kain digambar menggunakan pensil, kemudian motif dicanting
menggunakan malam yang telah dipanaskan. Malam harus tetap terjaga
dalam keadaan panas. Pada saat mencanting disarankan untuk
menggunakan kain perca untuk mengelap canting yang baru saja
dimasukkan kedalam kaleng untuk mengambil malam. Hal ini bertujuan
agar malam tidak menetes pada kain dan canting tetap bersih.

35
6) Melukis motif menggunakan kuas dan pewarna
Setelah kain di canting, kain siap untuk dilukis. Kain dilukis sesuai dengan
warna yang telah ditentukan dalam desain busana. Untuk itu, pemahaman
pelukis mengenai pencampuran warna sangat dibutuhkan karena warna
yang disediakan hanya warna dasar.

7) Melukis background kain


Setelah lukisan pada motif kering, kain dapat diberi warna background.
Dalam melukis background mengggunkan kuas cat besar untuk bagian
tanpa motif agar lebih cepat, dan kuas kecil untuk bagian yang dekat
dengan motif.

36
8) Menunggu kain sampai benar-benar kering
Kain yang telah di lukis akan menjadi basah karena cairan cat yang
digunakan. Untuk itu, sebelum kain diangkat dari besi penerap kain harus
dalam keadaan benar-benar kering untuk menghindari kerusakan warna
pada kain. Jika musim hujan, pengeringan kain dapat dilakukan dalam
ruangan lampu agar terhindar dari udara yang dingin atau embun.
9) Mencelupkan kain pada waterglass
Pencelupan kain pada waterglass berfungsi untuk menguatkan warna batik
agar tidak mudah luntur. Cara mencelup kain pada waterglass adalah
dengan mencampur cairan waretglass dengan air dengan perbandingan
50:50, kemudian masukkan kain kedalam larutan tersebut, lalu tunggu
sampai cairan benar-benar meresap dalam kain baru kemudian diangkat.
10) Melorot kain
Pelorotan kain bertujuan untuk menghilangkan malam yang ada pada kain.
Proses melorot dilaksanakan dengan cara memasukkan kain batik kedalam
air panas yang telah dicampur dengan soda abu,kemudian kain di celup-
celup sampai malam benar-benar hilang. Setelah malam hilang, kemudian
kain batik dibilas dalam air bersih.
11) Menjemur kain yang telah bersih dari malam
Setelah kain dibersihkan dari malam, kain dikeringkan. Cara
mengeringkan kain yaitu dengan menggantung kain dalam ruangan sampai
kain kering.kain tidak boleh dijemur dibawah sinar matahari langsung agar
warna kain tidak rusak.

12) Quality control dan gosok


Quality control dilakukan agar produk yang dihasilkan selalu terjaga
kualitasnya. Quality Control dilakukan secermat mungkin, yaitu dilihat
dari segi kain,warna dan motif kain. Ada kriteria yang harus dipenuhi
dalam proses Quality control. Jika tidak memenuhi kriteria tersebut maka
kain akan dikembalikan pada proses yang berkaitan. Jika kain lolos maka
kain akan digosok menggunakan mesin gosok kain otomatis.

37
b. Memotong kaftan

Sebelum kaftan dipotong,jahit terlebih dahulu bagian bahu kaftan, setelah itu
dapat dilakukan langkah memotong kaftan sebagai berikut.
1) Memotong bagian sisi depan dan belakang
2) Spreading atau menata kain kaftan pada meja potong. Kain dilipat
antara bagian muka dan belakang disatukan, kemudian dilipat lagi
menjadi dua, sehingga bagian bahu dan bagian tengah muka adalah
lipatan. Posisi bagian depan kaftan berada didalam lipatan, agar pada
saat menandai jahitan badan tanda jatuh pada bagian belakang
kaftan. Setelah kain sudah tertata rapih, beri bedi penguat pada
bagian bahu agar tidak bergeser.

38
3) Menyetrika kain yang telah dispreading agar lebih halus

4) Meletakkan pola kaftan diatas kain yang telah dispreading.


Kemudian beri tanda kapur jahit sesuai dengan jahitan

5) Memotong kain kaftan sesuai dengan pola badan


6) Memberi tanda garis jahitan badan yaitu
7) Mengganti lipatan menjadi dua lipatan, atau hanya bagian tengah
muka sampai bahu saya yang lipatan, kemudian disetrika.
8) Meletakkan pola leher lurus dengan garis bahu. Kemudian beri
tanda menggunakan kapur jahit sesuai dengan pola.

39
9) Memotong leher sesuai dengan pola

c. Menjahit kaftan
1) Menjahit neci keliling kaftan mulai dari bagian bawah kaftan
bagian belakang dan juga sisi kaftan.

2) Menjahit sisi kaftan sesuai dengan tanda jahitan sisi badan yang
telah dibuat pada proses potong. Pada saat menjahit sisi badan,
posisi kain harus sedikit ditarik agar jahitan tidak berkerut.

40
3) Menjahit leher kaftan menggunakan rompok dengan bantuan sepatu
corong. Pada saat menjahit bagian leher sekaligus menyematkan
label pada bagian tengah belakang leher.

4) Menyelesaikan jahitan rompok pada leher kaftan dengan cara


menjahit sisa kain rompok pada ujung leher dari bagian dalam.
Kemudian sisa kain dipotong disisakan 1 inchi kemudian dijahit
agar terlihat bersih.

41
d. Finishing
Proses yang dilakukan pada tahap finishing kaftan yaitu sebagai
berikut.
1) Trimming
Merupakan proses membuang sisa benang yang tersisa pada
jahitan. Proses ini bertujuan agar busana terlihat lebih bersih
dan rapih.
2) Pressing
Merupakan proses menyetrika busana agar terlihat lebih licin dan
halus.

3) Packing
Merupakan proses pembungkusan busana menggunakan plastik
kemas,sebelum dipacking busana diberi hangtag dan stiker harga,
kemudian busana dilipat sesuai dengan ukuran plastik kemas.

42
10. Hasil Produksi Pembuatan Busana 2

43
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Desain pada busana pertama terinspirasi dari keindahan pantai di Kuala
Terengganu , terinspirasi dari warna-warna yang ada di pantai, terinspirasi dari
baju kurung Malaysia, konsep busana muslim wanita yang cocok digunakan untuk
semua usia dari 15-50 tahun. Tampilan yang longgar dan tidak membentuk lekuk
tubuh akan tetapi tetap fashionable, Bentuk dari busana ini adalah two piece
dengan bagian atas berupa tunik dan bagian bawah rok duyung , menggunakan
bahan utama semi sutera kain batik celup produk Noor Arfa dan di padukan
dengan kain katun ekslusif,
Busana Kaftan dengan tema “Olduca Pastelia” terinspirasi oleh warna-
warna pastel yang begitu anggun jika di gunakan dan layaknya perempuan melayu
begitu anggun dengan , kemudian kaftan ini bermotif bunga kembang sepatu

44
Makna Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus) yaitu melambangkan kemurnian,
kecantikan dan keanggunan. Kbahagian dan keberuntungan, yang. Pemilihan
materi dari desain busana “Olduca Pastelia” adalah menggunakan jenis kain
Katun Fuji. Kain ini dipilih karena jenis kain yang nyaman, menyerap keringat,
dan juga melangsai. Walaupun dari jenis kain katun, namun katun fuji terkesan
mewah karena berkilau. Kaftan ini diberi aksen pada bagian depan dengan
menggunakan teknik batik lukis

DAFTAR RUJUKAN

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015. Rumpun, (Online),


(https://kbbi.web.id/rumpun) diakses tanggal 1 April 2019.

Kompas. 2012. Salah Kaprah tentang Busana “Ready to Wear”,


(Online),
(https://lifestyle.kompas.com/read/2013/01/17/1306548/Salah.Kaprah.
tentang.Bus ana.Ready.to.wear) diakses tanggal 27 Februari 2019.

Schire, Dr. Sarah. 2003. English Online. Israel: the Center of


Educational Technology.

45
46
47
48
49
50
51
52

Anda mungkin juga menyukai