Batik adalah warisan budaya dunia tak benda yang berasal asli dari Indonesia. Stetmen tersebut telah
dikukuhkan oleh UNESCO, 2 Oktober 2009 lalu. Definisi batik itu sendiri adalah karya seni rupa pada
kain yang menggunakan proses pewarnaan rintang yang memakai malam/lilin panas sebagai
perintang warna. Jadi, apabila yang tidak melalui proses pewarnaan rintang yang memakai
malam/lilin panas sebagai perintang warna tidak bisa disebut batik, melainkan hanyatekstil bermotif
batik. Seperti halnya, stetmen yang telah dilontarkan UNESCO bahwa yang dimaksud warisan
budaya bukanlah hanya sekedar kain batik maupun motifnya saja, akan tetapi ‘warisan budaya tak
benda’ menuju kepada serangkaian proses pembuatan batik itu sendiri yang merupakan warisan
turun temurun yang diwariskan kepada generasi penerus (muda) Indonesia. Maka dari itu, kita perlu
mengetahui dan mewarisi budaya tersebut. Secara umum kita telah mengetahui langkah-langkah
atau serangkaian proses pembuatan batik, mari kita bahas atau mengenal sedikit mengenai harga
alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik
Filosofi batik
Dalam proses pembuatannya, seni batik terutama batik tulis melambangkan kesabaran pembuatnya.
Setiap hiasan dibuat dengan teliti dan melalui proses yang panjang. Kesempurnaan motif tersebut
menyiratkan ketenangan pembuatnya.
Corak batik tertentu dipercaya memiliki kekuatan gaib dan hanya boleh dikenakan oleh kalangan
tertentu. Misalnya, motif parang yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan, hanya boleh
dikenakan oleh penguasa dan ksatria. Batik jenis ini harus dibuat dengan ketenangan dan kesabaran
yang tinggi. Kesalahan dalam proses pembatikan dipercaya akan menghilangkan kekuatan gaib batik
tersebut.
Selain proses pembuatan batik yang sarat dengan makna filosofis, corak batik merupakan simbol-
simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berfikir masyarakat pembuatnya. Berikut ini adalah
beberapa motif batik beserta filosofinya.
1. Kawung
Motif ini berbentuk teratai yang sedang merekah. Motif melambangkan kesucian dan umur panjang.
2. Parang
Motif berbentuk mata parang, melambangan kekuasaan dan kekuatan. Hanya boleh dikenakan oleh
penguasa dan ksatria.
3. Sawat
Motif berbentuk sayap, hanya dikenakan oleh raja dan putra raja.
Motif batik diciptakan tidak berdasarkan pertimbangan nilai estetis saja, tetapi juga berdasarkan
harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk banyak simbol, misalnya sebagai berikut:
1. Ragam Hias Slobong
Memiliki arti lancar dan longgar. Motif ini digunakan untuk melayat dan bermakna harapan agar arwah
orang yang meninggal dunia dapat dengan lancar menghadap kepada Tuhan dan diterima di sisi-
Nya.
2. Ragam Hias Sida Mukti
Berarti “jadi bahagia”. Motif ini dikenakan oleh pengantin pria maupun wanita, dengan harapan
keduanya akan memperoleh kebahagiaan selama hidupnya.
Pewarnaan Batik Pada zaman dahulu, diwarnai dengan menggunakan pewarna alam
seperti kulit kayu mahoni. Nila/tom-Indigo untuk warna biru. Dalam prakteknya
penggunaan pewarnaan dengan pewarna alamjarang digunakan oleh para pembatik,
karena proses pengerjaannya cukup memakan waktu yakni kurang lebih 2 sampai 3
hari, sehingga untuk memenuhi permintaan konsumen dalam waktu dekat, tidak dapat
terkejar.
Bagi para perajin yang kurang telaten dan sabar umumnya beralih ke pewarnaan kimia,
yang proses pewarnaannya lebih cepat, yang mengakibatkan lambat laun penggunaan
pewarna alami, kian ditinggalkan oleh perajin batik yang pemula. Akan tetapi pewarnaan
Alami ini sekarang mulai dikembangkan lagi oleh para pengrajin Batik Tulis Girilyo,
dengan pertimbangan "mudah" mencari bahan-bahan untuk pewarna Alam di daerah ini.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat, nikmat,
dan karunia NYA lah saya dapat menyelesaikan Proposal ini sehingga penyusun dapat
menjelaskan pembuatan proposal ini. Proposal ini saya buat sebagai salah satu
kewajiban dalam menjalankan tugas Kewirausahaan sebagaimana diamanatkan oleh
pembimbing. Disamping itu proposal ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai pada tugas kuliah di STAIN Tahun ajaran 2010/ 2011.
Dalam penyusunan Tugas proposal ini tak luput dari bantuan beberapa pihak
yang telah membimbing dalam pembuatan proposal ini,dan saya mengucapkan banyak
terimakasih.
Akhirnya kami menyadari proposal ini masih belum sempurna namun, perlu
kami sampaikan. Semoga hasil kecil ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat membawa
manfaat dalam pengembangan dan peningkatan mutu Mahasiswa STAIN
PEKALONGAN.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL
BAB II ASPEK PEMASARAN PRODUK
A. SKEMA DAN URUTAN PROSES PRODUKSI BATIK
- TEMPAT PEMASARAN
- TARGET PEMASARAN
- BARANG DAGANG
- ANGGARAN BIAYA
- HASIL YANG DI CAPAI
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
- FAKTOR PENDUKUNG
- FAKTOR PENGHAMBAT
- FUNGSI PRODUK
BAB V PENUTUP
- KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Momentum tersebut mestinya
dimaknai oleh segenap negeri ini untuk meningkatkan harkat hidup para pengrajin dan
buruh batik tradisional. Selain menjadi warisan budaya yang termashur batik juga
harus bisa menjadi leverage ekonomi kerakyatan. Apalagi banyak daerah yang mulai
mengembangkan industri Batik dengan motif khas daerahnya termasuk Kota
Pekalongan.
Dengan makin banyaknya pertumbuhan produk-produk batik yang ada pada
Kota Pekalongan, masyarakat berlomba-lomba meningkatkan produksinya dalam
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Meskipun tak mudah dalam perusahaan
dalam meningkatkan produksinya, maka harus di tetapkan hal-hal yang khusuh untuk
meningkatkan produk pemasaran.
Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat antar perusahaan, sebagai
produsen harus pintar-pintar mengehatui apa yang di inginkan oleh konsumen, Dengan
adanya peningkatan produksi BATIK PEKALONGAN merupakan kunci keberhasilan
bagi perusahaan di dalam dunia usaha.
Kota Pekalongan yang terkenal dengan kekayaan batiknya yang mempunyai
design-design, motif dan corak batik yang banyak di cari oleh masyarakat bahkan dari
mancanegara seperti Batik Asalam adalah sebuah home industri yang memiliki seni
desain batik khas Pekalongan, memadukan antara desain klasik dan modern.
“BATIK GANISA” adalah sebuah home industri yang memiliki seni desain batik
khas Pekalongan, memadukan antara desain klasik dan modern. Batik Ganisa hadir
dengan nuansa klasik dan modern. Kami sangat mengutamakan akan kualitas produk
inofatif dalm kreasi serta pelayanan. Produk yang meliputi batik tulis maupun batik
cap untuk pria dan wanita dengan bahan antara lain : Sutra-sutra ATBM - Sutra ATM -
Sutra Thai Silk - Paris - Katun - Rayon – Viscose, yang terkenal di Kota Pekalongan
“BATIK PEKALONGAN” merupakan salah satu perusahaan yang mengha silkan
kerajinan batik yang di dirikan di Jl. Kh.Hasyim Asy’ari Setono Gg2, Rt 02, Rw 11,
Kec Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Produk yang di muat sesuai dengan judul yaitu “Bagaimana cara BATIK
PEKALONGAN Untuk Meningkatkan Produksianya”. Jenis Produk yang akan
dibuat yaitu Kerajinan Batik. Banyaknya produk yang di buat perusahaan
memperkerjakan karyawan yang berkerja pada perusahaan tersebut. Produk yang telah
jadi akan di pasarkan di center dn pasaran seperti grosir batik dan kios yang telah di
bangun dengan cabang-cabang yang telah tersebar di Kota Pekalongan
.
2. Alat-alatnya :
- Canting Cap, Canting Tulis
- GAWANGAN DAN DHINGKLIK
- Meja Printing
3. Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:
- Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani.
Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda- beda.
Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih
memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai
di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak
bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti
gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan
pensil
.
- Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan
(lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan
mengikuti pola tersebut
- Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap
berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian
berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan
pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
- Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak
tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
Cara Merawat Batik – Batik bukan barang yang murah saat ini. Batik bisa berharga sampai
jutaan rupiah. Sehingga kita harus menjaga batik yang kita miliki. Sangat mudah sekali dalam
merawat batik yang kita miliki. Jangan sampai batik kesayangan kita rusak begitu saja.
Rawatlah batik yang anda miliki, Karena cukup mudah merawatnya apabila kita
mengetahuinya. Ikuti panduan merawat batik dibawah ini.
1. Cara terbaik untuk merawat kain batik adalah dengan mencucinya menggunakan cairan
khusus yang banyak dijual di pasaran (lerak) atau bisa juga dengan menggunakan shampo.
Larutkan shampo dalam air secukupnya hingga betul-betul merata agar terhindar dari
pudarnya warna pada kain batik.
2. Jangan pernah mencuci kain batik di dalam mesin cuci. Selain dapat merusak kain itu
sendiri, penggunaan deterjen pada kain batik dapat melunturkan warna dan corak yang ada.
Apabila terdapat noda yang membandel dan sulit dihilangkan dengan lerak maupun shampo
atau sabun cuci biasa, cobalah hilangkan noda tersebut dengan kulit jeruk tetapi jangan pada
seluruh permukaan kain, melainkan hanya pada bagian yang terkena noda saja.
3. Setelah dicuci, biarkan kain batik mengering secara alami di tempat yang cukup teduh,
jangan langsung dijemur dibawah terik matahari. Memeras kain batik dapat merusak warna
dan motif kain.
4. Semprotkan pewangi pada kain batik Anda, jangan semprot kain secara langsung
melainkan tutupi terlebih dahulu kain batik dengan koran kemudian semprotkan cairan
pewangi dan pelembut kain saat akan disetrika.
5. Untuk menghindari ngengat dan serangga lainnya di dalam lemari pakaian yang bisa
merusak kain batik Anda, dapat diatasi dengan memasukan merica ke dalam tisu. Bau merica
yang kurang sedap dapat mengusir ngengat sehingga kain batik Anda terjamin keamanannya!
Batik canting.
Berikut adalah bahan-bahan dan alat yang diperlukan dalam menghasilkan batik canting :
1. Kain sutera atau kain benang kapas. Umumnya, penghasilan batik di Malaysia
menggunakan kain benang kapas. Tetapi, bagi mereka yang inginkan ciri-ciri
eksklusif, kain sutera menjadi pilihan,
2. Alat canting. Alat canting digunakan untuk membentuk motif yang diingini.
3. Pemegang kain. Alat ini biasanya diperbuat daripada kayu.kain akan diregangkan di
atas pemegang kain sebelum proses menghasilkan batik canting.
4. Lilin. Lilin yang digunakan akan dicairkan terlebih dahulu bagi memastikan proses
mencanting menjadi lancar. Terdapat beberapa bahan campuran dalam lilin yang akan
digunakan iaitu, rosin dan minyak masak. Sebanyak 80% lilin putih digunakan,
kemudian rosin ditambah sebanyak 20% dan 2 sudu besar minyak masak. Rosin
berfungsi untuk mengelakkan lilin yang telah dicanting patah di atas permukaan kain.
Manakala minyak masak pula bertindak sebagai pelancar lilin dalam alat canting.
5. Bekas kecil untuk memanaskan lilin.
6. Pewarna. Pewarna akan digunakan semasa proses mewarna. Warna yang digunakan
tidak terhad dan mengikut pilihan pencanting batik itu sendiri untuk menghasilkan
batik yang cantik dan menarik.
Langkah-langkah dalam proses pembuatan batik :
1. Mereka bentuk corak batik. Untuk proses ini, corak yang biasanya dicanting ialah,
corak bermotifkan alam semula jadi contohnya, corak yang berunsurkan bunga-
bungaan. Corak bunga-bungaan sering menjadi pilihan bagi penggunaan batik jenis
kain benang kapas. Terdapat juga corak lain yang seperti corak awan larat, tumbuh-
tumbuhan, dan haiwan. Corak dilukis menggunakan pensil terlebih dahulu sebelum
dicanting dengan lilin.
3. Mewarna batik. Proses mewarna menggunakan berus cat. Warna yang dipilih
mengikut kesesuaian corak batik. Bahagian-bahagian warna yang terkena lilin tidak
akan meninggalkan sebarang kesan dan tidak menjejaskan corak batik.
4. Mematikan warna pada kain. Untuk mematikan warna pada kain batik, sejenis
larutan kimia iaitu sodium silikat akan digunakan.
5. Menanggalkan lapisan lilin. Untuk menanggalkan lapisan lilin, kain akan direbus
didalam air panas yang bercampur soda ash. Kain akan direbus selama 8 jam bagi
memastikan lapisan lilin benar-benar tanggal.
Perkataan batik berasal dari perkataan Jawa iaitu ‘amba’ dan bermakna menulis dan
‘nitik’ bermaksud membuat titik. Batik merujuk kepada kain yang mempunyai corak yang
terang dan menarik. Batik terdapat dalam pelbagai bentuk iaitu,batik canting atau batik
tulis,batik tekap atau batik blok, batik skrin dan terakhir sekali, batik celup atau batik
pelangi.
Teknik menghasilkan batik telah diketahui lebih seribu tahun yang lalu yang
berkemungkinan berasal dari Mesir kuno atau Sumeria.ia juga terdapat dibeberapa buah
negara seperti di Afrika Barat. Tempat di Afrika Barat ialah seperti Cameroon, Mali dan
Nigeriadan di Asia pula, seperti Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Malaysia, Thailand dan
Sri Lanka.
Seperti yang kita ketahui, batik telah menjadi sebahagian daripada budaya dunia
terutamanya bagi masyarakat Melayu dan turut merangkumi negara-negara di Asia
Tenggara. Untuk menyesuaikan batik dengan masa kini , pelbagai corak telah direka bentuk
bagi memenuhi citarasa pengguna yang sentiasa berubah-ubah. contoh batik yang
dihasilkan ialah batik moden.
Walaubagaimanapun, asal usuk batik masih menjadi tanda sehingga ke hari ini.
Terdapat beberapa pendapat yang nenyatakan bahawa batik berasal dari India dan ada pula
yang mengatakan ia dari Parsi. Namun begitu, pakar arkeologi pula pernah menjumpai
cebisan berupa batik di Mesir yang dipercayai digunakan untuk menghiasi pakain mereka
dengan teknik menyerupai batik pada tahun 70Masihi lagi.
Terdapat juga para pengkaji yang mampercayai batik berasal dari kepulauan Melayu
dan bahawa terdapat pemikiran di Asia Tenggara dan India pada zaman dahulu yang
membawa batik menjelajah ke benua lain. Serta terdapat kemungkinan yang batik tiba di
Mesir dari Kepulauan Melayu melalui India memandangkan seni mengecap lilin ke atas kain
di Mesir menyerupai seni warisan melayu. Hal ini berdasarkan rumusan pengkajian dua
orang sejarawan barat iaitu, Windstedt dan Skeat. Tambahan pula seni batik tidak terdapat
dalam tradisi budaya India. Teori ini juga diperkuatkan lagi dengan perkataan batik itu sendiri
seperti yang telah diterangkan pada awal tadi. Pendapat mengenai batik bukan sahaja
berdasarkan nama, tetapi juga berdasrakan kepelbagaian teknik . contohnya, batik pelangi
yang cukup dikenali di Malaysia menggunakan teknik ikat dan celup. Manakala di Indonesia
batik pelangi dan juga dikenali batik titik pula mengambil kira kepelbagaian warna pelangi.
berdasarkan kepelbagaian teknik. Batik Pelagi misalnya, menggunakan teknik ikat celup
dikenali di Malaysia dan di Indonesia sebagai pelangi atau titik yang mengambil kira
kepelbagaian warna pelangi.
Kemudian, teknik untuk mewujudkan motif-motif batik bergantung pada zaman dan
ruang. Perusahaan batik di Malaysia dikategorikan kepada beberapa jenis iaitu Batik Blok,
Batik Tulis, Batik Skrin serta Batik Pewarnaan Asli, dan setiap satunya corak rekaan batik
mempunyai keistimewaan dan keunikan yang tersendiri. Melihatkan kepada ciri-ciri eksklusif
pada fabrik ini, batik turut diolah untuk pelbagai guna seperti untuk fesyen tradisional dan
kontemporari termasuk aksesori tambahan serta hiasan dalaman. Batik memperlihatkan
kelainan mengikut jenis kain yang digunakan seperti kain kapas, kain sutera, campuran kain
sutera dan kain kapas, kain rayon, kain voile, kain organza serta kain chiffon. Kehalusan
jahitan sulaman serta jahitan manik yang disuaipadankan pada batik menyerlahkan lagi
keanggunan pemakai.
Batik canting/tulis.
Pengeluaran komersil Batik Tulis di Malaysia hanya bermula sekitar tahun 1960 an dan
memuncak pada awal tahun 1990 an. Pengeluarannya tidak lagi tertumpu kepada Kelantan
dan Terengganu, malah telah berkembang ke bandar-bandar seperti Kuala Lumpur, Johor
Bahru, Pulau Pinang, Melaka, Pekan di Pahang dan Sabah.
Batik Tulis dipercayai merupakan warisan dari batik Kraton, Jawa. Sungguhpun
dihasilkan menggunakan kaedah yang sama iaitu lakaran canting, wujud perbezaan dari segi
ciri-ciri rekaan malah juga estetik dan teknik pengeluran antara kedua-duanya.
Batik Tulis juga dikenali sebagai Batik Canting. Ianya diperbuat daripada pelbagai jenis
kain termasuk kapas, rayon, voile dan sutera. Ragam hiasnya terdiri daripada motif tumbuh-
tumbuhan serta corak geometrik. Reka coraknya juga mempunyai pelbagai susunan mengikut
permintaan semasa.
Pengeluaran Batik Tulis dibuat dengan menggunakan canting. Canting merupakan bekas
tembaga kecil bagi menakung lilin cair yang panas didalamnya serta mempunyai saluran
kecil yang dapat mengeluarkan lilin cair. Ia mempunyai pemegang supaya mudah digunakan.
Canting disikan dengan lilin panas dan dilukiskan melalui hujung saluran canting ke atas kain
yang telah diregangkan di atas pemidang mengikut rekacorak yang dikehendaki. Kain yang
telah dicanting diwarnakan, dikeringkan, dimatikan warna dan direbus bagi mengeluarkan
lilin sebelum dikeringkan sekali lagi.
Terdapat lima jenis canting iaitu canting burung, canting kasut, canting periuk, canting
bola dan canting pelbagai mata.
Batik blok/tekap.
Batik Blok dikenali juga sebagai Batik Terap atau Batik Pukul merupakan salah satu
daripada seni kraf buatan tangan tradisional yang terkenal di Malaysia.Ia dihasilkan melalui
proses penerapan lilin dan penerapan warna. Sejarah perkembangan batik di Malaysia
dipercayai bermula pada abad ke-15 Masihi dan ianya terus berkembang terutama selepas
tamat Perang Dunia Kedua.
Proses awal dalam perkembangan membuat Batik Blok adalah menggunakan ukiran
sarang acuan kayu dengan menerap sejenis pewarna hitam dan teknik awal ini dikenali
sebagai 'terap hitam'.Pada tahun 1930 an, penggunaan lilin dalam proses penerapan mula
diperkenalkan oleh pembuat batik di pantai Timur. Sejajar dengan itu, acuan yang diperbuat
daripada kepingan keluli mula digantikan dengan acuan kayu sebelumnya. Corak-corak
acuan ini lebih kemas dan halus buatannya.Acuan khas disediakan untuk menerap lilin pada
sarung di bahagian kepala kain, kapit kain, badan kain dan kaki kain
Batik Blok adalah adaptasi daripada unsur alam semulajadi. Kebanyakannya berdasarkan
kepada flora dan fauna. Corak flora dipilih daripada bahagian-bahagian tumbuhan yang ditiru
berasaskan bentuk bunga. Gubahan motif dan corak direka secara realistik, abstrak dan
stilisasi dalam bentuk geometrik atau organik.
Antara motif flora yang digunakan untuk mencorak batik ialah pucuk rebung, pohon ara,
bunga tampuk manggis, bunga mangga, bunga cempaka, bunga buluh, bunga maman, bunga
kerak nasi, bunga berbaling, bunga raya, daun keladi, bunga kenaga dan beberapa lain lagi.
Manakala bagi motif fauna yang popular ialah seperti jaring ikan dan ayam.
SENI BUDAYA PANTAI TIMUR: KAIN BATIK
Motif Batik
Motif pembuatan batik adalah corak-corak hiasan yang digunakan dalam proses melukis atau
menerap batik. Bentuk-bentuk motif batik dihasilkan dalam dua bentuk utama iaitu Motif
Organik dan Motif Geometrik. Motif Organik berunsurkan alam semulajadi seperti awan
larat, tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, dan haiwan.
Corak
Corak kain batik bermaksud bagaimana motif-motif yang dipilih dicorakkan di atas kain batik
tersebut. Antara corak-corak yang sering digunakan.
1.Corak Berdiri
2.Corak Jalur
3.Corak Melintang
4.Corak Menyeluruh
5.Corak Menyerong
6.Corak Tompok-tompok
7.Corak Ulangan Batu-bata
8.Corak Ulangan/Selang seli
1. Batik Blok
Kain putih akan diterapkan dengan corak batik yang menggunakan blok corak. Blok corak
diperbuat daripada kayu atau logam. Proses ini dilakukan berulang-ulang dengan mengikut
susunan yang tertentu sehinggalah selesai. Di mana blok itu telah dicelupkan terlebih dahulu
ke dalam pewarna sebelum ditekapkan di atas kain tersebut.
2. Batik Conteng
Alat canting digunakan bagi melakar corak batik dengan lilin panas di atas kain putih.
Setelah kerja-kerja melakar selesai, proses mewarna mengikut kesesuaian corak
dilakukan dengan menggunakan berus cat, dimana bahagian-bahagian yang terkena
lilin itu tidak akan meninggalkan kesan warna apabila proses mematikan warna di
lakukan. Lilin akan cair dan tanggal menjadikan bahagian-bahagian ini berwarna
putih sebagai benteng.
3. Batik Skrin
Batik skrin ini tidak kurang hebatnya jika dibandingkan dengan batik blok dan
conteng. Hanya kaedah melakar corak dan cara menerapkan warna sahaja yang
berbeza. Corak batik dibentuk di atas skrin yang diperbuat daripada kain polyster
yang berpengidang. Skrin dilekapkan di atas kain putih, proses pewarnaan dengan
melalukan warna di atas corak tadi dengan menggunakan sekuji. Cara begini akan
diulang beberapa kali dengan corak yang berlainan untuk mendapatkan corak batik
yang lengkap. Ini disebabkan satu skrin untuk satu warna sahaja.
Penggunaan
Penduduk di negara kita menggunakan batik secara meluas. Batik digunakan untuk membuat
baju, kain sarung atau batik lepas. Sebagai contoh, pakaian seragam pramugari kapal terbang
MAS dibuat daripada batik. Batik juga digunakan dalam majlis-majlis formal dan majlis
keramaian. Selain dibuat pakaian, batik juga digunakan sebagai hiasan seperti alas meja,
cadar, sarung kusyen, tudung kepala, alas televisyen dan lain-lain lagi. Batik boleh dibeli
dengan harga yang murah dan berpatutan. Batik begitu digemari pelancong-pelancong asing
kerana coraknya yang menarik dan unik. Ia sering dijadikan buah tangan untuk dibawa
pulang ke negara masing-masing.
Untuk membuat batik, bahan dan peralatan yang diperlukan adalah kain (material) yang
diperbuat daripada sutera, kapas dan rayon/fuji (campuran kain polyester), lilin dan rozin,
canting, warna (dyestuff), pemati warna dan serbuk soda. Antara peralatan yang diperlukan
adalah canting, pensil, berus, bekas warna, dapur, periuk, pemidang, kuali besar, takungan
air, penyidai, meja menggosok, sterika. Canting yang diperbuat daripada tembaga dan
pemegangnya diperbuat daripada kayu. Di hujung depannya mempunyai satu saluran untuk
lilin cair keluar bagi mencorakkan kain. Canting dipakai dengan menceduk lilin cair yang
panas, bertindak sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap redapan warna, atau
sempadan mengasingkan warna.
Pensil digunakan untuk melakar dan membuat rekacorak pada kain batik sebelum
mencanting. Pelukis akan menghasilkan corak berpandukan lakaran tersebut. Bagi pelukis
yang mahir, mereka terus melukis corak lilin pada kain tanpa berpandukan lakaran pensil.
Namun, bagi menghasilkan batik lukis dengan menggunakan corak yang sama bagi setiap
helai kain, maka terpaksa kain dilakar dahulu dengan lakaran pensil.
2. Langkah kedua
Menggunakan canting yang telah diisi lilin cair untuk mencorakkan kain. Kepanasan lilin
perlu dikawal agar tidak terlalu panas untuk mengelakkan garisan lilin kembang dan
sekaligus menghasilkan garisan yang tidak konsisten. Pelukis terpaksa menuangkan semula
lilin cair ke dalam bekas lilin sebelum lilin cair itu sejuk. Seterusnya menceduk lilin lain bagi
menjamin aliran lilin cair tersebut dapat digunakan dengan lancar.
3. Langkah ketiga
Mematikan warna. Sodium silicate digunakan sebagai bahannya. Proses ini dilakukan untuk
memastikan warna tidak akan luntur apabila dibasuh seterusnya. Ia menj
4. Langkah keempat
Setelah empat jam direndam kain dalam bahan tersebut, kain tersebut dibasuh dan direbus.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar
sebelumnya terlihat jelas. Air panas dimasukkan serbuk soda bagi memudahkan lilin
ditanggalkan daripada kain. Seterusnya kain tersebut dibasuh sekali lagi dan dibilas. Paling
elok, kain batik ini dijemur di tempat teduh agar warnanya dapat dijamin ketahan dan
kualitinya. Akhirnya terhasillah kain batik lukis yang asli dan teserlah keasliannya. Selain
daripada batik lukis atau dikenali juga sebagai batik tulis atau batik canting. Nama tersebut
terlahir kerana corak yang dihasilkan secara free-hand. Pembikinan batik cara lain adalah
seperti batik cap/cop/blok, batik stensil dan tie and dye.
PELATIHAN BATIK
Pada pelatihan ini diajarkan tentang pengetahuan dan praktik
pembuatan batik sehingga diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini
peserta dapat memahami dan bisa mengerjakan sendiri dalam hal
pembuatan batik berdasarkan pola-pola yang ada atau
mengembangkan imajinasi seninya sendiri.
Pelatihan pembuatan batik ini terdiri atas 4 bagian program
pelatihan yang berbeda, yaitu:
1. Program pelatihan pembuatan batik klasik.
2. Program pelatihan pembuatan batik modern.
3. Program pelatihan pembuatan batik lukis.
4. Program pelatihan cepat 1 hari.
☼ Program Pelatihan Pembuatan Batik Klasik
Materi Pelatihan Pembuatan Batik Klasik:
1. Pengetahuan membatik,
pengenalan jenis-jenis malam (lilin batik) dan macam-macam canting
cara pemanasan malam yang sesuai untuk membatik
cara menggunakan canting
2. Pengetahuan tentang pemberian warna
cara memberikan warna batik
cara menutup dan mengerok dalam pewarnaan
3. Pengetahuan cara membuat corak motif kain panjang.
4. Pengetahuan cara membatik kain panjang.
5. Pengetahuan cara pewarnaan kain panjang.
6. Pengetahuan cara melarutkan malam.
Metoda Pelatihan Pembuatan Batik Klasik:
I. Tahap pertama ( 1 hari ),
belajar membuat pola /sket
pengenalan alat-alat dan bahan-bahan membatik
praktik menggunakan canting
II. Tahap kedua ( 3 hari ),
praktik membatik motif pada kain mori (katun batik) ukuran kecil
praktik pewarnaan
praktik melarutkan malam.
III. Tahap ketiga ( 3 hari ), mengulang,
praktik membatik motif pada kain mori ukuran sedang
praktik pewarnaan
praktik melarutkan malam.
IV. Tahap keempat ( 1 minggu ), latihan,
praktik membuat pola dan corak motif kain
praktik membatik
praktik pewarnaan
melarutkan malam.
V. Tahap kelima ( 1 bulan ), proses pembuatan batik klasik,
praktik membuat pola dan corak kain panjang ( ukuran 110cm x
240cm)
praktik membatik
praktik pewarnaan
melarutkan malam.
Keseluruhan waktu pelatihan (waktu normal) adalah 1,5 bulan.
Pengulangan-pengulangan tersebut di atas dimaksudkan agar para
peserta pelatihan dapat mahir dalam cara
menggunakan canting maupun cara pewarnaan sehingga menjadi
batik jadi.