Ketua
Drs. Muh Arif Jati Purnomo, M.Sn.
NIP.196608241999031003
Anggota
Menyetujui,
Ketua LPPMPP ISI Surakarta
iii
KATA PENGANTAR
Sebagai Alternatif Teknik Penciptaan Karya Batik Recycle Pada Masa Pandemi
Covid 19” dengan baik. Penelitian yang merupakan penelitian artistik yang
Program yang dibiayai DIPA ISI Surakarta tahun anggaran 2020. Diharapkan
melalui program penelitian ini, peran dosen dalam mengemban tanggung jawab Tri
bermanfaat.
Pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan yang baik ini peneliti
1. Dr. Drs. Guntur, M.Hum., selaku Rektor ISI Surakarta yang telah memberikan
2. Dr. Slamet, M.Hum., selaku Ketua LP2MP3M ISI Surakarta beserta stafnya
3. Joko Budiwiyanto, S.Sn.,M.A., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain
ISI Surakarta.
iv
4. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
Penulis sangat menyadari akan keterbatasannya, oleh karena itu saran dan
semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah
Peneliti
v
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .......................................................................... 20
A. Justifikasi Anggaran
B. Biodata Ketua dan Anggota
C. Draft Jurnal
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
8
sembuh (http://infeksiemerging.kemenkes.go.id. Diakses 27 April 2020). Perkembangan Covid-
19 di Indonesia begitu cepat mengingat pasien pertama yang terinfeksi diumumkan pada 3 Maret
2020.
Menindak lanjuti dari peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang cepat, Presiden Joko
Widodo memberikan arahan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19. Pada
tanggal 15 Maret 2020 di Istana Bogor melalui konferensi pers, Presiden Joko Widodo menyerukan
untuk pembatasan aktifitas luar rumah dan menekankan untuk bekerja, belajar dan beribadah di
rumah. Ini adalah sebagai bentuk upaya yang diharapkan dapat dilakukan masyarakat agar
penyebaran Covid-19 dapat ditekan dengan maksimal dengan menjaga jarak dan mematuhi protokol
kesehatan dari WHO. Imbuan tersebut menegaskan bahwa masyarakat harus mengurangi aktifitas
luar dan menghindari kerumunan sertalebih banyak melalukan aktifitasnya di rumah hingga muncul
kampanye dengan hastag #Dirumahaja untuk menekan laju pertumbuhan Covid-19.
Batik sebagai salah satu bentuk budaya di Indonesia dapat dijadikan sebagai media
mengekspresikan diri. Muatan isinya yang terdiri dari motif tersusun sebagai simbol berupa doa
harapan baik dapat dijadikan sebagai sebuah simbolisasi dalam menangkap fenomena yang terjadi di
masyarakat. Tidak terkecuali pada masa datangnya wabah Covid-19, batik dapat dijadikan sebagai
sebuah media persuasif untuk mengkomunikasikan sesuatu sebagaimana fungsi dari sebuah busana.
Pemanfaatan kain batik recycle dengan metode Color Removal Technique (teknik cabut warna)
dirasa tepat untuk diimplementasikan pada masa seperti sekarang ini, mengingat teknik ini selain
praktis juga akan memunculkan desain baru yang unik. Teknik ini biasa digunakan para pengrajin
ketika memanfaatkan produk-produk lama yang sudah tidak laku lagi atau sisa dari pesanan yang di
return. Teknik color removal ini secara prinsip merupakan proses pelunturan kain (penghapusan
warna/motif) dengan zat pemutih berupa hidrosulfit atau kaporit. Harapannya adalah melalui teknik
ini akan memunculkan karakter baru pada hasil karya yakni detail motif yang berada dalam kontur
garisnya.
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa teknik color removal ini dirasa tepat sebagai salah
satu alternatif teknik yang digunakan untuk membuat desain motif untuk batik recycle pada masa
pandemi covid-19. Desain motif batik dan karya seni yang diciptakan menekankan ide pada bentuk
visualiasasi motif berupa abstraksi, illustrasi, atau transformasi aktivitas masyarakat yang bekerja,
belajar dan beribadah dari rumah sebagai bentuk konkrit keikutsertaan masyarakat dalam melawan
penyebaran Covid-19.
9
1.2. Rumusan Masalah
Terkait latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan berbagai
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat formulasi larutan untuk Color Removal Technique sebagai
bahan peluntur warna pada batik recycle?
2. Bagaimana menciptakan desain motif batik dan karya dekoratif yang mampu
mengkomunikasikan secara visual tentang anjuran utuk bekerja, belajar, dan
beribadah dari rumah sebagai bentuk komunikasi persuasif pada masyarakat dalam
penyebaran Covid-19?
10
b. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta akan lebih dikenal oleh
masyarakat melalui berbagai penciptaan batik dari segi pemanfaatan recyle
product maupun penciptaan desain motifnya.
c. Kemungkinan pengembangan teknik recyle batik maupun penciptaan dengan
sumber ide Covid-19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
yang tidak bisa dikenakan oleh setiap orang. Ini menjadi salah satu contoh bahwa dalam motif
batik bukan hanya sekedar gambar-gambar ragam hias, namun lebih dalam memuat perjanjian
yang diakui secara bersama tentang kehidupan sosial budaya pada masyarakat.
Rakhmat (1989:30) menjelaskan bahwa salah satu perspektif komunikasi persuasif yang
mengkaji aspek yang mempengaruhi individu adalah perspektif kognitif yang beranggapan
perilaku individu dalam kelompok merupakan perilaku-perilaku individu yang tidak mudah
dipengaruhi karena memiliki persepsi dan kognisi yang sifatnya individual dalam merespon
lingkungannya. Individu mentafsirkan pengalaman inderawi secara aktif, mencipta,
mengorganisasikan, menafsirkan dan mencari makna. Situasi komunikasi yang terjadi pada
keadaan tersebut diperlukan usaha dari pihak sumber atau penyampai pesan agar dapat
mempengaruhi secara psikologis kondisi penerima pesan yang demikian sehingga mampu
dicapai persamaan persepsi. Ini karena individu memiliki seleksi dalam menentukan sikapnya
sehingga mengakibatkan stimulus (sumber komunikasi) memiliki konsekuensi untuk
menyampaikan komunikasi secara meyakinkan maupun teknik penyampaian pesan yang tepat
sehingga dapat dipercaya. Dari pemaparan tersebut, dalam sebuah proses penciptaan karya batik
dapat ditarik simpulan bahwa perlu adanya strategi khusus dalam penciptaan desain motif batik
agar pesan yang akan dikomunikasikan pada komunikan dapat diterima secara utuh maksud dan
tujuannya. Pesan inilah yang diharapkan membawa pengaruh dan manfaat positif bagi
kehidupan masyarakat yang luas melalui bahasa visual yang tersusun dalam sebuah desain batik.
Agus Sachari (2007:181) menyatakan bahwa nilai-nilai estetik modern di Indonesia
dalam memantapkan kebudayaan benda memiliki tiga makna utama, yaitu (1) sebagai
pendukung proses penyadaran; (2) Sebagai penyumbang pembelajaran kepada masyarakat; (3)
Sebagai unsur pembudayaan budaya visual. Ketiga makna tersebut dalam satu objek desain
memiliki raut yang berbeda-beda, yaitu peran penggugah kesadaran akan pilihan nilai dan
penguatan ideologi, juga memiliki kekuatan utama sebagai pendukung proses pembelajaran, dan
ada pula yang memiliki kekuatan utama sebagai pendukung proses pembudayaan.
Beberapa catatan penelitian terdahulu tentang teknik cabut warna atau color removal
sudah ada yang meneliti seperti Inva Sariyati dan Lailatul Fitria Mulyono (2018), melalui
penelitian Studi Komparasi Penggunaan Kaporit dan Hidrosulfit Sebagai Pencabut Warna Pada
Pembuatan Jumputan. Dalam penelitian tersebut mengulas tentang eksperimentasi pembuatan
motif jumputan melalui metode cabut warna dengan material kaporit dan hidrosulfit. Dalam
12
eksperimentasinya memanfaatkan kain mori putih yang kemudian diwarna, diikat dan diputihkan
untuk membentuk motif jumputan.
Dari beberapa penelitian yang sudah ada, belum ada penelitian awal yang khusus
mengangkat color removal secara teknik dan material bahan dengan memanfaatkan recycle kain
batik yang ada di sekitar kita. Berangkat dari material kaporit dan hidrosulfit dalam penelitian ini
diciptakan karya batik dari hasil recycle dengan sumber ide pandemi covid-19 yang memuat
komunikasi persuasif untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah untuk menekan
penyebaran dan penularan covid-19.
Riwayat penelitian yang pernah penulis lakukan mulai dari tahun 2008 terlihat pada
gambar 2 berikut.
13
Gambar 2. Road Map Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN PENCIPTAAN (KARYA SENI)
Penelitian Artistik (Penciptaan Seni) ini dilandasi oleh paradigma bahwa praktik
kreatif adalah penelitian, praktisi adalah peneliti, proses kreatif adalah proses penyelidikan, dan
karya seni adalah hasil dan penyelidikan. Penelitian dimana praktik memainkan peran yang
sangat penting ketimbang semata-mata penelitian teoritis dan atau penelitian konseptual (Kaila,
2013: 115, dalam Guntur, Ranang A.S., 2015: 3).
Dalam upaya menciptakan karya seni ada beberapa metode yang ditawarkan oleh
beberapa ahli. Dalam proses penciptaan karya seni kriya tekstil, dalam hal ini batik peneliti atau
pengkarya menggunakan metode tiga tahap enam langkah. Menurut Gustami SP proses
penciptaan sebuah karya seni dapat dilakukan secara intuitif, tetapi dapat pula ditempuh melalui
metode ilmiah yang direncanakan secara seksama, analitis, dan sistematis. Dalam konteks
metodologis, menurut Gustami (2007:329), melahirkan sebuah karya seni khususnya seni kriya
secara metodologis melalui tiga tahapan utama, yaitu Eksplorasi (pencarian sumber ide, konsep,
dan landasan penciptaan), Perancangan (rancangan desain karya) dan Perwujudan (pembuatan
karya).
14
Tahap Eksplorasi yaitu aktivitas penjelajahan menggali sumber ide, pengumpulan data &
referensi, pengolahan dan analisa data, hasil dari penjelahan atau analisis data dijadikan dasar
untuk membuat rancangan atau desain. Langkah-langkah tersebut meliputi penggalian sumber
penciptaan baik secara langsung di lapangan maupun pengumpulan data referensi mengenai
tulisan-tulisan dan gambar yang berhubungan dengan karya. Dari kegiatan ini ditemukan tema
dan berbagai persoalan. Langkah kedua adalah menggali landasan teori, sumber dan referensi
serta acuan visual untuk memperoleh konsep pemecahan masalah secara teoritis, yang dipakai
sebagai tahap perancangan.
Tahap selanjutnya adalah tahap perancangan yang terdiri dari kegiatan menuangkan ide
dari hasil analisis yang telah dilakukan ke dalam bentuk dua dimensional atau disain. Hasil
perancangan tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk karya. Perancangan meliputi
beberapa tahapan, diantaranya rancangan desain alternatif (sketsa). Dari beberapa sketsa tersebut
dipilih beberapa sketsa yang terbaik dijadikan sebagai desain terpilih. Pemilihan tersebut
tentunya mempertimbangkan beberapa aspek seperti teknik, bahan, bentuk dan alat yang
digunakan. Kemudian tahapan kedua menyempurnakan sketsa terpilih menjadi desain sempurna,
sesuai ukuran, skala, bentuk asli dan penempatannya. Kemudian tahapan terakhir membuat
gambar kerja, terdiri dari tampak depan, tampak samping, tampak atas, potongan, dan
perlengkapan lainnya yang terdapat dalam karya. Dalam penelitian ini penulis tidak melakukan
tahap gambar kerja melainkan tahap sketsa motif dan disain karya.
Tahap perwujudan merupakan tahap mewujudkan ide, konsep, landasan, dan rancangan
menjadi karya. Dari semua tahapan dan langkah yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi
untuk mengetahui secara menyeluruh terhadap kesesuaian antara gagasan dengan karya
diciptakan.
Berdasarkan tiga tahap metode penciptaan karya seni kriya menurut Gustami tersebut
dapat diuraikan menjadi enam langkah proses penciptaan karya seni. Enam langkah tersebut
diantaranya: pengembaraan jiwa, menentukan konsep/tema, merancang sketsa, penyempurnaan
desain, mewujudkan karya dan evaluasi akhir.
15
Gambar 3. Skema proses penciptaan karya seni kriya
(sumber : Gustami SP, 2007: 329)
Senada dengan apa yang disampaikan Gustami, dalam penciptaan karya seni apakah itu
seni kriya atau seni murni ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh seorang seniman atau desainer
yaitu tahap eksplorasi, perenungan dan perwujudan (Kartika, 2016). Metode penelitian yang
digunakan meminjam teori kreasi artistik dengan pendekatan proses dengan riset emik sebagai
strategi pengumpulan data yang dipergunakan dalam proses kreatif artistik, meliputi eksperimen,
perenungan, dan pembentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Eksperimen merupakan langkah kegiatan yang dilakukan seniman dan/atau disainer
dalam melakukan langkah proses kreasi artistik (penciptaan) yaitu meliputi: (1) mencoba
beberapa alternatif bahan yang sesuai dan cocok dengan ekspresi cipta seni yang dirancang. (2)
mencoba beberapa alternatif teknik individu yang cocok dengan ekspresi dalam cipta seni yang
dirancang. (3) mencoba beberapa alternatif alat yang cocok dengan ekspresi dalam cipta seni
yang dirancang, dan (4) Pemilihan konsep visual (tata susun). Eksperimen yang dilakukan
menghasilkan kualitas dalam pemilihan bahan, teknik, alat dan konsep tata susun yang
digunakan dalam memvisualisasikan rancangan karya.
Perenungan sebagai sebuah proses berkarya merupakan pengembaraan batin sang
seniman dalam mencari simbol (metafora). Perenungan dilakukan untuk mencari dan
menemukan simbol-simbol (bahasa metafora) yang menjadi ikon dalam proses kreatif artistik
dalam penciptaan karya. Dalam perenungan seniman dan/atau disainer akan menemukan simbol
dan/atau metafora. Simbol itu dipakai sebagai bahasa ekspresinya, dan kemudian digunakan
sebagai motif pokok (utama), motif pendukung dan motif isian. Motif pokok (utama), menjadi
centre of interest dan yang menjadi idiom komunikasi yang dibabarkan lewat media dan menjadi
ekspresi personalnya. Motif utama merupakan idiom metafora yang memberikan informasi
filosofis yang sifatnya sangat individu.
Pembentukan merupakan rancangan tata susun atau komposisi yang dirancang untuk
mendapatkan bentuk atau struktur karya. Struktur merupakan komposisi yang selalu berkaitan
dengan konsep tata susun: (1) kualitas unsur sebagai ikon seni yang dirancang, (2) Prinsip tata
16
susun (harmoni, kontras, irama /repetisi, gradasi), yang dirancang, (3) azas tata susun meliputi
keseimbangan (formal/informal balance) dan unity) yang dirancang untuk mencapai satu
kesatuan (unity). Tata susun tersebut menghasilkan dinamika (lembut, sedang, dan kuat), dan
dinamika tersebut menghasikan suasana tertentu dan/atau kesan tertentu.
Perancangan karya/Desain
Perwujudan Karya
17
Teknik ini dilakukan oleh peneliti atau pengkarya dalam rangka eksplorasi awal
tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Mengingat situasi yang
di luar yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya studi lapangan, metode studi
pustaka relatif lebih aman dilakukan baik menggunakan buku, artikel cetak, maupun
online yang berkaitan dengan teknik color removal dan fenomena pandemi covid-19.
b. Identifikasi
Setelah terkumpul data dari hasil studi pustaka, kemudian mengidentifikasi hal-hal
apa saja yang bisa mendukung temuan-temuan yang dapat diteruskan pada proses
perwujudan karya.
c. Eksperimen
Dari data-data yang terkumpul kemudian diuji coba melalui eksperimentasi dengan
mengacu pada teori atau temuan-temuan penelitian terdahulu, seperti teknik
pembuatan cabut warna dengan menggunakan hidrosulfit dan kaporit.
d. Dokumentasi
Hasil dari eksperimen selalu terdokumentasi secara tertib, sehingga catatan hasil dari
proses uji coba bisa terbaca dengan jelas.
e. Wawancara dengan nara sumber yang kompeten sangat mendukung keberhasilan dari
karya yang dibuat.
f. Temuan dari ujicoba yang terdokumentasi menjadi pembahasan untuk kemudian
teraplikasikan pada sebuah model atau prototype hasil kekaryaan batik dengan ide
pandemi covid-19 melalui metode color removal technique yang mampu
dipertangung jawabkan secara akademis.
BAB IV
DESKRIPSI KARYA
18
Desain pertama berjudul motif “ Bhanu Abhinaya” yang diambil dari bahasa Sansekerta
yang berarti cahaya pembawa semangat. Motif yang mengambil sumber ide dari bentuk virus
corona ini menginspirasi peneliti untuk digayakan atau distilasi menjadi bentuk motif yang unik
dan menarik. Harapan yang ingin disampaikan dari motif ini adalah bahwa masa pandemi covid
19 ini justru tidak melemahkan semangat untuk berkreasi, berkarya dan bekerja, namun justru
sebaliknya mampu menjadi pemicu cahaya semangat untuk berkarya, berkreasi dan berinovasi
untuk menghasilkan sesatu yang bermanfaat
Gambar 5.
Sketsa desain motif “Bhanu Abhinaya” di atas kertas sesuai pola busana dan hasil color removal technique pada
kain yang mempunyai makna harapan untuk munculnya cahaya semangat bagi pemakai (Dok: Muh Arif, 2020)
19
Gambar 6.
Desain motif “Bhanu Abhinaya” yang di aplikasikan untuk baju semi resmi laki-laki remaja yang diperagakan
oleh model (Dok: Muh Arif, 2020)
Desain motif kedua berjudul “ Caya Dewi” diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti
bayangan bidadari. Motif ini masih mengambil sumber ide dari bentuk virus corona yang
kemudian distilasi atau digayakan sedemikian rupa. Harapan yang diinginkan dari pencipta motif
ini adalah ketika motif ini diaplikasikan ke baju mampu memunculkan aura kecantikan seperti
bidadari.
Gambar 7.
Sketsa desain motif “Caya Dewi ” di atas kertas pada pola busana yang akan di aplikasikan, berikut hasil dari
teknik cabut warna (Color Removal Tekhnique) pada kain yang berarti bayangan bidadari (Dok: Muh Arif,
2020)
20
Gambar 8.
Desain motif “Caya Dewi” yang diaplikasikan untuk baju semi resmi wanita remaja yang diperagakan oleh
model (Dok: Muh Arif, 2020)
Desain motif yang ketiga berjudul “Indurasmi” yang diambil dari bahasa Sansekerta yang
artinya sinar rembulan. Desain motif ini masih mengambil sumber ide dari bentuk virus corona
yang distilasi sedemikian rupa sehingga tampak indah ketika diaplikasikan ke outer wanita
remaja. Harapan yang ingin disampaikan pencipta melalui karya ini adalah ketika seseorang
mengenakan busana dengan motif ini akan muncul aura kecantikannya seperti sinar bulan
purnama.
Gambar 9.
Sketsa desain motif “Indurasmi” di atas kertas pada pola busana yang akan di aplikasikan, berikut hasil dari
teknik cabut warna (Color Removal Tekhnique) pada kain yang mempunyai makna sinar rembulan yang
memancarkan aura sejuk dan damai (Dok: Muh Arif, 2020)
21
Gambar 10.
Desain motif “Indurasmi” yang diaplikasikan untuk baju semi resmi (outer) wanita remaja yang diperagakan
oleh model (Dok: Muh Arif, 2020)
Target luaran yang lain adalah membuat 2 (dua) buah karya seni fungsional dekoratif dengan
mengembangkan teknik yang sama. Hasilnya tampak seperti seperti pada gambar di bawah ini yang
masing-masing mengambil kain recycle dengan motif yang berbeda.
Gambar 11.
Karya seni dekoratif yang menggunakan teknik color removal pada kain recycle dengan motif yang berbeda.
(Dok: Muh Arif, 2020)
22
Gambar 12.
Beberapa karya busana semi resmi yang menggunakan teknik color removal yang diperagakan model. (Dok:
Muh Arif, 2020)
Gambar 13.
Beberapa karya busana semi resmi (cocktail) yang menggunakan teknik color removal serta dua buah karya
dekoratif yang juga menggunakan teknik yang sama . (Dok: Muh Arif, 2020)
BAB V
LUARAN
Luaran dari penelitian artistik ini adalah 3 (tiga) buah karya busana semi resmi dengan
motif yang mengambil sumber ide dari bentuk virus corona atau covid-19 dengan teknik CRT
(Color Removal Tekhnique), 2 (dua) buah karya dekoratif dengan teknik yang sama. Ke lima hal
tersebut di atas prosesnya menggunakan material recycle batik, atau material kain motif batik
yang sudah tidak trend atau laku di pasar atau juga yang gagal produk atau reject.
Selain luaran di atas ada luaran wajib yaitu:
1. HaKi dari motif yang dibuat. Adapun tiga motif yang didaftarkan untuk Haki, yaitu
a. Motif “ Bhanu Abhinaya”
23
b. Motif “ Caya Dewi”
c. Motif “Indurasmi”
Inva Sariyati, Lailatul Fitria Mulyono. Studi Komparasi Penggunaan Kaporit Dan Hidrosulfit
Sebagai Zat Pencabut Warna Pada Pembuatan Jumputan. Jurnal Litbang Kota
Pekalongan Vol 14 Tahun 2018.
Onong Uchyana Effendy. 2000. Ilmu Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Aditya Bakti.
24
LAMPIRAN
Lampiran A. JustifikasiAnggaran
Justifikasi Anggaran Penelitian Artistik (Penciptaan Seni) dengan rincian
perencanaan sebagai berikut:
No Keperluan Nominal Persentase
1 Honorarium 3.600.000 24 %
2 Pembelian Bahan Habis Pakai 7.450.000 49 %
3 Biaya komunikasi dan logistik 2.200.000 15 %
4 Biaya Lain-lain 1.750.000 12 %
25
Sub Total 3.600.000
2. Pembelian Bahan Habis Pakai
Justifikasi HargaSatuan Nominal
Material Kuantitas
Pembelian (Rp) (Rp)
Kertas HVS 80 Menyusun laporan 2 31.000 62.000
gr
Kain primisima Membuat karya 50 27.400 1.370.000
(50 m)
Malam cair (30 Membatik 30 35.000 1.050.000
ltr)
Malam Tembok Ngeblok/nembok 4 25.000 100.000
(8 kg)
Kompor batik Memanaskan 1 455.000 455.000
listrik
Kompor besar Nglorot 1 276.000 276.000
Remasol paket Pewarna 1 812.000 812.000
Kuas Pagoda Nyolet no:3 6 17.500 105.000
kecil
Kuas Pagoda Nyolet no: 12 6 12.000 72.000
besar
Canthing Mbatik 3 50.500 151.500
Klowong
Canthing Isen- Isen-isen 3 50.500 151.500
isen
Canting nembok Nembok 3 10.000 30.000
Kertas Manilia Membuat desain 6 6.500 39.000
Kertas Kalkir Membuat Blak (1 1 180.000 180.000
80 grm rol)
Drawing pen no Isen-isen desain 3 9.000 27.000
(0,2)
Double tape Duplikasi desain 1 6.000 6.000
besar
Ember Besar Penampung air 2 154.000 308.000
Panci besar (Nglorot) 2 250.000 500.000
Gawangan (mbentang kain) 2 175.000 350.000
Minyak Tanah Bb kompor (20 ltr) 10 15.000 150.000
Panci kecil Masak Air 1 67.000 67.000
Bak Plastik Nyampur warna 2 45.000 90.000
sedang
Bak Plastik Nyampur warna 2 27.000 54.000
Kecil
Sedok Plastik Nyampur warna1 1 28.000 28.000
(lusin) lusin
26
Masker (pak) Pengaman nafas 1 36.000 36.000
Sulfurit (5 kg) Cabut warna 5 50.000 250.000
Hidrosulfit (5 Cabut warna 5 100.000 500.000
Kg)
Kalium Cabut warna 0,5 300.000 150.000
Permanganat
(500
Kaos gr)
tangan Proses cabut warna 4 20.000 80.000
Sub Total 7.450.000
Sub Total
3. Biaya komunikasi dan logistik
Justifikasi HargaSatuan Nominal
Material Kuantitas
Pembelian (Rp) (Rp)
Komunikasi 4 Pulsa & Quota 4 200.000 800.000
org
Konsumsi WFH Makan & snack 30 30.000 900.000
Kurir gojek 10 50.000 500.000
Sub Total 2.200.000
4. Biaya Lain-lain
Justifikasi HargaSatuan Nominal
Material Kuantitas
Pembelian (Rp) (Rp)
Seminar Publikasi 1 400.000 400.000
Pameran Publikasi 1 350.000 350.000
Pendaftaran Publikasi 1 500.000 500.000
HaKI
Penggandaan dan Laporan penelitian 7 50.000 350.000
penjilidan
DVD & Cover Laporan 2 25.000 50.000
Dokumentasi Dokumentasi
Data gambar, lesan 1 100.000 100.000
Sub Total 1.750.000
Sub Total Total Anggaran Seluruhnya 15.000.000
27
6 Tempat dan TanggalLahir Surakarta, 24 Agustus1966
7 Alamat Rumah Tuwak Wetan RTIRWIGonilan,Kartasura
8 NomorTelepon/Faks/ HP 0271-7652923, 081393969484
9 Alamat kantor Jl Ki HajarDewantaraNo 19 Kentingan
10 Nomortelpon/Faks 0271-647658
11 Alamat e-mail ariefj4ti@gmail.com
12 Lulusan yang Telah S-1=30 orang
Dihasilkan
13 Mata Kuliahyangdiampu 1. Pengetahuan Tekstil Tradisi
2. Batik
3. Estetika
4. Kewirausahaan
5. Menggambar
A. RiwayatPendidikan
Program S1 S2 S3
Nama PT UNS ISI YOGYA
Bidang Ilmu Seni RupaDesain Kajian Seni Rupa
Tekstil
Tahun Masuk 1984 2005
TahunLulus 1989 2008
JudulSkripsi/Tesis StudiTentang Batik “DjawaHokokai”
Busana Muslimah Suatu Kajian Tentang Batik
KaryaAnne di MasaPendudukan Jepang
Rufaidah Th 1987- di Pekalongan
1989
Nama Pembimbing/ Drs. Errol Sudibyo Dr. Agus Burhan, M.Hum
Promotor
28
3 2010 Optimalisasi Batik Tradisional DP2M Dikti 45.000.000
Surakarta Implementasinya pada
Assesories berbasis tradisi sebagai
upaya Pengokohan Budaya Lokal dan
Pendukung Wisata Daerah Surakarta di
Era Global (Th II)
8 2013 Desain Wayang Pada Batik Rakyat Eks DP2M Dikti 167.000.000
Karesidenan Surakarta Sebagai Sumber
Ide Pendampingan Usaha Kecil
Berbasis Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat (Anggota Hibah MP3EI
tahun I)
9 2014 Desain Wayang Pada Batik Rakyat Eks DP2M Dikti 167.000.000
Karesidenan Surakarta Sebagai Sumber
Ide Pendampingan Usaha Kecil
Berbasis Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat (Anggota Hibah MP3EI
tahun II)
29
10 2015 Pengembangan Desain Motif Tenun DP2M Dikti 75.000.000
Lurik Gendhong Berbasis Budaya Khas
Daerah Untuk Meningkatkan Daya
Saing Pasar Dalam Upaya Peningkatan
Ekonomi Masyarakat. (Anggota Hibah
PUPT tahun 1)
30
1 Pelatihan fiberglass kerjasama dengan Kab. Boyolali
2007 Bapermaskin Kabupaten Boyolali di
kecamatan Banyudono, Pengging
31
Limiah/Seminar
1 Seminar hasil penelitian Batik “Oey Soe Tjoen” Ruang Seminar ISI
Konsistensi Tradisi dan Kualitas Surakarta, 2009
Batik Encim di Pekalongan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian
Artistik (PenciptaanSeni)
Surakarta, November 2020
Ketua Pengusul
Anggota Pengusul: 1.
BIODATA
Identitas Diri
32
6. Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 12 Januari 1977
7. E-mail art.marwatie@gmail.com
8. Nomor Telepon/HP 081229877712
9. Alamat kantor ISI SURAKARTA Jl. Ki Hajar Dewantara No 19
Kentingan Surakarta Jawa Tengah
10. Nomor Telpon/Faks/ 0271-647658
11. Jumlah Lulusan yang telah S1 = 8 Mahasiswa
dihasilkan
12. Mata Kuliah yang diampu 1. Kriya Kulit I
2. Kriya Kulit II
3. Kriya Kulit III
4. Makrame
5. MetodeDesain
6. DesainKreatifKriya
7. ManajemenProduksi
8. WawasanBudaya Nusantara
9. Ilustrasi Fesyen
10. Fesyen Dasar
11. Fesyen Adibusana
A. Riwayat Pendidikan
Jenjang S1 S2 S3
Pendidikan
Nama STSI ITB
Perguruan
Tinggi
BidangIlmu KriyaSeni KajianSeniRupa
TahunMasuk 2000-2005 2008-2010
- Lulus
JudulSkripsi/ Bentuk dan Maknacanthik Kyai Studi Industri Kriya
Tesis Rajamala Keraton Surakarta Patung Trowulan
Ciptaan KGPAA
Hamengkunagara III
Nama Drs. AchmadSjafi’I,M.Sn Pembimbing I : Dr.
Pembimbing Yustiono
33
Pembimbing II : Dr.
Ira AdriatiM.Sn
B. PengalamanPenelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
N Tahun Pendanaan
o
Sumber Jml (Rp)
1 2019 Pembuatan Media Ajar berjudul DIPA 10.000.000
“Gambar dan Sketsa Sebagai Media
Ajar Mata Kuliah Ilustrasi Fesyen”
2 2019 Penelitian berjudul “Visualisasi Tiga DIPA 23.500.000
Dimensional Motif Batik Pada Media
Kayu” (Anggota)
3 2016 Kajian Strategi Desain Kreatif Dan DIKTI 11.600.000
Inovatif Produk Kriya Kulit Produksi
“Red Apple” Di Surakarta
4 2015 Penelitian berjudul Kreasi Motif Batik DIKTI 165.000.000
Khas Mojokerto Berbasis Relief Candi
Sebagai Kearifan Lokal Dengan
Menggunakan Teknologi Saring –
Malam Guna Meningkatkan Produksi
Dan EkonomiMasyarakat
(Anggota)
5 2014 Penelitian berjudul Kreasi Motif Batik DIKTI 162.500.000
Khas Mojokerto Berbasis Relief Candi
Sebagai Kearifan Lokal Dengan
MenggunakanTeknologi Saring –
Malam Guna Meningkatkan Produksi
Dan EkonomiMasyarakat
(Anggota)
6 2013 Penelitian berjudul Kreasi Motif Batik DIKTI 165.000.000
Khas Mojokerto Berbasis Relief Candi
Sebagai Kearifan Lokal Dengan
MenggunakanTeknologi Saring –
Malam Guna Meningkatkan Produksi
Dan EkonomiMasyarakat
(Anggota)
34
Pada Kebaya Berbahan Kain Blacu
1
2
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
Halaman
1 Kreasi Motif Batik Khas Mojokerto 2013 150 ISI Press
35
Penghargaan
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Penelitian Artistik (PenciptaanSeni)
Surakarta, November 2020
Anggota pengusul
Anggota 2
36
A.RiwayatPendidikan
Pendidikan S1 S2
NamaPerguruan ISI ISI
Tinggi Surakarta Surakarta
B.PengalamanPenelitianDalam5 TahunTerakhir
37
3 2019 Human Fetal Development 1 Cultural Syndrome
And The Ways Of Asthabrata
As An Idea In The Creation Of
Sinjang Batik Tulis
E.PengalamanPenyampaianMakalahSecaraOralPadaPertemuan/Seminar Ilmiah
Dalam5 TahunTerakhir
No. NamaPertemuan Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah/Seminar Ilmiah Tempat
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
38
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Penelitian Artistik (PenciptaanSeni)
Surakarta, November 2020
Anggota pengusul
39
C. Draft Jurnal
ABSTRACT
Corona Virus Desease-19 (Covid-19) or Corona Virus is a type of infectious disease
caused by a newly discovered corona virus and its development status is very fast so that it is
included in the type of pandemic virus. One of the impacts is the existence of a government
policy to work from home. The phenomenon of the Covid-19 pandemic, which requires working
from home or Work From Home has inspired to redesign old textile products including batik to
be recycled with new motifs. Color Removal Technique is a color removal technique or color
fading in surface textile designs or surface designs. . As for the application of motives with the
idea of working, studying and worshiping at home as a form of persuasive communication
efforts on batik work so that the public can participate in suppressing the spread of the Covid-19
pandemic. This artistic research aims to (1) identify materials that can be used as alternatives in
the use of recycled batik; (2) creating batik motif designs with color removal techniques from a
covid-19 outbreak phenomenon. The method used is through the stages of exploration,
experimentation, reflection, design and embodiment. The output of this research is in the form of
5 works consisting of 2 decorative works and 3 clothes that are Haki right, as well as scientific
articles published in national scientific journals.
40
ABSTRAK
Corona Virus Desease-19 (Covid-19) atau Virus Corona adalah jenis penyakit
menular yang disebabkan oleh corona virus yang baru ditemukan dan status
perkembangannya sangat cepat hingga termasuk dalam jenis virus bersifat Pandemi. Salah
satu dampaknya adalah adanya kebijakan pemerintah untuk bekerja dari rumah. Fenomena
pandemi covid-19, yang mengharuskan untuk bekerja dari rumah atau Work From Home
menginspirasi untuk meredesain kembali produk tekstile lama termasuk batik untuk direcycle
dengan tampilan motif yang baru.Color Removal Technique adalah teknik pencabutan warna
atau pelunturan warna pada desain tekstil permukaan atau surface design. Adapun
pengaplikasian motif dengan ide aktifitas bekerja, belajar dan beribadah di rumah sebagai
bentuk upaya komunikasi persuasif pada karya batik agar masyarakat turut berpartisipasi
dalam menekan penyebaran pandemi covid-19. Penelitian artistik ini bertujuan untuk (1)
mengidentifikasi material bahan yang bisa digunakan sebagai alternatif dalam pemanfaatan
batik recycle; (2) menciptakan desain motif batik dengan teknik color removal dari sebuah
fenomena wabah covid-19. Metode yang digunakan melalui tahapan eksplorasi,
eksperimentasi, perenungan, perancangan dan perwujudan. Luaran dari penelitian ini
berupa 5 buah karya yang terdiri dari 2 buah karya yang berfungsi dekoratif dan 3 buah baju
yang di Haki kan, serta artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal ilmiah nasional.
termasuk dalam jenis virus bersifat Batik sebagai salah satu bentuk budaya di
Pandemi. Virus ini pertama kali muncul di Indonesia dapat dijadikan sebagai media
Wuhan, Tiongkok dan menyebar di hampir mengekspresikan diri. Muatan isinya yang
seluruh negara di dunia. Gejala paling terdiri dari motif tersusun sebagai simbol
umum meliputi demam, rasa lelah, dan berupa doa harapan baik dapat dijadikan
batuk kering. Beberapa pasien juga sebagai sebuah simbolisasi dalam
mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung menangkap fenomena yang terjadi di
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan dan masyarakat. Dalam rujukan post modern
diare yang bersifat ringan dan muncul penciptaan karya seni bisa berawal dari
secara bertahap. Hingga 27 April 2020 dari arah manapun, baik dari ide tradisi yang
data badan kesehatan dunia, World Health dibarukan lagi, diolah lagi menjadi ide-ide
Organisation (WHO) tidak kurang dari 210 lain yang bisa digarap
negara di dunia terpapar Covid-19 dengan menjadi sebuah karya. Apapun karya seni
jumlah 2.992.157 kasus terinfeksi, 206.873 itu nampaknya kini semakin luas untuk bisa
pasien meninggal dan 877.131 pasien divisualkan, luas dalam arti penggunaan
sembuh (www.covid.go.id). Di Indonesia, material maupun tema serta luas dalam
Kementerian Kesehatan RI pada tanggal genrenya (Sudiyati, Sunarto, Sukanadi, &
yang sama telah mencatat 8.882 kasus Kusumo, 2016). Tidak terkecuali pada
terinfeksi, 743 pasien meninggal dan 1.107 masa datangnya wabah Covid-19, batik
pasien sembuh (www.kemkes.go.id). dapat dijadikan sebagai sebuah media
Perkembangan Covid-19 di Indonesia persuasif untuk mengkomunikasikan
begitu cepat mengingat pasien pertama sesuatu sebagaimana fungsi dari sebuah
yang terinfeksi diumumkan pada 3 Maret busana. Pemanfaatan kain batik recycle
2020. dengan metode Color Removal Technique
Menindak lanjuti dari peningkatan (teknik cabut warna) dirasa tepat untuk
jumlah pasien Covid-19 yang cepat, diimplementasikan pada masa seperti
Presiden Joko Widodo memberikan arahan sekarang ini, mengingat teknik ini selain
untuk meningkatkan kewaspadaan praktis juga akan memunculkan desain
terhadap penyebaran Covid-19. Pada baru yang unik. Teknik ini biasa digunakan
tanggal 15 Maret 2020 di Istana Bogor para pengrajin ketika memanfaatkan
melalui konferensi pers, Presiden Joko produk-produk lama yang sudah tidak laku
Widodo menyerukan untuk pembatasan lagi atau sisa dari pesanan yang di return.
aktivitas luar rumah dan menekankan Teknik color removal ini secara prinsip
untuk bekerja, belajar dan beribadah di merupakan proses pelunturan kain
rumah. Ini adalah sebagai bentuk upaya (penghapusan warna/motif) dengan zat
yang diharapkan dapat dilakukan pemutih berupa hidrosulfit atau kaporit.
masyarakat agar penyebaran Covid-19 Harapannya adalah melalui teknik ini akan
dapat ditekan dengan maksimal dengan memunculkan karakter baru pada hasil
menjaga jarak dan mematuhi protokol karya yakni detail motif yang berada dalam
kesehatan dari WHO. Imbauan tersebut kontur garisnya.
menegaskan bahwa masyarakat harus Dari uraian di atas dapat ditegaskan
mengurangi aktivitas luar dan menghindari bahwa teknik color removal ini dirasa tepat
kerumunan serta lebih banyak melakukan sebagai salah satu alternatif teknik yang
aktivitasnya di rumah hingga muncul digunakan untuk membuat desain motif
kampanye dengan hastag #Dirumahaja untuk batik recycle pada masa pandemi
untuk menekan laju pertumbuhan Covid- covid-19. Desain motif batik dan karya seni
19. yang akan diciptakan menekankan ide
Muhammad Arif Jati Purnomo, Sri Marwati, Danang Priyanto, Color Removal Technique (CRT) Sebagai Alternatif
Penciptaan Karya Batik Recycle Pada Masa Pandemi Covid 19.
pada bentuk visualiasasi motif berupa benda yang berfungsi sebagai tanda strata
abstraksi, illustrasi, atau transformasi seorang manusia. Ada motif-motif yang
aktivitas masyarakat yang bekerja, belajar dikhususkan untuk kelas-kelas tertentu
dan beribadah dari rumah sebagai bentuk yang tidak bisa dikenakan oleh setiap
konkrit keikutsertaan masyarakat dalam orang. Ini menjadi salah satu contoh bahwa
melawan penyebaran Covid-19. dalam motif batik bukan hanya sekedar
Terkait latar belakang yang sudah gambar-gambar ragam hias, namun lebih
dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan dalam memuat perjanjian yang diakui
berbagai permasalahan sebagai berikut: secara bersama tentang kehidupan sosial
a. Bagaimana membuat formulasi budaya pada masyarakat.
larutan untuk Color Removal Rakhmat menjelaskan bahwa salah
Technique sebagai bahan peluntur satu perspektif komunikasi persuasif yang
warna pada batik recycle? mengkaji aspek yang mempengaruhi
b. Bagaimana menciptakan desain individu adalah perspektif kognitif yang
motif batik dan karya dekoratif beranggapan perilaku individu dalam
yang mampu mengkomunikasikan kelompok merupakan perilaku-perilaku
secara visual tentang anjuran utuk individu yang tidak mudah dipengaruhi
bekerja, belajar, dan beribadah karena memiliki persepsi dan kognisi yang
dari rumah sebagai bentuk sifatnya individual dalam merespon
komunikasi persuasif pada lingkungannya (Rakhmat, 1999). Individu
masyarakat dalam penyebaran mentafsirkan pengalaman inderawi secara
Covid-19? aktif, mencipta, mengorganisasikan,
menafsirkan dan mencari makna. Situasi
komunikasi yang terjadi pada keadaan
LANDASAN TEORI tersebut diperlukan usaha dari pihak
Onong Uchjana Efendy sumber atau penyampai pesan agar dapat
menjelaskan bahwa komunikasi bertujuan mempengaruhi secara psikologis kondisi
untuk menciptakan perubahan pada diri penerima pesan yang demikian sehingga
komunikan, baik perubahan opini, mampu dicapai persamaan persepsi. Ini
perubahan sikap ataupun perilaku karena individu memiliki seleksi dalam
(Effendy, 2000). Dalam kajian komunikasi menentukan sikapnya sehingga
dikelompokkan dalam empat teknik yang mengakibatkan stimulus (sumber
biasa digunakan diantaranya, persuasif, komunikasi) memiliki konsekuensi untuk
koersif, dan hubungan manusiawi. menyampaikan komunikasi secara
Komunikasi melalui persuasif mempunyai meyakinkan maupun teknik penyampaian
karaker yang khas dengan kecenderungan pesan yang tepat sehingga dapat
memberikan efek positif bagi komunikan dipercaya.
karena kemampuannya yang dapat Dari pemaparan tersebut, dalam
mengubat mind set seseorang tanpa sebuah proses penciptaan karya batik
paksaan karena secara sadar mengikuti dapat ditarik simpulan bahwa perlu adanya
keinginan dari komunikator. strategi khusus dalam penciptaan desain
Kain batik sebagai salah satu hasil motif batik agar pesan yang akan
dari budaya adiluhung bangsa Indonesia dikomunikasikan pada komunikan dapat
memuat bahasa simbol yang berisi diterima secara utuh maksud dan
berbagai makna filosofis khusus yang akan tujuannya. Pesan inilah yang diharapkan
disampaikan pada si pemakai. Sejak membawa pengaruh dan manfaat positif
zaman dahulu, batik dijadikan sebagai bagi kehidupan masyarakat yang luas
Muhammad Arif Jati Purnomo, Sri Marwati, Danang Priyanto, Color Removal Technique (CRT) Sebagai Alternatif
Penciptaan Karya Batik Recycle Pada Masa Pandemi Covid 19.
Perancangan karya/Desain
Muhammad Arif Jati Purnomo, Sri Marwati, Danang Priyanto, Color Removal Technique (CRT) Sebagai Alternatif
Penciptaan Karya Batik Recycle Pada Masa Pandemi Covid 19.
dilunturkan laki.
dengan
menggunakan
sulfurit 10 gr/l
2 Kain
bermotif yang
dilunturkan
dengan
menggunakan
sulfurit 10 gr/l Gambar 2. Desain motif yang mengambil sumber ide
dari
3 Kain bentuk virus corona yang di stilasi sedemikian
bermotif yang rupa, mengacu pada pola baju lengan pendek
untuk laki-laki.(Dok: Muh Arif, 2020)
dilunturkan
dengan
menggunakan
kaporit 20 gr/l
Gambar 14. Desain motif “Caya Dewi” yang di Target luaran yang lain adalah
aplikasikan untuk baju semi resmi wanita remaja
yang diperagakan oleh model (Dok: Muh Arif, 2020)
membuat 2 (dua) buah karya seni
fungsional dekoratif dengan
Desain motif yang ketiga mengembangkan teknik ini. Hasilnya
berjudul “Indurasmi” yang diambil dari tampak seperti seperti pada gambar
bahasa Sansekerta yang artinya sinar dibawah ini yang masing-masing
rembulan. Desain motif ini masih mengambil kain recycle dengan motif
mengambil sumber ide dari bentuk yang berbeda.
virus corona yang di stilasi sedemikian
rupa sehingga tampak indah ketika di
aplikasikan ke outer wanita remaja.
Harapan yang ingin disampaikan
pencipta melalui karya ini adalah ketika
Gambar 17. Karya seni dekoratif yang menggunakan
seseorang mengenakan busana teknik color removal pada kain recycle dengan motif
dengan motif ini akan muncul aura yang berbeda. (Dok: Muh Arif, 2020)
kecantikannya seperti sinar bulan
purnama.
Daftar Pustaka
Agus Sachari. 2007. Budaya Visual
Indonesia. Penerbit :
Erlangga,Jakarta.
Anna Galuh Indreswari. 2015. “Batik
Larangan Di Keraton YogyakartaPada
Masa Pemerintahan Sri Sultan HB VII”
dalam jurnal Corak : Jurnal Seni Kriya
Vol. 3 No.2, Nopember 2014-April
2015.
Inva Sariyati, Lailatul Fitria Mulyono. 2018.
“Studi Komparasi Penggunaan Kaporit
Dan Hidrosulfit Sebagai Zat Pencabut
Warna Pada Pembuatan
Jumputan”dalam jurnal Litbang Kota
Pekalongan Vol 14 2018.
Jalaludin Rakhmat. 1989. Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Corona Virus Update.
Muhammad Arif Jati Purnomo, Sri Marwati, Danang Priyanto, Color Removal Technique (CRT) Sebagai Alternatif
Penciptaan Karya Batik Recycle Pada Masa Pandemi Covid 19.
1