Anda di halaman 1dari 19

Proses pembuatan batik

1. Pemotongan bahan baku (mori) sesuai dengan kebutuhan.


2. Mengetel : menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan :
minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Lalu mori diuleni setelah rata dijemur sampai
kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali. Proses ini diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu
di cuci sampai bersih. Proses ini agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan sempurna.
3. Nglengreng : Menggambar langsung pada kain.
4. Isen-isen : memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.
5. Nembok : menutup (ngeblok) bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
6. Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna.
7. Nglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih (finishing).
8. Pencucian : setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur.
Search: proses pembuatan batik

Sejarah pembuatan batik tulis

Batik adalah warisan budaya dunia tak benda yang berasal asli dari Indonesia. Stetmen tersebut telah
dikukuhkan oleh UNESCO, 2 Oktober 2009 lalu. Definisi batik itu sendiri adalah karya seni rupa pada
kain yang menggunakan proses pewarnaan rintang yang memakai malam/lilin panas sebagai
perintang warna. Jadi, apabila yang tidak melalui proses pewarnaan rintang yang memakai
malam/lilin panas sebagai perintang warna tidak bisa disebut batik, melainkan hanyatekstil bermotif
batik. Seperti halnya, stetmen yang telah dilontarkan UNESCO bahwa yang dimaksud warisan
budaya bukanlah hanya sekedar kain batik maupun motifnya saja, akan tetapi ‘warisan budaya tak
benda’ menuju kepada serangkaian proses pembuatan batik itu sendiri yang merupakan warisan
turun temurun yang diwariskan kepada generasi penerus (muda) Indonesia. Maka dari itu, kita perlu
mengetahui dan mewarisi budaya tersebut. Secara umum kita telah mengetahui langkah-langkah
atau serangkaian proses pembuatan batik, mari kita bahas atau mengenal sedikit mengenai harga
alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik

Filosofi batik
Dalam proses pembuatannya, seni batik terutama batik tulis melambangkan kesabaran pembuatnya.
Setiap hiasan dibuat dengan teliti dan melalui proses yang panjang. Kesempurnaan motif tersebut
menyiratkan ketenangan pembuatnya.
Corak batik tertentu dipercaya memiliki kekuatan gaib dan hanya boleh dikenakan oleh kalangan
tertentu. Misalnya, motif parang yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan, hanya boleh
dikenakan oleh penguasa dan ksatria. Batik jenis ini harus dibuat dengan ketenangan dan kesabaran
yang tinggi. Kesalahan dalam proses pembatikan dipercaya akan menghilangkan kekuatan gaib batik
tersebut.
Selain proses pembuatan batik yang sarat dengan makna filosofis, corak batik merupakan simbol-
simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berfikir masyarakat pembuatnya. Berikut ini adalah
beberapa motif batik beserta filosofinya.
1. Kawung
Motif ini berbentuk teratai yang sedang merekah. Motif melambangkan kesucian dan umur panjang.
2. Parang
Motif berbentuk mata parang, melambangan kekuasaan dan kekuatan. Hanya boleh dikenakan oleh
penguasa dan ksatria.
3. Sawat
Motif berbentuk sayap, hanya dikenakan oleh raja dan putra raja.
Motif batik diciptakan tidak berdasarkan pertimbangan nilai estetis saja, tetapi juga berdasarkan
harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk banyak simbol, misalnya sebagai berikut:
1. Ragam Hias Slobong
Memiliki arti lancar dan longgar. Motif ini digunakan untuk melayat dan bermakna harapan agar arwah
orang yang meninggal dunia dapat dengan lancar menghadap kepada Tuhan dan diterima di sisi-
Nya.
2. Ragam Hias Sida Mukti
Berarti “jadi bahagia”. Motif ini dikenakan oleh pengantin pria maupun wanita, dengan harapan
keduanya akan memperoleh kebahagiaan selama hidupnya.

Pewarnaan Batik Tulis

Pewarnaan Batik Pada zaman dahulu, diwarnai dengan menggunakan pewarna alam
seperti kulit kayu mahoni. Nila/tom-Indigo untuk warna biru. Dalam prakteknya
penggunaan pewarnaan dengan pewarna alamjarang digunakan oleh para pembatik,
karena proses pengerjaannya cukup memakan waktu yakni kurang lebih 2 sampai 3
hari, sehingga untuk memenuhi permintaan konsumen dalam waktu dekat, tidak dapat
terkejar.

Bagi para perajin yang kurang telaten dan sabar umumnya beralih ke pewarnaan kimia,
yang proses pewarnaannya lebih cepat, yang mengakibatkan lambat laun penggunaan
pewarna alami, kian ditinggalkan oleh perajin batik yang pemula. Akan tetapi pewarnaan
Alami ini sekarang mulai dikembangkan lagi oleh para pengrajin Batik Tulis Girilyo,
dengan pertimbangan "mudah" mencari bahan-bahan untuk pewarna Alam di daerah ini.

Dengan keluarnya larangan pewarnaan batik yang menggunakan beberapa golongan


zat warna sintestis yang berbasis Azo, maka di Indonesia khususnya daerah Jogja mulai
melakukan penggalian kembali penggunaan zat warna alam yang banyak tersedia,
disamping pangsa pasar tekstil di negara Eropa juga menghendaki batik dengan
menggunakan pewarna alam.
Dengan berubahnya keinginan pasar maka kepada perajin telah disarankan untuk
menggunakan kembali pewarna alam yang berasal dari kayukayuan, daun-daunan,
akar-akaran yang berasal dari hutan yang ada di daerah tersebut
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat, nikmat,
dan karunia NYA lah saya dapat menyelesaikan Proposal ini sehingga penyusun dapat
menjelaskan pembuatan proposal ini. Proposal ini saya buat sebagai salah satu
kewajiban dalam menjalankan tugas Kewirausahaan sebagaimana diamanatkan oleh
pembimbing. Disamping itu proposal ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai pada tugas kuliah di STAIN  Tahun ajaran 2010/ 2011.

Dalam penyusunan Tugas proposal ini tak luput dari bantuan beberapa pihak
yang telah membimbing dalam pembuatan proposal ini,dan saya mengucapkan banyak
terimakasih.
Akhirnya kami menyadari proposal ini masih belum sempurna namun, perlu
kami sampaikan. Semoga hasil kecil ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat membawa
manfaat dalam pengembangan dan peningkatan mutu Mahasiswa  STAIN
PEKALONGAN.

DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL
BAB II ASPEK PEMASARAN PRODUK
A. SKEMA DAN URUTAN PROSES PRODUKSI BATIK

BAB III PRODUK YANG DI BUAT DAN PROSES PEMBUATAN PRODUK


A. JENIS PRODUK YANG DI PRODUKSI
B. PROSES PEMBUATAN PRODUK

BAB IV HASIL PRODUKSI DAN PEMASARAN BARANG

- TEMPAT PEMASARAN
- TARGET PEMASARAN
- BARANG DAGANG
- ANGGARAN BIAYA
- HASIL YANG DI CAPAI
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
- FAKTOR PENDUKUNG
- FAKTOR PENGHAMBAT
- FUNGSI PRODUK

BAB V PENUTUP
- KESIMPULAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR  BELAKANG

           Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Momentum tersebut mestinya
dimaknai oleh segenap negeri ini untuk meningkatkan harkat hidup para pengrajin dan
buruh batik tradisional. Selain menjadi warisan budaya yang termashur batik juga
harus bisa menjadi leverage ekonomi kerakyatan. Apalagi banyak daerah yang mulai
mengembangkan industri Batik dengan motif khas daerahnya termasuk Kota
Pekalongan.
Dengan makin banyaknya pertumbuhan produk-produk batik yang ada pada
Kota Pekalongan, masyarakat berlomba-lomba meningkatkan produksinya dalam
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Meskipun tak mudah dalam perusahaan
dalam meningkatkan produksinya, maka harus di tetapkan hal-hal yang khusuh untuk
meningkatkan produk pemasaran.
Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat antar perusahaan, sebagai
produsen harus pintar-pintar mengehatui apa yang di inginkan oleh konsumen, Dengan
adanya peningkatan produksi BATIK PEKALONGAN merupakan kunci keberhasilan
bagi perusahaan di dalam dunia usaha.

       Kota Pekalongan yang terkenal dengan kekayaan batiknya yang mempunyai
design-design, motif dan corak batik yang banyak di cari oleh masyarakat bahkan dari
mancanegara seperti Batik Asalam adalah sebuah home industri yang memiliki seni
desain batik khas Pekalongan, memadukan antara desain klasik dan modern.
 “BATIK GANISA” adalah sebuah home industri yang memiliki seni desain batik
khas Pekalongan, memadukan antara desain klasik dan modern. Batik Ganisa hadir
dengan nuansa klasik dan modern. Kami sangat mengutamakan akan kualitas produk
inofatif dalm kreasi serta pelayanan. Produk yang meliputi batik tulis maupun batik
cap untuk pria dan wanita dengan bahan antara lain : Sutra-sutra ATBM - Sutra ATM -
Sutra Thai Silk - Paris - Katun - Rayon – Viscose, yang terkenal di Kota Pekalongan
“BATIK PEKALONGAN” merupakan salah satu perusahaan yang mengha silkan
kerajinan batik yang di dirikan di Jl. Kh.Hasyim Asy’ari Setono Gg2, Rt 02, Rw 11,
Kec Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

B. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL


1. Menambah Pengetahuan dan wawasan yang ada di lingkungan sekitar
2. Belajar untuk mandiri dan menciptakan usaha sendiri
3. Meningkatkan Produksi Perusahaan Batik Pekalongan
4. Memperkenalkan Produk Perusahaan kepada masyarakat
5. Meningkatkan Jumlah penjualan produk
6. Meningkatkan Pembeli dengan produk yang ada dan yang akan di beli
7.Meningkatkan kualitas – kualitas barang yang diproduksi oleh
          Perusahaa agar menjadi barang yang memiliki daya tarik kepada masyarakat.
Baca Juga Contoh Proposal Kewirausahaan Lengkap By Akhmad Khaerudin
BAB II
PRODUK YANG DI BUAT DAN PROSES PEMBUATAN PRODUK

A.      JENIS PRODUK YANG DI PRODUKSI

              Produk yang di muat sesuai dengan judul yaitu “Bagaimana cara BATIK
PEKALONGAN Untuk Meningkatkan Produksianya”. Jenis Produk yang akan      
dibuat  yaitu    Kerajinan         Batik. Banyaknya produk yang di buat perusahaan
memperkerjakan karyawan yang berkerja pada perusahaan tersebut. Produk yang telah
jadi akan di pasarkan di center dn pasaran seperti grosir batik dan kios yang telah di
bangun dengan cabang-cabang yang telah tersebar di Kota Pekalongan
.

B. PROSES PEMBUATAN PRODUK


Dalam proses pembuatan Batik perlu di tetapkan beberapa hal, di antaranya yaitu
 1. Menganalisa bahan – bahan yang di perlukan dalam pembuatan batik, bahan
   – bahanya antara lain yaitu :
       -   mori (bisa terbuat dari sutra atau katun) 
       -  Canting sebagai alat pembentuk motif, 
       -  Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain) 
       -  Lilin (malam) yang dicairkan 
       -  Panci dan kompor kecil untuk memanaskan 
       -  Larutan pewarna

2. Alat-alatnya :
      -  Canting Cap, Canting Tulis
      - GAWANGAN DAN DHINGKLIK
      -  Meja Printing
3. Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:  
      - Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani.

                 Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-    beda.    
       Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih
memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai
di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak
bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti
gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan
pensil
.
         -  Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan
(lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan
mengikuti pola tersebut

- Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan  tetap
berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian
berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan
pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.

- Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak    
  tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .

- Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.


-  Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis
  dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang
   akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
-  Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
-  Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan
   cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
-  Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses
   pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk
   menahan warna pertama dan kedua.
-   Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali
    sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
-   Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna
   direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin,
   sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak
   perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda
   gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti
   lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik  
   tersebut telah siap untuk digunakan.
               - Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian
                  mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan
                  dipaka

Cara Merawat Batik

Cara Merawat Batik – Batik bukan barang yang murah saat ini. Batik bisa berharga sampai
jutaan rupiah. Sehingga kita harus menjaga batik yang kita miliki. Sangat mudah sekali dalam
merawat batik yang kita miliki. Jangan sampai batik kesayangan kita rusak begitu saja.
Rawatlah batik yang anda miliki, Karena cukup mudah merawatnya apabila kita
mengetahuinya. Ikuti panduan merawat batik dibawah ini.

1. Cara terbaik untuk merawat kain batik adalah dengan mencucinya menggunakan cairan
khusus yang banyak dijual di pasaran (lerak) atau bisa juga dengan menggunakan shampo.
Larutkan shampo dalam air secukupnya hingga betul-betul merata agar terhindar dari
pudarnya warna pada kain batik.
2. Jangan pernah mencuci kain batik di dalam mesin cuci. Selain dapat merusak kain itu
sendiri, penggunaan deterjen pada kain batik dapat melunturkan warna dan corak yang ada.
Apabila terdapat noda yang membandel dan sulit dihilangkan dengan lerak maupun shampo
atau sabun cuci biasa, cobalah hilangkan noda tersebut dengan kulit jeruk tetapi jangan pada
seluruh permukaan kain, melainkan hanya pada bagian yang terkena noda saja.
3. Setelah dicuci, biarkan kain batik mengering secara alami di tempat yang cukup teduh,
jangan langsung dijemur dibawah terik matahari. Memeras kain batik dapat merusak warna
dan motif kain.
4. Semprotkan pewangi pada kain batik Anda, jangan semprot kain secara langsung
melainkan tutupi terlebih dahulu kain batik dengan koran kemudian semprotkan cairan
pewangi dan pelembut kain saat akan disetrika.
5. Untuk menghindari ngengat dan serangga lainnya di dalam lemari pakaian yang bisa
merusak kain batik Anda, dapat diatasi dengan memasukan merica ke dalam tisu. Bau merica
yang kurang sedap dapat mengusir ngengat sehingga kain batik Anda terjamin keamanannya!

Batik canting.
Berikut adalah bahan-bahan dan alat yang diperlukan dalam menghasilkan batik canting :

1. Kain sutera atau kain benang kapas. Umumnya, penghasilan batik di Malaysia
menggunakan kain benang kapas. Tetapi, bagi mereka yang inginkan ciri-ciri
eksklusif, kain sutera menjadi pilihan,
2. Alat canting. Alat canting digunakan untuk membentuk motif yang diingini.
3. Pemegang kain. Alat ini biasanya diperbuat daripada kayu.kain akan diregangkan di
atas pemegang kain sebelum proses menghasilkan batik canting.
4. Lilin. Lilin yang digunakan akan dicairkan terlebih dahulu bagi memastikan proses
mencanting menjadi lancar. Terdapat beberapa bahan campuran dalam lilin yang akan
digunakan iaitu, rosin dan minyak masak. Sebanyak 80% lilin putih digunakan,
kemudian rosin ditambah sebanyak 20% dan 2 sudu besar minyak masak. Rosin
berfungsi untuk mengelakkan lilin yang telah dicanting patah di atas permukaan kain.
Manakala minyak masak pula bertindak sebagai pelancar lilin dalam alat canting.
5. Bekas kecil untuk memanaskan lilin.
6. Pewarna. Pewarna akan digunakan semasa proses mewarna. Warna yang digunakan
tidak terhad dan mengikut pilihan pencanting batik itu sendiri untuk menghasilkan
batik yang cantik dan menarik.
Langkah-langkah dalam proses pembuatan batik :

1. Mereka bentuk corak batik. Untuk proses ini, corak yang biasanya dicanting ialah,
corak bermotifkan alam semula jadi contohnya, corak yang berunsurkan bunga-
bungaan. Corak bunga-bungaan sering menjadi pilihan bagi penggunaan batik jenis
kain benang kapas. Terdapat juga corak lain yang seperti corak awan larat, tumbuh-
tumbuhan, dan haiwan. Corak dilukis menggunakan pensil terlebih dahulu sebelum
dicanting dengan lilin.

2. Mencanting batik. Lakaran menggunakan pensil dijadikan panduan untuk


mencanting.

3. Mewarna batik. Proses mewarna menggunakan berus cat. Warna yang dipilih
mengikut kesesuaian corak batik. Bahagian-bahagian warna yang terkena lilin tidak
akan meninggalkan sebarang kesan dan tidak menjejaskan corak batik.

4. Mematikan warna pada kain. Untuk mematikan warna pada kain batik, sejenis
larutan kimia iaitu sodium silikat akan digunakan.

5. Menanggalkan lapisan lilin. Untuk menanggalkan lapisan lilin, kain akan direbus
didalam air panas yang bercampur soda ash. Kain akan direbus selama 8 jam bagi
memastikan lapisan lilin benar-benar tanggal.

6. Menjemur kain batik yang telah siap

7. Melipat dan menyediakan batik untuk dipasarkan


Sejarah batik.

Perkataan batik berasal dari perkataan Jawa iaitu ‘amba’ dan bermakna menulis dan
‘nitik’ bermaksud membuat titik. Batik merujuk kepada kain yang mempunyai corak yang
terang dan menarik. Batik terdapat dalam pelbagai bentuk iaitu,batik canting atau batik
tulis,batik tekap atau batik blok, batik skrin dan terakhir sekali, batik celup atau batik
pelangi.

Teknik menghasilkan batik telah diketahui lebih seribu tahun yang lalu yang
berkemungkinan berasal dari Mesir kuno atau Sumeria.ia juga terdapat dibeberapa buah
negara seperti di Afrika Barat. Tempat di Afrika Barat ialah seperti Cameroon, Mali dan
Nigeriadan di Asia pula, seperti Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Malaysia, Thailand dan
Sri Lanka.

Seperti yang kita ketahui, batik telah menjadi sebahagian daripada budaya dunia
terutamanya bagi masyarakat Melayu dan turut merangkumi negara-negara di Asia
Tenggara. Untuk menyesuaikan batik dengan masa kini , pelbagai corak telah direka bentuk
bagi memenuhi citarasa pengguna yang sentiasa berubah-ubah. contoh batik yang
dihasilkan ialah batik moden.

Walaubagaimanapun, asal usuk batik masih menjadi tanda sehingga ke hari ini.
Terdapat beberapa pendapat yang nenyatakan bahawa batik berasal dari India dan ada pula
yang mengatakan ia dari Parsi. Namun begitu, pakar arkeologi pula pernah menjumpai
cebisan berupa batik di Mesir yang dipercayai digunakan untuk menghiasi pakain mereka
dengan teknik menyerupai batik pada tahun 70Masihi lagi.
Terdapat juga para pengkaji yang mampercayai batik berasal dari kepulauan Melayu
dan bahawa terdapat pemikiran di Asia Tenggara dan India pada zaman dahulu yang
membawa batik menjelajah ke benua lain. Serta terdapat kemungkinan yang batik tiba di
Mesir dari Kepulauan Melayu melalui India memandangkan seni mengecap lilin ke atas kain
di Mesir menyerupai seni warisan melayu. Hal ini berdasarkan rumusan pengkajian dua
orang sejarawan barat iaitu, Windstedt dan Skeat. Tambahan pula seni batik tidak terdapat
dalam tradisi budaya India. Teori ini juga diperkuatkan lagi dengan perkataan batik itu sendiri
seperti yang telah diterangkan pada awal tadi. Pendapat mengenai batik bukan sahaja
berdasarkan nama, tetapi juga berdasrakan kepelbagaian teknik . contohnya, batik pelangi
yang cukup dikenali di Malaysia menggunakan teknik ikat dan celup. Manakala di Indonesia
batik pelangi dan juga dikenali batik titik pula mengambil kira kepelbagaian warna pelangi.
berdasarkan kepelbagaian teknik. Batik Pelagi misalnya, menggunakan teknik ikat celup
dikenali di Malaysia dan di Indonesia sebagai pelangi atau titik yang mengambil kira
kepelbagaian warna pelangi.

Kemudian, teknik untuk mewujudkan motif-motif batik bergantung pada zaman dan
ruang. Perusahaan batik di Malaysia dikategorikan kepada beberapa jenis iaitu Batik Blok,
Batik Tulis, Batik Skrin serta Batik Pewarnaan Asli, dan setiap satunya corak rekaan batik
mempunyai keistimewaan dan keunikan yang tersendiri. Melihatkan kepada ciri-ciri eksklusif
pada fabrik ini, batik turut diolah untuk pelbagai guna seperti untuk fesyen tradisional dan
kontemporari termasuk aksesori tambahan serta hiasan dalaman. Batik memperlihatkan
kelainan mengikut jenis kain yang digunakan seperti kain kapas, kain sutera, campuran kain
sutera dan kain kapas, kain rayon, kain voile, kain organza serta kain chiffon. Kehalusan
jahitan sulaman serta jahitan manik yang disuaipadankan pada batik menyerlahkan lagi
keanggunan pemakai.

Batik canting/tulis.
Pengeluaran komersil Batik Tulis di Malaysia hanya bermula sekitar tahun 1960 an dan
memuncak pada awal tahun 1990 an. Pengeluarannya tidak lagi tertumpu kepada Kelantan
dan Terengganu, malah telah berkembang ke bandar-bandar seperti Kuala Lumpur, Johor
Bahru, Pulau Pinang, Melaka, Pekan di Pahang dan Sabah.
Batik Tulis dipercayai merupakan warisan dari batik Kraton, Jawa. Sungguhpun
dihasilkan menggunakan kaedah yang sama iaitu lakaran canting, wujud perbezaan dari segi
ciri-ciri rekaan malah juga estetik dan teknik pengeluran antara kedua-duanya.

Batik Tulis juga dikenali sebagai Batik Canting. Ianya diperbuat daripada pelbagai jenis
kain termasuk kapas, rayon, voile dan sutera. Ragam hiasnya terdiri daripada motif tumbuh-
tumbuhan serta corak geometrik. Reka coraknya juga mempunyai pelbagai susunan mengikut
permintaan semasa.

Pengeluaran Batik Tulis dibuat dengan menggunakan canting. Canting merupakan bekas
tembaga kecil bagi menakung lilin cair yang panas didalamnya serta mempunyai saluran
kecil yang dapat mengeluarkan lilin cair. Ia mempunyai pemegang supaya mudah digunakan.
Canting disikan dengan lilin panas dan dilukiskan melalui hujung saluran canting ke atas kain
yang telah diregangkan di atas pemidang mengikut rekacorak yang dikehendaki. Kain yang
telah dicanting diwarnakan, dikeringkan, dimatikan warna dan direbus bagi mengeluarkan
lilin sebelum dikeringkan sekali lagi.

Terdapat lima jenis canting iaitu canting burung, canting kasut, canting periuk, canting
bola dan canting pelbagai mata.

Batik blok/tekap.

Batik Blok dikenali juga sebagai Batik Terap atau Batik Pukul merupakan salah satu
daripada seni kraf buatan tangan tradisional yang terkenal di Malaysia.Ia dihasilkan melalui
proses penerapan lilin dan penerapan warna. Sejarah perkembangan batik di Malaysia
dipercayai bermula pada abad ke-15 Masihi dan ianya terus berkembang terutama selepas
tamat Perang Dunia Kedua.

Pengusaha batik di Kelantan dan Terengganu merupakan perintis kepada


perkembangan batik di negara ini. Hasil hasil batik tempatan tinggi mutu ciptaan dan
rekacoraknya dan ianya melambangkan kerja tangan masyarakat tempatan. Di Malaysia,
teknik terawal yang diperkenalkan ialah Batik Blok.

Proses awal dalam perkembangan membuat Batik Blok adalah menggunakan ukiran
sarang acuan kayu dengan menerap sejenis pewarna hitam dan teknik awal ini dikenali
sebagai 'terap hitam'.Pada tahun 1930 an, penggunaan lilin dalam proses penerapan mula
diperkenalkan oleh pembuat batik di pantai Timur. Sejajar dengan itu, acuan yang diperbuat
daripada kepingan keluli mula digantikan dengan acuan kayu sebelumnya. Corak-corak
acuan ini lebih kemas dan halus buatannya.Acuan khas disediakan untuk menerap lilin pada
sarung di bahagian kepala kain, kapit kain, badan kain dan kaki kain

Batik Blok adalah adaptasi daripada unsur alam semulajadi. Kebanyakannya berdasarkan
kepada flora dan fauna. Corak flora dipilih daripada bahagian-bahagian tumbuhan yang ditiru
berasaskan bentuk bunga. Gubahan motif dan corak direka secara realistik, abstrak dan
stilisasi dalam bentuk geometrik atau organik.

Antara motif flora yang digunakan untuk mencorak batik ialah pucuk rebung, pohon ara,
bunga tampuk manggis, bunga mangga, bunga cempaka, bunga buluh, bunga maman, bunga
kerak nasi, bunga berbaling, bunga raya, daun keladi, bunga kenaga dan beberapa lain lagi.
Manakala bagi motif fauna yang popular ialah seperti jaring ikan dan ayam.
SENI BUDAYA PANTAI TIMUR: KAIN BATIK

Motif Dan Sejarah Batik Di Malaysia


Batik merupakan satu bidang kraftangan yang unggul di Malaysia. Sejak abad ke 15 Masihi
lagi manusia telah menemui kaedah pembuatan batik secara tradisional. Pada masa dahulu,
masyarakat Melayu menggunakan ubi kentang sebagai alat pengecap tetapi kini kain batik
telah diusahakan dengan menggunakan alat-alat moden. Batik mula diperkenalkan di negara
kita khususnya di negeri Kelantan sejak tahun 1910 lagi. Batik berasal dari Indonesia dan
terbit dari perkataan Jawa 'tik' yang bermaksud menitik atau menulis titik-titik. Ambatik pula
bermaksud melukis, menulis, mewarna atau menitik. Di alam Melayu, sejenis batik yang
dipanggil Batik Pelangi telah diperkenalkan sejak tahun 1770-an lagi. Di Malaysia
kebanyakan kilang perusahaan batik banyak terdapat di Kelantan dan Terengganu.

Motif Batik
Motif pembuatan batik adalah corak-corak hiasan yang digunakan dalam proses melukis atau
menerap batik. Bentuk-bentuk motif batik dihasilkan dalam dua bentuk utama iaitu Motif
Organik dan Motif Geometrik. Motif Organik berunsurkan alam semulajadi seperti awan
larat, tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, dan haiwan.

Contoh Motif Organik.  Contoh Motif Geometrik.

1.Motif Ayam 1.Motif Pucuk Rebung


2.Motif Bunga Buluh 2.Motif Bunga Kotak Bercampur
3.Motif Bunga Kerak Nasi 
4.Motif Bunga Kotak Bercampur
5.Motif Bunga Orkid
6.Motif Bunga Raya
7.Motif Daun Sireh
8.Motif Geometrik
9.Motif Pucuk Rebung
10.Motif Rama-rama
11.Motif Siput

Corak
Corak kain batik bermaksud bagaimana motif-motif yang dipilih dicorakkan di atas kain batik
tersebut. Antara corak-corak yang sering digunakan.
1.Corak Berdiri
2.Corak Jalur
3.Corak Melintang
4.Corak Menyeluruh
5.Corak Menyerong
6.Corak Tompok-tompok
7.Corak Ulangan Batu-bata
8.Corak Ulangan/Selang seli

Penjenisan Kain Batik


Batik terbahagi kepada tiga jenis.

1. Batik Blok

Kain putih akan diterapkan dengan corak batik yang menggunakan blok corak. Blok corak
diperbuat daripada kayu atau logam. Proses ini dilakukan berulang-ulang dengan mengikut
susunan yang tertentu sehinggalah selesai. Di mana blok itu telah dicelupkan terlebih dahulu
ke dalam pewarna sebelum ditekapkan di atas kain tersebut.

2. Batik Conteng
Alat canting digunakan bagi melakar corak batik dengan lilin panas di atas kain putih.
Setelah kerja-kerja melakar selesai, proses mewarna mengikut kesesuaian corak
dilakukan dengan menggunakan berus cat, dimana bahagian-bahagian yang terkena
lilin itu tidak akan meninggalkan kesan warna apabila proses mematikan warna di
lakukan. Lilin akan cair dan tanggal menjadikan bahagian-bahagian ini berwarna
putih sebagai benteng.
3. Batik Skrin
Batik skrin ini tidak kurang hebatnya jika dibandingkan dengan batik blok dan
conteng. Hanya kaedah melakar corak dan cara menerapkan warna sahaja yang
berbeza. Corak batik dibentuk di atas skrin yang diperbuat daripada kain polyster
yang berpengidang. Skrin dilekapkan di atas kain putih, proses pewarnaan dengan
melalukan warna di atas corak tadi dengan menggunakan sekuji. Cara begini akan
diulang beberapa kali dengan corak yang berlainan untuk mendapatkan corak batik
yang lengkap. Ini disebabkan satu skrin untuk satu warna sahaja.
Penggunaan

Penduduk di negara kita menggunakan batik secara meluas. Batik digunakan untuk membuat
baju, kain sarung atau batik lepas. Sebagai contoh, pakaian seragam pramugari kapal terbang
MAS dibuat daripada batik. Batik juga digunakan dalam majlis-majlis formal dan majlis
keramaian. Selain dibuat pakaian, batik juga digunakan sebagai hiasan seperti alas meja,
cadar, sarung kusyen, tudung kepala, alas televisyen dan lain-lain lagi. Batik boleh dibeli
dengan harga yang murah dan berpatutan. Batik begitu digemari pelancong-pelancong asing
kerana coraknya yang menarik dan unik. Ia sering dijadikan buah tangan untuk dibawa
pulang ke negara masing-masing.

Panduan Dan Cara Membuat Batik Lukis

Untuk membuat batik, bahan dan peralatan yang diperlukan adalah kain (material) yang
diperbuat daripada sutera, kapas dan rayon/fuji (campuran kain polyester), lilin dan rozin,
canting, warna (dyestuff), pemati warna dan serbuk soda. Antara peralatan yang diperlukan
adalah canting, pensil, berus, bekas warna, dapur, periuk, pemidang, kuali besar, takungan
air, penyidai, meja menggosok, sterika. Canting yang diperbuat daripada tembaga dan
pemegangnya diperbuat daripada kayu. Di hujung depannya mempunyai satu saluran untuk
lilin cair keluar bagi mencorakkan kain. Canting dipakai dengan menceduk lilin cair yang
panas, bertindak sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap redapan warna, atau
sempadan mengasingkan warna.

Pensil digunakan untuk melakar dan membuat rekacorak pada kain batik sebelum
mencanting. Pelukis akan menghasilkan corak berpandukan lakaran tersebut. Bagi pelukis
yang mahir, mereka terus melukis corak lilin pada kain tanpa berpandukan lakaran pensil.
Namun, bagi menghasilkan batik lukis dengan menggunakan corak yang sama bagi setiap
helai kain, maka terpaksa kain dilakar dahulu dengan lakaran pensil.

Langkah - langkahnya menghasilkan batik adalah seperti berikut :


1. Langkah pertama
Kita membuat rekacorak kain batik di atas kain putih dengan pensil. Motif boleh dipilih
berasaskan tradisional/ethnik, flora fauna, geometrikal, organic, garisan dan ruang, semi
abstrak dan lain-lain. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-
beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih
untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Lebih menyenangkan morif boleh dipilih
daripada koleksi MasterWan Batik.

2. Langkah kedua

Menggunakan canting yang telah diisi lilin cair untuk mencorakkan kain. Kepanasan lilin
perlu dikawal agar tidak terlalu panas untuk mengelakkan garisan lilin kembang dan
sekaligus menghasilkan garisan yang tidak konsisten. Pelukis terpaksa menuangkan semula
lilin cair ke dalam bekas lilin sebelum lilin cair itu sejuk. Seterusnya menceduk lilin lain bagi
menjamin aliran lilin cair tersebut dapat digunakan dengan lancar.

3. Langkah ketiga

Mematikan warna. Sodium silicate digunakan sebagai bahannya. Proses ini dilakukan untuk
memastikan warna tidak akan luntur apabila dibasuh seterusnya. Ia menj

4. Langkah keempat

Setelah empat jam direndam kain dalam bahan tersebut, kain tersebut dibasuh dan direbus.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar
sebelumnya terlihat jelas. Air panas dimasukkan serbuk soda bagi memudahkan lilin
ditanggalkan daripada kain. Seterusnya kain tersebut dibasuh sekali lagi dan dibilas. Paling
elok, kain batik ini dijemur di tempat teduh agar warnanya dapat dijamin ketahan dan
kualitinya. Akhirnya terhasillah kain batik lukis yang asli dan teserlah keasliannya. Selain
daripada batik lukis atau dikenali juga sebagai batik tulis atau batik canting. Nama tersebut
terlahir kerana corak yang dihasilkan secara free-hand. Pembikinan batik cara lain adalah
seperti batik cap/cop/blok, batik stensil dan tie and dye.
PELATIHAN BATIK
Pada pelatihan ini diajarkan tentang pengetahuan dan praktik
pembuatan batik sehingga diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini
peserta dapat memahami dan bisa mengerjakan sendiri dalam hal
pembuatan batik berdasarkan pola-pola yang ada atau
mengembangkan imajinasi seninya sendiri.
Pelatihan pembuatan batik ini terdiri atas 4 bagian program
pelatihan yang berbeda, yaitu:
1. Program pelatihan pembuatan batik klasik.
2. Program pelatihan pembuatan batik modern.
3. Program pelatihan pembuatan batik lukis.
4. Program pelatihan cepat 1 hari.
 
☼  Program Pelatihan Pembuatan Batik Klasik
Materi Pelatihan Pembuatan Batik Klasik:
1. Pengetahuan membatik,
 pengenalan jenis-jenis malam (lilin batik) dan macam-macam canting
 cara pemanasan malam yang sesuai untuk membatik
 cara menggunakan canting
2. Pengetahuan tentang pemberian warna
 cara memberikan warna batik
 cara menutup dan mengerok dalam pewarnaan
3. Pengetahuan cara membuat corak motif kain panjang.
4. Pengetahuan cara membatik kain panjang.
5. Pengetahuan cara pewarnaan kain panjang.
6. Pengetahuan cara melarutkan malam.
 
Metoda Pelatihan Pembuatan Batik Klasik:
 I. Tahap pertama ( 1 hari ),
 belajar membuat pola /sket
 pengenalan alat-alat dan bahan-bahan membatik
 praktik menggunakan canting
 II. Tahap kedua ( 3 hari ),
 praktik membatik motif pada kain mori (katun batik) ukuran kecil
 praktik pewarnaan
 praktik melarutkan malam.
 III. Tahap ketiga ( 3 hari ), mengulang,
 praktik membatik motif pada kain mori ukuran sedang
 praktik pewarnaan
 praktik melarutkan malam.
IV. Tahap keempat ( 1 minggu ), latihan,
 praktik membuat pola dan corak motif kain
 praktik membatik
 praktik pewarnaan
 melarutkan malam.
 V. Tahap kelima ( 1 bulan ), proses pembuatan batik klasik,
 praktik membuat pola dan corak kain panjang ( ukuran 110cm x
240cm)
 praktik membatik
 praktik pewarnaan
 melarutkan malam.
Keseluruhan waktu pelatihan (waktu normal) adalah 1,5 bulan.
 
Pengulangan-pengulangan tersebut di atas dimaksudkan agar para
peserta pelatihan dapat mahir dalam cara
menggunakan canting maupun cara pewarnaan sehingga menjadi
batik jadi.

  Program Pelatihan Pembuatan Batik Modern


Materi dan metoda pelatihan untuk program pembuatan batik
modern ini seperti halnya pada Program Pelatihan Pembuatan
Batik Klasik namun dengan pembuatan pola, desain dan teknik
pewarnaannya berbeda.
Keseluruhan waktu pelatihan (waktu normal) untuk program ini
adalah 30 hari.
 
 
☼  Program Pelatihan Pembuatan Batik Lukis
Program ini seperti halnya Program Pelatihan Pembuatan Batik
Modern namun lebih dikhususkan pada seni lukisan.
Keseluruhan waktu program pelatihan ini 14 hari.
 
 
☼  Program Pelatihan Sistem Cepat 1 Hari
Program ini adalah program singkat dikhususkan bagi peserta
wisatawan yang memiliki waktu kunjungan wisata singkat
ataupun peminat batik yang ingin mengetahui cara pembuatan
batik dan melakukan pembuatan batik.
Lama waktu program ini adalah 1 hari. Dan peserta sudah dapat
membawa hasil karyanya.

Anda mungkin juga menyukai