Anda di halaman 1dari 65

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/375895024

PEMBUATAN BATIK SEMARANGAN MOTIF TAHU PETIS DENGAN TEKNIK


CETAK TINGGI

Book · November 2023

CITATIONS READS

0 44

1 author:

Annas MARZUKI Sulaiman


Universitas Dian Nuswantoro Semarang
12 PUBLICATIONS 8 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Annas MARZUKI Sulaiman on 25 November 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Motif Tahu Petis
UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak
eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.

Pembatasan Pelindungan Pasal 26


Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal
25 tidak berlaku terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat ciptaan dan/atau produk hak terkait
untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk
keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk
kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
iii. penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk
keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan fonogram yang telah
dilakukan pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang memungkinkan suatu ciptaan dan/atau produk
hak terkait dapat digunakan tanpa izin pelaku pertunjukan, produser
fonogram, atau lembaga penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf
f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Motif Tahu Petis

Annas Marzuki Sulaiman


PEMBUATAN BATIK SEMARANGAN MOTIF TAHU PETIS DENGAN
TEKNIK CETAK TINGGI

Annas Marzuki Sulaiman

Editor:
Dwi Fadhila

Desainer:
Siska Wulandari

Sumber Gambar Kover:


www.freepik.com

Penata Letak:
Dwi Fadhila

Proofreader:
Tim Mitra Cendekia Media

Ukuran:
viii, 55 hlm, 14,8 21 cm

ISBN :
978-623-176-301-3

Cetakan Pertama:
November 2023

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Anggota IKAPI: 022/SBA/20


PENERBIT MITRA CENDEKIA MEDIA

Jorong Pale, Nagari Pematang Panjang, Kabupaten Sijunjung


Sumatra Barat – Indonesia 27554
HP/WA: 0812-7574-0738
Website: www.mitracendekiamedia.com
E-mail: mitracendekiamedia@gmail.com
PRAKATA ___________________________________ ix

BAB 1 KEPOPULERAN BATIK DI INDONESIA _____ 1


A. Komoditas Batik di Indonesia ________________ 2
B. Perkembangan Batik Kontemporer ___________ 3
C. Perkembangan Batik Printing ________________ 4

BAB 2 BATIK DAN TEKNIK PEMBUATANYA ______ 7


A. Batik ____________________________________ 8
B. Motif Batik _______________________________ 9
C. Teknik pembuatan batik ____________________ 10
D. Batik Printing _____________________________ 12
E. Pembuatan Batik dengan Metode Cetak Tinggi _ 13

BAB 3 BATIK SEMARANGAN MOTIF TAHU PETIS _ 17


A. Sketsa dan Digitalisasi Motif Batik Tahu Petis ___ 19

BAB 4 PEMBENTUKAN ACUAN CETAK TINGGI


DENGAN TEKNIK LASER ENGRAVING ___________ 29

v
BAB 5 PROSES PENCETAKAN BATIK DENGAN
TEKNIK CETAK TINGGI ________________________ 33
A. Alat dan Bahan ____________________________ 34
B. Tahapan Pencetakan Motif Batik pada Kain _____ 40
C. Evaluasi Hasil ______________________________ 44

BAB 6 PENGEMBANGAN MOTIF BATIK DAN TEKNIK


CETAK BATIK LEBIH LANJUT ___________________ 47

DAFTAR PUSTAKA ____________________________ 51


TENTANG PENULIS ___________________________ 55

vi - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Segala puja dan puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah
SWT yang telah memberikan pertolongan dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku ini
dengan lancar.
Buku ini memberikan gambaran mengenai inovasi
dalam teknik pembuatan motif batik dan proses
pencetakannya. Selain menjadi identitas bangsa Indonesia,
saat ini batik sudah digemari seluruh lapisan masyarakat.
Namun pasaran patik Indonesia sekarang sudah dibanjiri
oleh batik dari luar negeri, terutama dari Cina, Vietnam, dan
Malaysia. Batik dari luar negeri tersebut harganya lebih
murah dan motifnya lebih modern sehingga digemari oleh
kalangan muda. Para pengusaha batik terutama pengusaha
kecil menegah khususnya di wilayah Semarang mengalami
kesulitan dalam pembuatan motif baru dan proses produksi
karena masih mengandalkan teknik tradisional sehingga
bisa terancam oleh masuknya batik dari luar negeri.

vii
Untuk itu diperlukan inovasi baru dalam pembuatan
motif dan teknik pembuatan batik dengan memanfaatkan
teknologi. Dalam buku ini dibuat desain motif batik
kontemporer Semarangan dengan motif vektor digital
bertemakan makanan tradisional khas Semarang yaitu
Tahu Petis dengan gaya modern kontemporer. Selain itu
juga berupa hasil inovasi teknik pencetakan batik dengan
metode cetak tinggi yang dilakukan semi manual, yaitu
perpaduan antara teknik digital dan manual untuk menekan
biaya dan efisiensi pekerjaan. Pembuatan motif
menggunakan software desain pada komputer, kemudian
dicetak dengan teknik cetak tinggi acuan cetak berupa
papan MDF yang digrafir dengan laser Engraving.
Diharapkan dengan adanya buku ini maka karya
batik printing kontemporer akan menjadi lebih efisien, serta
inovasi yang telah dilakukan mampu mempercepat proses
pembuatan batik, meningkatkan kualitas hasil dan
memperluas variasi motif dan teknik pembuatan batik.

Penulis

viii - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Kepopuleran Batik
Indonesia

1
A. Komoditas Batik di Indonesia
Batik sudah lama menjadi identitas bangsa Indonesia
yang sudah dikenal di seluruh dunia. Saat ini batik
sudah menjadi komoditas andalan bagi industri dan
perekonomian masyarakat yang mampu menghidupi
para pengusaha baik skala kecil sampai skala besar.
Pemasaran batik juga sudah demikian gencarnya
sehingga mudah ditemukan pasar-pasar, di toko-toko,
di butik-butik, maupun toko online dengan penjualan
sudah menjangkau seluruh Indonesia dan di luar negeri.
Batik secara resmi diakui sebagai warisan
budaya non bendawi dalam katagori Kemanusiaan
untuk Budaya Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of
the Oral and the Intangible Heritage of Humanity), oleh
UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 (Triana &
Retnosary, 2020). Dengan adanya pengakuan secara
resmi terhadap batik dari lembaga internasional yaitu
UNESCO tersebut ternyata memiliki dampak positif
dengan meningkatnya jumlah permintaan terhadap
produk-produk batik hingga saat ini (Suliyanto et al.,
2015). Berdasarkan data dari Kemenperin, ekspor batik
pada tahun 2020 telah memperoleh capaian sebesar

2 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
532,7 juta dolar Amerika Serikat, sedangkan pada
triwulan ke I tahun 2021 telah mencapai 157,8 juta dolar
Amerika Serikat.
Karena kepopuleran batik Indonesia, saat ini
sudah banyak negara yang juga memproduksi batik
dengan skala besar seperti Cina, Vietnam, juga
Malaysia yang serius telah menjadikan batik untuk
komoditi ekspor. Negara-negara tersebut berinovasi
untuk mengembangkan teknik cetak batik dan meniru
batik Indonesia sehingga telah merebut pasar batik
asal Indonesia (Gareta:2021). Batik memiliki
keunggulan dengan modelnya yang simpel akan tetapi
masih bisa dipakai untuk keperluan acara-acara formal
maupun informal, selain itu harganya juga terjangkau
(Supriyatna, 2017).

B. Perkembangan Batik Kontemporer


Masyarakat modern terutama generasi muda lebih
menyukai batik motif kreasi baru atau batik
kontemporer karena motif dan teknik pewarnaannya
lebih beragam sehingga lebih banyak alternatif pilihan.
Batik kontemporer lebih fleksibel mengikuti keinginan

BAB 1 Kepopuleran Batik Indonesia - 3


masyarakat, batik saat ini tidak hanya digunakan
sebagai pakaian yang bersifat formal saja pada saat
acara-acara resmi, akan tetapi mulai diminati juga
untuk penggunaan yang lain misalnya sebagai motif
pada tas, sebagai pakaian kasual, juga sepatu dan
sandal.
Motif batik kontemporer mulai dikembangkan
oleh para pengrajin batik dan juga para desainer untuk
mencari terobosan-terobosan baru dalam upaya
pengembangan batik. Selain itu penggemar batik dari
kalangan anak muda lebih menyukai batik dengan
teknik cetak karena harganya lebih terjangkau,
dibandingkan dengan batik klasik yang harganya jauh
lebih mahal karena proses pembuatannya lebih rumit
dengan pewarna alami yang harganya lebih mahal.

C. Perkembangan Batik Printing


Gagasan mengenai alternatif metode pembuatan batik
printing yang efisien dan murah dengan memanfaatkan
teknologi yang ada mendorong penulis untuk
merancang motif batik kontemporer dan mencetaknya
pada kain dengan teknik cetak tinggi. Maka dalam

4 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
penelitian ini dibahas dua permasalahan yaitu yang
pertama adalah merancang desain motif batik kreasi
baru atau kontemporer yang mencerminkan karakter
batik Indonesia namun bernuansa modern, motif batik
yang dibuat adalah motif batik kontemporer
Semarangan yang bertemakan kuliner khas Semarang
yaitu tahu petis dalam bentuk vektor digital. Yang
kedua adalah penciptaan alternatif metode pembuatan
motif batik dengan teknik printing yang baru yaitu
metode cetak tinggi, dengan pembuatan acuan
cetaknya menggunakan papan MDF yang digrafir
dengan laser engrafer yang efisien dalam
pembuatannya dan murah harganya.
Penulisan buku ini merupakan salah satu upaya
untuk mencari terobosan baru bagi industri yang
bergerak pada bidang kerajinan batik sehingga
diperoleh jalan, dalam upaya pembuatan motif batik
dengan penciptaan motif kontemporer namun masih
memiliki ciri khas Indonesia. Dengan teknik pembuatan
batik yang lebih inovatif, namun dengan proses
pembuatan mudah, cepat dan efisien dengan harga
murah, yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

BAB 1 Kepopuleran Batik Indonesia - 5


modern terutama generasi milenial yaitu dengan
teknik batik printing. Teknik batik printing ini hasilnya
tidak bisa dikatakan sebagai batik tapi hanya sebagai
motif batik, namun harapannya bisa menghadapi
serbuan batik dari luar negeri yang menggunakan
teknik yang sama.
Proses pembuatan motif menggunakan
software desain pada komputer, kemudian setelah
desain sudah jadi akan dilanjutkan pada pembuatan
acuan cetak. Desain motif yang sudah jadi
diaplikasikan pada mesin laser engraving untuk
membentuk pola pada acuan cetak berupa papan MDF
dengan ukuran dan ketebalan tertentu. Setelah acuan
cetak selesai dibuat maka acuan cetak tersebut di
lumuri tinta cetak ofset dengan rol tinta dan
diaplikasikan pada kain.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka
karya batik printing kontemporer akan menjadi lebih
efisien, serta inovasi yang telah dilakukan mampu
mempercepat proses pembuatan batik, meningkatkan
kualitas hasil dan memperluas variasi motif dan teknik
pembuatan batik.

6 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Batik dan Teknik
Pembuatannya

7
A. Batik
Kata "batik" dalam istilah Bahasa Jawa, berasal dari
kata ambatik, yang terdiri dari dua suku kata yakni
amba artinya menulis serta sebuah akhiran tik artinya
titik kecil, tetesan atau juga berarti membuat titik.
Sehingga kata batik dapat diartikan menulis atau
melukis. Bila menggunakan pendekatan dari seni rupa,
pembuatan batik diawali dengan titik, kemudian
tersambung menjadi garis dan dikembangkan
sehingga menjadi suatu bentuk (Poerwanto dkk,
2012:217). Berbagai bentuk yang dilukiskan di atas kain
dapat disebut sebagai motif. Motif yang ada pada batik
biasanya berhubungan dengan berbagai faktor,
misalnya letak geografis, kondisi alam di sekitarnya,
dan juga adat istiadat. Bila dilihat dari sudut pandang
teknis, batik merupakan teknik celup perintang yang
menggunakan lilin sebagai penghalang warna dan juga
pola batik (Wulandari dkk, 2021:120). Teknik ini juga
bisa diaplikasikan pada beberapa bahan selain kain
misalnya pada bahan kayu.

8 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
B. Motif Batik
Ada banyak jenis motif batik yang ada di Indonesia.
Berbagai jenis motif batik tersebut secara garis besar
digolongkan menjadi dua, yaitu motif batik klasik atau
tradisional dan motif batik kontemporer atau kreasi
baru. Pada motif batik klasik, susunan motifnya terikat
oleh suatu aturan tertentu dan juga dengan isen-isen
tertentu. Apabila ada yang menyimpang dari aturan
yang sudah menjadi tradisi, maka bisa dikatakan telah
menyimpang dari batik tradisional (Nurcahyanti, 2018).
Sedangkan motif batik kontemporer atau motif batik
kreasi baru, merupakan hasil modifikasi dari motif batik
klasik. Motif batik klasik yang sudah mengalami
berbagai modifikasi juga dapat dikategorikan sebagai
batik kontemporer. Motif batik klasik juga bisa
dimasukkan pada batik kontemporer sebagai pengisi
atau pendukung motif batik, maka motif batik klasik
tersebut tidak memiliki makna lagi, atau hilang
maknanya. Sedangkan motif batik kontemporer
adalah semua jenis batik yang motif dan gayanya tidak
seperti batik klasik, tidak terikat oleh aturan tertentu
seperti isen-isen, selain itu juga memiliki sifat bebas

BAB 2 Batik dan Kepopulerannya - 9


(Prawira dkk, 2018). Batik kontemporer bersifat bebas
biasanya motifnya berbentuk primitif, alam, kesenian
daerah, atau ikon-ikon berciri khas daerah (Dastin dan
Joko, 2008:61). Pada penelitian ini motif yang
digunakan adalah motif kontemporer atau motif kreasi
baru yang tidak terikat dengan aturan dalam
pembuatan batik dan memiliki kebebasan dalam
bentuk desain motifnya.

C. Teknik Pembuatan Batik


Teknik pembuatan batik di antaranya
1. Teknik canting tulis (batik tulis), merupakan teknik
batik klasik. Dalam teknik ini proses membatik
dengan menggunakan canting. Fungsi dari canting
ini adalah untuk menorehkan cairan lilin atau
malam pada proses pembuatan pola batik secara
langsung pada kain.
2. Teknik Cap, yaitu menggunakan alat canting cap
biasanya terbuat dari tembaga, dengan cara
mencelupkan alat canting cap pada cairan malam,
kemudian ditekankan di atas kain mori.

10 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
3. Teknik Printing, merupakan teknik pembuatan
batik jenis baru yang cara pembuatannya melalui
proses printing menggunakan alat cetak. Untuk
pewarnaan teknik batik printing ini hanya
menggunakan satu sisi kain saja, sehingga
prosesnya dapat dilakukan secara cepat dan
efisien.
4. Teknik Ikat Celup, yaitu teknik pembuatan batik
pada kain dengan cara mengikat sebagian kain
menggunakan tali, benang, atau papan sebagai
bahan penghambat atau perintang warna,
kemudian langsung dicelupkan ke dalam larutan
pewarna batik. Setelah diambil dari larutan
pewarna batik dan dibuka ikatannya, maka bagian
yang diikat menjadi tidak terkena warna
sedangkan bagian yang tidak diikat akan terkena
warna. Teknik pengikatan kain ini juga dikenal
dengan teknik jumputan.
5. Teknik Colet atau teknik Lukis, merupakan suatu
teknik mengoleskan pewarna pada kain dengan
kuas, atau teknik melukis motif langsung di atas

BAB 2 Batik dan Kepopulerannya - 11


kain mori. Bisa juga dengan menggunakan malam
terlebih dahulu (Faqiha, 2021).

D. Batik Printing
Batik printing adalah jenis batik teknik pembuatannya
dicetak dengan metode cetak yang menggunakan alat-
alat cetak. Metode cetak yang biasa digunakan adalah
cetak sablon dan cetak digital. Pada cetak sablon,
membutuhkan film positif untuk pembuatan acuan
cetaknya sedangkan pada cetak digital tidak
memerlukan acuan cetak. Kedua metode ini
membutuhkan motif dalam format digital, dan
hasilnya sebenarnya bukan batik melainkan hanya
menghasilkan kain dengan gambar motif batik.
Kegiatan mencetak merupakan suatu proses
atau cara pemindahan tinta dari satu acuan cetak ke
bahan cetak seperti kertas, kain, plastik dan logam
dengan kecepatan dan tekanan tertentu dengan
tahapan-tahapan tertentu. Dalam bidak percetakan ini
terdapat beberapa teknik cetak di antaranya adalah:

12 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
1. Cetak Datar (Lithography) adalah teknik cetak
yang acuan cetaknya rata atau datar biasanya
berupa plat aluminium.
2. Cetak Tinggi (Relief Printing) adalah teknik cetak
yang acuan cetaknya yang terkena tinta adalah
bagian yang tinggi, misalnya adalah Letter Press
(acuan cetak dengan bahan keras) & Flexografi
(acuan cetak dengan bahan lunak/ elastis).
3. Cetak Dalam (Gravure Printing) adalah teknik cetak
di mana acuan cetak yang terkena tinta adalah
bagian yang dalam.
4. Cetak Saring (Screen printing) atau Cetak sablon
acuan cetaknya berupa kain nilon yang berlubang
(Agra, 2023:1).

E. Pembuatan Batik dengan Metode Cetak Tinggi


Metode cetak tinggi ini menggunakan acuan cetak
yang bagian untuk mencetaknya yaitu bagian yang
terkena tinta adalah pada bidang yang lebih tinggi
pada permukaan acuan cetaknya. Sehingga bagian
yang lebih rendah tidak bisa mencetak karena tidak
terkena tinta. Acuan cetak pada metode cetak tinggi ini

BAB 2 Batik dan Kepopulerannya - 13


bisa terbuat dari bahan yang lunak seperti karet dan
juga bahan yang keras seperti lembaran logam, papan
kayu, maupun papan MDF. Papan MDF (Medium
Density Fiber) adalah olahan kayu berupa papan yang
marak digunakan sebagai pengganti dari plywood
(Kania, 2018).
Pada pembuatan batik printing dengan metode
cetak tinggi, permukaan acuan cetak perlu dibentuk
relief supaya ada bagian yang tinggi dan rendah, di
mana bagian yang tinggi ini akan dilumuri tinta supaya
bisa menghasilkan gambar pada kain. Untuk
pembuatan relief pada acuan cetaknya bisa diukir
dengan teknik grafir. Gravir adalah kegiatan memahat
atau mengikis permukaan suatu benda padat dan rata
sesuai pola, bentuk atau rancangan tertentu. Hasilnya
dapat berupa benda hias atau dekorasi seperti pada
permukaan akrilik, kayu, maupun logam (Irlanto,
Marwanto, dan Suharjanto 2022:211).
Seiring dengan perkembangan jaman teknik ini
sekarang dikembangkan dengan penggunaan sinar
laser. Gravir dapat dibuat dengan aplikasi laser,
aplikasi penggunaan sinar laser di antaranya adalah

14 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
laser engraving, laser marking dan laser cutting.
Teknologi penerapan laser engraving pada beberapa
bahan telah banyak digunakan terutama dalam
bidang proses manufaktur. Keunggulan laser
engraving ini dibanding dengan metode
konvensional atau manual adalah pada ketepatan
pengerjaan lebih baik dan proses gravir yang lebih baik
dan presisi (Irlanto, Marwanto and Suharjanto,
2022:212).
Dalam penelitian ini akan menggunakan mesin
laser Engraving sebagai pembentuk motif pada acuan
cetak. Laser Engraving adalah mesin yang digunakan
untuk memotong material yang bersifat keras seperti
logam dan kayu dengan pola rumit dengan waktu
proses yang cepat. Gas laser dan gas engraving
digunakan dalam proses pemotongan tersebut. Alat
pemotong pada laser engraving menggunakan gas
laser dengan cara melelehkan material (Rakasita dkk,
2016:98).

BAB 2 Batik dan Kepopulerannya - 15


16 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Batik Semarangan
Motif Tahu Petis

17
Batik Semarangan adalah batik yang diproduksi oleh orang
atau warga Kota Semarang dengan motif atau ikon kota
Semarang (Yuliati dalam Brian dkk, 2018:2). Motif-motif
batik Semarangan biasanya merupakan batik kontemporer
yang mengangkat ikon-ikon kota Semarang. Agar bisa
dicetak dengan teknik cetek tinggi motif batik perlu dibuat
dalam format digital menjadi motif digital.
Motif digital bisa dibuat dari gambar manual yang di
format menjadi vektor maupun gambar langsung
menggunakan komputer. Proses pembuatan batik printing
dibagi menjadi tiga berdasarkan proses penciptaan karya
seni yaitu
1. Proses perancangan yang terdiri dari pembuatan
motif batik dimulai dari pembuatan sketsa motif,
digitalisasi motif menggunakan software pengolah
vektor, pewarnaan, dan penyiapan file untuk acuan
cetak. Adapun motif batiknya berupa motif batik
kontemporer atau motif batik kreasi baru, yaitu hasil
modifikasi dari motif batik klasik.
2. Proses persiapan merupakan pembentukan acuan
cetak menggunakan bahan papan MDF dan Mdf. dan

18 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
3. Proses perwujudan yaitu proses pencetakan pada
kain batik putih polos menggunakan tinta offset.

A. Sketsa dan Digitalisasi Motif Batik Tahu Petis


Motif batik yang dibuat adalah motif kontemporer atau
motif kreasi baru yang berciri khas motif batik
Semarangan dalam bentuk digital sehingga bisa
diaplikasikan pada acuan cetak dengan teknik laser
engraving. Motif batik Semarangan adalah motif batik
yang identik dengan landmark atau tempat-tempat,
makanan khas, budaya, tanaman naturalis, dan
sebagainya, yang menjadi ikon kota Semarang.
Tempat-tempat yang menjadi ikon kota Semarang di
antaranya adalah Lawang Sewu, Tugu Muda, Masjid
Agung Jawa Tengah, makanan khas Semarang seperti
lumpia, wingko babat, jamu, dan sebagainya.
Sedangkan naturalis seperti ikan, kupu-kupu, bunga,
pohon, kombinasi bukit dan bunga yang mempunyai
makna karakter masyarakat pesisiran yang bersifat
lebih terbuka dan eskpresionis (Disporapar Provinsi
Jawa Tengah:2023). Adapun motif batik yang dibuat

BAB 3 Batik Semarangan Tahu Petis - 19


dalam penelitian ini adalah motif batik Tahu Petis yang
menjadi salah satu makanan khas favorit Semarang.
1. Tahapan Perancangan motif Batik Tahu Petis
Motif batik ini terinspirasi dari makanan khas
Semarang yaitu tahu petis yang dijajakan di
sepanjang jalan kota Semarang. Bagi para
wisatawan yang mengunjungi Semarang, belum
lengkap rasanya bila tidak membawa buah tangan
tahu petis. Tahu petis menjadi salah satu oleh-oleh
khas Semarang, yang merupakan tahu goreng asin
yang dibelah menjadi dua kemudian diberi petis
pada tengahnya. Proses perancangan motif ini
terdiri dari enam tahap yaitu:
a. Tahap pencarian ide motif tahu petis khas
Semarang
Dengan melihat dan mengamati bentuk tahu
petis secara langsung dan juga melihat foto-
foto yang ada di internet dapat diketahui
bentuk dan warna tahu petis.

20 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Gambar 3.1: Gambar tahu petis
Sumber: tribunnews.com

Secara visual Tahu Petis terdiri dari dua


komponen yaitu: (1) tahu pong yang berwarna
coklat kekuningan karena digoreng agak
kering; dan (2) isian petis berwarna hitam yang
selipkan di tengah tahu pong. Tahu pong
terlihat berbentuk kotak sedangkan isian petis
terlihat seperti lengkungan ke bawah.

(2)
(1)

Gambar 3.2. Penjelasan Visual Tahu Petis


(Sumber: Annas, 2023)

BAB 3 Batik Semarangan Tahu Petis - 21


b. Tahap pembuatan sketsa motif tahu petis
Pada tahap ini ide yang sudah diperoleh dari
pengamatan visual dari foto tahu petis
kemudian dibuat sketsa dengan pencil. Secara
visual sketsa motif Tahu Petis. terdiri dari dua
komponen yaitu tahu pong yang berbentuk
kotak dan isian petis yang berbentuk
lengkungan.

Gambar 3.3. Sketsa motif batik Tahu Petis


Sumber: Annas, 2023

c. Tahap pembuatan vektor motif batik Tahu


Petis
Pada motif batik ini terdapat visualisasi Tahu
petis yang berbentuk segi empat berwarna

22 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
coklat kekuningan dan di sampingnya terlihat
visualisasi dari petis yang distilasi sehingga
berbentuk lengkungan berwarna hitam sesuai
dengan warna petis. Warna di dominasi oleh
coklat kekuningan yang menggambarkan
warna gorengan.
Dari hasil sketsa tersebut kemudian
motif batik dibuat digital dalam format fektor
menggunakan software Adobe Illustrator,
sehingga mudah diedit, mudah disimpan, dan
mudah didistribusikan.
d. Tahap penyusunan motif Tahu Petis
Motif batik Tahu Petis ini terdiri dari tiga unsur
utama yaitu motif tahu, motif petis, dan
kedelai, seperti yang terlihat di bawah ini:

Gambar 3.4: Tiga unsur motif Tahu Petis


Sumber: Annas, 2023

BAB 3 Batik Semarangan Tahu Petis - 23


e. Tahap penggabungan motif tahu, petis, dan
kedelai
Ketiga unsur motif di atas kemudian disusun
dalam satu bentuk motif yang utuh seperti
yang terlihat pada gambar di berikut ini:

Gambar 3.5: Penggabungan unsur motif tahu,


petis, dan kedelai
Sumber: Annas, 2023

Setelah unsur-unsur motif digabungkan


tahap berikutnya adalah menyusun unsur-
unsur motif tersebut menjadi motif Tahu Petis
yang utuh dan membuat pengulangan dengan
membolak-balik posisi motif tersebut secara
vertikal, kemudian dengan melakukan
pengulangan motif ke arah horizontal maupun
vertikal. Motif ini bisa menjadi pola
pengulangan secara tak terbatas menjadi
sebuah seperti berikut ini:

24 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Gambar 3.6: Penyusunan motif Tahu Petis
Sumber: Annas, 2023

f. Tahap penyiapan motif untuk pembentukan


acuan cetak
Motif Tahu Petis ini didesain untuk bisa di
ulang ke atas maupun ke samping tanpa batas
sehingga bisa digunakan secara fleksibel
untuk motif baju batik, seprei, kertas kado,
dan sebagainya. Motif Tahu Petis selanjutnya
disiapkan untuk proses pembentukan acuan
cetak dengan metode grafir laser, yaitu
dengan melakukan pengerukan permukaan
acuan cetak dengan sinar laser.
Desain motif berukuran 20cm x20cm,
pada ujung atas-bawah dan samping kanan-
BAB 3 Batik Semarangan Tahu Petis - 25
kiri didesain supaya dapat menyambung
dengan sempurna tanpa batas. Dibuat
berwarna hitam dan putih untuk menentukan
bagian mana yang akan digrafir atau dikeruk.
Bagian yang berwarna hitam adalah bagian
yang digrafir sehingga akan menjadi bagian
yang dalam kurang lebih kedalamannya satu
sampai dengan dua milimeter, bagian yang
dalam adalah bagian yang tidak terkena tinta.
Kemudian bagian yang putih bagian yang
tidak digrafir sehingga akan menonjol,
merupakan bagian yang terkena tinta.

Gambar 3.7: Motif yang akan digrafir


Sumber: Annas, 2023

26 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
2. Konsep motif Batik Tahu Petis
Untuk unsur motifnya terdiri dari tiga komponen
yaitu:
a. Bentuk segi empat berwarna coklat yang
menggambarkan bentuk stilasi dari tahu pong
seperti terlihat pada gambar di bawah:

Gambar 3.8: Unsur motif tahu pong


Sumber: Annas, 2023

b. Bentuk lonjong berwarna coklat muda yang


menggambarkan bentuk stilasi kedelai
sebagai bahan baku tahu, seperti terlihat pada
gambar berikut:

Gambar 4.9: Unsur motif kedelai


Sumber: Annas, 2023
BAB 3 Batik Semarangan Tahu Petis - 27
c. Bentuk lengkungan bergelombang yang
berwarna hitam menggambarkan bentuk
stilasi petis sebagai bahan isian tahu petis
sebagai berikut berikut:

Gambar 3.10: Unsur motif petis


Sumber: Annas, 2023

28 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Pembentukan Acuan
Cetak Tinggi dengan
Teknik Laser Engraving

29
Istilah batik printing sebenarnya diambil dari proses
pembuatannya yang menggunakan metode printing.
Berbeda dengan teknik batik lainya, batik printing dibuat
dengan menggunakan peralatan cetak misalnya dengan
alat cetak sablon (schreen printing) atau disebut juga cetak
saring dan juga ada yang menggunakan printer digital
(digital printing). Sehingga dalam pembuatannya biasanya
dibutuhkan desain motif digital terlebih dahulu yang di
proses menggunakan komputer.
Pada tahap ini adalah tahap pembentukan gambar
pada acuan cetak untuk teknik cetak tinggi yang berupa
papan MDF. Papan MDF ini biasa digunakan oleh seniman,
dan akademisi sebagai material karya seni grafis, seperti
yang terlihat pada gambar berikut:

30 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Gambar 4.1: Papan MDF
Sumber: Annas, 2023

Papan MDF ini kemudian disiapkan sebagai acuan


cetak untuk pembuatan motif batik Tahu Petis dari desain
motif dalam bentuk vektor. Teknik pembentukan gambar
negatif pada acuan cetak dilakukan dengan teknik laser
engraving, yaitu proses pembentukan relief pada
permukaan benda dengan sinar laser. Adapun hasilnya
setelah papan MDF digrafir dengan laser membentuk motif
batik Tahu Petis dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

BAB 4 Pembentukan Acuan Cetak Tinggi dengan Teknik Laser Engraving - 31


Gambar 4.2: Papan MDF yang sudah diberi motif batik
dengan teknik laser engraving
Sumber: Annas, 2023

.
.
.
.

32 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Proses Pencetakan Batik
dengan Teknik Cetak Tinggi

33
Pada bab ini dijabarkan urutan proses pencetakan motif
batik Tahu Petis pada permukaan kain katun dengan tinta.
Adapun tinta yang digunakan adalah tinta cetak offset
berbasis minyak yang dioleskan dahulu pada acuan cetak
dengan alat roll tinta secara manual.

A. Alat dan Bahan


Proses pencetakan motif batik pada kain memerlukan
alat dan bahan berupa:
1. Kain katun/mori/kain batik yang halus berwarna
putih

Gambar 5.1 : Kain katun/mori/kain batik


Sumber: Annas, 2023

34 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
2. Acuan cetak berupa papan MDF berukuran 20x20
cm yang sudah digrafir dengan motif Tahu Petis

Gambar 5.2: Acuan cetak papan MDF


Sumber: Annas, 2023

3. Tinta ofset merek Huber berwarna hitam 1 Kg,

Gambar 5.3: Tinta ofset


Sumber: Annas, 2023

BAB 5 Proses Pencetakan Motif Batik dengan Teknik Cetak Tinggi - 35


4. Rol papan MDF untuk mentransfer tinta

Gambar 5.4 : Rol karet


Sumber: Annas, 2023

5. Pelat Besi untuk menekan acuan cetak berukuran


20x20 cm

Gambar 5.5 : Pembersih Tinta ofset


Sumber: Annas, 2023

36 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
6. Sekrap untuk mengambil tinta

Gambar 5.6 : Sekrap


Sumber: Annas, 2023

7. Cairan pembersih tinta ofset

Gambar 5.7 : Cairan pembersih Tinta ofset


Sumber: Annas, 2023

BAB 5 Proses Pencetakan Motif Batik dengan Teknik Cetak Tinggi - 37


8. Spon untuk membersihkan tinta

Gambar 5.8 : Spon


Sumber: Annas, 2023

9. Papan untuk alas kain lebar standar 120x200 cm

Gambar 5.9 : Papan alas cetak


Sumber: Annas, 2023

38 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
10. Isolasi papan MDF2 sisi untuk menepelkan acuan
cetak pada plat besi penekan

Gambar 5.10 : Isolasi karet


Sumber: Annas, 2023

11. Isolasi kertas untuk menempelkan kain pada papan


landasan cetak

Gambar 5.11 : Isolasi kertas


Sumber: Annas, 2023
BAB 5 Proses Pencetakan Motif Batik dengan Teknik Cetak Tinggi - 39
B. Tahapan Pencetakan Motif Batik pada Kain
Dalam proses pencetakan motif batik Tahu Petis pada
kain terdapat tahapan-tahapan yang terdiri dari:
1. Menyiapkan kain batik pada papan
Langkah pertama adalah menyiapkan kain batik
yang akan di cetak di atas selembar papan. Kain
tersebut harus bersih dari debu dan harus benar-
benar rata tidak ada lipatan maupun tonjolan. Agar
kain menjadi kencang dan tidak mudah bergeser
perlu diberi isolasi kertas pada ujung dan sisi kain
seperti gambar berikut ini:

Gambar 5.12 : Isolasi kertas pada ujung kain


Sumber: Annas, 2023

2. Menyiapkan acuan cetak


Acuan cetak berupa papan MDF perlu disiapkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

40 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
a. Pelat besi disiapkan,
pada bagian bawah
diberi isolasi papan
MDF yang memiliki
rekatan atas dan
bawah (bolak-balik)
secara merata

b. Papan MDF
ditempelkan pada
pelat besi sesua
ukuranya

3. Melumuri rol papan MDF dengan tinta ofset


Tinta diambil dari kaleng tinta dengan skrap
kemudian dioleskan pada pemukaan datar seperti
kaca, tinta dibuat agak kental kemudian diratakan
menggunakan rol papan MDF hingga tinta
menempel pada rol papan MDF hingga rata.

BAB 5 Proses Pencetakan Motif Batik dengan Teknik Cetak Tinggi - 41


Gambar 5.13 : Melumuri rol dengan tinta
Sumber: Annas, 2023

4. Melumuri acuan cetak dengan tinta ofset


menggunakan rol karet.
Setelah rol terkena tinta maka digunakan untuk
meratakan tinta pada permukaan cetak hingga
benar-benar rata.

Gambar 5.14 : Papan MDF dilumuri tinta dengan rol


Sumber: Annas, 2023

5. Pembentukan motif pada kain


Setelah tinta sudah rata pada acuan cetak, maka

42 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
acuan cetak ditekan pada permukaan kain dengan
hati-hati dengan menyambungkan motif ke
samping kanan-kiri dan atas bawah.

Gambar 5.15 : Pembentukan motif batik pada kain


Sumber: Annas, 2023
6. Pengeringan
Setelah motif selesai di cetak pada kain, maka
tahap terakhir adalah pengeringan tinta dengan
cara di angin-anginkan selama 24 jam.

Gambar 5.16 : Kain diangin-anginkan sampai kering


Sumber: Annas, 2023

BAB 5 Proses Pencetakan Motif Batik dengan Teknik Cetak Tinggi - 43


C. Evaluasi Hasil
Setelah melakukan proses pencetakan motif batik
Tahu Petis dengan cetak tinggi dapat diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Karena motif batik berbentuk digital maka motif
batik cukup mudah untuk dibuat, mudah untuk
diedit dan disimpan sehingga bisa lebih mudah
untuk dikembangkan dalam bentuk yang lain.
2. Pembuatan acuan cetak sangat mudah karena
motif digital yang sudah dibuat tinggal digrafir di
atas lembaran MDF dengan alat laser engraver
yang bisa di pesan di tempat jasa engraver. Bahan
MDF cukup lunak sehingga mudah digrafir. Selain
itu harga acuan cetak murah karena hanya terbuat
dari bahan MDF sehingga bisa dibuat banyak
acuan cetak tang bisa digunakan berkali-kali.
Bahan MDF ini kuat untuk terkena tinta berbasis
minyak tapi tidak tahan terhadap air, sehingga
membutuhkan perlakuan khusus apabila akan
disimpan dalam waktu yang lama.
3. Tinta yang digunakan menggunakan tinta cetak
ofset yang bisa langsung digunakan di atas kain

44 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
katun dengan pewarnaan yang rata dan pekat.
Tinta ini mudah digunakan karena tanpa bahan-
bahan campuran, warna pilihan juga sangat
banyak dan bisa dicampur dengan mudah
sehingga bisa menghasilkan kombinasi warna
yang melimpah. Tinta jenis ini tidak mudah kering
sehingga pengerjaannya bisa lebih mudah akan
tetapi dibutuhkan waktu yang lama dalam
pengeringan kainnya
4. Proses pencetakan pada kain teknisnya seperti
pembuatan batik cap, bedanya adalah pada teknik
cetak tinggi ini langsung menggunakan tinta
sedangkan pada batik cap menggunakan malam
terlebih dahulu, jadi lebih cepat dan mudah dalam
proses pembuatannya.
5. Hasil akhir dari teknik cetak tinggi ini tidak kalah
dengan hasil dari teknik cetak sablon, asalkan
kekentalan tinta tepat, acuan cetak dan
permukaan kain bersih dari partikel debu maupun
kotoran lainya, permukaan kain juga harus rata.
Selain itu tekanan dari acuan cetak juga harus

BAB 5 Proses Pencetakan Motif Batik dengan Teknik Cetak Tinggi - 45


tepat. Tinta juga tidak luntur sewaktu di cuci
dengan menggunakan detergen.
6. Dibutuhkan ketrampilan yang tidak begitu tinggi
dalam pembuatan motif dengan teknik ini. Proses
pencetakannya lebih lambat dari pada cetak
sablon, karena area sablon bisa lebih luas dan harus
selalu mengoleskan tinta setelah sekali cetak,
mirip seperti batik cap.

46 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Pengembangan Motif Batik
dan Teknik Cetak Batik
Lebih Lanjut

47
Motif Batik Tahu Petis merupakan inovasi batik
Semarangan berformat vektor digital bertemakan
makanan khas Semarang, yaitu tahu petis. Motif batik ini
dibuat agar dapat mengangkat ikon kota Semarang dari sisi
makanan khasnya. Motif batik Semarangan dengan gaya
kontemporer ini dibuat simpel supaya mudah dibuat dan
dikembangkan, dan bisa menambah jumlah motif gaya
Semarangan, serta diharapkan memenuhi selera generasi
muda karena terkesan simpel dan modern.
Pembuatan motif batik dalam format vektor digital
menjadikan motif ini sangat mudah untuk dibentuk, diedit,
diwarnai, diaplikasikan, dipindahkan, dan disimpan dengan
aman, sehingga membuat pekerjaan menjadi lebih mudah,
murah dan efisien. Motif batik dalam format digital ini juga
mudah untuk diaplikasikan untuk pembuatan acuan cetak
dengan teknik laser engrafer, atau untuk pembuatan film
negatif, maupun di cetak langsung dengan teknik cetak
lainya seperti printer digital dan keperluan cetak sablon
atau cetak saring dengan mudah.
Pencetakan motif batik pada kain katun dengan
teknik cetak tinggi menggunakan acuan cetak papan MDF
yang telah digrafir. Teknik ini terbukti mampu

48 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
menghasilkan bentuk motif yang bagus dan dengan
pewarnaan tinta ofset mampu menghasilkan warna yang
tajam. Tinta ofset terdiri dari warna dasar yaitu cyan,
magenta, yellow, black, dan warna khusus lainya seperti
warna emas dan perak, bisa menghasilkan jutaan warna
apabila bisa memadukan campuran warna yang ada. Warna
yang dihasilkan pada kain juga tidak luntur walau dicuci
dengan detergen akan tetapi menjadi lebih kaku.

BAB 6 Pengembangan Motif Batik dengan Teknik Cetak Batik Lebih Lanjut - 49
50 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Afrizal, M., & Karsa, S. I. (2023, January). Strategi Sales
Promotion D’pom Coffee Café Melalui Media Sosial
Instagram. In Bandung Conference Series:
Communication Management (Vol. 3, No. 1, pp. 179-
182).

Agra. 2023. Ada 5 Teknik Cetak yang Perlu Kamu Tahu,


Nggak Cuma Cetak Digital dan Offset Saja! April 10,
2023

Agustin, Amanah ,"Sejarah Batik Dan Motif Batik Di


Indonesia". Seminar Nasional Riset Inovatif, Tahun
2014.

Agustin, Affanti (2021). Eksplorasi Teknik Crochet pada


Penyekat Ruang Menggunakan Material Vetteran

Alhusain, Sani Ahmad, "Kendala & Upaya Untuk


Pengembangan Industri Batik di Surakarta Menuju
Standardisasi". Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik,
Vol. 6, Nomor 2, December 2015 # Hal 199-213

51
Djatiprambudi, D. (2017, October). Penciptaan seni sebagai
penelitian. In Seminar Nasional Seni dan Desain
2017 (pp. 24-30). State University of Surabaya.

Faqiha, "5 Teknik Membatik dan Prosesnya yang Sering


Digunakan Masyarakat". detikEdu. 2021.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d5540116/5-
teknik-membatik-dan-prosesnya-yang-sering-
digunakanmasyarakat

Gareta, "Menperin: Beberapa negara serius jadikan batik


komoditas ekspor". antaranews.com.2021

https://www.antaranews.com/berita/2438789/menperinbe
berapa-negara-serius-jadikan-batik-komoditas-
ekspor

Hananto, B. A., & Syarief, A. (2018). Pengembangan Motif


Batik Semarangan Menggunakan Tipografi Sebagai
Gagasan Visual. Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal
Ilmiah Magister Desain, 1(1), 1-18.

Kania (2018). Papan MDF: Kenali Kelebihan dan


Kekurangannya!https://www.dekoruma.com/artikel/
74910/apa-itu-papan-mdf.

Nano, A. (2022). Perancangan Sistem Kendali Mesin Laser


Engraving dengan Arduino. Teknika. 7(4) 211-216

52 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Nurcahyanti, D., & Affanti, T. B. (2018). Pengembangan
Desain Batik Kontemporer Berbasis Potensi Daerah
Dan Kearifan Lokal. Jurnal Sosioteknologi, 17(3), 391-
402.

Oscario, Angela, "Simulasi Citra Nasionalis Melalui Fashion:


Studi Kasus Batik Printing Dalam Gaya Hidup Post
Modern Masyarakat Kota". Humaniora Vol.5 No.2
2014: 551-560

Poerwanto, Zakaria, dan Sukirno. Lantang,"Inovasi


Produck & Motiff Seni Batik Pesisir Sebagai Bazis
Pengembangan Industri Kreatiff & Kampung Wisata
Minat Kusus Journal". Al_Azhar Indunesia Serie
Pranata Sossial, Volume 1, Nomor 4, 2012: 217

Prawira, Nanang, dan Zakiah,"Penciptaan Desain Motif


Batik Digital Melalui Teknik Discharge Printing".
Hastagina: Jurnal Kriya Dan Industri Kreatif Vol. 1 No.
01 (2021)

Rakasita R., Karuniawan B. W., dan Juniani, "Optimasi


Parameter Mesin Laser Engraving Terhadap
kekasaran Dan Laju Pemotongan Pada Sus 316
lmenggunakan Taguchi Grey Relational Analysis
Method". Jurnal Teknik Industri, Vol. XI, No. 2, Mei
2016 hal 98.

Ridwan, D. N., & Viniani, P. (2023). Eksplorasi Kulit Domba


Afkir Menggunakan Teknik Laser Engraving Dan
DAFTAR PUSTAKA - 53
Laser Cutting Untuk Produk Tas. Eproceedings Of Art
& Design, 10(3).

Suliyanto, Novandari, W., & Setyawati, S. M. (2015).


Persepsi Generasi Muda Terhadap Profesi. XVIII(1),
135–144.

Supriyatna, Iwan, "Batik Kontemporer Lebih Disukai


Generasi Milenial", Kompas.com.2017:
https://lifestyle.kompas.com/read/2017/10/02/18000
0120/b atik-kontemporer-lebih-disukai-generasi-
milenial.

Triana, N. N., & Retnosary, R. (2020). Pengembangan


Model Pemasaran Batik Karawang Sebagai Produk
Unggulan Daerah. Jurnal Inovasi Dan Pengelolaan
Laboratorium, 2(1), 21–27.

Wulandari, Yeyen, Widiastuti, Theresia, "Perancangan


Motif Batik Cap Dengan Inspirasi Minuman
Tradisional Wedang Uwuh Untuk Pakaian". Jurnal
Suluh Vol.4 No.2 2021 #hal 120

54 - Pembuatan Batik Semarangan Motif Tahu Petis dengan Teknik Cetak Tinggi
Annas Marzuki Sulaiman, M.Sn., lahir di Kendari 1976,
menyelesaikan studi S-1 Program Desain Grafis Universitas
Sebelas Maret Surakarta (UNS) tahun 2001, dan S-2
program Pengkajian Seni Rupa di ISI Surakarta tahun 2015.
Sejak tahun 2010 hingga sekarang ini menjadi dosen tetap
di Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Desain
Komunikasi Visual di salah satu perguruan tinggi swasta
yang cukup terkenal di kota Semarang, Jawa Tengah. Buku
yang pernah ditulis di antaranya adalah Dasar dan
Implementasi Tipografi tahun 2023 Penerbit CV Mitra
Cendikia, Komunikasi Pemasaran dan Branding Tahun 2016
Penerbit PT. Indopustaka Sinergis Surakarta, dan beberapa
monograf.

55

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai